Anda di halaman 1dari 2

tubuh manusia tersusun oleh sekitar 60-70% air.

Factor utama yang mempengaruhi asupan air adalah


rasa haus dan laju metabolisme. Peningkatan osmolalitas darah akan menstimulasi pusat rasa haus
sehingga akan menyebabkan peningkatan asupan air. Faktor utama yang mempengaruhi kadar output
(pengeluaran) air adalah ginjal. Selain ginjal, faktor lain yang dapat berpengaruh adalah cuaca dan suhu
tubuh.

Osmolaritas didefinisikan sebagai tekanan osmotik yang dihasilkan oleh jumlah mol per liter larutan.
Sedangkan osmolalitas adalah tekanan osmotik yang dihasilkan oleh jumlah mol per kg larutan. Gradien
osmotik terdapat pada partikel koloid yang tidak dapat berdifusi. Keseimbangan osmotik dipertahankan
melalui peran Albumin. Osmolalitas sangat bergantung pada jumlah partikel terlarut dengan faktor
penentu utamanya adalah natrium.

Osmolalitas Efektif

Jika zat terlarut impermeable masuk ke dalam cairan ekstraseluler, maka perpindahan air dari cairan
intraseluler menuju cairan dan osmolalitas ekstraseluler akan meningkat. Sehingga untuk setiap
peningkatan 100 mg/dL glukosa, sebanyak 1,5 mmol/L natrium berkurang.

Pengaturan Natrium dan Keseimbangan Air

Faktor utama yang mengatur keseimbangan natrium dan air adalah hormone (aldosteron, ADH) dan
sistem Renin-Angiotensin. Aldosteron berperan mengatur pertukaran Na+ panah K+ dan Na+ panah H+
di tubulus ginjal. ADH berperan meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Sistem Renin-
Angiotensin bekerja melalui pelepasan renin ketika terjadi penurunan volume ECF.

Autoregulasi merupakan pengaturan untuk pemeliharaan keseimbangan natrium dan air dengan
meningkatkan tekanan darah dan menghambat pelepasan renin.

Gangguan dalam cairan dan neraca elektrolit

Kontraksi isotonik

Terjadi karena hilangnya cairan yang isotonik dan plasma. Penyebab paling umum adalah hilangnya
gastroin cairan testinal.

Kontraksi hipotonik

Terjadi karena adanya penipisan natrium yang signifikan. Penyebab utamanya adalah infus cairan
dengan natrium yang rendah seperti dekstrosa.

Kontraksi hipertonik

terjadi karena adanya penipisan air secara dominan. Penyebab tersering adalah diare, muntah dan
berkeringat berlebihan.

Selain kontraksi, gangguan keseimbangan cairan yang biasa terjadi adalah ekspansi. Ekspansi terjadi
karena adanya retensi (penahanan terus-menerus zat dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan) pada
air dan natrium. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kelebihan air dan natrium. Retensi air dan
natrium seringkali diwujudkan sebagai edema.
SODIUM (NA+)

Natrium berperan mengatur volume cairan ekstraseluler. Total Natrium dalam tubuh adalah sekitar
4000 mEq. Natrium merupakan kation utama cairan ekstraseluler. Ekskresi Natrium diatur dalam
tubulus distal dan dikeluarkan melalui urin. Ganguan yang mungkin terjadi berkaitan dengan kadar
natrium adalah diantaranya busung (edema), hipernatremia (peningkatan natrium dalam darah), dan
hiponatremia (penurunan natrium dalam darah).

Potassium (K+)

Total kandungan kalium dalam tubuh adalah sekitar 3500 mEq. Kalium merupakan kation utama
intraseluler. Fungsi dari kalium adalah untuk mempertahankan tekanan osmotic intraseluler. Kalium
dibutuhkan dalam depolarisasi dan kontraksi jantung.

Gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kadar kalium dalam tubuh adalah diantaranya :

1. Hipokalemia : Merupakan gangguan berupa penurunan kadar level kalium dibawah nilai 3
mmol/L.
2. Hiperkalemia : gangguan berupa peningkatan kadar kalium diatas 5,5 mmol/L. peningkatan kecil
pada kalium dapat sangat membahayakan bagi tubuh. Penyebab sebenarnya dari kelebihan
kalium adalah akibat penurunan pengeluaran kemih.

Klorida (Cl)

Metabolisme Na, K dan Cl saling berhubungan satu sam lain. Klorida berperan untuk membentuk asam
klorida dalam jus lambung. Konsentrasi klorida dalam cairan serebrospinal (CSF) lebih tinggi
dibandingkan cairan tubuh lainnya. Gangguan pada keseimbangan kadar klorida adalah hiperkloremia
(kelebihan kadar klorida dalam tubuh) dan hipokloremia (kekurangan kadar klorida dalam tubuh).

Anda mungkin juga menyukai