Anda di halaman 1dari 7

TATA KELOLA IT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LUFTMAN

STUDI KASUS : SEKOLAH SMK INFORMATIKA CIPUTAT

Triningsih
Manajemen Informatika
Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Jl. Kramat Raya No. 18, Jakarta Pusat
triningsih.tnh@bsi.ac.id

Abstract
Information technologi is growing rapidly And information technologi also provides adventages
over a system that is running. The deveploment of information technologi also has an impact on
the world of education, especially in schools that are useful to help learning activities. By
maximizing the information technology in SMK Information Ciputat school open ooportunities
for the progress of learning activities in the school

PENDAHULUAN mempengaruhi dunia pendidikan adalah


hadirmya Teknologi Informasi
Pendidikan merupakan salah satu
hal yang sangat penting dalam Sekolah-sekolah di Indonesia
kehidupan manusia. Pemanfaatan semakin berkembang dengan
Teknologi Informasi dapat di terapkan pemanfaatan TI dalam proses belajar
di seluruh bidang termasuk bidang dan mengajar. Siswa dapat mencari
pendidikan. Organisasi yang dalam informasi, penambahan materi bahan
kegiatannya mampu menyelaraskan ajar dari guru dapat dilakukan secara
Teknologi Informasi dan bisnis akan fleksibel yang dapat dilakukan kapan
mendapatkan keunggulan yang lebih saja dan dimana saja. Begitupun dengan
dibandingkan dengan organisasi yang staf pengajar mulai dari keefektifan
lainnya. Hal ini mendorong beberapa proses belajar mengajar, pengelolaan
organisasi untuk menyelaraskan administrasi dapat dilakukan secara
teknologi informasi dan bisnis guna efisien sehingga keselarasan strategi
mencapai kinerja organisasi menjadi bsinis dan strategi TI diharapkan dapat
lebih baik. Dengan adanya TI dapat berjalan dengan seimbang.
mendukung kinerja operasional suatu
organisasi atau perusahaan. METODE PENELITIAN
Perubahan lingkungan luar dunia Perkembangan ilmu pengetahuan
dan dunia teknologi memang tidak
pendidikan mulai lingkungan sosial,
dapat dipungkiri membawa pengaruh
ekonomi, teknologi sampai politik
juga pada dunia pendidkan.
mengharuskan dunia pendidikan
memikirkan kembali bagaimana Penggunaan media pembelajaran
perubahan tersebut mempengaruhinya dalam hal ini memanfaatkan media
sebagai sebuah institusi sosial dan teknologi informasi saat ini sebenarnya
bagaimana harus berinteraksi dengan sudah sangat umum. Karena bukan
perubahan tersebut. Salah satu hanya untuk sekolah yang memiliki
perubahan lingkungan yang sangat komputer sebagai media informasi
tetapi memang seharusnya semua

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 1


sekolah sudah memanfaatkan teknologi bisnis perusahaan pada aktivitas alihdaya
informasi. (outsourcing).

