Anda di halaman 1dari 34

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA (MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN)
Posted: 18 January 2013 in Ekonomi Pembangunan

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan penduduk dan tenaga kerja menjadi sorotan pembicaraan di bidang ekonomi. Pertumbuhan
penduduk begitu yang begitu pesat dapat menyebabkan terjadi ledakan penduduk karena banyak faktor yang mempengaruhi
ledakan penduduk tersebut, dari tingkat kematian, tingkat kelahiran sampai migrasi. Ledakan penduduk itu salah satunya
berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi karena dengan perkembangan penduduk yang pesat ( ledakan penduduk )
tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja. Sehingga bagi yang tidak mampu bersaing akan menjadi
pengangguran, sehingga orang yang menganggur itu tidak dapat penghasilan sehingga terjadilah kemiskinan. Dengan
banyaknya kemiskinan akan menyebabkan terjadinya kriminalitas. Namun dengan penanganan yang tepat ledakan penduduk
akan menyebabkan jumlah tenaga kerja meningkat. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja, diharapkan produktifitas
dalam proses produksi semakin meningkat. Tetapi pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tersebut belum tentu
dapat meningkatkan produktifitas, karena kualitas kerja penduduk itu juga menjadi faktor dalam peningkatan produktifitas.
Oleh karena itu perlu adanya cara-cara untuk meningkatkan kualitas kerja penduduk yang begitu banyak sehingga
perkembangan ekonomi menjadi sesmakin baik. Lalu bagaimana cara meningkatkan kualitas kerja tersebut?.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai “penduduk dan tenaga kerja” ini adalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang bagaimana pengaruh
penduduk dan tenaga kerja tterhadap pendapatan nasional sertamasalah apa yang dihadapi berkaitan dengan kependudukan
dan tenaga kerja ini, dan bagaimana solusinya.

C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:

1. Bagaimana peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi?


2. Bagaimana bisa terjadi ledakan penduduk?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi ledakan penduduk?
4. Bagaimana cara pemwcahan masalah kependudukan tersebut?
5. Bagaimana kita memanfaatkan sumberdaya manusia yang begitu banyak?
6. Bagaimana cara peningkatan kualitas kerja penduduk yang begitu banyak itu?

BAB II
PEMBAHASAN
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Salah satu perintang pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah adanya ledakan penduduk ( population
explotion atau population pressure ). Sehingga dengan adanya perintang pembangun ekonomi maka munculah teori penduduk
optimum ( optimum population theory ).

Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang yang dapat menghasilkan upah riil atau pendapatan riil perkapita
yang maksimum.

Apabila jumlah penduduk bertambah dan menjadi lebih besar dari pada jumlah penduduk yang optimum ,maka akan
berlaku law of diminishing return.dan apabila jumlah penduduk bertambah tetapi belum mencapai jumlah optimumnya maka
akan berlaku increasing return.
Kelemahan dari konsep penduduk optimum adalah tidak dapat menentukan besarnya jumlah penduduk yang optimum
dan banyak perubahan-perubahan seperti selera,sumber alam dan teknologi sehingga jumlah penduduk optimum dapat berubah-
ubah.

A. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


Untuk menigkatkan out put totalnya di negara berkembanag maka harus diimbangi dengan penurunan
perkembangan penduduk ,sehingga penghasilan riil perkapita akan meningkat.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dinegara berkembang antara lain:

 Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi


 Struktur umur yang tidak favorable
 Distribusi penduduk tidak seimbang atau tidak merata
 Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih.
1. Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi
Peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi yaitu:

a. Dari segi permintaan :penduduk bertindak sebagai konsumen


b. Dari segi penawaran :penduduk bertindak sebagai produsen
Sehingga perkembangan peenduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat sebagai jalanya
pembangunan ekonomi jika penduduk memiliki kapasitas yang tinggi untuk menyerap dan menghasilkan hasil
produksi.

Dinegara maju ,pertambahan penduduk yang pesat justru akan menaikkan penghasilan ril perkapita,karena
Negara ini telah siap dengan tabungan yang akan melayani kebutuhan investasi.Selain itu pertumbuhan penduduk yang
pesat dinegara maju iniakan menambah potensi masyarakat untuk menhasilkan dan sebagai sumber permintaan baru.
Berdasarkan teri ProfesorA.Hansen mengenai stagnasi secular bertambah nya penduduk memperbesar
permintaan agregratif terutam investasi.Menurut pengikut Keynes melihat tambahan penduduk tidak sekedar sebagai
tambahan penduduk tetapi juga melihat adanya kenaikan dalam daya beli(purchasing power).Sedangkan menurut
pengikut Keynes kenaikan jumlas tenaga kerja disebabkan karena meningkatnya produktivitas dan meningkatnya
permintaan tenaga kerja.

Sebaliknya dinegara berkembang perkembangan penduduk malah menghambat perkembangan ekonomi


.Menurut kaum klasik maka akan selalu ada perlombaan antara tingat perkembangan out put dengan tingkat
perkembangan penduduk.,yang akhirnya dimenagkan oleh perkembangan penduduk.Jadi bagi Negara yang sedang
berkembang perkembangn penduduk merupakan perintang perkembangan ekonomi karena Negara tersebut sedikit
sekali memiliki capital.
Jadi dinegara nerkembang terdapat perbandingan yang tinggi antara jumlah manusia dengan jumlah factor
produksi yang lain,perkembangan penduduk yang cepat akan menimbulkan “diseconomies of scale”

Keadaan penduduk sekarang ini di dunia ketiga:

a. Isu kependudukan
1) Dunia ketiga mampu memperbaiki standar hidup penduduknya dengan laju pertumbhan penduuk seperti
sekarang ini;
2) Bagaimana Negara dunia ketiga dapat mengimbangi kenaikan yang cepat dalam perembangan angkatan
kerja;
3) Apakah akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bagi Negara miskin dalam menghindari kemiskinan
absolute;
4) Apakah Negara dunia ketiga akan dapat memperluas ruang lingkup dan memperbaiki kualitas kesehatan dan
sisitem pendidikan;
5) Seberapa jauh tingka hidup yang rendah merupakan factor yang penting dalam membatasi kebebasan orang
tua untk menentukan besarnya keluarga;
6) Seberapa jauh meningkatnya kesejahteraan dan keinginan untuk berkembang lebih jauh diantara Negara yang
telah maju perekonomiannya.
Penduduk dunia tidak seimbang distribusinya berdasarkan atas tingkat kelahiran. Tingkat kematian dan
atas dasar struktur umur.

b. Trend fertilitas dan mortalitas


Laju pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai presentasi pertumbuhan bersih terhadap
jumlah penduduk karena pertumbuhan alami natural dan migrasi internasional bersih. Pertumbuhan ( natural )
adalah perbedaan antara kelahiran dan kematian.

Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di Negara berkembang dan Negara maju disebabkan oleh tingkat
kelahiran di Negara berkembang lebih tinggi daripada Negara maju. Sedangkan angka kematian di Negara
berkembang lebih tingi daripada Negara maju. Hal ini disebabkan karena umunya penduduk di Negara
berkembang menikah pada usia muda.Perbedaan angka kematian di Negara maju dan berkembang sudah sangat
sempit disebabkan adanya tingkat perbaikan tingkat kesehatan, perekonomian, pendidikan. Tingkat kelahiran
rendah terdapat di Negara yang distribusi pendapatannya lebih merata dan sebaliknya. sehingga Negara ini akan
mengurangi tidak meratanya penghasilan dengan cara menurunkan tingkat kelahran daripada Negara yang kurang
memperhatikan pemerataan hasil pembangunan ekonomi.

c. Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi


Untuk meningkatkan output tambahan investasi harus cukup besar sehingga dapat meningkatkan
penghasilan riil perkapita. Menurut Malthus Negara berkembang ditandai dengan oleh adanya perangkap pada
keseimbangan pendapatan yang remdah ( low level equilibrium trap ).

