Anda di halaman 1dari 12

1.

IDEALISME

Di dalam filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini
diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Kata idealisme dalam filsafat
mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari. Kata
idealis itu dapat mengandung beberapa pengertian, antara lain:Seorang yang menerima ukuran
moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;Orang yang dapat melukiskan dan
menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada.

Pokok utama yang diajukan oleh idealisme adalah jiwa mempunyai kedudukan yang
utama dalam alam semesta. Sebenarnya, idealisme tidak mengingkari materi. Namun, materi
adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan bukan hakikat. Sebab, seseorangakanmemikirkan
materi dalam hakikatnya yang terdalam, dia harus memikirkan roh atau akal. Jika seseorang
ingin mengetahui apakah sesungguhnya materi itu, dia harus meneliti apakah pikiran itu, apakah
nilai itu, dan apakah akal budi itu, bukannya apakah materi itu.

Paham ini beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia ada karena
ada unsur yang tidak terlihat yang mengandung sikap dan tindakan manusia. Manusia lebih
dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Untuk menjadi manusia maka peralatan yang
digunakannya bukan semata-mata peralatan jasmaniah yang mencakup hanya peralatan panca
indera, tetapi juga peralatan rohaniah yang mencakup akal dan budi. Justru akal dan budilah yang
menentukan kualitas manusia.

a. Jenis-Jenis Idealisme

Ada beberapa jenis idealisme: yaitu idealisme subjektif, idealisme objektif, dan idealisme
personal.

1. Idealisme Subjektif

Idealisme subjektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide
manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu
yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide
manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah
ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.

2. Idealisme Objektif

Idealisme Objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide manusia.
Idealisme objektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang sudah terdapat dalam
susunan alam.

Menurut idealisme objektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil
dari ciptaan ide universil. Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu
yang bukan materi, yang ada secara abadi di luar manusia, sesuatu yang bukan materi itu
ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan
perasaannya.

3. Idealisme Personal (personalisme)

Idealisme personal yaitu nilai-nilai perjuangannya untuk menyempurnakan dirinya.


Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik.
Bagi seorang personalis, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak atau proses
pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seorang pemikir.

b. Tokoh-Tokoh Idealisme

1. J.G. Fichte (1762-1814 M)

Johan Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-
1788. Filsafat menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Ini sudah mencukupi
untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip
yang dimaksud ada di dalam etika. Bukan teori, melainkan prakteklah yang menjadi pusat
yang disekitarnya kehidupan diatur. Unsur esensial dalam pengalaman adalah tindakan,
bukan fakta.

Menurut pendapatnya subjek “menciptakan” objek. Kenyataan pertama ialah “saya yang
sedang berpikir”, subjek menempatkan diri sebagai tesis. Tetapi subjek memerlukan objek,
seperti tangan kanan mengandaikan tangan kiri, dan ini merupakan antitesis. Subjek dan
objek yang dilihat dalam kesatuan disebut sintesis. Segala sesuatu yang ada berasal dari
tindak perbuatan sang Aku.

2. G.W.F Hegel (1798-1857 M)

Pokok-Pokok Pikiran (Filsafat) Hegel

Tema fisafat Hegel adalah Ide Mutlak. Oleh karena itu, semua pemikirannya tidak terlepas
dari ide mutlak, baik berkenaan dari sistemnya, proses dialektiknya, maupun titik awal dan
titik akhir kefilsafatannya. Oleh karena itu pulalah filsafatnya disebut filsafat idealis, suatu
filsafat yang menetapkan wujud yang pertama adalah ide (jiwa).

Dialektika

Untuk menjelaskan filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode. Yang


dimaksud oleh Hegel dengan dialektika adalah mendamaikan, mengompromikan hal-hal
yang berlawanan.

Proses dialektika selalu terdiri atas tiga fase. Fase pertama (tesis) dihadapi antitesis (fase
kedua), dan akhirnya timbul fase ketiga (sintesis). Dalam sintesis itu, tesis dan antitesis
menghilang. Dapat juga tidak menghilang, dia masih ada, tetapi sudah diangkat pada
tingkat yang lebih tinggi. Proses ini berlangsung terus. Sintesis segera menjadi tesis baru,
dihadapi oleh antitesis baru, dan menghasilkan sintesis baru lagi, dan seterusnya.

Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan, lalu
antitesis adalah pengungkapan gagasan yang bertentangan. Sedangkan sintetis adalah
paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang
selaras.

Contoh tesis, antitesis, dan sintesis.

1. Yang “ada” (being) merupakan tesis kemudian berkontraksi dengan “tak ada”
(not being) sebagai antitesis, kemudian menghasilkan menjadi (becoming) sebagai
sintesis.

2. Dalam keluarga, suami-istri adalah dua makhluk berlainan yang dapat berupa
tesis dan antitesis. Anak dapat merupakan sintesis yang mendamaikan tesis dan
antitesis.

3. Mengenai bentuk Negara

Tesis : Negara diktator. Di Negara ini hidup kemasyarakatan diatur dengan baik,
tetapi para warganya tidak mempunyai kebebasan apapun juga.

Antitesis : Negara anarki. Dalam Negara anarki para warganya mempunyai


kebebasan tanpa batas, tetapi hidup kemasyarakatan menjadi kacau.

Sintesis : Negara konstitusional. Sintesis ini mendamaikan antara pemerintahan


diktator dengan anarki menjadi demokrasi.

2. MATERIALISME

Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari
segala sesuatu ialah materi. Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun
metafisikanya adalah metafisika materialisme.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan
faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau
penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain
materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah
pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang
sedang bergerak.

Materi dan alam semesta sama sekali tidak memiliki karakteristik-karakteristik pikiran
dan tidak ada entitas-entitas nonmaterial. Realitas satu-satunya adalah materi. Setiap perubahan
bersebab materi atau natura dan dunia fisik. Beberapa tokoh pemikir materialisme, antara lain :
a. Karl Marx (1818-1883)

Marx lahir di Trier Jerman pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara
Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan hal yang
fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-cita politik atau teologi yang berlebihan,
melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas
yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada
puncaknya dari sejarah ialah suatu masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah
masyarakat komunis.

b. Thomas Hobbes (1588-1679 M)

Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya
hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya
ruang mutlak lepas dari barang-barang material.

Macam-Macam Materialisme :

1. Materialisme rasionalistik. Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas


dapat dimengeti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
2. Materialisme mitis atau biologis. Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa
peristiwa-peristiwa material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak
berkaitan dengan prinsip immaterial.
3. Materialisme parsial Materialisme parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang
material tidak tedapat karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;
4. Materialisme antropologis. Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu
tidak ada karena yang dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-
perubahan fisik-kimiawi materi;
5. Materialisme dialektik. Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya
terdiri dari materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan
kepada materi atau salah satu proses material. Salah satu prinsif di materialisme dialektik
adalah bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu, perubahan dalam materi dapat
menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain kehidupan berasal dari
materi yang mati. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari materi yang mati,
dengan proses perkembangan yang terus-menerus ia menjadi materi yang memiliki
kehidupan. Oleh karena itu kalau manusia mati, ia akan kembali kepada materi, tidak ada
yang disebut dengan ke hidupan rohaniah. Ciri-ciri materialisme dialektik mempunyai
asas-asas, yaitu :

 Asas gerak;
 Asas saling berhubungan;
 Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
 Asas kontradiksi intern.

6. Materialisme historis. Materialisme histories ini menyatakan bahwa hakikat sejarah


terjadi karena proses-proses ekonomis. Materialisme dialektik dan materialisme histories
secar bersamaan menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut sejarah rohani
dan perkembangan manusia hanya merupakan dampak dan refleksi-refleksi aktivitas
ekonomis manusia. Materialisme historis ini berdasarkan dialektik, maka semua asas
materialisme dialektik berlaku sepenuhnya dalam materialisme histories.

3. EKSISTENSIALISME

Definisi eksistensialisme tidak mudah dirumuskan, bahkan kaum eksistensialis sendiri tidak
sepakat mengenai rumusan apa sebenarnya eksistensialisme itu. Sekalipun demikian, ada sesuatu
yang disepakati, baik filsafat eksistensi maupun filsafat eksistensialisme sama-sama
menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral Namun tidak ada salahnya, untuk
memberikan sedikit gambaran tentang eksistensialisme ini, berikut akan dipaparkan
pengertiannya.

Untuk lebih memberikan kejelasan tentang filsafat eksistensialisme ini, perlu kiranya dibedakan
dengan filsafat eksistensi. Yang dimaksud dengan filsafat eksistensi adalah benar-benar seperti
arti katanya, yaitu filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral.
Sedangkan filsafat eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada
manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada di dunia; sapi dan pohon juga. Akan
tetapi cara beradanya tidak sama. Manusia berada di dalam dunia; ia mengalami beradanya di
dunia itu; manusia menyadari dirinya berada di dunia. Manusia menghadapi dunia, menghadapi
dengan mengerti yang dihadapinya itu. Manusia mengerti guna pohon, batu dan salah satu di
antaranya ialah ia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Artinya bahwa manusia sebagai
subyek. Subyek artinya yang menyadari, yang sadar. Barang-barang yang disadarinya disebut
obyek.

b. Tokoh-tokoh Eksistensialisme dan Ajarannya

1. Soren Aabye Kierkegaard

Ia menentang keras pemikiran Hegel yang mendominasi di Universitas tersebut. Dalam kurun
waktu ini ia apatis terhadap agama, ingin hidup bebas dari lingkungan aturan agama. Setelah
mengalami masa krisis religius, ia kembali menekuni ilmu pengetahuan dan menjadi Pastor
Lutheran.

Kierkegaard mengawali pemikirannya bidang eksistensi dengan mengajukan pernyataan


ini; bagi manusia, yang terpenting dan utama adalah keadaan dirinya atau eksistensi dirinya.
Eksistensi manusia bukanlah statis tetapi senantiasa menjadi, artinya manusia itu selalu bergerak
dari kemungkinan kenyataan. Proses ini berubah, bila kini sebagai sesuatu yang mungkin, maka
besok akan berubah menjadi kenyataan. Karena manusia itu memiliki kebebasan, maka gerak
perkembangan ini semuanya berdasarkan pada manusia itu sendiri. Eksistensi manusia justru
terjadi dalam kebebassannya. Kebebasan itu muncul dalam aneka perbuatan manusia. Baginya
bereksistensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan bagi hidupnya.

2. Jean Paul Sartre

Meski Sartre berasal dari keluarga Kristen protestan dan ia sendiri dibaptiskan menjadi katolik,
namun dalam perkembangan pemikirannya ia justru tidak menganut agama apapun. Ia atheis. Ia
memngaku sama sekali tidak percaya lagi akan adanya Tuhan dan sikap ini muncul semenjak ia
berusia 12 tahun. Bagi dia, dunia sastra adalah agama baru, karena itu ia menginginkan untuk
menghabiskan hidupnya sebagai pengarang.

Dalam pemikiran Sartre selalu bermuara pada konsep kebebasan. Ia mendefinisikan manusia
sebagai kebebasan. Sartre memberikan perumusan bahwa pada manusia itu eksistensi
mendahului esensi, maksudnya setelah manusia mati baru dapat diuraikan ciri-ciri seseorang.
Perumusan ini menjadi intisari aliran eksistensialisme dari Sartre.

4. MONISME

Monisme (monism) berasal dari kata Yunani yaitu monos (sendiri, tunggal) secara istilah
monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsur pokok dari segala sesuatu adalah
unsur yang bersifat tunggal/ Esa. Unsur dasariah ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi dll.
Bagi kaum materialis unsur itu adalah materi, sedang bagi kaum idealis unsur itu roh atau ide.
Orang yang mula-mula menggunakan terminologi monisme adalah Christian Wolff (1679-1754).
Dalam aliran ini tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya berbeda dalam gejala
disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Ibarat zat dan energi
dalam teori relativitas Enstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat.Atau dengan kata
lain bahwa aliran monisme menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang fundamental.

Adapun para filsuf yang menjadi tokoh dalam aliran ini antara lain: Thales (625-545 SM), yang
menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu subtansi yaitu air. Pendapat ini yang
disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM) , yang mengatakan bahwa semuanya itu air. Air yang
cair itu merupakan pangkal, pokok dan dasar (principle) segala-galanya. Semua barang terjadi
dari air dan semuanya kembali kepada air pula. Bahkan bumi yang menjadi tempat tinggal
manusia di dunia, sebagaian besar terdiri dari air yang terbentang luas di lautan dan di sungai-
sungai. Bahkan dalam diri manusiapun, menurut dr Sagiran, unsur penyusunnya sebagian besar
berasal dari air. Tidak heran jika Thales, berkonklusi bahwa segala sesuatu adalah air, karena
memang semua mahluk hidup membutuhkan air dan jika tidak ada air maka tidak ada
kehidupan.
5. DUALISME

Dualisme (dualism) berasal dari kata Latin yaitu duo (dua). Dualisme adalah ajaran yang
menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-
masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan
kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dll. Ada pula yang
mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang menggabungkan antara idealisme dan
materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat sebagai sumber
yaitu hakikat materi dan ruhani.

Dapat dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham yang memiliki ajaran bahwa segala sesuatu
yang ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi yang berdiri sendiri-sendiri. Orang yang
pertama kali menggunakan konsep dualisme adalah Thomas Hyde (1700), yang mengungkapkan
bahwa antara zat dan kesadaran (pikiran) yang berbeda secara subtantif. Jadi adanya segala
sesuatu terdiri dari dua hal yaitu zat dan pikiran. Yang termasuk dalam aliran ini adalah Plato
(427-347 SM), yang mengatakan bahwa dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu
berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea. Sebagai
bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari yang asli yaitu idea. Karenanya maka dunia ini berubah-
ubah dan bermacam-macam sebab hanyalah merupakan tiruan yang tidak sempurna dari idea
yang sifatnya bagi dunia pengalaman. Barang-barang yang ada di dunia ini semua ada contohnya
yang ideal di dunia idea sana (dunia idea).

6. PLURALISME

Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan bahwa realitas
tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak substansi yang bersifat
independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada dasarnya tidak memiliki
kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan yang koheren, rasional, fundamental.

Para filsuf yang termasuk dalam aliran ini antara lain: Empedakles (490-430 SM), yang
menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari empat unsur, yaitu api, udara, air dan tanah.
Anaxogoras (500-428 SM), yang menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari unsur-unsur yang
tidak terhitung banyaknya, sebab jumlah sifat benda dan semuanya dikuasai oleh suatu tenaga
yang dinamakannodus yaitu suatu zat yang paling halus yang memiliki sifat pandai bergerak dan
mengatur.
Daftar Pustaka
https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/11/aliran-aliran-filsafat-idealisme-materialisme-
eksistensialisme-monisme-dualisme-dan-pluralisme/
https://suryazainy.wordpress.com/2013/06/01/filsafat-idealisme-materialisme-dan-dualisme/
http://www.kompasiana.com/nellymelati/macam-macam-aliran-filsafat-manusia-tokohnya-dan-
pengertian-singkat-tentang-aliran_54f7acefa33311c6198b475d
LAPORAN HASIL DISKUSI
ALIRAN – ALIRAN DALAM FILSAFAT

Oleh :
Ahmad Gito Syauban 4115153554
Bimo Stanza Putra 4115151598
Eka Sapta Agus Wibowo 4115151414

JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK


PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
A. Tempat dan Waktu
Tempat : Ruang 303 Fakultas Ilmu Sosial
Waktu : Pkl. 07.30 – 09.50 WIB
Hari, tanggal : Kamis, 17 September 2015

B. Peserta
Peserta diskusi adalah mahasiswa prodi PPKN kelas C Fakultas Ilmu Sosial

C. Prosesi Diskusi
Dalam diskusi kali ini ini dibuka oleh moderator. Setelah materi selesai disampaikan
moderator memberikan kesempatan kepada peserta diskusi untuk bertanya dengan peraturan
yang telah disampaikan. Beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta diantaranya :

1. Apa dampak postif dari aliran filsafat materialisme ? (Agus Hernowo, kelompok 5)
2. Pada aliran eksistensialisme, para filsuf menitik beratkan perhatiannya pada soal
keterasingan manusia dengan dunia, apa maksud dari hal tersebut ? (Nuzulia, kelompok 9)
3. Apakah perbedaan antara aliran eksitensi dengan eksitensialisme ? (Nadia Putri Utami,
kelompok 10 )
4. Dalam aliran materialisme terdapat jenis Materialisme dialektik yang terdiri dari asas-asas,
sebutkan asas – asas tersebut ! (Desi Anjar, kelompok 13)
5. Aliran filsafat materialisme memiliki dampak negatif yaitu manusia menjadi serakah, egois
dsb, lalu apakah ada kekurangan dari setiap aliran filsafat, seperti aliran materialsme ? (Siti
Mana Rusanah, kelompok 11)
6. Apakah yang dimaksud Thales dalam aliran monisme ? ( Rika Aulia Noviantri, Kelompok
3)
7. Dalam aliran eksitensialisme manusia sebagaipusat alam semesta, tolong jelaskan
maksudnya ? (M. Ulil Aidi, keompok 12 )
8. Tolong jelaskan perbedaan aliran filsafat dualisme dan pluralisme ! (Fia Rusmianti,
kelompok 4)
9. Dalam aliran filsafat pluralisme terdapat subtansi independen, apakah maksud subtansi
independen ? (Taufik Dwi Prabowo, kelompok 6)
Setelah beberapa pertanyaan ditampung, moderator memberikan kesempatan bagi tim penyaji
untuk menjawab pertanyaan dari peserta diskusi, dan penyaji memberikan jawabannya :

Pertanyaan 1:
Salah satu dampak positif aliran filsafat materialisme adalah majunya infrastruktur dan
sumber daya manusia, disebabkan karena masyarakat selalu mengejar materi sehingga
masyarakat tidak mementingkan hal-hal lain selain materi.
Pertanyaan 2:
Meski bermacam-macam pandangan dan metode dan sikap dalam gerakan
eksistensialisme, para filsuf dari kelompok ini senantiasa memperhatikan kedudukan manusia.
Titik sentral pembicaraan mereka adalah soal keterasingan manusia dengan dirinya dan dengan
dunia.
Pertanyaan 3:
Filsafat eksistensi adalah benar-benar seperti arti katanya, yaitu filsafat yang
menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. eksistensialisme adalah aliran filsafat
yang menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama
Pertanyaan 4:
Ciri-ciri materialisme dialektik mempunyai asas-asas, yaitu :

 Asas gerak;
 Asas saling berhubungan;
 Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
 Asas kontradiksi intern.

Pertanyaan 5:
Karena keterbatasan ilmu dan materi yang kami miliki mohon maaf pertanyaan ini tidak
terjawab.
Pertanyaan 6:
Thales (625-545 SM), yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu
subtansi yaitu air. Pendapat ini yang disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM) , yang
mengatakan bahwa semuanya itu air. Air yang cair itu merupakan pangkal, pokok dan dasar
(principle) segala-galanya. Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula.
Bahkan bumi yang menjadi tempat tinggal manusia di dunia, sebagaian besar terdiri dari air yang
terbentang luas di lautan dan di sungai-sungai. Bahkan dalam diri manusiapun, menurut dr
Sagiran, unsur penyusunnya sebagian besar berasal dari air.
Pertanyaan 7:
Eksistensialisme adalah aliran yang cenderung memandang manusia sebagai objek hidup
yang memiliki taraf yang tinggi, dan keberadaan dari manusia ditentukan dengan dirinya sendiri
bukan melalui rekan atau kerabatnya, serta berpandangan bahwa manusia adalah satu-satunya
mahluk hidup yang dapat eksis dengan apapun disekelilingnya karena manusia disini dikaruniai
sebuah organ urgen yang tidak dimiliki oleh mahluk hidup lainnya sehingga pada akhirnya
mereka dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan dan selalu eksis dalam setiap
hidupnya dengan organ yang luar biasa hebat tersebut, sehingga menganggap manusia sebagai
pusat alam semesta.
Pertanyaan 8:
Aliran pluralisme menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua
substansi tetapi banyak substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sedangkan aliran
dualism Dualisme adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang
berlainan dan bertolak belakang , ada pula yang mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang
menggabungkan antara idealisme dan materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini
terdiri dari dua hakikat sebagai sumber yaitu hakikat materi dan ruhani.
Pertanyaan 9 :
Independen (sering disingkatkan menjadi indie), dapat berarti 'bebas', 'merdeka' atau
'berdiri sendiri'. Makan subtansi independen dalam aliran filsafat pluralisme bersifat berdiri
sendiri dapat mencakup semua hal.

Anda mungkin juga menyukai