Pengertian IT Governance Untuk pengembangan rencana


sistem/teknologi informasi sebelum
Penerapan teknologi informasi yang rencana bisnis, maka kebutuhan
baik mempunyai pengaruh yang besar di sistem/teknologi informasi bersifat
dalam tercapainya tujuan suatu institusi mendesak atau sesuatu yang sangat
pendidikan, diharapkan hal tersebut bisa penting. Ini dapat dikatakan bahwa
diterapkan secara baik. rencana bisnis tidak akan berjalan atau
Hal ini bisa dilihat dari penerapan mengalami hambatan bila rencana
teknologi informasi tersebut apakah sistem/teknologi informasi tidak
sudah memiliki kesesuaian dengan proses dikembangkan terlebih dahulu.
yang dilakukan didalam institusi
Pengembangan rencana
pendidikan tersebut.
sistem/teknologi informasi dengan
Pada saat ini Teknologi Informasi rencana bisnis, baik setelah, beriringan
(TI) dirasakan berperan penting dalam maupun sebelum pada kedua rencana
meningkatkan keunggulan bersaing sebuah tersebut perlu diperhatikan juga
organisasi. TI terbukti telah menciptakan kemampuan anggaran pada organisasi.
nilai bagi organisasi. Organisasi semakin Dengan memperhatikan perencanaan dan
tergantung terhadap TI agar tetap dapat penganggaran, maka keputusan untuk
bersaing dengan organisasi lain. Dengan pelaksanaan rencana tersebut, baik
pengelolaan TI yang tepat diharapkan sebelum, beriringan dan setelah dapat
penerapan teknologi informasi dapat berjalan secara optimal.
berjalan dengan optimal.
Luftman IT-Business Alignment
Pengelolaan TI yang baik dilakukan Maturity Model
dengan menilai kesesuaian antara Model Luftman adalah model
penerapan TI dan proses bisnis organisasi. penyelarasan startegi TI dengan strategi
Dengan semakin meningkatnya bisnis, model ini merupakan model
penggunaan TI dalam bisnis, tata kelola TI penyelarasan kedua strategi yang
(IT Governance) menjadi konsep yang hasilnya dapat dibuktikan kebenarannya
penting dibicarakan. dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ke ilmuan untuk mencapai keselarasan
Penyelarasan Strategik
dan mencapai harmonisasi sesuai dengan
Strategi bisnis merujuk pada Porter tujuan bisnis organisasi diperlukan
(1980) merupakan pilihan-pilihan utama strategi yang tepat [1]. Pengukuran
perusahaan tersebut dalam area bisnisnya. kematangan penting untuk dilakukan agar
Mengacu pada Henderson dan setelah tingkat kematangan tersebut
Venkatraman (1993) bahwa tingkat diketahui pihak top management dapat
kepentingan strategi bisnis dipengaruhi meningkatkan keselarasan TI dan bisnis
oleh kebijakan strategis perusahaan pada ke tingkat yang lebih baik lagi.
keputusan “make-or-buy”, yakni
Tujuan dari penyelarasan adalah
kemitraan dan aliansi. Kemitraan
terciptanya harmonisasi antara teknologi
diterjemahkan sebagai seberapa tinggi
informasi dan bisnis, serta bagaimana
ketergantungan pengembangan bisnis
seharusnya bisnis dan teknologi
perusahaan pada mitra strategisnya.
informasi dapat mendukung kegiatan satu
Sementara aliansi dijabarkan menurut
sama lainnya. Kematangan penyelarasan
tingkat ketergantungan pengembangan

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 2


ini akan meningkatkan hubungan antara
fungsi teknologi informasi dan fungsi
bisnis yang secara bersama-sama dapat 5 Proyek TI Eksekutif
saling mengadopsi strategi-strategi mendapat senior tidak
keduanya. prioritas yang memberikan
baik dukungan
Untuk mendapatkan keselarasan ini terhadap TI
dibutuhkan juga dukungan yang kuat dari
pihak yang berada pada jajaran atas 6 TI menunjukkan Manajemen TI
manajemen maupun pihak manajemen kepemimpinan kurang dalam
lain, hubungan kerja sama yang baik, ke pemimpinan
gaya kepeminpinan dan kepercayaan
yang kuat serta komunikasi yang efektif
yang sebagaimana mestinya tercipta pada Tabel 2.1 Faktor pendukung dan
kedua fungsi baik itu fungsi bisnis penghambat dalam keselarasan
maupun fungsi teknis. strategis (Luftman et. Al, 1999).
Dan yang menjadi inti penting
dalam menumbuhkan keselarasan ini Terdapat 5 (lima) tingkat
adalah dengan memaksimalkan sifat kematangan penyelarasan strategis yang
pendukung (enablers) dan meminimalkan dijabarkan pada metode Luftman seperti
hal-hal yang ada pada penghambat gambar II.1 dibawah ini, yaitu :
(inhibitors). 1. Initial/Ad Hoc Process
2. Committed Process
Penelitian yang dilakukan Luftman
3. Established Focused Process
telah membagi faktor pendukung dan
4. Improved/Managed Process
penghambat tersebut ke dalam enam
5. Optimized Process
point penting yang dapat di lihat pada
tabel 2.1 berikut ini :

Pendukung Penghambat
No
(enabler) (inhibitors)

1 Dukungan Hubungan
eksekutif senior antara TI
terhadap TI dengan bisnis
kurang terjaga

2 TI dilibatkan TI tidak
dalam menjadi
pengembangan prioritas
strategi

3 TI memahami TI gagal
bisnis memenuhi
komitmen Gambar 2.1. Model penyelarasan
strategis Luftman (Luftman et. Al,
4 Kerjasama TI tidak 1999).
antara TI dan memahami Model penilaian kematangan keselarasan
bisnis kebutuhan bisnis dan TI Luftman meliputi 5 level
bisnis

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 3


focus kematangan keselarasan startegi diterapkan secara
yaitu initial/adhoc process, commited kasus perkasus.
process, established focused process,
improve/manage process dan optimized 2 commited Proses pada level ini
process. Kelima level tersebut dapat di process telah memiliki pola
yang diikuti oleh
lihat pada gambar dibawah ini:
semua unit maupun
depertemen yang
berkewajiban
melakukan proses
tersebut, namun tidak
ada pelatihan maupun
prosedur standar
secara formal,
kewajiban
pelaksanaan proses
diserahkan kepada
individu maupun unit
dengan
Gambar 2.2 Gap kematangan mengandalkan
penyelarasan strategis (Luftman et. al, pengetahuan dan
1999) pengalaman masing-
masing sehingga
tidak konsisten
Model kematangan keselarasan TI dan
bisnis Luftman meliputi 5 fokus 3 established Mulai ada
kematangan keselarasan strategi yaitu focused process keselarasan bisnis
initial/adhoc process, commited process, dan TI, prosedurnya
established focused process, berasal dari kebiasaan
improve/manage process dan optimized yang dibakukan.
process [2] Luftman, Jerry N. (2003). Mulai ada sosialisasi
Computing in Information Age : Align in melalui pelatihan
sebelum pelaksanaan
the Sand. New York. Tabel 2.2 dibawah
proses dimulai.
ini menunjukkan 5 fokus kematangan Kegiatan diberikan ke
keselarasan strategi. tiap unit dan
departemen namun
Lvl belum disertai
1 Initial Ini adalah tingkatan monitoring dan
/adhoc process terendah dari semua evaluasi jika ada
level fokus kesalahan.
kematangan
keselarasan Luftman. 4 improve/manage Adanya proses
Dapat disimpulkan process penyelarasan TI dan
bahwa pada level ini bisnis yang kuat,
perusahaan/organisasi dan menganggap TI
telah menyadari sebagai penciptaan
adanya masalah yang nilai bagi
harus segera diatasi, perusahaan. Selalu
namun belum ada ada proses
proses baku untuk monitoring dari
mengatasinya, manajemen dan
melainkan hanya evaluasi jika ada
bersifat adhoc yang kesalahan dalam

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 4


pelaksanaan proses. Gambar 2.3. proses penyelarasan TI –
Alat bantu Bisnis.
pengukuran dan
evaluasi TI mulai Kriteria Kematangan Penyelarasan
digunakan secara Strategis Model Luftman
terbatas.
Ada 6 kriteria penting yang dijadikan
5 optimized Proses keselarassan paramater terhadap penyelarasan antara
process strategis bisnis dan TI, yaitu:
sepenuhnya
1. Komunikasi (Communications )
terintegrasi dan
diadapasikan 2. Kompetensi/Nilai pengukuran
bersama antara (Competency/Value Measurement)
bisnis dan TI. 3. Tata kelola (Governance)
Proses telah 4. Kemitraan (Partnership)
disempunakan 5. Ruang lingkup dan arsitektur (Scope
menjadi best &Architecture)
practice melalui 6. Keahlian (Skills)
penyempurnaan
terus menerus dan Pengumpulan data yang digunakan
didukung oleh studi pada penelitian ini menggunakan
banding dengan kuesioner yang telah dikembangkan dan
perguruan tinggi diuji oleh Kefi dan Kalika (2005)
lainnya.
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan data kualitatif selain itu
Tabel 2.2 kematangan keselarasan penulis juga menggunakan data
strategi (Luftman, 2000). kuantitatif untuk mengukur nilai tingkat
Proses penyelarasan TI-Bisnis kematangan penyelarasan strategi
teknologi informasi dan strategi bisnis.
Luftman (2004) menguraikan Dalam penelitian ini penulis
bahwa pencapaian dan keberlangsungan menggunakan lima rentang skala interval
alignment antara TI dan bisnis harus dalam mengukur kematangan untuk tiap
fokus pertama kali pada pemahaman akan krtiteria kematangan. Dengan
tingkat Strategic Alignment Maturity saat menghitung kematangan pada tiap-tiap
ini. responden terlebih dahulu Gutierrez
(2006) dengan memanfaatkan skala
Langkah selanjutnya yang harus diambil Likert dengan rentang skala 1 sampai 5.
adalah memusatkan energi perusahaan
pada hal yang dapat memaksimalkan Penelitian ini menggunakan alat
alignment dan meminimalkan faktor berupa kuesioner. Sedangkan pertanyaan
penghambatnya. Proses-proses ini untuk kuesioner ini karena penulis
mencakup seperti gambar II.3 berikut ini: menggunakan metode Luftman maka
kuesioner dibuat berdasarkan teori
Luftman (2000).
Pertanyaan-pertanyaan dari instrumen
variabel pada model Luftman diukur
dengan menggunakan skala Likert
dengan nilai skala pengukuran nominal 1
– 5 seperti pada tabel III.1 dibawah ini:

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 5


STS TS RR S SS bersama dengan jajaran fungsional yang
Sangat ada di sekolah tersebut dapat
Tidak Ragu- Sangat menjalankan strategi yang sudah
Tidak Setuju
Setuju ragu Setuju ditetapkan oleh pihak sekolah
Setuju
Tabel 2.3 Skala Likert dengan Adapun langkah-langkah yang
Nominal 1 – 5 telah dilakukan dalam menganalisis dan
menginterprestasikan data adalah sebagai
Pada penelitian ini sampel diambil berikut (Gutierrez, et al., 2006):
dari sekolah SMK Informatika Ciputat, 1. Menghitung kematangan untuk
responden yang dipilih adalah kepala masing-masing jawaban yang diberikan
sekolah, wakil kepala sekolah dan guru oleh setiap responden terhadap
yang menggunakan TI. Adapun data pertanyaan pada kuesioner. Setiap
responden sebagai berikut: pertanyaan yang terdapat pada masing-
masing kriteria akan diberikan lima
Nama pilihan jawaban yang digambarkan dalam
Responden Jumlah
Sekolah bentuk skala penilaian, dan akan
Kepala Sekolah 1 digunakan dalam melakukan penilaian
Wakil Kepala 1 terhadap masing-masing pertanyaan yang
SMK Sekolah ditanyakan pada kuesioner.
Informatika Guru Komputer 1 Kematangan ini akan mewakili penilaian
Ciputat Guru Akutansi 1 masing-masing responden terhadap ke
Guru Eksak 1 enam variabel penilaian kematangan.
Total Responden 5 Dari hasil pengolahan tersebut maka akan
didapatkan nilai kematangan masing-
Tabel 2.4. Data Responden masing responden terhadap masing-
masing variabel kematangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Berikutnya dilakukan penghitungan


kematangan terhadap variabel
Penelitian ini mnenilai bagaimana kematangan yang terdiri dari komunikasi,
teknologi inforrmasi dengan bagian kompetensi, tata kelola, hubungan kerja
fungsional lainnya dapat menjalankan sama, ruang lingkup dan arsitektur serta
strategi yang ditetapkan oleh pihak keahlian.
manajemen sekolah. Proses ini
membutuhkan dukungan penuh, kerja 3. Nilai akhir dari penilaian
sama yang baik, kepemimpinan yang kematangan penyelarasan strategis dapat
kuat dan menjalankan prioritas yang tepat ditunjukkan akan ada pada tingkat
oleh pihak manajemen dan kepala berapa.
sekolah serta kepercayaan dan
komunikasi yang efektif. Berikut adalah tabel hasil keseluruhan
untuk sekolah SMK Informatika Ciputat
Instrumen Yang digunakan pada berdasarkan 6 kriteria yang ada di model
penelitian ini adalah kuesioner. Luftman.
Kueisoner digunakan sebagai alat untuk
menilai keselarasan strategi teknologi Tabel IV.1 Hasil responden
informasi dengan strategi bisnis pada kematangan keselarasan keseluruhan
penelitian ini. kriteria
Hasil akhir dari penelitian ini
menilai bagaimana Teknologi Informasi

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 6


Total keunggulan kompetitif. Pada sekolah
Kematangan SMK Informatika Ciputat setelah
Kriteria Kematangan
Komunikasi 2.13 dilakukan proses identifkasi berada
Kompetensi 2.17 berada pada tingkat/level 1atau dalam hal
Tata kelola 2.10 ini berada pada tingkat Initial/Ad hoc
Kemitraan 1.80 Process sehingga dapat dikatakan bahwa
Ruang 1.89 pada SMK Informatika Ciputat (IC)
Lingkup belum ada keselarasan antara strategi
1.63 bisnis dan strategi TI. (Pratama, 2014)
Dan
Arsitektur
1.54 DAFTAR PUSTAKA
Keahlian
Luftman, J.N & Brier, T. (1999).
Achieving and Sustaining Business-
IT Alignment. California
Management Review
Luftman, J.N (2000). Assessing business-
IT alignment maturity.
Communication of Association for
Information Systems, Vol. 4, No.
14, pp. 1-51
Luftman, J.N (2004). Managing the
Information Technology Resource,
Grafik IV. 1 Hasil grafik keseluruhan Leadership in the Information Age.
kriteria Pearson Education, inc. New Jersey

Pada kondisi ini pendekatan yang Kefi, H. & Kalika, M. (2005). Survey of
digunakan untuk mempertahankan dan Strategic Alignment Impacts On
meningkatkan kematangan terlebih Organizationa Companies, In
th
dahulu didasarkan pada pemahaman Proceedings Of the 38 Hawaii
tingkat kematangan yang telah dicapai International Conference On
sekolah saat ini. Berdasarkan penilaian System Sciences.
yang telah dilakukan keselarasan strategi Gutierrez, A. (2006). European and
bisnis dan strategi TI baru mancapai pada Mediteranian Conference on
tingkat/level 1 (Initial/Ad hoc Process) Information System (EMCIS). Vol.
yang belum dapat dikatakan adanya July 6-7, Costa Blanca, Alicante,
keselarasan strategi bisnis dan strategi TI Spain.
yang saat ini diterapkan di sekolah
tersebut. Henderson, J., Venkatraman, N. (1993).
Strategic Alignment : Leveraging
KESIMPULAN Information Technology for
Transforming Organizations, IBM
Proses identifikasi dengan Systems Journal, vol. 32, 1
menggunakan metode Luftman dapat
digunakan untuk melakukan Perencanaan Porter, M.E., (1980). Competitive
Strategi SI/TI dalam menyelaraskan Strategy: Techniques for Analyzing
antara kebutuhan strategi bisnis dan Industries and Competitors, New
strategi SI/TI untuk mendapatkan nilai York : Free
tambah dari suatu organisasi dari segi

INFORMATIK Jurnal Ilmu Komputer Volume 14 – Nomor 1 – April 2018 7

Anda mungkin juga menyukai