“UJI SENSITIVITAS”
Di susun oleh :
BAB III
METODOLOGI
1.
2.
3.
4.
5 4 1. Novobiocin (NV) 0 mm R
2 3 2. Ceftriaxone (CRO) 46 mm S
3. Pefloxacin (PEF) 40 mm S
1 2
4. Ampicilin (AMP) 20 mm S
Escherichia coli
5. Cotrimoxazole (SXT) 34 mm S
Escherichia coli
2 3 1. Doxyline (DO) 36 mm S
3 1 2. Bacitracin ( B ) 2 mm R
4 3. Cefotaxime (CTX) 46 mm S
4. Tetracyline (TE) 32 mm S
1. Gentamicin (CN) 30 mm S
1
4 4 2. Ceftaxidime (CAZ) 46 mm S
2 3. Levofloxacin (LEV) 44 mm S
3 4. Nalidixic Acid (NA) 36 mm S
Escherichia coli Escherichia coli
4.2 Pembahasan
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis
yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang
beragam. Mekanisme kerja antibiotik antara lain adalah menghambat sintesis
dinding sel, merusak permeabilitas membran sel, menghambat sintesis RNA
(proses transkripsi), menghambat sintesis protein (proses translasi), menghambat
replikasi DNA.
Pada percobaan yang telah dilakukan, terlebih dahulu melakukan fiksasi
alat-alat yang akan digunakan pada praktikum. Fiksasi berfungsi agar tidak
terdapat mikroba yang menempel. Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
berfungsi membantu pertumbuhan bakteri. Selanjutnya menggoreskan sweap
secara zig zag pada cawan petri yang berisikan medium MHA (Mueller Hinton
Agar) yang juga merupakan tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu bakteri.
Langkah selanjutnya, memasukkan antibiotik pada masing-masing cawan petri
dengan jarak yang tidak terlalu dekat, agar nantinya dapat diketahui mana
antibiotik yang resisten dan sensitif terhadap bakteri. Dalam pratikum ini,
menggunakan 20 antibiotik yang mana nantinya akan diukur zona hambatnya
yang kemudian dibandingkan dengan table standard untuk mengetahui kepekaan
antibioti tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, maka hasil yang didapatkan adalah
antibiotik Cotrimoxazole (SXT) berfungsi mengobati infeksi sistemik, saluran
pernapasan, infeksi ginjal, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kelamin. Hasil
pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 34 mm. Kandungan
dari antibiotik ini adalah Sulphamethoxazole yang merupakan derivat dari
sulfonamide. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis asam folat
pada bakteri. Sulfamethoxazole menghambat masuknya molekul PABA ke dalam
molekul Asam folat dan Trimetropim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari
Asam dihidrofolat menjadi Tetrahidrofolat yang secara tidak langsung
mengakibatkan penghambatan enzim pada siklus pembentukan asam folat. Hal
tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri
Escherichia coli.
Antibiotik Doxyline (DO) berfungsi menghambat aktivitas bakteri. Hasil
pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 36 mm.
Doxycycline mengandung doksisiklin HCL yang setara dengan doksisiklin 100
mg. Doxycycline bekerja secara bakteri statik dengan mencegah sintesis protein
mikroorganisme dan mempunyai spektrum kerja yang luas terhadap bakteri gram
positif dan gram negatif. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini
sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Tetracyline (TE) berfungsi mengobati demam yang disebabkan
oleh rickettsia, infeksi saluran kemih, dan bronchitis kronik. Hasil pengamatan
antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 32 mm. Kandungan dari
Tetracyclin adalah Tetrasiklin HCl 250 mg dan Tetrasiklin HCl 500 mg.
Mekanisme kerja dari tetracyclin adalah menghambat sintesis protein pada
mikroba yang rentan terhadap tetracyclin dengan cara menghambat ikatan
aminoasil tRNA pada ribosom. Tetracyclin merupakan antibiotik berspektrum luas
yang dapat menghambat sintesis protein. Tetracyclin memasuki mikroorganisme
melalui difusi pasif dan sebagian melalui suatu proses transport aktif yang
bergantung pada energi. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini
sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Levofloxacin (LEV) berfungsi mengobati infeksi yang di
sebabkan oleh bakteri H. phylori. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona
hambatnya berdiameter 44 mm. Kandungan dari Levofloxacin adalah Levofloxacin
250 mg dan Levofloxacin 500 mg. Mekanisme utama aksi Levofloxacin adalah
melalui penghambatan DNA girase, II topoisomerase jenis, sehingga
penghambatan replikasi DNA bakteri. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan
antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Ceftaxidime (CAZ) berfungsi menghambat pembentukan
dinding sel bakteri. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 46 mm. Kandungn dari Ceftaxidime adalah Ceftazidime pentahidrat.
Mekanisme kerja Ceftazidime dengan menghambat enzim yang bertanggungjawab
terhadap sintesis dinding sel. Secara invitro Ceftazidime dapat mempengaruhi
mikroorganisme dalam range atau spektrum yang luas, termasuk strain yang
resisten terhadap gentmicin dan amino glikosid lainnya. Hal tersebut dilihat dari
hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Bacitracin (B) berfungsi merusak proses pembentukan dinding
sel mikroba. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 2
mm. Kandungan dari Bacitracin adalah campuran polipeptida siklik yang
dihasilkan dari Tracy Bacillus subtilis. Mekanisme kerjanya adalah dengan
menghambat sintesis asam folat pada bakteri. Hal tersebut dilihat dari hasil
pengamatan antibiotik ini resisten terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Nalidixic Acid (NA) berfungsi menghambat replikasi DNA
bakteri. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 36
mm. Kandungan dari Nalidixic Acid adalah Asam Nalidiksat. Nalidixic Acid
merupakan antibiotik bakterisidal yang memiliki mekanisme kerja yang sama
dengan Quinolone, namun Nalidixic acid banyak digunakan untuk penyakit
demam tipus. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv
terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Cefotaxime (CTX) berfungsi merusak proses pembentukan
dinding sel bakteri. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 46 mm. Kandungan dari antibiotik Cefotaxime adalah Cefotaxime
sodium setara dengan cefotaxime 500 mg. Mekanisme kerja antibiotik ini adalah
menghambat sintesis dinding sel mikroba baik gram negatif maupun gram positif.
Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri
Escherichia coli.
Antibiotik Gentamicin (CN) berfungsi menembus dinding sel bakteri dan
mengikat ribosom bakteri tersebut. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona
hambatnya berdiameter 30 mm. Kandungan dari Gentamicin adalah Gentamisin
Sulfat. Mekanisme kerja dari antibiotik ini adalah merusak membran pada bakteri
karena sifatnya bakterisidal dan terutama di gunakan untuk bakteri gram negatif.
Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri
Escherichia coli.
Antibiotik Ampicilin (AMP) berfungsi mengobati saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan infeksi permukaan kulit. Hasil pengamatan antibiotik ini
adalah zona hambatnya berdiameter 20 mm. Kandungan dari Ampicillin adalah
Ampisilina Trihidrat. Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka
terhadap penisilina G dan bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus yang
tidak menghasilkan penisilinase. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan
antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Novobiocin (NV) berfungsi menurunkan mortalitas bakteri
yang terdapat pada usus. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 0 mm. Kandungan dari Novobiocin adalah Sodium Salt. Mekanisme
kerja Streptomycin yaitu menghambat sintesis protein dengan cara menghentikan
pemproduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup.
Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini resisten terhadap bakteri
Escherichia coli.
Antibiotik Ceftriaxone (CRO) berfungsi mengobati keracunan darah akibat
patogen, radang sendi, dan infeksi ginjal. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah
zona hambatnya berdiameter 46 mm. Kandungan dari Ceftriaxone adalah
Seftriakson. Ceftriaxone mempunyai stabilitas yang tinggi terhadap beta-laktanase,
baik terhadap penisilinase maupun sefalosporinase yang di hasilkan oleh kuman
gram negatif maupun gram positif. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan
antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Norfloxacin (NOR) berfungsi mengobati infeksi saluran
pencernaan, infeksi permukaan kulit, dan infeksi saluran kemih. Hasil pengamatan
antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 40 mm. Kandungan dari
antibiotik Norfloxacin adalah Norfloksasin. Norfloxacin memiliki mekanisme kerja
yaitu dengan menghambat transkripsi dan replikasi DNA. Hal tersebut dilihat dari
hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Amikacin (AK) berfungsi menembus dinding sel dan mengikat
ribosom bakteri. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 30 mm. Kandungan dari Amikacin adalah Amikacin Sulphate.
Mekanisme kerja dari antibiotik ini adalah merusak membran pada bakteri karena
sifatnya bakterisidal dan terutama di gunakan untuk bakteri gram negative dan
menghambat sintesis protein dengan mengikat reseptor pada 30S subunit ribosom
bakteri. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap
bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Pefloxacin (PEF) berfungsi mengobati infeksi bakteri yang
berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona
hambatnya berdiameter 40 mm. Kandungan dari Pefloxacin adalah Pefloksasin.
Pefloxacin memiliki mekanisme kerjanya yaitu dengan cara menghambat trankripsi
dan replikasi DNA. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv
terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Fosfomycin (FOS) berfungsi mengobati infeksi saluran kemih
akut dan infeksi saluran pencernaan. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona
hambatnya berdiameter 42 mm. Kandungan dari antibiotik Fosfomycin adalah
Fosfomycin Sodium. Fosfomycin memiliki mekanisme kerja untuk menghambat
sintesis asam nukleat dan protein yang sangat esensial pada bakteri. Hal tersebut
dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini sensitiv terhadap bakteri Escherichia
coli.
Antibiotik Streptomycin (S) berfungsi menembus dinding sel bakteri dan
mengikat ribosom bakteri tersebut. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona
hambatnya berdiameter 24 mm. Kandungan dari Streptomycin adalah
Streptomycin sulfate. Mekanisme kerja dari antibiotik ini adalah merusak
membrane pada bakteri karena sifatnya bakterisidal dan terutama di gunakan
untuk bakteri gram negatif. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini
sensitiv terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Erytrhomycin (E) berfungsi mengobati infeksi yang disebabkan
oleh bakteri pada saluran pernapasan dan saluran kemih. Hasil pengamatan
antibiotik ini adalah zona hambatnya berdiameter 12 mm. Kandungan dari
Erytrhomycin adalah Eritromisin Etilsuksinat setara dengan Eritromisin 500 mg,
Eritromisin stearat setara dengan Eritromisin 250 mg. Eritromycin bekerja
bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram positif. Mekanisme kerjanya yakni
melelui pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya
dirintangi Akan tetapi dari hasil praktikum yang diperoleh justru menunjukkan
bahwa daya hambatnya lebih luas pada bakteri E. coli yang merupakan bakteri
gram negatif. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini resisten
terhadap bakteri Escherichia coli.
Antibiotik Cefadroxil (CFR) berfungsi antibiotika semisintetik golongan
sefalosforin untuk pemakaian oral. Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan
menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus
beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase),
Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp,
Moraxella catarrhalis. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 10 mm. Kandungan dari antibiotik ini adalah Sefadroxil Monohidrat.
Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan antibiotik ini resisten terhadap bakteri
Escherichia coli.
Antibiotik Oxacilin (OX) berfungsi antibiotik yang menghambat sintesis
dinding sel bakteri. Hasil pengamatan antibiotik ini adalah zona hambatnya
berdiameter 0 cm. Kandunngan Oxacillin adalah Oxytetracycline hydrochloride
dan Lidocain Hydrocloride. Mekanisme kerja Oxacillin adalah antibiotik yang
menghambat sintesis dinding sel bakteri. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan
antibiotik ini resisten terhadap bakteri Escherichia coli.
BAB V
PENUTUP
5
6
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Ukuran zona hambat bakteri E. coli berbeda-beda terhadap bermacam-macam
antibiotik. Pada antibiotik Oxacilin zona hambatnya 0 mm, antibiotik
Cefadroxil zona hambatnya 10 mm, Amikacin zona hambatnya 30 mm,
Fosfomycin zona hambatnya 42 mm , pada Norfloxacin zona hambatnya 40
mm, pada Erytrhomycin zona hambatnya 12 mm, pada Streptomycin zona
hambatnya 12 mm, pada Novobiocin zona hambatnya 0 mm, pada Ceftriaxone
zona hambatnya 46 mm, pada Pefloxacin zona hambatnya 40 mm, pada
Ampicillin zona hambatnya 20 mm, pada Cotrimoxazole zona hambatnya 34
mm, pada Doxycyline zona hambatnya 36 mm, pada Bacitracin zona
hambatnya 2 mm, pada Cefotaxime zona hambatnya 46 mm, pada Tetracycline
zona hambatnya 32 mm, pada Gentamycin zona hambatnya 30 mm, pada
Ceftazidine zona hambatnya 46 mm, pada Levofloxacin zona hambatnya 44
mm, pada Nalidixic Acid zona hambatnya 36 mm.
2. Tingkat sensitiv, intermediet dan resisten antibiotik berbeda-beda terhadap
bakteri E. coli. Antibiotik yang sensitiv terhadap bakteri E. coli adalah
Amikacin, Ampicillin, Cefotaxime, Ceftaxidime, Ceftriaxone, Contrimoxazole,
Doxycyline, Fosfomycin, Gentamicin, Levofloxacin, Nalidixic Acid,
Norfloxacin, Pefloxacin, Streptomycin dan Tetracycline. Sedangkan bakteri E.
coli resisten terhadap antibiotik Bacitracin, Erytrhomycin, Novobiocin,
Oxacilin dan Cefadroxil.
2.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam
melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada
baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang
proses kerja pada saat melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI