PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa saja jenis-jenis kerusakan yang terdapat pada lapis permukaan
perkerasan lentur ruas jalan wonosari tengah bengkalis ?
2. Berapakah nilai indeks kondisi perkerasan lentur pada ruas jalan wonosari
tengah bengkalis ?
1
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang terdapat pada lapis
permukaan perkerasan lentur ruas jalan Wonosari tengah bengkalis .
2. Untuk mengetahui nilai indeks kondisi perkerasan lentur pada ruas jalan
Wonosari tengah bengkalis .
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain :
1. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang jenis-jenis kerusakan
yang terjadi pada perkerasan lentur (flexible pavement).
2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan referensi
tentang penggunaan metode Pavement Condition Index (PCI) dalam
mengidentifikasi kerusakan pada perkerasan lentur (flexible pavement).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai :
1. Batu pecah
2. Batu belah
3. Batu kali
4. Hasil samping peleburan baja
Bahan ikat yang dipakai :
1. Aspal
2. Semen
3. Tanah liat
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu
lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri.
Dengan demikian memberikan kenyamanan kepada si pengemudi selama masa
pelayanan jalan tersebut. Untuk itu dalam perencanaan perlulah dipertimbangkan
seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi
perkerasan jalan seperti :
1. Fungsi jalan
2. Kinerja perkerasan (pavement performance)
3. Umur rencana
4. Lalu lintas
5. Sifat tanah dasar
3
6. Kondisi lingkungan
7. Sifat dan banyak material tersedia di lokasi yang akan digunakan sebagai
bahan lapisan perkerasan
8. Bentuk geometrik lapisan perkerasan
Berdasarkan bahan ikat, lapis perkerasan jalan dibagi atas dua kategori yaitu
lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) dan lapisan perkerasan kaku (rigid
pavement).
4
b. Kedap terhadap air sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan di
bawahya.
c. Permukaan mudah mengalirkan air sehingga air hujan yang jatuh di
atasnya dapat cepat dialirkan.
d. Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan
deformasi yang berarti.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas, perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan harus mencakup :
1. Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang
akan dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih, dapatlah
ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metodeyang ada.
5
Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas.Lapisan
tersebut berfungsi sebagai berikut :
a. Lapis perkerasan penahan beban roda yang mempunyai stabilitas tinggi
untuk menahan roda selama masa pelayanan.
b. Lapisan kedap air, air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawah dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
c. Lapis aus, lapisan ulang yang langsung menderita gesekan akibat roda
kendaraan.
d. Lapis-lapis yang menyebabkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga
dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daa dukung yang lebih jelek.
a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
b. Lapis peresapan untuk pondasi bawah.
c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan untuk lapis pondasi atas cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan
sebagai bahan pondasi hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik
baiknya sehubungan dengan persyaratan teknis. Bermacam-macam bahan
alam/bahan setempat (CBR > 50 %, PI < 4 %) dapat digunakan sebagai bahan
6
lapisan pondasi atas, antara lain batu merah, kerikil dan stabilisasi tanah dengan
semen atau kapur.
3. Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)
Lapisan pondasi bawah adalah lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
atas dan tanah dasar. Fungsi lapis pondasi bawah adalah :
a. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
b. Efisieni penggunaan material. Material pondasi bawah lebih murah
daripada lapisan di atasnya.
c. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
d. Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondasi
atas.
Bahannya dari bermacam-macam bahan setempat (CBR > 20 %, PI < 10%)
yang relatif jauh lebih baik dengan tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan
pondasi bawah. Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen
portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan agar didapat bantuan yang efektif
terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.
4. Lapisan tanah dasar (subgrade)
Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian
atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan
konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifatsifat daya dukung tanah dasar.
Persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah :
a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah
tertentu akibat beban lalu lintas.
b. Sifat kembang susut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah yang tidak merata, sukar ditentukan secara pasti
ragam tanah yang sangat berbeda sifat dan kelembabannya.
d. Lendutan atau lendutan balik.
7
Gambar 1.1. Susunan lapis perkerasan lentur
8
guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan di permukaan perkerasan yang
terjadi (Hardiyatmo, 2005). Menurut Hardiyatmo (2005) jenis-jenis kerusakan
perkerasan lentur (aspal), umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Deformasi berupa bergelombang, alur, amblas, sungkur, mengembang,
benjol dan turun.
9
BAB III
METODOLOGI SURVEI
A. Lokasi survei
STA 0+200
STA 0+000
10
STA 0+000 STA 0+200
(a) lokasi kuburan jalan wonosari tengah b) lokasi masjid al-manar jalan wonosari
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara
pengamatan dan pengukuran secara langsung di lokasi survei Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya :
a. Data berupa gambar jenis-jenis kerusakan
b. Data dimensi (panjang, lebar, kedalaman) masing-masing
jenis kerusakan
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber data
yang telah ada, dari instansi terkait, buku, laporan, jurnal atau sumber
lain yang relevan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya :
a. Data panjang dan lebar jalan
b. Data struktur perkerasan jalan
11
C. Peralatan survei
L
Total Kerusakan M
H
Tipe Kualitas Density Deduct
Kerusakan Kerusakan (%) Value
Deduct Total
Corrected Deduct Value (CDV)
12
D. Pelaksanaan survei
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei visual dan dibagi
menjadi dua tahap yaitu :
Tahap 1 : Survei pendahuluan, yaitu untuk mengetahui lokasi dan
panjang tiap segmen perkerasan lentur.
Tahap 2 : Survei kerusakan, yaitu untuk mengetahui jenis-jenis
kerusakan, dimensi kerusakan dan mendokumentasikan
segala jenis kerusakan pada masing-masing unit sampel.
13
Cara pemetean kerusakan
Pada kerusakan retak
Memetakan kerusakan
14
Mengukur kedalaman kerusakan maksimal
Memetakan kerusakan
15
Mengukur kedalana kerusakan
16
E. Bagan Alir Penelitian
17
BAB IV
18
Gambar 4.3 Saketsa kerusakan pada STA 0+050 – STA 0+100
19
Tabel. 1 Sampel unit kerusakan
1
2
3
4
0 + 000 - 0 + 050 6 50
5
6
7
8
9
10
11
12
0 + 050 - 0+ 100 6 50
13
14
15
16
17
18
19
20 0+ 100 - 0 + 150 6 50
21
22
23
24
25 0+ 150 - 0 + 200 6 50
26
27
Sumber : hasil analisa data survei
20
Dari 27 kerusakan tersebut di indentifikasi jenis kerusakannya dan tingkat
kerusakannya berdasarkan aturan PCI (Pavement Condition Index ). dalam proses
survei di lakukan pemetaan kerusakan dimana di ukur panjang, lebar, kedalaman
kerusakan dan lebar kerusakan. Dari nilai pemetan tersebut di peroleh nilai
Quantity dan nilai total Quantity
Quantity ( m )
Sempel Kualitas Total
Lokasi Jenis kerusakan lebar dalam
unit Kerusakan Panjang lebar Quantity
kerusakan kerusakan
1 10. Retak Memanjang/Melintang L 3,150 0,500 0,005 0,020 3,675000
2 10. Retak Memanjang/Melintang L 3,500 0,500 0,010 0,020 4,030000
3 9. Pinggir Jalan Turun Vertikal M 9,300 2,400 0,080 11,780000
0+000
4 8. Retak Sambungan L 12,33 0,500 0,006 0,010 12,846000
-
5 8. Retak Sambungan L 1,800 0,400 0,005 0,007 2,212000
0+050
6 7. Retak Samping Jalan L 1,100 1,600 0,010 0,010 2,720000
7 10. Retak Memanjang/Melintang L 24,00 1,400 0,010 0,010 25,420000
8 10. Retak Memanjang/Melintang L 7,900 1,400 0,003 0,005 9,308000
9 10. Retak Memanjang/Melintang L 20,25 1,000 0,005 0,005 21,260000
10 1. Retak Kulit Buaya (G.1.1) L 8,800 1,500 0,005 0,005 10,310000
11 10. Retak Memanjang/Melintang L 4,100 2,250 0,005 0,005 6,360000
0+050
12 10. Retak Memanjang/Melintang L 2,750 0,500 0,005 0,007 3,262000
-
13 10. Retak Memanjang/Melintang L 5,200 0,500 0,005 0,005 5,710000
0+100
14 7. Retak Samping Jalan L 1,700 0,500 0,005 0,005 2,210000
15 10. Retak Memanjang/Melintang L 1,900 0,500 0,010 0,005 2,415000
16 10. Retak Memanjang/Melintang L 31,60 1,000 0,010 0,010 32,620000
17 10. Retak Memanjang/Melintang L 2,500 0,500 0,005 0,080 3,085000
18 10. Retak Memanjang/Melintang L 2,750 0,700 0,010 0,010 3,470000
19 0+100 8. Retak Sambungan L 3,700 0,600 0,007 0,005 4,312000
20 - 7. Retak Samping Jalan L 1,000 0,550 0,009 0,010 1,569000
21 0+150 7. Retak Samping Jalan L 11,80 1,000 0,005 0,005 12,810000
22 8. Retak Sambungan L 5,150 0,550 0,010 0,010 5,720000
23 6. Amblas H 4,900 2,100 0,520 7,520000
24 7. Retak Samping Jalan L 1,200 0,750 0,006 0,007 1,963000
0+150
25 6. Amblas M 12,80 3,000 0,340 16,140000
-
26 7. Retak Samping Jalan L 1,600 1,250 0,100 2,950000
0+200
27 10. Retak Memanjang/Melintang L 5,300 0,450 0,012 0,010 5,772000
= 6 x 200 = 1200 𝑚2
22
Mencari perentase kerusakan
23
Contoh Grafik Deduct Value Pada Retak Buaya
Nilai Deduct Value di dapat dari hasil nilai density (%) , nilai
density ini di tarik ke atas samapai garis tingkat kerusakan dari jenis
kerusakan dari nilai density yang di gunakan kamudian tarik garis ke
kiri kemudian di dapat nilai Deduct Value dari kerusakan yang di
tinjau.
24
Tabel 4. Nili Deduct velue jalan wonosari tengah
∑ luasan luas
tingkat Deduct
Unit Jenis Kerusakan kerusakan sta Density
kerusakan Value
(ad) (as)
16
9,96%
25
3. Mencari Nilai q
Untuk menentukan nilai q ditentukan oleh jumlah nilai individual
deduct value setiap kerusakan.
dengan :
Deduct
NO Jenis Kerusakan
Value
1 10. Retak Memanjang/Melintang 16
2 9. Pinggir Jalan Turun Vertikal 0,35
3 8. Retak Sambungan 0,2
4 7. Retak Samping Jalan 4
5 6. Amblas 35,5
6 1. Retak Kulit Buaya (G.1.1) 11,5
Sumber : hasil analisa data survei
26
mi= 1+ 9/98 (100 – HDVi)
mi= 6,92
27
Grafik Corrected Deduct Value,
CDV Sumber: ASTM internasional,
2007
Dari hasil nilai TDV yang di dapat dan di masukan kedalam gerafik
CDV (Corrected Deduct Value) maka di dapat nilai CDV dari data di
survei adalah pada tabel 7. Hasil nilai CDV (Corrected Deduct Value)
jalan wonosari tengah
No TDV Q CDV
1 56,85 6 24,5
2 60,65 5 30
3 64,3 4 35
4 64,3 3 40
5 63 2 48
6 55,5 1 55
28
Menentukan nilai CDV (Corrected Deduct Value)
24,5
56,85
Dengan :
29
Tabel 8. Hasil nilai Pavement Condition Index untuk tiap unit
CDV PCI s
Unit
( Corrected Deduct Value) (Pavement Condition Index)
1 24,5 75,50
2 30 70,00
3 35 65,00
4 40 60,00
5 48 52,00
6 55 45,00
jumlah 357,5
PCIs = 75,50
pci = ∑ 𝑃𝐶𝐼𝑠 / n
dengan :
30
Berdasarkan rumus di atas di dapat nilai Kondisi Perkerasan ( pci )
pada data survei jalan wonosari tengah adalah pada tabel berikut
pci = ∑ 𝑃𝐶𝐼𝑠 / n
pci = 357,5 / 6
pci = 61,3
Kondisi Jalan
86 – 100 SEMPURNA (excellent)
71 – 85 SANGAT BAIK (very good)
56 – 70 BAIK (good)
41 – 55 SEDANG (fair)
26 – 40 BURUK (poor)
11 – 25 SANGAT BURUK (very poor)
0 – 10 GAGAL (failed)
31
Berdasarkan tabel di atas di dapat nilai Klasifikasi Kualitas
Perkerasan pada data survei jalan wonosari tengah dangan nilai pci
61,3 berada di rank baik (good )
32
BAB V
D. Kesumpulan
1. Pada jalan wonosari tengah terdapat 27 kerusakan berdasrkan
identifikasi dengan metode PCI dengan jenis kerusakan retak
memanjang/ melintang, retak samping jalan, amblas, retak kulit buaya,
retak sambungan dan kerusakan pinggir jalan turun vertikal. Setelah di
lakukan analisa data dengan metode PCI di dapat nilai kualitas jalan
yaitu 61,3 dan berada di rank baik (good ).
2. Dari hasil analisa dengan metode PCI di dapat kualitas jalan baik atau
good sehingga untuk penangananya di lakukan pemeliharaan berkala.
E. Saran
1. Analisa data seharuanya di lakukan perSTA untuk mendapatkan nilai
PCI yang lebih akurat
2. Servei seharusnya di lakukan pada seluruh ruas jalan
33