Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SISTEM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh :

Nama : Meutia Zavika


NPM : E1G016017
Kelompok : 1 (Satu)
Shift : Selasa / 10:00
Dosen : 1. Kurnia Harlina Dewi, Dr. Ir.,
M.Si
2. Evanila Silvia, STP, M.Si
Ko-Ass : Dwi Anggraini (E1G015055)
Objek Praktikum : Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan
Indeks Kerja

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan dapat melalui dua kerangka kerja yaitu: (1) Pengambilan
keputusan tanpa melakukan percobaan; dan (2) Pengambilan keputusan berdasarkan suatu
percobaan. Untuk pengambilan keputusan tanpa melakukan percobaan, dilakukan dengan
cara menyusun secara sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi masalah yang
diharapkan. Teori ini dikembangkan sejalan dengan pendekatan statistik dimana keputusan
yang dihasilkan, diupayakan mempunyai kesalahan seminimum mungkin. Penerapannya
dalam masalah yang rumit dan kompleks dengan beragam peubah dan output yang
diharapkan dari sistem, biasanya kurang menunjukkan kinerja yang memuaskan. Dalam
penerapan sehari-hari pengambilan keputusan sering menggunakan intuisi, padahal diketahui
bahwa dengan intuisi hasil keputusan banyak mengalami kekurangan atau kurang maksimal
sehingga dikembangkam sistematika baru yaitu analisis keputusan.
Terdapat tiga aspek dalam analisis keputusan yaitu kecerdasan, persepsi, dan falsafah.
Diperlukan kecerdasan, persepsi dan falsafah untuk membuat model, menentukan nilai
kemungkinan, menetapkan nilai dari hasil yang diharapkan dan menjaga preferensi terhapap
waktu dan risiko. Jadi untuk sampai kepada keputusan diperlukan suatu logika.
Maka dari itu, pentingnya praktikum ini dilakukan bagi mahasiswa teknologi industry
pertanian agar mengetahui bagaimana cara mengambil keputusan dengan metode
perbandingan indeks kerja.

1.2 Tujuan Praktikum


Acara praktikum ini bertujuan agar mahasiswa :
 Mahasiswa dapat membedakan antara kriteria dan alternatif dengan menyusun kriteria
serta alternatif dari data menjadi informasi
 Mahasiswa dapat melakukan trasformasi data
 Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metodeperbandingan indeks kerja
 Mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode perbandingan
indeks kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Purnomo dan Marimin (2007) melakukan penelitian menggunakan Teknik Perbandingan


Indeks Kinerja untuk menentukan agroindustri potensial skala kecil dan menengah. Pemilihan
menggunakan 5 kriteria, yaitu :
a. Peluang Pasar;
b. Resiko Produk;
c. Teknologi;
d. B/C ratio; dan
e. Dampak Ganda.
Secara umum terdapat beberapa model yang digunakan oleh menajemen dalam rangka mendukung
keputusan. Raymond MC dengan bukunya Information management System sudah mengambarkan bahwa dalam
rangka mendapatkan informai akan menjadi sangat baik jika mendapatkan beberapa alternatif keputusan
(Decision alternatif). Ini dilakukan agar setiap keputusan yang diambil akan disesuai dengan permasalahan yang
sedang dihadapi. Untuk itu maka dalam menghasilkan keputusan yang efektive berdasarkan kriteria majemuk
menjadi berhasil dengan baik dan tepat (Chipman, H., George, E. I. and McCulloch, R. E. 1998).
Dalam rangka memilih indikator kinerja, perlu diupayakan pengukuran yang dapat
dilakukan secara mudah dan murah. Untuk itu, pengukuran kinerja tersebut sedapat mungkin
merupakan kegiatan yang melekat pada proses penyelenggaraan pembangunan sehingga tidak
menimbulkan biaya berlebihan (Turban, E. 1994).
Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance Index, CPI) merupakan
indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau
peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Formula yang digunakan
dalam teknik CPI ditunjukkan oleh persamaan (1) sampai (4):
Bobot kriteria ditentukan dengan teknik perbandingan berpasangan (pairwise
comparison). Penilaian dilakukan oleh narasumber ahli dengan menggunakan skala numeric
antara 0 sampai 10. Khusus nilai B/C nilainya ditetapkan berdasarkan kajian pustaka dan bukan
berbentuk nilai skor. Selanjutnya adalah melakukan konversi nilai dengan prinsip Comparative
Performance Indeks (CPI). Caranya adalah dengan mengkonversi nilai penilaian terkecil dari
setiap kriteria dengan nilai 100. Kemudian nilai-nilai lainnya dikonversikan menggunakan basis
nilai terkecil dikalikan 100 (persamaan 1 sampai 4). Sebagai contoh, agroindustri yang akan
dipilih terdiri dari 3 jenis, yaitu industri CPO, industri bubuk coklat dan industri gula kelapa.
Masing-masing kriteria diisi dengan nilai skor oleh narasumber ahli. Bobot kriteria ditentukan
dengan teknik perbandingan berpasangan (Marimin, 2004).
Teknik perbandingan indeks kinerja merupakan indeks gabungan yang digunakan untuk
mentukan penilaian / peringkat dari beragam alternatif(i) berdasarkan beberapa kriteria(j). Rumus
yang digunakan dalam teknik ini yaitu:

Aij = Xij(min) x 100 / Xij(min)

A(i+1, j)= X(i+1,j) / Xij(min) x 100

Iij = Aij x Pj
n
Ii = ∑(Iij)
J=1

Dimana:
Aij : nilai alternatif ke- i pada kriteria ke- j
Xij(min) : nilai alternatif ke- i pada awal kriteria awal minimum ke- j
A(i+1, j) : nilai alternatif ke- i+1 pada kriteria ke- j
X(i+1,j) : nilai alternatif ke- i+1 pada kriteria awal ke- j
Pj : bobot kepentingan kriteria ke –j
Iij : indeks alternatif ke I
Ij : indeks gabungan kriteria pada alternatif ke I
I : 1,2,3,.....n
J : 1,2,3,.....m (Tim Dosen, 2018)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat : - Peralatan tulis
- Kalkulator
3.1.2 Bahan : Data indeks kerja (IRR, B/V Rasio, BEP, NPV, dll) dari berbagai
industri yang dapat dilihat dari sumber pustaka/internet (www.bi.go.id,
SIPUK dan SIAKA)

3.2 Cara Kerja


1. Mengumpulkan informasi ketersediaan bahan baku
2. Mengumpulkan / mencari alternatif industri yang dapat dikembangkan di Provinsi
Bengkulu berdasarkan bahan baku
3. Mencari informasi IRR, B/V rasio, BEP, NPV dari semua produk
4. Melakukan pembobotan pada setiap indeks kerja
5. Melakukan perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode perbandingan indeks
kerja
6. Menentukan pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan indeks kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Hasil alternatif industry yang dapat dikembangkan berdasarkan bahan baku
Komoditas Produksi Luas lahan

Kopi Kopi beras 86.435 Ha


Kelapa sawit Cpo, kernel 192.450 Ha
Kelapa Kopra, santan, vco 10.084 Ha
Kakao Biji kakao, lemak 14.346 Ha
Karet Lateks 113.040 Ha
Cabe Cabe giling 5.233 Ha
Minyak nilam Minyak atsiri 454 Ha
Vanili Bubuk vanila 24 Ha
Markisa Sirup 2 Ha
Plasma pisang Tepung 620 Ha

4.1.2 Hasil pencarian informasi alternatif industri yang dapat dikembangkan (produk)
Komoditas Alternatif produksi Pasar

Kopi Kopi bubuk, kopi instan Industri, masyarakat


Cpo Biodesel, minyak sayur, kosmetik Industri
Kelapa Minyak rambut, urut Masyarakat
Kakao Kakao bubuk, kakao instan Industri, masyarakat
Karet Karet gelang, ban Industri
Cabe Bon cabe, saus, cabe blok Industri, masyarakat
Minyak nilam Minyak atsiri, parfum Industri, masyarakat
Vanili Pewangi kue Industri
Markisa Sirup Industri
Plasma pisang Minyak pisang Industri, masyarakat

4.1.3 Hasil pencarian informasi IRR, B/C, BEP sebagai indeks kerja
Industri Kriteria
IRR B/C Rasio BEP
Kopi 27,03 1,75 14,96
Kelapa sawit 18,49 1,53 45,47
Kelapa 63,61 2,3 96.697
Kakao 50,44 6,26 44.68
Karet 33,31 3,44 31,1
Cabe 16,69 9,20 23,09
Minyak nilam 121,07 4,62 21,0
Vanili 33,64 1,66 67,8
Markisa 27,96 2,5 17,2
Plasma pisang 32,55 2,42 17,06

4.1.4 Hasil pembobotan setiap kriteria berdasarkan pustaka atau pakar(narasumber)


Industri Kriteria
IRR B/C Rasio BEP
Kopi 161,95 114,38 100
Cpo 110,78 100 32,9
Kelapa 381,13 150,33 15,47
Kakao 302,22 409,15 33,48
Karet 199,58 224,84 48,10
Cabe 100 601,31 64,79
Minyak nilam 725,40 301,96 71,24
Vanili 201,56 108,49 22,06
Markisa 167,53 163,39 86,98
Plasma pisang 195,03 158,16 87,69

4.1.5 Hasil perhitungan dengan metode perbandingan indeks kerja


Industri Kriteria
IRR B/C Rasio BEP Jumlah
Kopi 48,58 45,75 30 124,33
Cpo 33,23 40 9,87 83,1
Kelapa 114,34 60,13 4,64 179,11
Kakao 90,67 163,66 10,04 264,37
Karet 59,87 89,94 14,43 164,2
Cabe 30 240,52 19,48 290,0
Minyak nilam 217,62 120,78 21,37 359,77
Vanili 60,47 43,39 6,62 110,48
Markisa 50,26 65,36 26,09 141,71
Plasma pisang 58,51 63,26 26,30 148,07
Pembobotan 0,3 0,4 0,3
kriteria
4.1.6 Keputusan dalam memilih agroindustri yang akan dikembangkan
Industri Peringkat pilihan keputusan

Minyak nilam 1
Cabe 2
Kakao 3
Kelapa 4
Karet 5
Plasma pisang 6
Markisa 7
Kopi 8
Vanili 9
Cpo 10

4.2 Pembahasan

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi, dari praktikum yang telah dilaksanakan didapat kesimpulan bahwa :
1. Setiap produk pertanian memiliki parameter-parameter mutu SNI yang berbeda, sehingga
suatu produk tertentu tidak dapat dijadikan sebagai acuan parameter mutu untuk produk
yang lain.
2. Parameter-parameter berbagai macam produk yang telah tercantum di SNI dapat dijadikan
acuan untuk menilai suatu produk dengan tepat dan sesuai standar kelayakan.
3. Hasil dari pengamatan masing-masing produk selanjutnya dihubungkan kesesuaiannya
antara mutu sebenarnya pada produk dengan jenis mutu yang ada di SNI, kemudian dapat
disimpulkan mutu dari masing-masing produk tersebut termasuk kedalam klasifikasi / jenis
mutu yang mana.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan teliti dan praktikan dimohon untuk tidak
ribut selama praktikum berlangsung. Selalu menjaga kebersihan baik alat maupun ruangan
laboratorium. Dan untuk pihak laboratorium hendaknya melengkapi alat dan bahan praktikum
agar praktikum dapat berjalan dengan semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Indah. 2013. Standarisasi di pertanian. Bumi Aksara Salikin. Yogyakarta.


Arpah, M. ( 1993 ). Pengawasan Mutu Pangan. Penerbit Tarsito. Bandung.
Kanisius Sudarsono, Blasius. 1995. “Catatan tentang standardisasi serta standar-standar di
bidang perpustakaan , informasi dan perpustakaan,” makalah
untuk Seminar Sehari Sistem Standardisasi Nasional. Jakarta.
Kramer, A.A and B.A. Twigg, 1970. Quality Control for the Industry. The AVI Publishing.
Komar N, Rakhmadiono S, Kurnia L. 2001. Teknik penyimpanan bawang merah pascapanen di
Jawa Timur. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol.2. No.2 Agustus
2001.
Malasari. 2005. Sifat fisik dan organoleptik nugget ayam dengan penambahan wortel
(Daucuscarota L.,). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Novary, Eti Widayati.Ir. 2011. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar . PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Putri, Elsa Amanda, dkk. 2017. PRAKTIK GRADING BUAH JERUK KEPROK (Citrus sinensi
L.Osbeck) Di PASAR GEMAH RIPAH. Yogyakarta. Universitas
Gadjah Mada.
Soekarto, T. Soewarno. 2009. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. PAD
Pangan dan Gizi-IPB. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Standar Nasional Indonesia. 1992. 01-3160-1992. Bawang Putih. BSN: Jakarta.
Standard Nasional Indonesia. 2009. SNI 3165:2009 Jeruk Keprok. BSN: Jakarta.
Tastra, I.K., E. Ginting, S.S. Antarlina, dan J.S. Utomo. 1997. Teknologi pascapanen dan
pengolahan hasil kacang-kacangan dan ubi jalar. Makalah pada
pelatihan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan di
BLPP Cibitung, 21-25 Juli 1997. 140 p.
Yuwana, Prof. Dr. Ir. M.Sc dan Bonodikun, Ir. R.M. B.Sc, M.Sc. 2018. Petunjuk Praktikum
Penanganan Dan Transportasi Produk Pertanian. Universitas
Bengkulu. Bengkulu.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai