Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

Judul Halaman ......................................................................................................................


Kata Pengantar ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................
A. Pengertian perkembangan .........................................................................................
B. Perkembangan motorik .............................................................................................
C. Perkembangan bahasa ...............................................................................................
D. Perkembangan perilaku .............................................................................................
E. Perkembangan aspek emosi ......................................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
Daftar Pustaka .......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan pribadi yang unik, yang berbeda dengan orang dewasa. Anak
usia dini mempunyai karakteristik tersendiri, yang terkadang membuat orang dewasa di
sekitarnya menjadi terkaget-kaget bila melihat dan mendengarkan perilaku maupun percakapan
mereka dengan teman sebayanya.
Berbicara mengenai perkembangan perilaku sosial pada anak usia dini (3 – 4 tahun),
banyak hal yang menarik di dalamnya. Anak usia 3-4 tahun yang dalam hal ini masih berada di
rentang usia kelompok Bermain, mempunyai karakteristik tersendiri dalam perkembangannya.
Khususnya dalam perkembangan perilaku sosial, anak perlu dibiasakan dan diajarkan bagaimana
cara mereka berinteraksi dalam lingkungan sosial di lingkungannya.
Pembelajaran perkembangan perilaku sosial yang biasa dilakukan dalam lingkungan
keluarga, sangat penting agar kelak anak – anak menjadi pribadi yang santun, mempunyai rasa
empati, simpati, tenggang rasa, saling menghormati, dan mempunyai sifat sosial yang baik.
Dengan mempunyai bekal dengan pembiasaan berinteraksi sosial dan berperilaku yang baik,
maka insya Allah, kelak anak-anak kita akan menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai
kecerdasan sosial dan kecerdasan interpersonal yang akan mengharumkan bangsa dan negaranya.
Contoh lainnya adalah anak-anak yang masih usia dini yang baru berusia 3 – 4 tahun
banyak berada di jalanan untuk mencari nafkah dengan cara mengamen, menjadi peminta-minta,
pemungut sampah, pencuri, dan bahkan ada yang menjadi korban kejahatan seksual. Ada yang
memang karena keadaan terpaksa karena garis kemiskinan, ada pula yang memang sengaja
dieksploitasi oleh para orang tua mereka sebagai ladang mencari uang. Hal itu bila dibiarkan,
maka akan menjadikan mereka menjadi anak – anak yang berperilaku tidak sosial. Banyak
pengaruh negativisme, karena lingkungan membentuk mereka untuk melakukan hal-hal yang
negatif; mencuri, memaksa, mencopet, dsb.
Anak-anak jalanan juga sering berperilaku agresif dengan memaki-maki orang yang
tidak mau memberinya uang saat meminta-minta maupun pada saat mengamen. Hal tersebut,
akan menjadikan orang-orang di sekitarnya menjadi merasa tidak nyaman, terganggu, dan
berbagai ketidaknyamanan sosial lainnya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perkembangan?

2. Bagaimana perkembangan motorik anak?

3. Bagaimana perkembangan bahasa anak?

4. Bagaiman perkembangan perilaku sosial anak?

5. Bagaimana perkembangan aspek emosi anak?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian perkembangan

2. Mengetahui bagaimana perkembangan motorik anak

3. Mengetahui perkembangan bahasa anak

4. Mengetahui perkembangan perilaku sosial anak

5. Mengetahui perkembangan aspek sosial anak


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism,
dari lahir sampai mati dan tidak dapat diulang kembali. Pada dasarnya, perkembangan merujuk
kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi
perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma).
Sedangkan perubahan psikis keseluruhan karakteristik psikologis individu seperti perkembangan
kognitif, emosi, social dan moral.

B. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses
pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak. Contohnya: kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.

Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya:
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang
dengan optimal.
Perkembangan motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai
meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –
ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Adapun urutan perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia dini dapat dilihat pada
tabel berikut di bawah ini :
- Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus


• Merangkak • Mengambil benda kecil dengan ibu jari atau
• Berdiri dan berjalan beberapa telunjuk
langkah • Membuka 2-3 halaman buku secara
•Berjalan cepat bersamaan
• Merangkak di tangga • Menyusun menara dari balok
• Menarik dan mendorong benda-benda • Memindahkan air dari gelas ke gelas lain
berat • Menyalakan TV dan bermain remote

- Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus


• Melompat-lompat • Mencoret-coret dengan 1 tangan
• Menendang bola • Menggambar garis tak beraturan
• Memanjat meja atau tempat tidur • Memegang pensil
• Naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • Mengancingkan baju

- Usia 3-4 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus


• Melompat dengan 1 kaki • Menggambar manusia
• Berjalan menyusuri papan • Mencuci tangan sendiri
• Menangkap bola besar • Membentuk benda dari plastisin
• Mengendarai sepeda • Membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

- Usia 4-5 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus


• Menuruni tangga dengan cepat • Menggunting dengan cukup baik
• Seimbang saat berjalan mundur • Membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• Melempar dan menangkap bola
• Melambungkan bola
C. Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa
individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk
mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain
merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak. Para ahli linguistik
sepakat ada 4 komponen yang membangun bahasa.

1. Fonologi, fonologi mengacu kepada struktur bahasa yang mengatur bunyi huruf pada
sebuah bahasa.
2. Semantik, semantik merupakan struktur bahasa yang mengatur kosa kata atau
perbendaharaan kata dari suatu bahasa. Komponen fonologi dan semantik merupakan
komponen awal yang dimiliki seorang anak.
3. Grammar, Grammar merupakan struktur bahasa yang menjelaskan tentang tata bahasa dan
bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat.
4. Pragmatis, Pragmatis merupakan komponen bahasa yang mengatur bagaimana
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Perkembangan Bahasa Anak 1-2 Tahun


a. Fonologi
Menyederhanakan kata menjadi bunyi.

b. Semantik

 Mengucapkan kata pertama

 Berkembangnya kosa kata anak

c. Grammar
Menggabungkan 2 kata atau lebih

d. Pragmatis
Dapat berkomunikasi dengan orang lain
D. Perkembangan perilaku
a. Perkembangan Perilaku sosial
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon), kata
Plato.

1) Proses sosialisasi dan perkembangan sosial


Secepat individu menyadari bahwa di luar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula
menyadari bahwa ia harus belajar apa yang seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan
orang lain. Proses belajar untuk menjadi makhluk sosial ini disebut sosialisasi. Perkembangan
sosial, dengan demikian dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan yang
bersinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi rnakhluk sosial yang dewasa.
Charlotte Buhier mengidentifikasikan perkembangan sosial ini dalam term kesadaran
hubungan aku engkau atau hubungan subjektif-objektif. Proses perkembangannya berlangsung
secara berirama.

2) Kecenderungan Pola Orientasi Sosial


Branson (Loree, 1970:87-89) mengidentifikasi berdasarkan hasil studi longitudinalnya
terhadap anak usia 5-16 tahun bahwa ada tiga pola kecenderungan sosial pada anak, ialah (1)
withdrawal-expansive, (2) reactivity-placidity dan passivity-dominance. Kalau seseorang telah
memperhatikan orientasinya pada salah satu pola tersebut, maka cenderung diikutinya sampai
dewasa.

Dasar Perilaku Sosial saat Masa Bayi


Meniru, Rasa Malu, Perilaku kelekatan, Ketergantungan, Menerima otoritas ,Persaingan,
Mencari perhatian, Kerjasama sosial, Perilaku melawan.

Awal perilaku sosial


Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala
bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi
secara berbeda terhadap keduanya .
Reaksi terhadap Orang Dewasa
Pada umur 2 tahun dapat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas
sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.

Reaksi Terhadap Bayi Lain


Umur 2 tahun bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social

Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak (pregang age)


Umur 2-6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang
di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar
menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain .

Hubungan Dengan Anak Lain


Sebelum 2 tahun anak kecil terlibat dalam permainan searah . 3- 4 tahun anak-anak mulai
bermain bersama dalam kelompok, berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari
anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari
kelompok ini ialah mengamati satu sama lain, melakukan percakapan, dan memberikan saran
lisan .

E. Aspek Emosi
Emosi adalah suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul
sebelum/sesudah terjadinya prilaku. Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri,
cemburu, senang, kasih saying, simpati, dan sebagainya merupakan proses manifestasi dari
keadaan emosional pada diri seseorang. Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda biasanya
hal itu tergantung dari suasana hatinya dan kadang juga dipengaruhi dari situasi lingkungannya .

Infant (masa bayi 0-2 tahun)


Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, dan reaksi emosional dapat
ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosional yang lazim pada masa bayi yaitu
kemarahan, rasa ingin tahu, kegembiraan, dan kesenangan akan sesuatu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang terjadi pada diri seseorang secara kuantitatif
atau peningkatan dalam hal ukuran, sedangkan perkembangan adalah suatu proses perubahan
pada kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang
semakin terorganisasi dan terspesialisasi.

B. Saran
Sebaiknya kita tidak memaksakan keinginan kita terhadap anak, tidak memaksakan anak.
Kita harus memperhatikan usia, kebutuhan dan kemampuan anak dalam memberikan suatu
pelatihan. Untuk itu kita harus memiliki pengetahuan berupa mengetahui karakteristik
perkembangan anak, ciri-ciri anak, kebutuhan anak serta menjaga faktor-faktor yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A. 2007. Psiokologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika
Aditama.

Djaelani, B. 2011. Psikologi Pendidikan. Depok: CV Arya Duta.

Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sunarto, & Hartono, A. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sunarto, & Hartono, A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, S., & Sugandhi. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai