Anda di halaman 1dari 33

Hasil wawancara dengan Bapak H. Marahadi Hasibuan.

BA (Ketua Panitia
Pemekaran Kab.Palas dan juga sebagai Kepala Yayasan Sekolah Abdi Negara)
pada tanggal 12 Oktober 2015 di Sekolah Abdi Negara Sibuhuan pada pukul
14.00 WIB
1. Raja Innal dia berfikir sumatera utara harus dimekarkan mengingat yang
pertama daerah sumatera utara terlampau luas, jadi pada tahun 1992
sumatera utara segera melaksanakan pemekaran yaitu termasuk tapanuli
selatan, tapanuli selatan pada waktu itu ada 17 kecamatan daerahnya yaitu
kalo saya tidak silap ¼ dari daerah provinsi sumatera utara, jadi kitapun
daerah ini sehubungan dengan selama ini kemajuan dari segala bidang
pembangunan agak terlambat, jadi kita berfikir dengan adanya pemekaran
segala keperluan untuk itu sangat dibutuhkan antara lain seperti:
pendidikan, kesehatan, dan juga ekonomi. Karena kunci dari kemajuan
suatu daerah ataupun keluarga, atau negara yang pertama adalah
pendidikan, kedua adalah kesehatan, dan yang ketiga adalah ekonomi,
yang lainnya seperti infrastruktur adalah sebagai pembantu.
Dalam hal ini mudah-mudahan kita berjuang Alhamdulillah
beberapa kali kita ke jakarta dan juga ke medan maka sambutan
pemerintah itu memberikan suatu gambaran yang baik untuk masa depan
kita, Alhamdulillah kebetulan juga ada kawan saya dan dengan hal ini
waktu itu Pak Fahruddin menjadi wakil ketua komisi 2 di DPR di jakarta
bagian otonomi daerah, yaitu kawan saya di jakarta berjuang diwaktu itu
ditambah dengan masyarakat daripada barumun dan padang lawas. Jadi

81
Universitas Sumatera Utara
sehingga terwujudlah, oh belum terwujud pada waktu itu tahun 2005
karena pak Raja Innal mau habis masa bakti, abis itu masa baktinya
disambung oleh Pak Rizalnuddin maka dibaharui pulalah usul itu sehingga
kita berjuah terus. Alhamdulillah mulai difikirkan pada tahun itu di jakarta
dan diparipurnakan pada tahun 2007. Jadi 2007 sudah diparipurnakan,
baru belakangan baru disidangkan balik maka terciptalah kabupaten itu
pada tanggal 10 Agustus 2007 itulah sampai sekarang.
2. Yang melatar belakangi pemekaran Kabupaten Padang Lawas Pada waktu
itu iyalah konsep 1992, tahun 1992 sudah ada konsep pemekaran yaitu
Tapsel dan padang lawas. padang lawas pada waktu itu beribu kota di
gunung tua. Jadi ternyata setelah hasil paripurna tahun 2005 itu Tapsel
memekarkan angkola sipirok, jadi masyarakat palas dan tokoh politik
masyarakat palas ingin juga memekarkan palas sesuai konsep 1992 tapi
beribu kota di sibuhuan, karena beribukota disibuhuan padang lawas utara
juga mengiginkan pemekaran, jadi tokoh politik masyarakat palas dan
paluta sama-sama membuat konsep ke pusat untuk mekar dan menjadi
kota dan kabupaten, itulah yang melatarbelakangi pemekaran Kab.palas
sesuai konsep 1992.
3. Yang mencetuskan pemekaran pertama kali bukan Tapsel, yaitu Bapak
Raja Innal Gubernur Sumatera Utara, sehingga diapanya itu Kab.
Hasundutan, Kab.toba Samosir, Kab.Mandailing Natal, Kab.Labuhan Batu
Selatan, Kab.Sungai Kanopan, dan juga Kab.Padang Lawas dan Madia
Padang Sidimpuan. Alhamdulillah terbentuk sementara karena banyak

82
Universitas Sumatera Utara
jatah pada waktu itu pada tahun 1999 hanya kabupaten toba samosir, dan
kabupaten mandailing natal karena jatahnya Cuma sedikit. Belakangan ini
kita usulkan balik barulah katanya main pulak riau, jadi mereka mendapat
7 kabupaten kita masih tertinggal. Baru kita berjuang terus barulah
berhasil pada tahun 2007.
4. Proses yang terjadi dalam pemekaran Kabupaten Padang Lawas ini terjadi
sejak tanggal 21 Maret 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah
Kabupaten

Padang

Lawas,

kemudian

gubernur

Sumatera

Utara

mengundang masyarakat Padang Lawas untuk menghadiri musyawarah


terkait dengan hal pemekaran wilayang Padang Lawas. Selanjutnya pada
hari kedua idul fitri Desember 2000, Masrin Harahap mengundang
H.Fahruddin (DPRD Prov. Riau), Marahadi Hasibuan, H.Andolan Siregar
dan H.Muslihuddin untuk hadir dirumahnya di Wek I Kelurahan Pasar
Sibuhuan, mengajukan supaya dibentuk panitia Persiapan Kabupaten
Padang Lawas

Ibukotanya Sibuhuan. Pada mulanya, hasil dari

musyawarah tanggal 13 April 1992, telah memutuskan Kota Padang


Sidimpuan ibu kotanya Padang Sidimpuan, Kab. Angkola Sipirok ibu
kotanya Sipirok, Mandailing Natal ibu kotanya Panyambungan dan
Padang Lawas ibu kotanya Sibuhuan. Selanjutnya, pada 22 Februari 2001
kepanitiaan terbentuk dengan penasehat 5 orang yakni KH.Muctar Muda
Nasution, KH.M.Arjun Akbar Nasution, Tongku Fikir Lubis, H.Abdul
Wahab Harahap dan Fahruddin S. Ketua panitia Marahadi Hasibuan dan
wakilnya Syamsul Bahri Tanjung, sekertaris H.Andolan Siregar dan

83
Universitas Sumatera Utara
Wakilnya David Daulay, Bendahara H.Muslihuddin Nasution dan
Wakilnya H.Amir Hamjah Harahap. Sedangkan seksi Keuangan sebanyak
10 orang yang dikoordinir Syahrun Harahap, seksi perlengkapan tujuh
orang dikoordinir Afner Azis Siregar dan seksi humas sebanyak 10 orang
yang dikoordinir H.Muktar Hasan Nasution. Pada tanggal 5 juli 2005,
lanjut Bapak Marahadi, diadakan rapat di Lapangan Merdeka Sibuhuan
yang berpidato saat itu H Fahruddin. Selanjutnya dibuat kesimpulan untuk
menambah kekuatan panitia, maka dibentuklah tim kerja di Mess Pemda
Sibuhuan. Perjuangan tokoh pemekaran di warga Padang Lawas tersebut
berakhir pada 17 juli 2007 DPR-RI mengadakan sidang paripurna
pengesahan rencana Undang-undang (RUU) menjadi Undang-undang
pembentukan Kabupaten dan Kota, Kab.Padang Lawas salah satu
diantaranya. Pada 10 Agustus 2007 ditetapkan Undang-undang Nomor 38
tahun 2007 tentang pembentukan Padang Lawas.
5. Kendala yang pertama dalam pemekaran Kab.palas ialah daerah-daerah
lain banyak cemburu itu, semua mau pemekaran. Orang mengukur secara
apatis, apalah itu maka dikatakan apalah saya, dan saya bilang saya yakin
kalau masyarakat ikut bersama saya karna mencapai sesuatunya itu harus
bersandar bahu dengan semua pihak tidak hanya bisa sendiri, jadi itu
perinsip saya. Akomodasi juga termasuk menjadi kendala pemekaran pada
waktu itu.
6. Tujuan utama pemekaran kabupaten padang lawas ini ialah untuk
meningkatkan segala upaya-upaya seperti yang saya sebutkan tadi

84
Universitas Sumatera Utara
termasuk masalah infrastruktur jalan, selain pada itu pendidikan,
kesehatan, ekonomi, karena bagaimanapun ekonomi sudah tergambar
disini, perkebunan banyak jadi selalu dikirim ke tapanuli selatan, jadi
hasilnya banyak pada orang lain. Jadi untuk menyelamatkan itu semua
harus dilaksanakan otonomi daerah yaitu kabupaten, itu prinsip saya,
mudah-mudahan itu dapat dirasakan orang banyak tapi ada juga mencaci
itu wajar saja. Yang penting setelah berhasil yang mencaci saya itu lebih
hebat.
7. Pemekaran untuk kepentingan masyarakat, contohnya seperti jalan dari
sibuhuan sekarang kepasar matanggor kan sudah dibangun 6 jembatan,
jalan dari sibuhuan sampai ke pekanbaru sudah lancar, bahkan ini mau
dibangun pula jalan dari apung kepanyambungan. Panglima sudah datang
kemari, jadi kegunaan daripada pemekaran ini adalah untuk kesejahteraan
masyarakat, bukan orang elit atau saudagar-saudagar.
8. Perbandingan sebelum dan sesudah pemekaran sudah jauh berbeda, yang
pertama: sebelum pemekaran kecamatan daripada sibuhuan ini hanya 4
kecamatan, kecamatan barumun, kecamatan sosopan, kecamatan sosa, dan
kecamatan barumun tengah. Setelah pemekaran menjadi sekarang sudah
12 kecamatan mau ditambah lagi menjadi 6 kecamatan, insyallah pada
tahun 2016 menjadi 18 kecamatan. Apabila dimekarkan kecamatan, kan
bertambah pula pembangunan disamping itu juga bertambah pula sarana
pra sarana seperti seperti sekarang ini, dulu SMA diseluruh kabupaten
padang lawas yang masih 4 kecamatan dulu hanya ada 4 disini SMAN,

85
Universitas Sumatera Utara
yang kedua SMA abdi negara. Setelah beberapa tahun ada lagi di sosopan
SMAN, ada di binanga, ada di ujung batu, sekarang sudah ada di
panyambungan, sudah ada di barumun selatan sekarang ada 8 SMAN di
kabupaten ini, kalo SMA swasta hanya ada satu yaitu Abdi Negara, kalo
SMK swasta ada kira-kira 7 lagi di kabupaten ini, Aliyah hanya ada 3 di
kabupaten ini dulu hanya ada satu sekarang sudah 3, di binanga 2 di
sibuhuan 1, tetapi swasta banyak ada 11 jadi perkembangan ini berkat
daripada pemekaran. Kalau dari segi kesehatan sudah bertambah, kalau
pandangan saya sudah jauh berbeda sebelum dan sesudah menjadi
kabupaten.
9. Ekonomi masyarakat sudah meningkat hanya saja pada saat ini kira-kira 6
bulan yang lalu sampai hari ini semuanya menurun bukan saja disini tapi
diseluruh indonesia. Kalau dulu daerah ini dibilang orang daerah dolar
karena harga sawit tinggi, harga karet tinggi. Disini pabrik saja ada 9
pabrik sawit, perkebunannya entah berapa hektar, perkebunan ini banyak
yang punya.
10. Kalo jelas-jelas yang mendominasi disini adalah agama islam 99%
penduduk padang lawas adalah islam, dan mengenai pemerintahan banyak
diduduki orang palas asli, suku yang mendominasi adalah suku
mandailing, kita sepakat dulu marga lubis sekarang marga harahap.

2. Wawancara dengan Bapak Harjusli Fahri Srg S.STP

86
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara dengan Bapak Harjusli Fahri Srg S.STP (Kasubbag
tatapemerintahan) pada tanggal 12 Novenber 2015 di Kantor Bupati Kab.Padang
Lawas pada pukul 11.00 WIB
1. Kalau yang saya ketahui sejarah pemekaran PALAS, ini dulu adalah
konsep Tahun 1992, 1992 sudah ada konsep dari TAPSEL yaitu kabupaten
padang lawas pada waktu itu, tapi rencananya itu beribukota di Gunung
Tua, tetapi setelah terjadinya gejolak politik di 2005 lagi sesuai PP 129, PP
nya UU 32 itu terjadi lagi gejolak pemekaran di Tapsel, tetapi pada waktu
itu yang diparipurnakan oleh Kab.TAPSEL itu ialah angkola sipirok itulah
yang disampaikan ke provinsi. Persetujuan Kab.TAPSEL dan DPRD
Tapanuli Selatan pada waktu itu adalah Angkola Sipirok itulah yang
diparipurnakan pada waktu itu, itulah yang diajukan ke provinsi dan
provinsi menyampaikan ke pusat ke departemen dalam negeri, pada waktu
itu drigjen otonomi daerah. Jadi setelah proses ini di pusat terjadilah
gejolak daripada tokoh politik masyarakat padang lawas bahwa mereka
juga menginginkan padang lawas itu sendiri, dan padang lawas utara juga
terjadi gejolak padang lawas utara sendiri, padahal hasil paripurna adalah
angkola sipirok. Jadi setelah beberapa bulan itu di jakarta hampir 11 bulan
proses ini di jakarta keluarlah keinginan DPR RI pada waktu itu tapanuli
selatan itu dimekarkan yaitu PALUTA dan PALAS dan angkola sipirok
menjadi kabupaten induk. Jadi itulah pada waktu itu rapat finalisasi sesuai
inisiatif DPR RI itu saya juga hadir di drigen otonomi daerah, disetujuilah
pada waktu itu tanggal 16 juli kalau tidak salah diruangan drigen otonomi

87
Universitas Sumatera Utara
daerah dibuatlah kesimpulan bahwa pemekaran untuk TAPSEL itu yang
diambil adalah untuk wilayah padang lawas utara dan padang lawas juga.
Prosesnya panjang sekali jadi pemekaran itu bukan berdasarkan hasil
paripurna dari Kabupaten induk melainkan konsep dari pusat antara DPR
RI dan kementrian dalam negeri itu sendiri.
2. Sebenarnya ide awalnya itu, bagaimana meningkatkan efektifitas terhadap
pelayanan masyarakat, dengan efektifitasnya pelayanan masyarakat dan
pembangunan di daerah padang lawas, diharapkan efeknya menjadikan
padang lawas ini bisa lebih sejahtera. Jadi idenya, pada akhirnya nanti
adalah lebih mensejahterakan rakyat. Lalu mengapa perlu dibentuknya
kabupaten padang lawas itu, karena merasa sangat jauhnya jarak
pemerintahan Tapanuli Selatan yang berada di daerah Padang Sidimpuan,
hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat, sehingga petugas dinas-dinas dan
semacamnya, karena jauhnya antara Padang Sidimpuan dan Padang
Lawas. dalam hal ini, muncul ide dari masyarakat disini, karena sudah
semakin berkembangnya pelayanan masyarakat yang lebih cepat. Karena
seolah-olah hal ini sudah tidak tertangani oleh Pemerintahan daerah.
3. Isu pemekaran sebenarnya bermula dari elit politik lokal masyarakat
Padang Lawas, akan tetapi disini seluruh masyarakat Padang Lawas
mendukung penuh sangat antusias dengan diadakannya pemekaran di
Kabupaten Padang Lawas.
4. proses pemekaran wilayang Kabupaten Padang Lawas terjadi sebagaimana
mestinya, berjalan dengan baik disini masyarakat juga mendukung penuh

88
Universitas Sumatera Utara
pemekaran Kabupaten Padang Lawas, sebab tanpa dukungan masyarakat
panitia pemekaran bukan apa-apa.
5. Biasa kendala-kendala umum yang sering terjadi saat pemekaran wilayah
seperti kurangnya Sumber Daya Manusia yang memadai sehingga bisa
menghambat pembangunan daerah nantinya.
6. Tujuan utama pemekaran Kabupaten Padang Lawas ini adalah untuk
mempercepat pembangunan didaerah, sebab kalo kita masih bergabung
dengan Tapanuli Selatan bembangunan jadi kurang Fokus, sehingga dapat
mensejahterakan masyarakat Kabupaten Padang Lawas.
7. Jelas pemekaran Kabupaten Padang Lawas ini untuk kesejahteraan
masyarakat, dilakukannya pembangunan sehingga Kabupaten menjadi
lebih maju seperti ini dibanding sebelum pemekaran semua untuk
kesejahteraan masyarakat, elit politik disini hanya perantara saja untuk
mewujudkan kebaikan bersama.
8. Kesejahteraan masyarakat Padang Lawas sekarang bisa dikatakan lebih
sejatera dibandingkan sebelum pemekaran, masyarakat sekarang lebih
mudah dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dengan adanya
pemekaran masyarakat di banyak sekali di untungkan sekolah-sekaloh
sudah banyak dibangun, dalam hal kesehatan setiap kecamatan sekarang
memiliki puskesmas yang siap melayani 24 jam dan memiliki fasilitas
lengkap, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat Padang Lawas.

89
Universitas Sumatera Utara
9. Sebelum pemekaran kecamatan daripada sibuhuan ini hanya 4 kecamatan
dan setelah pemekaran kecamat menjadi 12, perkantoran sudah banyak
terbangun yang dulunya berada di Tapsel kina masyarakat lebih mudah,
jalan disibuhuan juga sudah dibangun, pelebaran jalan dan pembangunan
jembatan-jembatan, sehingga memudahkan masyarakat Padang Lawas
dalam menjalankan aktivitasnya.
10. yang mendominasi di kursi pemerintahan di Kabupaten Padang Lawas ini
adalah suku batak mandailing asli masyarakat Padang Lawas dan
beragama islam.
3. Wawancara dengan Bapak Irsan Bangun (Wakil Ketua DPRD
Kab. Padang Lawas).
1. sejarah pemekaran Kabupaten Padang Lawas berawal tahun 1992, tetapi
pemekaran tersebut berIbukota di gunung tua. Pada tahun 2005 terjadi
gejolak politik sesuai PP 129 Undang-Undang 32 terjadi lagi gejolak
pemekaran di Tapsel. Pada waktu itu yang diparipurnakan oleh Tapsel
adalah Angkola Sipirok yang di ajukan ke Provinsi dan lalu provinsi
menyampaikan ke Pusat, kedepartemen dalam Negeri. Jadi setelah proses
ini dipusat masyarakat Padang Lawas juga menginginkan Padang Lawas
dimekarkan sendiri, padahal hasil paripurna adalah Angkola Sipirok, jadi
setelah sekitar 11 bulan di jakarta keluarlah keinginan DPR-RI Tapanuli
selatan dimekarkan menjadi Padang Lawas Utara dan Padang Lawas
sedangkan Angkola Sipirok menjadi Kabupaten Induk. Jadi itulah hasil

90
Universitas Sumatera Utara

rapat finalisasi sesuai inisiatif DPR-RI pada saat itu disetujui pada tanggal
16 juli.
2. Yang melatar belakangi Padang Lawas ingin mekar itu adalah luas
wilayah antara Tapanuli Selatan dan Padang Lawas sangat luas, jadi untuk
pembangunan sangat lambat dirasakan oleh masyarakat Padang Lawas.
Karena hal tersebutlah masyarakat menginginakan Padang Lawas untuk
di mekarkan agar lebih cepat proses pembangunan agar masyarakat dapat
hidup sejahtera.
3. Isu pemekaran sebenarnya bermula dari elit politik lokal masyarakat
Padang Lawas, akan tetapi disini seluruh masyarakat Padang Lawas
mendukung penuh, sangat antusias dengan diadakannya pemekaran di
Kabupaten Padang Lawas. Meskipun begitu pemekara Kabupaten Padang
Lawas ini murni untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan
elit politik tersebut.
4. Proses yang terjadi dalam pemekaran Kabupaten Padang Lawas ini terjadi
sejak tanggal 21 Maret 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah
Kabupaten

Padang
Lawas,

kemudian

gubernur

Sumatera

Utara

mengundang masyarakat Padang Lawas untuk menghadiri musyawarah


terkait dengan hal pemekaran wilayang Padang Lawas. Selanjutnya pada
hari kedua idul fitri Desember 2000, Masrin Harahap mengundang
H.Fahruddin (DPRD Prov. Riau), Marahadi Hasibuan, H.Andolan Siregar
dan H.Muslihuddin untuk hadir dirumahnya di Wek I Kelurahan Pasar
Sibuhuan, mengajukan supaya dibentuk panitia Persiapan Kabupaten

91
Universitas Sumatera Utara
Padang Lawas Ibukotanya Sibuhuan. Pada mulanya, hasil dari
musyawarah tanggal 13 April 1992, telah memutuskan Kota Padang
Sidimpuan ibu kotanya Padang Sidimpuan, Kab. Angkola Sipirok ibu
kotanya Sipirok, Mandailing Natal ibu kotanya Panyambungan dan
Padang Lawas ibu kotanya Sibuhuan. Selanjutnya, pada 22 Februari 2001
kepanitiaan terbentuk dengan penasehat 5 orang yakni KH.Muctar Muda
Nasution, KH.M.Arjun Akbar Nasution, Tongku Fikir Lubis, H.Abdul
Wahab Harahap dan Fahruddin S. Ketua panitia Marahadi Hasibuan dan
wakilnya Syamsul Bahri Tanjung, sekertaris H.Andolan Siregar dan
Wakilnya David Daulay, Bendahara H.Muslihuddin Nasution dan
Wakilnya H.Amir Hamjah Harahap. Sedangkan seksi Keuangan sebanyak
10 orang yang dikoordinir Syahrun Harahap, seksi perlengkapan tujuh
orang dikoordinir Afner Azis Siregar dan seksi humas sebanyak 10 orang
yang dikoordinir H.Muktar Hasan Nasution. Pada tanggal 5 juli 2005,
lanjut Bapak Marahadi, diadakan rapat di Lapangan Merdeka Sibuhuan
yang berpidato saat itu H Fahruddin. Selanjutnya dibuat kesimpulan untuk
menambah kekuatan panitia, maka dibentuklah tim kerja di Mess Pemda
Sibuhuan. Perjuangan tokoh pemekaran di warga Padang Lawas tersebut
berakhir pada 17 juli 2007 DPR-RI mengadakan sidang paripurna
pengesahan rencana Undang-undang (RUU) menjadi Undang-undang
pembentukan Kabupaten dan Kota, Kab.Padang Lawas salah satu
diantaranya. Pada 10 Agustus 2007 ditetapkan Undang-undang Nomor 38
tahun 2007 tentang pembentukan Padang Lawas.

92
Universitas Sumatera Utara
5. Kendala yang pertama dalam pemekaran Kab.palas ialah daerah-daerah
lain banyak memandang secara apatis, semua mau ikut dimekarkan.
Sumber Daya Manusia yang kurang juga menjadi kendala, adanya
kelompok yang pesimis diadakannya pemekaran Kabupaten Padang
Lawas.
6. Tujuan utama pemekaran ialah untuk mendekatakan pelayanan publik
untuk masyarakat agar masyarakat tidak lagi jauh-jauh ke TAPSEL hanya
untuk mengurus urusan pemerintahan, hal tersebut termasuk tujuan utama
pemekaran Kabupaten Padang Lawas karena untuk mensejahterakaan
masyarak.
7. Disini elit polit kan hanya sebagai perantara dalam proses pemekaran, dan
sama-sama

berjuang

seluruh

masyarakat

Padang

Lawas

untuk

memekarkan Padang lawas untuk satu tujuan yakni mensejahterakan


seluruh masyarakat Padang Lawas tanpa terkecuali.
8. Kesejahteraan masyarakat sudah berkembang dengan baik, meskipun
sedikit lambat tetapi tepat sasaran apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
pasti akan di penuhi oleh pemerintah agar masyarakat sejahtera.
9. Setelah mekar pembangunan sudah banyak yang kita hasilkan, yang
pertama setelah mekar kita banyak menambah kecamatan itu sudah
lengkap dengan kantor camatnya, puskesmasnya dan fasilitas umum
lainnya. Kebutuhan dasar ekonomi masyarakat juga semakin membaik,
pendidikan yang semakin di tingkatkan dengan banyaknya SMA Negeri

93
Universitas Sumatera Utara
yang ada di Padang Lawas dan 1 Universitas Swasta, kesehatan dan
pelayanan BPJS sudah lengkap bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
10. kalau dikatakan siapa yang mendominasi boleh dikatakan masih fifti-fifti,
belum semua masyarakat Padang Lawsa yang menduduki jabatan disini.
Padang Lawas mendapat penyerahan pegawai dari Kabupaten induk yakni
Kabupaten Tapsel.
4. Wawancara dengan Bapak H.Kanti Nasution (Camat Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas).
1. Gubernurberfikir sumatera utara harus dimekarkan mengingat yang
pertama daerah sumatera utara terlampau luas, jadi pada tahun 1992
sumatera utara segera melaksanakan pemekaran yaitu termasuk tapanuli
selatan, tapanuli selatan pada waktu itu ada 17 kecamatan daerahnya yaitu
kalo saya tidak silap ¼ dari daerah provinsi sumatera utara, jadi kitapun
daerah ini sehubungan dengan selama ini kemajuan dari segala bidang
pembangunan agak terlambat, jadi kita berfikir dengan adanya pemekaran
segala keperluan untuk itu sangat dibutuhkan antara lain seperti:
pendidikan, kesehatan, dan juga ekonomi. Karena kunci dari kemajuan
suatu daerah ataupun keluarga, atau negara yang pertama adalah
pendidikan, kedua adalah kesehatan, dan yang ketiga adalah ekonomi,
yang lainnya seperti infrastruktur adalah sebagai pembantu.
Dalam hal ini mudah-mudahan kita berjuang Alhamdulillah
beberapa kali kita ke jakarta dan juga ke medan maka sambutan
pemerintah itu memberikan suatu gambaran yang baik untuk masa depan

94
Universitas Sumatera Utara
kita, Alhamdulillah kebetulan juga ada kawan saya dan dengan hal ini
waktu itu Pak Fahruddin menjadi wakil ketua komisi di DPR di jakarta
bagian otonomi daerah, yaitu kawan saya di jakarta berjuang diwaktu itu
ditambah dengan masyarakat daripada barumun dan padang lawas. Jadi
sehingga terwujudlah, oh belum terwujud pada waktu itu tahun 2005
karena pak Raja Innal mau habis masa bakti, abis itu masa baktinya
disambung oleh Pak Rizalnuddin maka dibaharui pulalah usul itu sehingga
kita berjuah terus. Alhamdulillah mulai difikirkan pada tahun itu di jakarta
dan diparipurnakan pada tahun 2007. Jadi 2007 sudah diparipurnakan,
baru belakangan baru disidangkan balik maka terciptalah kabupaten itu
pada tanggal 10 Agustus 2007 itulah sampai sekarang.
2. Yang melatar belakangi Padang Lawas ingin mekar itu adalah luas
wilayah antara Tapanuli Selatan dan Padang Lawas sangat luas, jadi untuk
pembangunan sangat lambat dirasakan oleh masyarakat Padang Lawas.
Karena hal tersebutlah masyarakat menginginakan Padang Lawas untuk di
mekarkan agar lebih cepat proses pembangunan agar masyarakat dapat
hidup sejahtera.
3. Isu pemekaran sebenarnya bermula dari elit politik lokal masyarakat
Padang Lawas, akan tetapi disini seluruh masyarakat Padang Lawas
mendukung penuh, sangat antusias dengan diadakannya pemekaran di
Kabupaten Padang Lawas. Meskipun begitu pemekara Kabupaten Padang
Lawas ini murni untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan
elit politik tersebut.

95
Universitas Sumatera Utara
4. Proses yang terjadi dalam pemekaran Kabupaten Padang Lawas ini terjadi
sejak tanggal 21 Maret 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah
Kabupaten

Padang

Lawas,

kemudian

gubernur

Sumatera

Utara

mengundang masyarakat Padang Lawas untuk menghadiri musyawarah


terkait dengan hal pemekaran wilayang Padang Lawas. Selanjutnya pada
hari kedua idul fitri Desember 2000, Masrin Harahap mengundang
H.Fahruddin (DPRD Prov. Riau), Marahadi Hasibuan, H.Andolan Siregar
dan H.Muslihuddin untuk hadir dirumahnya di Wek I Kelurahan Pasar
Sibuhuan, mengajukan supaya dibentuk panitia Persiapan Kabupaten
Padang Lawas

Ibukotanya Sibuhuan. Pada mulanya, hasil dari

musyawarah tanggal 13 April 1992, telah memutuskan Kota Padang


Sidimpuan ibu kotanya Padang Sidimpuan, Kab. Angkola Sipirok ibu
kotanya Sipirok, Mandailing Natal ibu kotanya Panyambungan dan
Padang Lawas ibu kotanya Sibuhuan. Selanjutnya, pada 22 Februari 2001
kepanitiaan terbentuk dengan penasehat 5 orang yakni KH.Muctar Muda
Nasution, KH.M.Arjun Akbar Nasution, Tongku Fikir Lubis, H.Abdul
Wahab Harahap dan Fahruddin S. Ketua panitia Marahadi Hasibuan dan
wakilnya Syamsul Bahri Tanjung, sekertaris H.Andolan Siregar dan
Wakilnya David Daulay, Bendahara H.Muslihuddin Nasution dan
Wakilnya H.Amir Hamjah Harahap. Sedangkan seksi Keuangan sebanyak
10 orang yang dikoordinir Syahrun Harahap, seksi perlengkapan tujuh
orang dikoordinir Afner Azis Siregar dan seksi humas sebanyak 10 orang
yang dikoordinir H.Muktar Hasan Nasution. Pada tanggal 5 juli 2005,

96
Universitas Sumatera Utara
lanjut Bapak Marahadi, diadakan rapat di Lapangan Merdeka Sibuhuan
yang berpidato saat itu H Fahruddin. Selanjutnya dibuat kesimpulan untuk
menambah kekuatan panitia, maka dibentuklah tim kerja di Mess Pemda
Sibuhuan. Perjuangan tokoh pemekaran di warga Padang Lawas tersebut
berakhir pada 17 juli 2007 DPR-RI mengadakan sidang paripurna
pengesahan rencana Undang-undang (RUU) menjadi Undang-undang
pembentukan Kabupaten dan Kota, Kab.Padang Lawas salah satu
diantaranya. Pada 10 Agustus 2007 ditetapkan Undang-undang Nomor 38
tahun 2007 tentang pembentukan Padang Lawas.
5. Kendala yang pertama dalam pemekaran Kab.palas ialah daerah-daerah
lain banyak memandang secara apatis, semua mau ikut dimekarkan.
Sumber Daya Manusia yang kurang juga menjadi kendala, adanya
kelompok yang pesimis diadakannya pemekaran Kabupaten Padang
Lawas.
6. Tujuan utama pemekaran ialah untuk mendekatakan pelayanan publik
untuk masyarakat agar masyarakat tidak lagi jauh-jauh ke TAPSEL hanya
untuk mengurus urusan pemerintahan, hal tersebut termasuk tujuan utama
pemekaran Kabupaten Padang Lawas karena untuk mensejahterakaan
masyarak.
7. Disini elit polit kan hanya sebagai perantara dalam proses pemekaran, dan
sama-sama

berjuang

seluruh

masyarakat

Padang

Lawas

untuk

memekarkan Padang lawas untuk satu tujuan yakni mensejahterakan


seluruh masyarakat Padang Lawas tanpa terkecuali.

97
Universitas Sumatera Utara
8. Kesejahteraan masyarakat sudah berkembang dengan baik, meskipun
sedikit lambat tetapi tepat sasaran apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
pasti akan di penuhi oleh pemerintah agar masyarakat sejahtera.
9. Setelah mekar pembangunan sudah banyak yang kita hasilkan, yang
pertama setelah mekar kita banyak menambah kecamatan itu sudah
lengkap dengan kantor camatnya, puskesmasnya dan fasilitas umum
lainnya. Kebutuhan dasar ekonomi masyarakat juga semakin membaik,
pendidikan yang semakin di tingkatkan dengan banyaknya SMA Negeri
yang ada di Padang Lawas dan 1 Universitas Swasta, kesehatan dan
pelayanan BPJS sudah lengkap bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
10. kalau dikatakan siapa yang mendominasi boleh dikatakan masih fifti-fifti,
belum semua masyarakat Padang Lawsa yang menduduki jabatan disini.
Padang Lawas mendapat penyerahan pegawai dari Kabupaten induk yakni
Kabupaten Tapsel.

98
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Su, arsimi.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitian Sosial. Surabaya: Air Langga Press.
.2001. Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan
Kualitatif. Surabaya: Air Langga University Press.
. 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana.
BPS Kabupaten Padang Lawas.
Creswell W Jhon. 2012. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nurbuko, Colid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga
Indonesia (b), Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah, No. 32 Tahun
2004, LN No.125 tahun 2004, TLN
Kerjasama Percik dan USAID Democratic RefromSupport Program (DRSP) dan
Desentralization Support Facility (DSF) Proses dan Implikasi SosialPolitik: Studi Kasus di Sumbardan
Buton, (Pustaka Percik, 2007).
Jumadi, Problem Pemekaran Wilayah dan Pembagian Kewenangan, dalam Indra
J. Piliang, Blue Print Otonomi Daerah Indonesia, (Jakarta, Penerbit YHB
Center, 2006).

76
Universitas Sumatera Utara
Muchlis,

Hamdi.

2009.

Naskah

Akademik

Tentang

Pembentukan

dan

Penghapusan Daerah, BPHN DEPKUMHAM RI, Jakarta


Prof. Dr. Djohermansyah Djohan. 2007. lanskap Otonomi Daerah: Analisa dan
kritik, Dalam Indra J. Pliang dkk. Jakarta: Yayasan Harkat Bangsa
bekerjasama dengan European Union
Suradinata, Ermaya. 2000. Pelaksanaan otonomi daerah dalam kerangka untuk
meningkatkan integrasi bangsa. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional,
Departemen Pertahanan
Usman, Huasaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta:Bumi aksara
Widjaja, H.A.W., “Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia”, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Undang-Undang :
UU Republik Indonesia Nomer 38 Tahun 2007, tentang Pembentukan Kabupaten
Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara.
UU Republik Indonesia Nomer 32 Tahun 2004, amandemen dari UU Nomer
22/1999

Internet :
http://BeritaSore.com.Pemekaran Kabupaten Padang Lawas/ Putusan diakses pada
12 Juli 2013 Pada Pukul 00.17.

77
Universitas Sumatera Utara
Malanesia,Meizer, Makalah yang disampaikan dalam Program TKL khusus,
dalam sekolah pasca sarjana/ s3, desentralisasi dan Demokrasi, dalam
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/meizar_malanesia.pdf, yangdiposting
oleh http://www.pdf-finder.com/DESENTRALISASI-DANDEMOKRASI.html.
Menata Ulang Pemekaran Daerah, dalam M Zaid Wahyudi dan Susie berindra, di
akses dari situs :Prasojo, Eko dkk, Blue Print Otonomi Daerah Indonesia, dalam
Eko Prasojo dkk, Blue Print Otonomi Daerah Indonesia dan M. Zaki Mubarak
dkk, (jakarta: Yayasan Hurkat Bangsa, PGRI, dan European Union, 2006), h.
117-119.

Wawancara:
Wawancara dengan H. Marahadi Hasibuan. BA Ketua Panitia Pemekaran
Kabupaten Padang Lawas, pada tanggal 12 November 2015, bertempat di Sekolah
Abdi Utama Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.
Wawancara dengan Harjusli Fahri Siregar

STTP Kabbag Tatapemerintahan

Kabupaten Padang Lawas, pada tanggal 12 November 2015, bertempat di Kantor


Bupati Kabupaten Padang Lawas.
Wawancara dengan Irsan Bangun wakil ketua DPRD Kabupaten Padang Lawas,
pada tanggal 23 Oktober 2015, bertempat di Desa paringgonan Kabupaten Padang
Lawas.
Wawancara dengan H. Kanti Nasution Camat Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang
Lawas, pada tanggal 12 November 2015, bertempat di Perumahan Pasir Julu
Kabupaten Padang Lawas.

78
Universitas Sumatera Utara
BAB III
Politik Pemekaran Daerah Kabupaten Padang Lawas
Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh dilapangan
sekaligus menyajikan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan
teori konsep, teori elit, teori pemekaran wilayah, dan konsep otonomi daerah.
Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka telah dilakukan wawancara
terhadap lembaga ataupun tokoh masyarakat yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.1 Latar Belakang Pemekaran Kabupaten Padang Lawas
Latar belakang pemekaran Kabupaten Padang Lawas akan dijelaskan
dalam penelitian ini dengan tujuan agar dapat mengetahui perihal alasan yang
mendorong masyarakat Padang Lawas untuk melakukan pemekaran menjadi
Kabupaten. Melalui penjelasan ini kemudian akan dianalisis terkait latar belakang
pemekaran Kabupaten Padang Lawas.
Pada awalnya masyarakat Padang Lawas mengusulkan adanya pemekaran
untuk mempercepat laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, hingga setara
dengan daerah otonomi lain yg mekar telah terlebih dahulu melakukan
pemekaran. Dengan adanya pemekaran Kabupaten Padang lawas diharapkan juga
memberikan dampak yang positif untuk pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasarana dalam pemerintahan akan semakin berkembang dan lebih efektif,
dengan demikian pelayanan publik juga lebih dekat dengan masyarakat guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 40

40

Hasil Wawancara Bapak H.Kanti Nasution (Camat Hutaraja Tinggi) pada tanggal 12 November

2015 di Perumahan Pasir Julu pada pukul 16.30 WIB

50
Universitas Sumatera Utara
Kecenderungan yang dipertimbangkan untuk memekarkan daerah Padang
Lawas adalah terkait dengan pertimbangan pemerataan pembangunan dan secara
geografis dinilai terlalu luas serta di satu sisi diharapkan pemekaran Padang
Lawas akan mampu memperlancar roda pemerintahan kedepan, baik itu eksekutif
maupun legislatif. Di sisi lain, pembangunan sarana prasana yang pendukung,
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Pemekaran merupakan cara untuk memperpendek rentang kendali serta
menciptakan pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan kesejahteraan,
konsentrasi pembangunan yang tidak merata sehingga masyarakat beranggapan
pemerintah induk tidak mampu menjawab persoalan-persoalan rakyat secara
konsisten, jauhnya jarak pelayanan publik kepada masyarakat dan kurangnya
konsentrasi pembangunan yang tidak merata yang dilakukan oleh pemerintah
induk harusnya dijadikan tantangan oleh pemerintah induk untuk dicarikan
solusinya, dan diharapkan upaya-upaya bagi kekuasaan semestinya tidak menjadi
alasan yang selama ini dijadikan kekuatan sebagai bentuk aspirasi.
Keinginan pemekaran ini berasal dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
lintas agama, tokoh pemuda dan tokoh adat yang bersatu dalam mengawal
pemekaran daerah Padang Lawas. Selain itu pemerintah pusat juga mengapresiasi
keinginan pemekaran daerah Padang Lawas, hal ini sebagai dasar pendidikan
politik dan bebas mengeluarkan pendapat bagi setiap masyarakat untuk
memajukan daerahnya. Diharapkan dengan adanya pemekaran ini, aspirasi
masyarakat Padang lawas akan lebih cepat terwujud.

51
Universitas Sumatera Utara
Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa prospek pemekaran daerah Padang
Lawas haruslah dilihat secara jelas baik prospektifitas masyarakat yg mumpuni,
maupun tentang persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, serta kemampuan
daerah nantinya dalan hal finansial, dan juga beberapa kelemahan di sektor SDM,
harusnya dapat dikaji, agar kerawanan politik dan konflik elit tidak mengorbankan
rakyat pada umumnya.
Bukanlah hal yang mudah untuk merealisasikan pemekaran daerah,
walaupun dalam kerangka reformasi politik, peluang pemekaran daerah dibuka
selebar-lebarnya yang dituangkan dalam UU No. 22/1999 yang diganti dengan
UU No. 32/2004, walaupun bukan hal yang mudah dalam melakukan pemekaran,
segenap para penyelenggara pemekaran wilayah harus menjalankan syarat dan
ketentuan administratif yang sudah ditetapkan menjadi titik dasar untuk
pembentukan daerah. Dan hal inilah yang dilakukan segenap para penyelenggara
pemekaran Kabupaten Padang Lawas.
Sejarah pemekaran Padang Lawas diperjuangkan sejak tahun 1992, sesuai
PP 129 Undang-undang 32 terjadi gejolak pemekaran di Tapanuli Selatan, yang
diparipurnakan oleh Tapsel pada waktu itu adalah Angkola Sipirok yang diajukan
ke provinsi. Akan tetapi yang disetujui untuk dimekarkan oleh Kabupaten Tapsel
dan DPRD Tapsel adalah Angkola Sipirok, itulah daerah yang diparipurnakan dan
diajukan ke provinsi selanjutnya provinsi menyampaikan ke pusat.
Dalam perkembangannya, selama proses tersebut berlanjut di pusat terjadi
gejolak masyarakat Padang Lawas bahwa mereka juga ingin agar Padang Lawas

52
Universitas Sumatera Utara
dimekarkan. Di saat yang sama, masayarakat Padang Lawas Utara juga
menginginkan hal yang sama. Namun hasil Paripurna adalah Angkola Sipirok.
Dalam prosesnya, masyarakat Padang Lawas cukup antusisas dalam
mengikuti proses pemekaran Kabupaten Padang Lawas. Salah satu tokoh
masyarakat

pemekaran

Padang

Lawas

bernama

H.Marahadi

Hasibuan,

mengatakan perjuangan pemekaran Padang Lawas tidak terpisahkan dari


perjuangan seluruh kabupaten baru yang ada di seluruh Tapanuli Selatan sebagai
Kabupaten induk, yang diprakarsai oleh H. Raja Inal Siregar (Gubernur Sumut
1988 hingga 1998).
Sejalan dengan itu, DPRD Tapsel dengan keputusan nomor 15/KPTS/1992
tanggal 21 Maret 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah Kabupaten
Tapanuli Selatan. Kemudian, selanjutnya Raja Inal mengundang anggota
masyarakat Padang Lawas melalui Masrin Harahap yakni H.Baginda Siregar,
Pada Mulia Lubis, Mangaraja Tagor Hasibuan dan Marahadi Hasibuan, agar hadir
di Medan untuk musyawarah di antaranya pemekaran Kabupaten Padang Lawas.
Menurut Bapak Marahadi, Keempat nama warga Padang Lawas tersebut
ditetapkan sebagai sponsor berdirinya Kabupaten Padang Lawas. selanjutnya, ujar
Bapak Marahadi, pada hari kedua Idul Fitri Desember 2000, Masrin Harahap
mengundang H.Fahruddin (DPRD Prov. Riau), Marahadi Hasibuan, H.Andolan
Siregar dan H.Muslihuddin untuk hadir dirumahnya di Wek I Kelurahan Pasar
Sibuhuan, mengajukan supaya dibentuk panitia Persiapan Kabupaten Padang
Lawas Ibukotanya Sibuhuan.

53
Universitas Sumatera Utara
Pada mulanya, hasil dari musyawarah tanggal 13 April 1992, telah
memutuskan Kota Padang Sidimpuan ibu kotanya Padang Sidimpuan, Kab.
Angkola Sipirok ibu kotanya Sipirok, Mandailing Natal ibu kotanya
Panyambungan dan Padang Lawas ibu kotanya Sibuhuan.
Selanjutnya, pada 22 Februari 2001 kepanitiaan terbentuk dengan
penasehat 5 orang yakni KH.Muctar Muda Nasution, KH.M.Arjun Akbar
Nasution, Tongku Fikir Lubis, H.Abdul Wahab Harahap dan Fahruddin S.
Ketua panitia Marahadi Hasibuan dan wakilnya Syamsul Bahri Tanjung,
sekertaris H.Andolan Siregar dan Wakilnya David Daulay, Bendahara
H.Muslihuddin Nasution dan Wakilnya H.Amir Hamjah Harahap. Sedangkan
seksi Keuangan sebanyak 10 orang yang dikoordinir Syahrun Harahap, seksi
perlengkapan tujuh orang dikoordinir Afner Azis Siregar dan seksi humas
sebanyak 10 orang yang dikoordinir H.Muktar Hasan Nasution.
Pada tanggal 5 juli 2005, lanjut Bapak Marahadi, diadakan rapat di
Lapangan Merdeka Sibuhuan yang berpidato saat itu H Fahruddin. Selanjutnya
dibuat kesimpulan untuk menambah kekuatan panitia, maka dibentuklah tim kerja
di Mess Pemda Sibuhuan.
Perjuangan tokoh pemekaran di warga Padang Lawas tersebut berakhir
pada 17 juli 2007 DPR-RI mengadakan sidang paripurna pengesahan rencana
Undang-undang (RUU) menjadi Undang-undang pembentukan Kabupaten dan
Kota, Kab.Padang Lawas salah satu diantaranya. Pada 10 Agustus 2007

54
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2007 tentang pembentukan Padang
Lawas. 41
3.2 Kendala Dalam Proses Pemekaran
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas dan nyata,
bertanggung jawab kepada daerah secara proposional, yang diwujudkan dengan
pengaturan, pembagian, dan kemanfaatan sumber daya nasional, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah. Itu semua harus dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran masyarakat, pemerataan, keadilan, serta
potensi daerah Padang Lawas. Namun dalam perjalanan pembentukannya, ada
beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses pemekarannya antara lain :
a. Konflik Kepentingan Antar Aparatur Demokrasi
Pada dasarnya pemekaran adalah untuk memberdayakan daerah-daerah
yang masih terttinggal, karena pemerintah daerah memiliki kewajiban besar untuk
membangun daerah yang dipimpin agar lebih maju dan mensejahterakan
masyarakatnya, tetapi dalam proses otonomi daerah memiliki kendala-kendala
yang menghambat pelaksanaan otonomi daerah. Kendala yang sering terjadi di
antaranya mindset atau mentalitas aparat demokrasi yang belum berubah,
hubungan antara institusi pusat dengan daerah, pertarungan kepentingan yang
berorientasi pada perebutan kekuasaan, penguasaan aset dan adanya semacam
gejala powershift syndrom yang menghinggapi aparat pemerintah.
b. Minimnya Sumber Daya Manusia

41

Hasil Wawancara Bapak Marahadi Hasibuan (Ketua Panitia Pemekaran Kab.Palas) pada tanggal

12 Oktober 2015 di Sekolah Abdi Negara pada pukul 14.00 WIB

55
Universitas Sumatera Utara
Sumber daya manusia yang terbatas juga menjadi kendala dalam awal
proses pemekaran daerah Kabupaten Padang Lawas, karena masih banyak SDM
dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di Kabupaten Padang Lawas
merupakan penyerahan dari bebrapa daerah sekitar seperti Kabupaten Tapsel dan
sebagian dari daerah Provinsi Riau. Namun demikian, jumlah SDM tersebut
masih belum mencukupi kebutuhan aparatur sipil maupun tenaga pegawai.
Berdasarkan keterangan dari salah seorang Informan yg merupakan Kabag Tapem
Kabupaten Kabupaten Padang Lawas,

Jumlah tenaga pegawai di Kabupaten

Padang Lawas berkisar 3000 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah tersebut
masih dominasi oleh tenaga pengajar (guru), namun untuk pelaksana teknis masih
minim.42
c. Adanya Kelompok Pesimistis Pada Awal Pemekaran
Dalam upaya pembentukan pemerintahan baru ini, tarik-menarik antara
kelompok yang setuju dan tidak setuju terhadap pemekaran daerah di suatu
wilayah adalah hal yang lumrah. Tidak terkecuali pada awal pemekaran
Kabupaten Padang Lawas. Kendala yang umum sering sekali dijumpai ialah sikap
dari pesimistis dari sekelompok masyarakat setempat dan juga elit dari daerah lain
yang sebenarnya ingin ikut memekarkan daerahnya, kelompok tersebut selalu
mengukur secara pesimis jika Padang Lawas belum bisa mengatur sendiri
pemerintahannya setelah dimekarkan. 43
3.3 Kondisi Padang Lawas setelah pemekaran
42

Hasil wawancara Bapak Harjusli Siregar (Kabag Tapem Kab.Palas) pada tanggal 12 November
2015 di Kantor Bupati Kab.Padang Lawas
43
Hasil Wawancara Bapak H.Kanti Nasution (Camat Huta Raja Tinggi Kab.Palas) pada tanggal 12
November 2015 di Perumahan Pasir Julu pada pukul 16.30 WIB

56
Universitas Sumatera Utara
Salah satu tujuan pemekaran daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan
publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dengan
pemekaran wilayah diharapkan dapat memunculkan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru, mampu meningkatkan potensi yang selama ini belum tergarap
secara optimal baik potensi Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia,
membuka akses masyarakat terhadap pembangunan dan dapat memutus mata
rantai pelayanan yang sebelumnya disatu tempat / Ibukota Kabupaten atau Ibukota
Kecamatan, sehingga memicu motivasi masyarakat untuk ikut secara aktif dalam
proses pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya.
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38
tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas. Artinya Padang
Lawas memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap kemajuan Kabupaten
Padang Lawas, karena Padang Lawas memiliki pemerintahan sendiri yang harus
cerdas dalam mengelola keuangan yang berputar di lapangan agar pembangunan
dapat berjalan dengan cepat dan tepat agar mencapai apa yang menjadi tujuan
awal pemekaran yakni mensejahterakan Masyarakat Padang Lawas dengan
potensi yang ada di Kabupaten tersebut.
Pemekaran menghasilkan beberapa pembangunan infrastruktur, seperti
pembangunan ruas jalan dan jembatan, gedung perkantoran. Untuk saat ini yang
sedang berjalan adalah pembangunan jalan yang menghubungkan Kecamatan
Sibuhuan dengan daerah Matanggor. Di sana telah dibangun enam ruas jembatan.
Ruas jalan penghubung antara daerah Sibuhuan dengan daerah Gunung tua telah
diperlebar. Lalu lintas dari daerah Sibuhuan ke Kota Pekan Baru (Riau) sudah