Artinya tingkat penghasilan yang subsistence apabila penghasilan naik sedikit saja akan mengakibatkan
penduduk berkembang lebih pesat dan lebih tinggi daripada tingkat perkembangan penghasilan itu sendiri.
Akibatnya tingkat penghasilan perkapita turun sebaliknya penghasilan turun lagi dibawah tingkat subsistence,
penduduk turun jumlahnya dengan tingkat yang lebih cepat daripada tingkat penurunan jumlah penghasilan. Pada
tingkat penghasilan subsistence ini merupakan keadaan yang stabil ( stable equilibrium ).

2. Struktur umur yang tidak favorable


Dinegara yang sedang berkembang sebagian besar penduduknya berusia muda. Keadaan penduduk yang
seperti ini disebut penduduk berciri expansif. Sehubungan dengan struktur umur penduduk kita kita kenal dengan”
angka beban tanggungan“(dependency ratio).

Angka beban tanggungan“(dependency ratio) adalah perbandingan antara banyaknya orang yang produktif
dengan orang yang tidak produktif.Negara yang berkembang memiliki angka beban tanggungan yang tinggi karena
besarnya jumlah penuduk usia muda. Proporsi besar penduduk usia muda tidak menguntungkan dalam pembangunan
ekonomi karena :

a. Golongan usia muda,cenderung untuk memperkecil angka penghasilan perkapita


b. Banyaknya alokasi factor-faktor produksi kearah “investasi-investasi social.bukan kapital”
3. Distribusi penduduk yang tidak seimbang
Urbanisasi biasanya terjadi karena tingkat upah lebih menarik dikota ( sektor industry ) dari pada tingkat
upah didesa ( pertanian ). Dinegara berkembang mengakibatkan adanya ketidak seimbangan perkembangan ekonomi
antara sector industry dengan disektor pertanian.

Keinginan untuk mencapai perkembangan yang seimbang antara kedua sector merupakan masalah yang tidak
mudah diatasi, karena adanya keharusan dalam membagi jumlah tabungan yang terbatas.,diantara investasi social dan
investasi capital yang produktif.

4. Kualiatas tenaga kerja yang rendah


Rendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu Negara. Hal ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja.

Pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi. Menurut Schumaker
pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produsi lain.
B. LEDAKAN PENDUDUK
Factor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan tingkat
perpindahan penduduk ( migrasi ). Di samping itu jumlah penduduk yang besar secara absolute akan bertambah lebih cepat
daripada jumlah penduduk yang kecil, walaupun laju pertumbuhannya sama. Dari pengalaman yang ada, laju pertumbuhan
penduduk selalu meningkat bagi dunia secara keseluruhan.

1. Tingkat kematian (death rate)


Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan tingkat kematian pada umunya:

a. Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknolgi dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja
sertatercapainya perdamian dunia yang cukup lama.
b. Adanya perbaikan pemeliharaan kesehatan umum maupun kesehatan individu.
c. Adanya kemajuan dalam ilimu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-lembaga kesehatan umum yang
modern.
d. Meningkatnya penghasilan riil perkapita sehingga orang mampu membiayai hidupnya.
2. Tingkat kelahiran (birth rate)
Di Negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus disamping adanya penurunan tingkat
kelahian,misalnya di Perancis, Amerika dan Inggris, tingkat kelahirannya menurun sejak abad ke sembilanbelan. Hanya
setelah perang dunia ke-II tingkat kelahiran meningkat dan mempercepat tingkat pertambahan penduduk. Tingkat
kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomimelalui pola-pola kebudayaan seperti: umur perkawinan,
status wanitanya, kedudukannya antara ural dan urban serta sifat-sifat dari siistem famili yang ada.

Professor E.E Hagen, menganggap bahwa tingkat kelahiran itu ditentukan oleh tingginya tingkat kematian.
Tingkat kelahiran disesuaikan dengan tingginya tingkat kematian dengan maksud agar suatu keluarga memiliki jumlah
anak yang sedikit dan dapat hidup samoai hari tua, sehingga keturunannya erus dapat berlangsung.

Disebagaian besar Negara di Eropa, telah terjadi penurunan kematian yang lambat, kemudian tingkat
kelahiran mulai mengikutinya dalam seperempat abad terakhir dari abad 19.

Jadi, pada mulanya tingkat kematian menurun, sedangkan tingkat kelahiran tetap, yang ini menghasilkan
pembangunan ekonomi. Setelah itu, tingkat kelahiran menurun dengan cepat dan mengejar cepatnya penurunan tingkat
kematian.

Guna memperjelas perbedaan pola pekembangan penduduk di Negara maju dan Negara berkembang dapat
dilihat dengan pola transisi demografi didua kelompok tersebut. Ada tiga tahapan: Tahap I Menggambarkan keadaan
dimana laju pertumbuhan penduduk pada tingkat yang rendah, tetapi baik tingkat kematian dan tingkat kelahiran tinggi.
Tahap II Ditandai dengan menurunnya tingkat kematian, tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi. Tingakat kematian turun
karena adanya perbaikan taraf hidup dan perbaikan kesehatan dengan berkembangnya ilu kedokteran. Tahap III
Menunjukkan keadaan dimana tingkat kematian masih terus turun dan dian dibarengi pula oleh turunnya tingkat
kelahiran, sehingga laju pertumbuhannya rendah.
Perkembangan penduduk di negara maju mengikuti pola yang diuraikan gambar di atas namun bagi negara
berkembang ada negara yang sudah sampai tahap III, tetapi masih ada juga yang baru sampai pada tahap II pada tahun
1970-an.

3. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu tingkat
pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat kematian saja.

Bagi negara berkembang migrasi bukan berarti peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk. Perpindahan
penduduk keluar negeri dari negara yang sedang berkembang tidaklah mungkin dapat terlaksana lagi guna mengurangi
kepadatan penduduknya, dengan alasan kesulitan-kesulitan integrasi sosial dan rendahnya skill dinnegara yang
mengalami tekanan penduduk tersebut.

Dengan adanya tingkat penurunan yang cepat dan tetap tingginya kelahiran serta kurang efektifnya migrasi,
maka pertumbuhan penduduk akan cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di negara bekembang.

C. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN


Ledakan penduduk yang terjadi di negara –negara sedang berkembang dapat disimpulkan bahwa masalah –
masalah merupakan masalah yang sukar diatasi. Sebenarnya kita dapat menerapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat
kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk dan juga program keluarga berencana sudah banyak
dilaksanakan oleh sebagian besar negara – negara sedang berkembang.

Tabel

Penduduk dunia berdasarkan daerah – daerah utamadari

Tahun 1960 s/d 2000 menurut proyeksi

Perserikatan bangsa – bangsa

Daerah 1960 1970 1980 1990 2000


Dunia (Total) 3.027,0 3.702,0 4.569,0 5.632,0 6.828,0
Daerah-daerah maju 854,0 964,0 1.086,0 1.224,0 1.377,0
Eropa 425,0 458,0 492,0 526,0 563,0
Uni Sovyet 214,0 254,0 296,0 346,0 403,0
Amerika Utara 199,0 233,0 275,0 232,0 376,0
Oceanea 15,7 19,0 23,4 28,7 34,8
Negara – negara
Berkembang 2.173,0 1.738,0 3.483,0 4.408,0 5.451,0
Asia Timur 830,0 1.013,0 1.236,0 1.494,0 1.731,0
Asia Selatan 858,0 1.094,0 1.401,0 1.768,0 2.183,0
Afrika 273,0 348,0 463,0 629,0 864,0
Amerika Latin 212,0 283,0 383,0 517,0 673,0
 Sumber: Philip M. Houser. “Population and Economic Development”First Conference Population 1965. University of the
Philippines Press. Quezen city.
Walupun program keluarga berencana telah diterima hampir semua negara belum semua penduduk yang tinggal di
negara – negara itu melaksanakan program tersebut yang disebabkan:

1. Adanya kemelaratan dan buta huruf di negara – negara sedang berkembang bersama organisasi sosial yang masih
bersifat tradisional.
2. Perkembangan ilmu obat –obatan dan ilmu kesehatan masih merupakan faktor – faktor fisikologi dari orang –orang
yang akan menjadi akseptor.
Kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat menyediakan metode kontrasepsi yang baru dan bagaimana pemerintah
nasional mendorong penduduk untuk memakainya bukan merupakan masalah yang sulit. Yang sulit ialah agar pengendalian
kelahiran atau kehamilan dapat diterima oleh semua golongan dengan demikian jalan yang patut ditempuh oleh negara yang
sedang berkembang ialah mendidik orang – orangnya secara lebih baik dan bukan dianjurkan untuk mengurangi kelahiran
saja.

D. PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA


1. Pemanfaatan Konsep Ketenagakerjaan
Tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja
(human power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu
antara 15 sampai 64 tahun, dan dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan
kerja.

Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja,
namun siap bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kuantitas dan kualitas angkatan
kerja lebih rendah di negara-negara sedang berkembang dari pada di negar-negara maju karena sebagian besar
penduduk di negara berkembang berusia muda.

Apabila dilihat dari sudut tenaga kerjanya, maka akan ada pergeseran tenaga kerja yang membarengi
pembangunan itu dari sektor pertanian ke sektor-sektor industri dan perdagangan atau jasa.

2. Macam-macam pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut menganggur dan setengah
menganggur. Jumlah tenaga kerja yang menganggur, cukup banyak di negara-negara yang padat penduduknya. Di
negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam 3 jenis, yaitu:

a. Pengangguran yang kelihatan (Visible Underemployment)


Akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu
kerja yang disediakan untuk bekerja. Visible Underemployment dibagi dua yaitu pengangguran kronis (chronic
underemployment) dan pengangguran musiman (seasonal underemployment). Jelasnya, pengangguran yang ketara
(visible underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan kerja.
b. Pengangguran Tak-Ketara (Invisible Underemployment atau Disguised Underemployment)
Pengangguran tak-ketara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh
dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sektor-sektor atau pekerjaan lain tanpa mengurangi output disektor yang
ditinggalkan.

c. Pengangguran Potensial (Potential Underemployment)


Pengangguran potensial dapat diartikan bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor
tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode
produksi yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti. Kemungkinan penarikan tenaga kerja yang secara
potensial menganggur untuk kegiatan-kegiatan yang produktif, terdapat baik di sektor pertanian maupun sektor
industri.

d. Memanfaatkan Tenaga-tenaga yang Menganggur


Persediaan tenaga kerja ini jelas lebih banyak terdapat di daerah-daerah yang padat penduduknya.
Masalah pemanfaatan tenaga kerja yang menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi
permintaan. Suatu keuntungan penggunaan tenaga-tenaga yang menganggur secara musiman disektor pertanian
yakni tidak mengurangi tenaga-tenaga kerja yang diperlukan untuk mengadakan panenan maupun penanaman.
Industri-industri kecil juga mungkin sekali akan menyerap tenaga-tenaga yang menganggur karena musim atau
memang secara kronis. Ketidaksempurnaan pasar dapat menghambat alokasi sumber-sumber atau faktor-faktor
produksi secara lebih efisien. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan suatu perancangan dan pengelolaan
sumber daya manusia yang baik, serta diadakan survei yang mendalam mengenai kemungkinan-kemungkinan
investasi baru yang nantinya akan dapat mengubah sifat-sifat sosial dan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.

E. KUALITAS TENAGA KERJA


Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional. Dan selama ini kita hanya
memperhatikan segi kuantitasnya saja, kita beranggapan bahwa kalau jumlah tenaga kerja meningkat, maka jumlah
produktifitas juga meningkat. Pernyataan tersebut tidak seluruhnya benar, karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak
berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja tersebut lebih baik atau meningkat, maka tingkat produksi juga akan
mengalami peningkatan.

Selama ini kita beranggapan bahwa, tingkat produksi hanya tergantung pada jumlah tenaga kerja, maka kita
menganggap tenaga kerja itu bersifat homogen. Padahal dalam kenyataannya, tenaga kerja itu bersifat heterogen baik dilihat
dari jenis kelamin, usia, kemampuan kerja, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi,
perlu adanya perencanaan tenaga kerja (manpower planning) secara tepat. Sehingga suatu negara harus mampu
memperkirakan, misalnya jumlah tenaga dokter, tenaga guru, tenaga tukang, akuntan, sekretaris, ahli teknik untuk lima
sampai sepuluh tahun yang akan datang.

Seperti yang kita ketahui, jika berbicara tentang kualitas tenaga kerja, kita berhubungan dengan apa yang disebut
“human capital”. Ciri khusus yang dimiliki faktor produksi ini adalah tidak dapat hilang apabila dipakai, dimanfaatkan
maupun dijual. Bahkan semakin sering faktor produksi ini dipakai nilalainya malah semakin tinggi. Sebelum kita melihat
bagaimana meningkatkan kualitas, kita perlu mengetahui tujuan dari faktor produksi tersebut. Tidak dapat dipungkiri, bahwa
tujuan faktor produksi ini mau dipekerjakan adalah guna mendapatkan upah. Dengan kata lain penawaran tenaga kerja akan
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat upah. Maka, semakin tinggi tingkat upah di pasar tenaga kerja, semakin tinggi pula
jumlah penawaran tenaga kerja.

Dalam hubungan ini perlu dijelaskan bahwa hubungan tingkat upah dengan penawaran tenaga kerja perseorangan
berbeda dengan hubungan antara tingkat upah dengan penawaran tenaga kerja secara keseluruhan. Hubungan anatara tingkat
upah dan penawaran tenaga kerja perseorangan sering ditunjukkan oleh kurva penawaran tenaga kerja yang berbelok ke
belakang (backward bending supply curve). Ini berarti bahwa setelah tingkat upah tertentu, naiknya tingkat upah tidak akan
mendorong seseorang untuk bekerja lebih lama atau lebih giat, karena pada tingkat pendapatan yang relatif tinggi orang
ingin hidup lebih santai.