57
Universitas Sumatera Utara
lancar. Bahkan ini saat ini tengah digagas pembangunan ruas jalan yang
mengubungkan daerah Apung (Padang Lawas) dengan daerah Panyambungan.
Dampak pemekaran tesebut sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat bukan
untuk orang elit atau saudagar semata. 44
Kabupaten Padang Lawas ini dikonsepkan oleh masyarakat untuk
masyarakat, dalam arti pemekarannya bukan untuk kepentingan politik lokal
semata, namun sepenuhnya untuk mensejahterakan masyarakat setempat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya putra daerah setempat yang mengisi jabatanjabatan strategis,
dan segala pembangunan insfrastruktur umum yang memang
diperuntukkan kepada kepentingan masyarakat setempat. Secara prinsip memang
tidak ada pembagian kursi jabatan, tapi menempakatkan putra daerah pada posisi
tertentu merujuk pada tujuan awal dimekarkannya daerah Padang Lawas yaitu
supaya masyarakat Padang Lawas bisa mengelola segala potensi yang ada untuk
mensejahterakan rakyat Kabupaten Padang Lawas itu sendiri. 45
Sebelum adanya pemekaran Padang Lawas, pendapatan asli daerah yang
dihasilkan seperti hasil dari pertambangan dan hasil perkebunan yang
mendominasi potensi Kabupaten ini langsung dikirim ke Kabupaten induk dan
menjadi pendapatan asli daerah Tapsel daerah yang terlampau luas menyebabkan
pembangunan yang tidak merata sampai ke Padang Lawas, tetapi setelah adanya
pemekaran hal tersebut tidak lagi terjadi, pendapatan asli daerah Kabupaten

44

Hasil Wawancara Bapak Marahadi Hasibuan (Ketua Panitia Pemekaran Kab.Palas) pada tanggal

12 Oktober 2015 di sekolah Abdi Negara pada pukul 14.00 WIB


45

Hasil Wawancara Bapak Harjusli Siregar (Kasubag Tata Pemerintahan Kab.Palas) pada tanggal

12 November 2015 di Kantor Bupati Kab.Padang Lawas pada pukul 11.00 WIB

58
Universitas Sumatera Utara
Padang Lawas langsung dikelola untuk membangun daerahnya sendiri agar lebih
fokus dalam pembangunan dan lebih cepat berkembang sehingga secara langsung
menguntungkan masyarakat Padang Lawas.
Selanjutnya, perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah pemekaran
Kabupaten Padang Lawas yaitu telah banyak terlihat perbedaan yang positif.
Pertama, jika sebelum pemekaran jumlah kecamatan di daerah sibuhuan ini hanya
4 kecamatan, yaitu kecamatan Barumun, kecamatan Sosopan, kecamatan Sosa,
dan kecamatan Barumun Tengah, namun setelah pemekaran menjadi 12
kecamatan. Rencananya akan ditambahkan 6 kecamatan lagi, sehingga di tahun
2016 menjadi 18 kecamatan. Setiap pemekaran kecamatan terlaksana, maka akan
diikuti oleh penambahan sarana prasarana publik seperti saat. Sebelumnya,
sekolah tingkat SMA diseluruh daerah Padang Lawas ini hanya berjumlah 5 unit
yang masing masing berada di 4 kecamatan terdahulu yaitu hanya ada 4 SMA
Negeri dan 1 SMA Swasta. Akan tetapi setelah pemekaran beberapa tahun
kemudian, dibangun beberapa unit sekolah antara lain ada SMA Negeri di daerah
Sosopan, Binanga dan Ujung Batu, Panyambungan, Barumun Selatan. Saat ini
telah berdiri 8 SMA Negeri di Kabupaten Padang Lawas dan SMA/SMK Swasta
menjadi 7 Unit. Madrasah Aliyah kini berjumlah 3 Unit dari yang sebelumnya
hanya ada 1 unit. Jadi keseluruhan pekembangan ini berkat pemekaran daerah
Padang Lawas. Jika diperhatikan maka akan jauh berbeda sebelum dan sesudah
menjadi sebuah kabupaten. 46

46

Hasil Wawancara Bapak H.Marahadi Hasibuan (Ketua Panitia Pemekata Kab.Palas) pada

tanggal 12 Oktober 2015 di Yayasan Sekolah Abdi Negara pada pukul 14.00 WIB

59
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan telah mekarnya daerah Padang Lawas menjadi suatu
kabupaten, maka pemerintah pusat langsung mendistribusikan dana alokasi
langsung kepada pemerintah daerah kabupaten Padang Lawas

sehingga bisa

langsung mengelola dan melakukan pembangunan Infrastruktur langsung tanpa


menunggu pembagian dari daerah Tapanuli Selatan. Dengan demikian dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat seperti peningkatan sarana prasarana
transportasi untuk mengangkut hasil bumi. Selain itu banyak fasilitas-fasilitas
ekonomi publik seperti perbankkan yang langsung membangun kantor cabangnya
di daerah setempat untuk mempermudah akses permodalam masyarakat melalui
pinjaman bank dengan jaminan yang sudah ditentukan. Berbeda dengan kondisi
sebelumnya, ketika fasilitas perbankan sangat minim, dan keterbatasan
peminjaman kepada masyarakat 47., Fasilitas publik lainnya juga turut dibangun,
seperti puskesmas di setiap kecamatan serta pelayanan BPJS kesehata yang
mempermudah pelayanan publik di seluruh wilayah Kab. Padang Lawas. 48
Pasca pemekaran, masyarakat Padang Lawas semakin dimudahkan oleh
pelayanan publik yang semakin dekat dengan masyarakat sehingga

segala

pengurusan adminstrasi tidak lagi berpusat di kabupaten Tapanuli Selatan akan


tetapi sepenuhnya berpusat di Kabupaten Padang Lawas. Sebab tujuan dari
pemekaran memang untuk memperbaiki sistem pelayanan publik yang ditujukan
untuk kemudahan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Sebelumnya

47

Hasil Wawancara Bapak Harjusli Fahri Siregar (Kasubag Tatapemerintahan) pada tanggal 12

November 2015 di Kantor Bupati PALAS pada pukul 11.00 WIB


48

Hasil Wawancara Bapak Irsan Bangun (Wakil Ketua DPRD Kab.Palas) pada tanggal 23 Oktober

di Desa Paringgonan pada pukul 15.00 WIB

60
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Padang lawas bergabung dengan Kabupaten Tapanuli selatan, kini
setelah dimekarkan banyak pembangunan berkembang dengan pesat beda jauh
dengan sebelum adanya pemekaran, jadi demikianlah potret daerah Padang Lawas
dengan adanya Undang-undang Nomor 38 tahun 2007 maka daerah ini telah di
mekarkan.Sampai saat ini pembangunan berjalan dengan baik, Kabupaten Padang
Lawas kini kian dikenal, tak terlepas dari berbagai faktor budaya masyarakat
Mandailing, dan hasil bumi yang sudah tidak asing lagi hasil seperti perkebunan
sawit yang kini menjadi Ikon daerah Kabupaten Padang Lawas. 49
Jika berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dengan
keadaan ekonomi masyarakatnya, pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun
2013 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan
6,12 persen dibanding tahun 2012. Pertumbuhan tertinggi dicapai dari sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 11,86 persen; sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan 8.69 persen; sektor listrik, gas dan air bersih 8,48 persen;
sektor industri pengolahan 7,20 persen; pengangkutan dan komunikasi 6,18
persen; sedangkan sektor ekonomi lainnya memiliki laju pertumbuhan di bawah 6
persen. 50
Pendapatan tertinggi di Kabupaten Padang Lawas terdapat pada sektor
tambang minyak. Nama perusahaan tambang tersebut yakni Mosesa Petrolium
yang terletak di daerah Binanga, sebelum pemekaran memang sudah ada potensi

Anda mungkin juga menyukai