Tetapi hubungan antara tingkat upah dengan penawaran tenaga kerja secara keseluruhan adalah semakin tinggi
tingkat upah maka masih akan mendorong semakin banyak orang untuk masuk ke pasar tenaga kerja. Orang-orang yang
tadinya tidak mau bekerja pada tingkat upah rendah akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih tinggi. Dengan
adanya perkembangan peradaban nasional, peranan tingkat upah dalam mempengaruhi kemauan orang untuk bekerja masih
cukup besar, terutama dengan adanya “efek pamer” maka orang akan tidak merasa bahwa kebutuhannya telah terpuaskan
seluruhnya.

Dari uraian diatas diperoleh bahwa usaha kita untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah lewat peningkatan
jumlah tenaga kerja untuk diikutkan dalam kegiatan produksi. Peningkatan tersedianya jumlah tenaga kerja untuk proses
produksi itu dapat terlihat dari orang ataupun jumlah hari kerja orang maupun jam kerja orang, karena dapat saja jumlah
orang tetap tetapi jumlah hari kerja orang atau jumlah jam kerja orang bertambah.

Sekarang bagaimana supaya jumlah jam kerja yang disediakan untuk bekerja itu meningkat. Untuk itu perlu
diketahui bahwa tersedianya jam kerja untuk proses produksi itu dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan untuk bekerja.
Artinya jika orang mau bekerja tetapi tidak mampu bekerja sama dengan orang yang mampu bekerja tetapi tidak mau
bekerja. Oleh karena itu, kita harus sanggup mencari faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan
seseorang untuk bekerja. Berdasar teori ekonomi, bahwa kemauan seseorang untuk bekerja itu dipengaruhi oleh tingkat upah
yang ada.

Semakin tinggi tingkat upah, semakin tinggi pula kemauan seseorang untuk bekerja. Sedangkan kemampuan
untuk bekerja seseorang dipengaruhi oleh keadaan kesehatan dan kecakapannya, keterampilan dan keahliannya. Selanjutnya
tingkat kesehatan dipengaruhi oleh keadaan gizi dan lingkungannya; sedangkan kecakapan, keterampilan, dan keahlian
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan baik formal maupun nonformal.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan:
1. Ada empat aspek penduduk yang perlu diperhatikan dinegara berkembang yaitu tingkat perkembangan penduduk relatif
tinggi, struktur umur tidak favorable, distribusi penduduk tidak merata, dan tenaga kerja terdidik atau kualitas tenaga
kerja rendah,
2. Faktor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah fertilisasi, mortalitas, dan migrasi,
3. Dinegara berkembang angka partisipasi angkatan kerja di desa lebih rendah daripada di kota,
4. Semakin tinggi tingkat upah, semakin tinggi kemauan untuk bekerja dan sebaliknya.

B. SARAN
Adapun saran dari kami adalah:

1. Kita harus membatasi tingkat fertilisasi lewat program KB, karena meledaknya laju pertumbuhan penduduk akan
mengakibatkan beban tanggungan suatu negara semakin berat,
2. Pada umumnya angka partisipasi angka kerja di desa lebuh kecil dibanding di kota pada negara berkembang, sehingga
daya ketidak seimbangan distribusi penduduk akan menghambat jalannya pembangunan ekonomi. Jadi, kita harus
menyambungkan distribusi penduduk di suatu negara tersebut secara merata, sehingga pembangunan ekonomi berjalan
dengan lancar,
3. Hendaknya kita senantiasa meningkatkan kualitas kerja para tenaga kerja lewat pendidikan formal maupun nonformal.

DAFTAR PUSTAKA
Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta

Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press


KAPITAL (MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN)
Posted: 18 January 2013 in Ekonomi Pembangunan

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini masalah kapital menjadi pembicaraan di bidang ekonomi karena berpengaruh pada pengembangan perekonomian.

Kapital sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkat produktifitas suatu negara. Namun di

negara-negara berkembang, tingkat akumulasi kapital sangat rendah karena tingkat konsumsi yang masih sangat besar. Oleh

karena itu perlu adanya suatu penaganan terhadap masalah tersebut agar negara berkembang tidak mengalami kelangkaan kapital.

Selain tingkat kapital yang masih rendah, ada masalah bagaimana dapat diperoleh sumber-sumber kapital yang tidak jarang

karena kekurangan modal ini mengakibatkan kapital sulit untuk ditingkatkan. Terus jika sudah ada modal, bagaimana cara

penggunaan kapital secara tepat juga menjadi masalah yang kompleks sebab besar kecil serta kriteria investasi menjadi

pertimbangannya.

Peranan pemerintah dalam peningkatan kapital juga sangat berpengaruh untuk mengembangkan perekonomian suatu negara.

Namun di negara-negara berkembang, pemerindah dalam peranannya masih kurang memberikan pelayanan yang maksimal

karena memang banyak faktor yang mempengaruhinya.

B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:

1. Apa yang dimaksud kapital dan apa saja fungsinya?

2. Apa saja sumber kapital yang bisa digunakan untuk pembangunan?

3. Bagaimanakah tingkat akumulasi kapital di Negara berkembang?


4. Bagaimana penggunaan kapital tersebut?

5. Teori apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya investasi?

6. Bagaimana pembangunan seimbang dan tidak seimbang itu?

7. Manakah yang lebih baik, investasi sektor pertanian ataukah kesektor industri?, dan

8. Bagaimana peranan pemerintah?

C. TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kapital dan apa saja fungsinya,

2. Untuk mengetahui apa saja sumber kapital yang bisa digunakan untuk pembangunan,

3. Untuk mengetahui tingkat akumulasi kapital di Negara berkembang,

4. Untuk mengetahui penggunaan kapital tersebut,

5. Untuk mengetahui teori apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya investasi,

6. Untuk mengetahui pembangunan seimbang dan tidak seimbang itu,

7. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik, investasi sektor pertanian ataukah kesektor industri, dan

8. Untuk mengetahui peranan pemerintah.

BAB II

PEMBAHASAN

KAPITAL

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI KAPITAL


Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah

ouput. Kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunakan produksi pada masa yang akan datang. Ini meliputi

pabrik-pabrik, alat-alat, bangunan-bangunan dan sebagainya.

Dalam jangka panjang fungsi capital adalah untuk menaikan produtifitas. Kapital itu tidak saja berwujud pabrik-pabrik dan

perlengkapan lainya, tetapi juga berwujud “human capital“. Keadaan capital di negara berkembang relative langka. Hal ini

disebabkan oleh akumulasi capital di negara-negara tersebut sedikit.

Para ekonom kadang-kadang menyalahkan adanya kemiskinan dikarenakan kurangnya kapital. Mereka menganggap kapital

adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Padahal masih banyak faktor lain yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dalam pembentukan kapital itu sendiri, kita perlu menyelidiki bagaimana penawaran dan

permintaan kapital. Penawaran kapital rendah bila tabungan rendah, tabungan rendah karena pendapatan rendah, dan pendapatan

rendah karena produktivitas rendah. Selain itu, sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi, sehingga tabungan rendah.

Tambahan capital yang banyak tidak selalu menyebabkan dimulainya proses perkembangan ekonomi, bahkan kadang-kadang

tambahan capital yang sedikit saja sudah dapat menyebabkan tumbuhnya perekonomiaan dengan cepat.

Menurut john robinson bahwa dimana ada usaha-usaha wiraswasta maka dana atau kapital akan mengikutinya. Bila kehendak

untuk investasi sudah begitu kuatnya, sedangkan capital belum cukup maka akan ditemukan usaha golongan untuk dapat

mengumpulkan capital itu..

B. SUMBER-SUMBER KAPITAL UNTUK PEMBANGUNAN

1. Sumber Fisik (Swadaya Masyarakat)

Secara fisik, pembentukan capital dapat ditempuh dengan relokasi faktor-faktor produksi dari penggunaan yang kurang efisien ke

penggunaan yang lebih efisien.

Dengan kata lain, faktor-faktor yang mengganggur secara tersembunyi akan dapat dimanfaatkan bagi pembangunan dan tidak

akan menurunkan produksi pada sektor atau kegiatan semula.


Contoh yang dapat diberikan disini adalah penggunaan tenaga kerja yang masih menganggur tersembunyi disektor pertanian

dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan-jalan desa, saluran-saluran air pedesaan dan sebagainya.

2. Sumber Dana Financial

Secara financial, sumber dana untuk pembangunan dapat dikelompokan sebagai berikut:

a. Tabungan Masyarakat (Voluntary Saving)

Tabungan masyarakat adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Dapat berupa tabungan, taska, tahapan, premi asuransi, dan deposito berjangka. Tabungan ini dikelola Bank untuk dipinjamkan

pada investor.

b. Pajak atau Tabungan paksa (Forced Saving)

Dengan adanya pajak, mau tidak mau harus mengurangi konsumsi karena berkurangnya pendapatan akibat pembayaran pajak.

Dalam hal pengenaan pajak, pemerintah memaksa unit-unit ekonomi yang lain seperti rumah tangga dan perusahaan untuk

mengurangi pendapatan mereka dengan cara membayar pajak kepada pemerintah. Pengaruh pajak terhadap produksi tampak

pada kemampuan dan kemauann untuk bekerja, menabung, dan berinvestasi.

Dari segi distribusi pendapatan pajak dapat mempersempit perbedaan pendapatan, tetapi dapat juga memperlebar jurang

perbedaan pendapatan. Pajak yang progresif sifatnya adalah pajak yang semakin tinggi tingakat pendapatan sebagian objek pajak

semakin tinggi prosentase pajak yang dipungut. Sebaliknya, pajak regresif adalah apabila pendapatan semakin tinggi semakin

rendah prosentase pajak yang dikenakan. Untuk pajak proposional, prosentase pajak tetap walaupun tingkat pendapatanya tinggi

c. Tabungan Pemerintah
Tabungan pemerintah diperoleh dari sisa penerimaan rutin yang dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin, atau selisih antara

penerimaan dan pengeluaran. Semakin besar tabungan pemerintah dengan bantuan program dan bantuan proyek yang sama, jelas

semakin besarlah dana yang tersedia untuk pembangunan.

d. Pinjaman Pemerintah

Pinjaman pemrintah dapat berupa pinjaman sukarela dan pinjaman paksaan. Dapat pula pinjaman itu dibedakan menjadi

pinjaman dalam negeri maupun luar negeri.

Pinjaman sukarela merupakan jenis pinjaman yang diterima oleh pemerintah secara sukarela dari pihak mana saja. Dapat dari

dalam negeri maupun luar negeri.

Pinjaman paksa merupakan jenis pinjaman yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Pinjaman dalam negeri merupakan jenis pinjaman yang dapat diperoleh dari penduduk negeri sendiri. Konsekuensinya tidak ada

tambahan dana secara makro karena tidak terjadi aliran dana masuk ke negeri kita.

Pinjaman luar negeri merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari para individu diluar negeri ataupun dari

pemerintah negara lain. Dengan demikian ada tambahan dana ke negara kita.

e. Inflasi (Invisible tax)

Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga umun menongkat secara terus menerus. Pada umumnya inflasi disebabkan

oleh adanya permintaan yang lebih besar daripada penawaran yang terjadi karena terlalu banyaknya uang yang beredar. Dengan

inflasi yang deras, struktur harga akan rusak, struktur upah juga akan rusak, investasi akan terhenti dan digantikan dengan usaha

spekulasi serta ekspor menjadi tidak menguntungkan karena timbul dispaitas harga

f. Investasi Asing (Foreign Direct Investment)


Investasi asing dilaksanakan oleh pemilik modal asing. Investasi asing ini dapat berupa investasi langsung maupun investasi

portopolio yakni melalui pembelian saham.

Keuntungan yang diperoleh bagi kita adalah berupa diolahnya SDA, meningkatnya lapangan kerja, meningkatnya penerimaan

negara dari sumber pajak, serta adanya ahli tehnologi. Sedangkan keuntungan bagi pihak asing adalah berupa deviden.

C. AKUMULASI KAPITAL YANG RENDAH

Tingkat akumulasi capital yang rendah di Negara-negara berkembang biasa diistilahkan lingkaran setan yang tidak berujung (

vicious circle ). Di Negara berkembang pendapatan relative rendah dan itu berdampak pada tabungan yang rendah dan

konsumsipun ikut rendah pada tingkat yang substance. Dikarenakan tabungan yang rendah investasipun berkurang dan

berdampak pada produktivitas yang ikut rendah.

Di Negara-negara maju, keinginan untuk menabung dan investasi berlainan. Sedang di Negara yang kurang maju keinginan untuk

menabung dan investasi saling berpengaruh. Keinginan untuk menabung dipengaruhi oleh factor psikosogi dan social seperti

investasi, pembagian pendapatan, stabilisasi social, harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, dsb. Sehingga kurangnya capital

disebabkan oleh kurangnya tabungan karena lebih banyak digunakan untuk konsumsi.

Selain itu, kurangnya tabungan juga disebabkan karena adanya international demonstration effect yaitu keinginan untuk meniru

konsumsi di Negara yang telah maju, yang mana pendapatan yang rendah tersebut digunakan konsumsi. Ragner Nurkse

mengemukakan demonstration effect merupakan penghalang bagi perekonomian. Disisi lain mengatakan konsumsi yang

bertambah kadang-kadang memudahkan perekonomian. Misal jepang, keadaan adatnya yang menekan konsumsi memungkinkan

capital bertambah dengan pesat. Tahun 1860-1928 tingkat konsumsi di jepang sangat rendah. Permintaan hasil industry barang-

barang capital hanya berasal dari sektor pemerintah dan barang – barang konsumsi yang baru diproduksi diekspor guna

memperbesar penerimaan devisa. Jadi jepang menekan konsumsi untuk ekspor. Tetapi Negara-negara lain seperti Portugal,

yunani, amerika latin kebanyakan perkembangannya didorong oleh permintaan yang selalu bertambah. Industry-industri baru

didirikan untuk mengimbangi permintaan luar negeri dan dalam negeri. Jadi perkembangan yang semacam ini didorong oleh

permintaan konsumsi dalam negeri. Pada tingkat selanjutnya, konsumsi agak pada tingkat tertentu sehingga ada kenaikan

investasi.
Diatas sudah dikatakan bahwa demonstration effectpun kadang-kadang ada sisi baiknya. Kemudian timbul pertanyaan, yang

ditiru itu apakah barang-barang konsumsi atau barang produksi? Sulit untuk memisahkan barang itu apakah termasuk barang

konsumsi atukah barang produksi. Misal sepeda. Dinegara maju merupakan barang mainan tidak untuk bekerja. Tetapi dinegara

yang tidak maju dengan kebiasaannya sendiri dan fungsi sendiri, sepeda dapat berfungsi sebagai barang produksi. Sepeda dapat

dipakai untuk bekerja, mengangkut minyak tanah, gabah dan lain sebagainya. Jadi, mengenai apakah barang itu akan menjadi

barang produksi ataukah konsumsi tergantung pada sikap dan adat kebiasaan dari orang setempat.

Mereka yang setuju dan menerima adanya efek pamer mengatakan bahwa:

1. Suatu barang yang tadinya untuk kepentinagn konsumsi setelah dibawa ke Negara lain menjadi barang produksi

2. Efek pamer mempengaruhi kebudayaan sehingga mudah mengadakan perubahan didalam masyarakat

3. Dapat memperluas lapangan pekerjaan

Yang tidak setuju terhadap efek pamer mengatakan bahwa efek pamer akan menekan tingkat tabungan karena keinginan untuk

konsumsi menjadi lebih besar dan siringkali berlebihan.

Impor barang konsumsi dinegara berkembang lebih boros dibanding impor barang capital. Tetapi karena pasar dinegara

berkembang masih sempit bagi barang yang setengah jadi termasuk barang capital, maka industrialisasi dan pertumbuhan

perekonomian dimulai dengan industry yang menghasilkan barang jadi. Sekarang ini, kebanyakan Negara yang sedang

berkembang yang merencanakan industrialisasi memulai dengan mengimpor barang setengah jadi yang diubah menjadi barang

konsumsi, misal radio, minuman pengepakan dll. Menurut prof. Hirschman ini merupakan daerah kantong industry impor (

enclave import industry ) yang cocok untuk permulaan industrialisasi.

Kebaikan dari enclave import industry:

1. Relative membutuhkan capital yang lebih sedikit sehingga di Negara berkembang memungkinkan menyediakan capital

2. Resiko dan kualitas barang yang dihasilkan kecil, karena industry itu sebagian besar tergantung pada impor bahan-bahan

3. Merupakan tempat untuk memilih wiraswasta setempat yang dibutuhkan perkembangn industry yang lebih lanjut.

4. Mendorong adanya ekspansi produk dalam negeri bagi barang-barang yang dibutuhkannya.
5. Capital akan lebih tertarik pada industry ini daripada yang berasal dari dalam negeri.

Banyaknya impor dan bekerjanya enclave industry menunjukkan keadaan pasar di dalam negeri dan potensinya. Apabila

permintaan akan barang tersebut terus bertambah, maka inpor bahan mentah akan diganti dengan kegiatan dalam negeri.

Pengolahan barang-barang akan terus berkembang dan akan mengerjakan dengan proses yang lebih jauh lagi. Adapun cara untuk

menaikkan jumlah tabungan untuk pembangunan adalah sebagai berikut:

1. Dengan pembentukan koperasi dan lembaga-lembaga yang lain.

2. Dengan pajak.

3. Dengan inflasi yang moderat turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya keuntungan pengusaha akibat inflasi yang

moderat akan mendorong untuk mengadakan investasi lebih lanjut.

4. Dengan pinjaman luar negeri.

D. PENGGUNAAN KAPITAL

Macam-macam criteria investasi antara lain:

1. Kriteria neraca pembayaran (Balance of payments criteria)

Penggunaan capital atau investasi sebaiknya pada sector-sektor yang dapat mengurangi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran

internasional diwaktu yang akan datang.Menurut Buchana impor ini sebagai “the direct drain of foreign exchange”ada pula yang

menyebutkan “the circuitous drain “yaitu apabila kenikan impor akan disertai dengan kenaikan pendapatan sebagai akibat adanya

investasi.

2. Kriteria produktivitas social marginal (social marginal productivity criteria)

Investasi digunakan pada proyek-proyek yang paling menguntungkan,atau pada proyek-proyek yang mempunyai ICOR yang

rendah.

3. Kriteria intensitas factor-faktor produksi (factor intensity criteria)


Investasi hendaknya dilaksanakan pada proyek-proyek dengan untensitas capital yang rendah

4. Kriteria bagian investasi kembali (ReinvesmentQuotient Criteria)

Kriteria ini berusaha agar tingkat investasi selalu bertambah besar dalam memutuskan investasi pertambahan penduduk harus

pula diperhitungkan. Oleh karena itu tujuan perekonomian adalah memaksimumkan ouput perkapita damasa yang akan

dating,maka criteria tersebut akan memaksimumkan perbandingan capital tenaga kerja ( capital labor ratio ) pada waktu yang

akan dating dan karenanya memaksimumkan produksi per tenaga kerja

5. Kriteria Operasional (Operational Criteria)

Tiga factor yang harus diperhatikan untuk mengadakan investasi dalam suatu proyek antara lain :

a. Tingkat perputaran capital(capital turnover) dari investasi itu

b. Keuntungan social yang ada(social profitability)

c. Pengaruh terhadap neraca pembayaran internasional

d. Kriteria perbandingan biaya manfaat(Benefit –Cost Ratio)

Kriteria ini menghendaki agar investasi diadakan pada proyek-proyek yan memiliki perbandingan manfaat dan biaya yang lebih

besar satu (B/C>1).

E. BESAR KECILNYA INVESTASI

Dua teori dalam hubungannya dengan tingkat investasi,yaitu:

1. Teori usaha perlahan-lahan (Gradualist)


Teori ini berpendapat bahwa Negara yang terbelakang sebaiknya jangan mengadakan industrilisasi cepat-cepat ,sebab resiko dan

kekeliruan akan terlalu besar untuk dipikul Negara yang miskin tadi

2. Teori dorongan besar (Big push)

Teori ini mengatakan bahwa bila ada sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan ,hal ini hanya akan mendorong

pertambhan penduduk saja,yang nantinya akan menghambat kenaikan pendapatan perkapita.Oleh karena itu uasaha

pembangunan harus dilaksanakan besar-besaran untuk mengatasi perubahan-perubahan penduduk.

F. PEMBANGUNAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG

Sehubungan dengan Argumen dari big push, maka ada doktri pembangunan seimbang yang menitik beratkan perekonomian

pembangunan yang baik antara berbagai – bagai sektor di dalam prekonomian. Dengan pertumbuhan seimbang, (bance ed

groowth) ini diartikan bahwa perkembangan ekonomi tidak akan berhasil bila investasi hanya terbatas pada “ titik pertumbuhan “

, (growing point) tertentu atau sektor –sektor yang sedang berkembang saja, sebab sektor – sektor lain berhubungan erat.

investasi harus di sebarkan pada semua sektor, sehingga memperluas pasar antara satu sektor dengan sektor lainnya.

Kebaikan dari sistem pembangunan seimbang ialah satu sama lain saling membantu. Sedangkan keburukan dari cara

pembangunan seimbang, oleh profesor Hirschman dikatakan masyarakat yang masih rendah tingkat pendapatannya sukar sekali

atau tidak dapat mengubah sistem perekonomian yang tradisional menjadi sistem yang moderen. Juga dikatakan justru dengan

tidak adanya keseimbangan akan mendorong kemajuan ekonomi lebih cepat, dan biaya – biaya ekspansi dapat diminimumkan.

Teori –teori dan doktrin di atas berhubungan dengan alokasi, yaitu bahwa investasi akan di alokasikan kemana ke salah satu

sektor saja ( unbalanced growth ) ataukah ke semua sektor/ ke banyak sektor (balanced growth).

G. INVESTASI SEKTOR PERTANIAN ATAUKAH KESEKTOR INDUSTRI

Pada umumnya orang mengatakan bahwa dinegara sedang berkembang investasi pada sektor industri adalah yang terpenting

demi untuk memaksimalkan kenaikan output. Tetapi bila penduduk dari sektor pertanian ditarik untuk bekerja disektor industri
mereka masih membutuhkan bahan makanan. Karena itu harus ada usaha lain disektor pertanian untuk menyediakan bahan

makanan bagi mereka yang pindah dan bekerja disektor industri. Naiknya pendapatan pasti akan menyebabkan bertambahnya

jumlah penduduk sehingga bahan makanan juga bertambah. Tambahan produksi bahan makanan harus ada untuk mengimbangi

tambahnya jumlah pendududk dan permintaan bahan makanan yang disebabkan pendapatan naik. Hal itu terjadi karena tingkat

“income elasticity of demand” terhadap bahan makanan di negara yang sedang berkembang masih cukup tinggi. Maka dari itu

kemajuan di sektor petanian sangat diharapkan. Menurut Denmark dan New Zaeland, agraris dapat menaikan standar hidup tanpa

industri besar. Dengan kenaikan pendapatan dalam masyarakat posisi sektor pertanian dalam sumbangannya terhadap pendapatan

akan turun tetapi penurunan ini merupakan pengaruh bukan merupakan sebab dari kenaikan kegiatan ekonomi. Alternatif lain

bila sektor pertanian tidak dikembangkan dengan mengimpor bahan makanan. Tetapi, untuk impor bahan makanan harus

mengurangi jumlah pembelian alat kapital guna industrialisasi.

Dengan perbaikan di sektor pertanian ada beberapa tenaga kerja yang dapat dialihkan ke sektor lain. Keuntungan lain ialah

pembangunan pertanian akan menghalangi terciptanya ekonomi dualis yaitu:

1. Pihak sektor industri memberi upah yang tinggi dan tingkat hidup yang lebih baik.

2. sektor pertanian tetap ( tidak ada perbaikan)

Hal ini terjadi bila suatu negara mementingkan sektor industri tidak mementingkan sektor pertanian.

H. PERANAN PEMERINTAH

Peranan pemerintah dalam inisiatif dan memajukan perekonomian serta hubungan antara sector pemerintah dan swasta

tergantung pada lingkungan social ( social cultural environment ), yaitu tingkat perkembangan ekonomi, keadaan politik,

tersedianya kemampuan manajemen, pengalaman dalam perusahaan Negara,dll. Jadi, peranan pemerintah dalam strategi

pembangunan ekononomi tidak perlu sama tergantung pada keadaan social dan poloit setempat. Hal yang sulit adalah mengenai

alokasi dan menajemen dari sumber tersebut. Umumnya investasi dipengaruhi oleh keuntungan relative dari bermacam-macam

kegiatan produksi dan ada juga yang ditujukan pada kegiatan nonekonomi, missal membangun militer dll.

Jelas tidak ada satu ktiteria yang paling baik. Kita hanya dapat menunjukkan beberapa pilihan dinegara berkembang dapat

memilih dan menilainya sendiri. Yang penting adalah kemauan yang keras dari penduduk setempat untuk ingin maju dan
memperkembangkan perekonominnya. Caranya, tentu tergantung pada keadaan khusus di daerah atau di Negara masing-masing

yang pemilihannya tidak saja tergantung pada keadaan ekonomi dan tujuantujuan sosialnya tetapi juga pada system nilai yang

berlaku.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas kami dapat menyimpulkan:

1. Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk

menambah ouput dan fungsi capital adalah untuk menaikkan produtinitas itu tidak saja berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapan

lainya, tetapi juga berwujud “human capital“.

2. Sumber-sumber kapital untuk pembangunan ada dua yaitu:

a. Sumber Fisik (Swadaya Masyarakat)

b. Sumber Dana Financial

3. Tingkat akumulasi capital yang rendah di Negara-negara berkembang biasa diistilahkan lingkaran setan yang tidak berujung

(vicious circle)

4. Macam-macam criteria investasi antara lain:

a. Kriteria neraca pembayaran (Balance of payments criteria)


b. Kriteria produktivitas social marginal (social marginal productivity criteria)

c. Kriteria intensitas factor-faktor produksi (factor intensity criteria)

d. Kriteria bagian investasi kembali (ReinvesmentQuotient Criteria)

e. Kriteria Operasional (Operational Criteria)

f. Kriteria perbandingan biaya manfaat(Benefit –Cost Ratio)

B. SARAN

Menurut kami, akumulasi kapital dinegara berkembang masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya

keinginan masyarakat untuk menabung yang dikarenakan oleh tingginya hasrat untuk konsumsi. Oleh karena itu, hendaknya

suatu negara harus menaikkan tabungan dengan cara menekan tingkat konsumsi dan memajukan tingkat produksi agar akumulasi

kapital dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta

Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press


TEKNOLOGI DAN FUNGSI WIRASWASTA (MAKALAH
EKONOMI PEMBANGUNAN)
Posted: 6 May 2013 in Ekonomi Pembangunan

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teknologi dan wiraswasta adalah kata yang tidak asing lagi bagi kita, hampir setiap hari kita bersentuhan dengan teknologi dan

kegiatan wiraswasta. Namun kita belum mengetahui bagaimana pengaruh tekonologi dan wiraswasta terhadap pertumbuhan

ekonomi. Pengaruh teknologi begitu besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena dengan adanya teknologi dapat menambah

jumlah output, hal tersebut memang menguntungkan. Namun disisi lain dengan pertumbuhan teknologi juga dapat menimbulkan

masalah, karena bisa saja tenaga manusia digantikan dengan tenaga mesin, sehinngga akan mengakibatkan terjadinga

pengangguran yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Begitupula dengan fungsi wiraswasta, wraswasta juga

berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian di suatu negara. Dengan adanya wiraswasta mampu menimbulakan inovasi-

inovasi baru guna menaikkan produktifitas, sehingga perekonomian akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu perlu adanya

pengembangan wiraswasta, namun dalam kenyataannya wiraswasta di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut dikarenakan

kurangnya motif dalam diri untuk melakukan kegiatan wiraswasta.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian teknologi itu?

2. Bagaimana penyebaran teknologi tersebut?

3. Apa saja fungsi wiraswasta?

4. Tipe-tipe semangat wiraswasta itu apa saja?


5. Apa saja macam inovasi itu?

6. Apa saja motif inovasi tersebut ?

7. Bagaimana efisiensi inovasi?

8. Bagaimana bisa terjadi wiraswasta?

9. Hubungan apa saja yang ada diantara wiraswasta ?

10. Bagaimana menambah jumlah wiraswasta?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian teknologi itu

2. Mengetahui penyebaran teknologi

3. Mengetahui fungsi wiraswasta

4. Memahami tipe-tipe semangat wiraswasta

5. Mengetahui macam inovasi

6. Mengetahui motif inovasi

7. Mengetahui cara mengefisiensikan inovasi

8. Mengetahui proses terjadi wiraswasta

9. Mengetahui hubungan sosial yang ada diantara wiraswasta

10. Mengetahui cara menambah jumlah wiraswasta.

BAB II

PEMBAHASAN

TEKNOLOGI DAN FUNGSI WIRASWASTA


Pengaruh teknologi dapat terlihat melalui perubahan-perubahan fungsi produksi. Hal ini merupakan salah satu unsure untuk

membedakan antara Negara yang sudah maju dengan Negara yang relative kurang maju.Dalam Negara yang relative kurang maju

perbedaan atau jarak anatara kemungkinan-kemungkinan teknologi dan praktek-praktek kaum pengusaha jauh lebih sedikit dari

pada dinegara-negara yang kurang maju.

A. PENGERTIAN TEKNOLOGI

Teknologi adalah suatu perubahan dalam berbagai produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada. Perubahan-perubahan

teknik untuk pertumbuhan ekonomi yaitu setiap perubahan dalam metode produksi yang telah digunakan dalam produksi atau

usaha-usaha lain. Jadi, perubahan teknologi (technological change) termasuk perubahan dalam produksi dalam suatu kegiatan

tertentu yang dapat menambah dengan hasil dengan input tertentu. Perubahan teknologi dalam arti luasnya termasuk berbagai

variasi dalam macam barang capital, kualitas buruh atau organisasi dari faktor-faktor produksi. Misalnya para petani

menggunakan benih yang lebih baik atau mengganti bajaknya dengan traktor. Sehingga kekurangan tenaga ahli dinegara

berkembang membatasi penyebaran teknolgi. Disamping itu juga terdapat kesulitan bahasa dalam menjelaskan teknik yang baru

itu ataupun tidak adannya devisa untuk membeli buku-buku baru, dan sebagainya. Akumulasi pengetahuan yang akan

mengembangkan kombinasi dan hubungan antara factor-faktor yang baru. Dinegara barat lainnya, kegiatan ini berpusat

didepartemen-departemen yang besar bersama-sama dengan penelitian yang besar juga diawasi maupun dikoordinasi lewat

badan-badan pemerintah. Di indonesia sejak Repelita II mempunyai Menteri Riset dan teknologi.

B. PENYEBARAN TEKNOLOGI

Penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini lebih mudah dengan dari pada masa yang lalu. Kurangnya tenaga ahli

dinegara berkembang membatasi penyebaran teknologi. Disamping itu juga ada kesulitan bahasa dalam menjelaskan teknik yang

baru itu ataupun juga tidak mempunyai devisa untuk membeli buku-buku pengetahuan yang paling baru dn sebagainnya.

Memang sekarang ini pada umunya Negara berkembang lebih mudah untuk meniru teknologi yang lebih tinggi tingkatanya dari

Negara maju. Namun, peranan riset perlu sedapat mungkin memperbaiki dan menyesuaikan dengan Negara tersebut. Saat

terjadinya invensi berhubungan erat dengan keadaan ekonomi, kebudayaan serta adapt istiadat.
Meier berpendapat bahwa terjadinya invensi yang besar pada revolusi industri disebabkan karena adanya kebutuhan yang secara

ekonomis menyebabkan invensi dan karena keadaan masyarakat yang waktu itu menguntungkan buat adanya perkembangan.

Dorongan ekonomis untuk mengadakan invensi dapat digolongkan sebagai keinginan untuk mengambil bagian dalam pasar yang

makin luas, memecahkan persoalan produksi yang praktif dengan cara baru dan mengambil keuntungan dari perubahan dalam

factor harga. Agar dapat behasil maka pemerintah maupun industri perlu mensistematiskan penelitian untuk hasil-hasil produksi

dan proses invensinya. Sehingga akumulasi ilmu pengetahuan yang ada mengembangkan kombinasi dan hubungan antar factor-

faktor yang baru.

C. FUNGSI WIRASWASTA

Perkembangan ekonomi merupakan hasil penerapan teknologi, maka haruslah ada seseorang atau sekelompok orang yang

berbuat untuk menerapkan kombinasi-kombinasi baru sumber-sumber produksi untuk kegiatan-kegiatan produktif. Perbuatan ini

menunjukkan suatu inovasi yang disebut entrepreneurial function ( sebagai fungsi wiraswasta ). Fungsi wiraswasta dalam arti

luas harus dapat diartikan dalam segala keadaan, dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis, sosialis ataupun pembangunan

ekonomi pada umumnya.

Sedangkan fungsi wiraswasta dalam arti sempit hanya terbatas dalam inovasi. Misalnnya: mengkombinasikan faktor-faktor

produksi baru. Inovasi dalam tata laksana kantor atau personal juga diperlulan untuk menanggapi penggunaan teknik tersebut,

yaitu dengan menemukan perlunya suatu disiplin tertentu. Juga inovasi dalam perencanaan produksi untuk penggunaan

alternative dari tenaga kerja dan kapital menggunakan alternative tenaga kerja dan capital seandainya impor barang-barang impor

setengah jadi itu terganggu. Hasil yang kumulatif dalam perekonomian dari inovasi yang kecil-kecil ini akan menaikkan

produktivitas dan bersama-sama penyebaranya menghadapi masalah ketidaksempurnaan pasar tidak dapat dilupakan dalam

menilai atau menimbang fungsi wiraswasta tersebut.

D. TIPE-TIPE SEMANGAT WIRASWASTA

1. Inovating entrepreneur

Orang ini bersifat agresif dalam percobaan-percobaannya dan ingin atau tertarik pada kemungkinan untuk dapat mempraktikkan.
2. Initiative entrepreneur

Tipe ini adalah orang-orang yang siap untuk menggunakan inovasi-inovasi yang berhasil yang ditemukan oleh innovating

intrepreneur.

3. Fabian entrepreneur

Tipe ini sifatnya penuh dengan hati-hati dan ragu-ragu yang nantinya akan meniru bila inovasi itu jelas menunjukkan sesuatu

yang menguntungkan.

4. Drone entrepreneur

Pada tipe ini,ia tidak menjalankan inovasi tetapi mengemukan sesuatu potensi dan mungkin perubahanya menjadi salah satu tipe

inovasi yang lain,apabila ada dorongan yang efektif dapat ditemukan.

Banyaknya wiraswasta yang berbeda-beda tergantunng pada keadaan di negaranya masing-masing dan kebanyakan dari

wiraswasta adalah imitative dan bukan innovating entrepreneur.

E. MACAM-MACAM INOVASI

Macam inovasi dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu dengan cara inovasi dalam bentuk capital saving ( menghemat kapital )

dan labour saving ( menghemat tenaga kerja ). Inovasi bentuk lain ialah inovasi dari sudut permintaan dan biaya-biaya. Inovasi

dari sudut pandang ini dapat berupa menekan biaya biaya produksi ( cost reducing ) dan meningkatkan permintaan ( demand

increasing ). Inovasi lain selain dua inovasi tersebut adalah penggabungan dari keduanya, yaitu peningkatan permintaan dengan

cara meningkatkan mutu dan cara penurunan biaya. Mengenai inovasi yang menggabungkan antara keduanya tersebut telah

dijelaskan macamnya oleh SCHUMPETER, yaitu :

1. Inovasi yang berupa penurunan biaya produksi dilakukan dengan cara :


a. Memperkenalkan metode baru.

b. Menggunakan sumber bahan mentah baru.

c. Pemakaian bentuk organisasi yang lebih baik.

2. Inovasi yang berupa peningkatan permintaaan dilakaukan dengan cara :

a. pembukaan pasar baru.

b. Memperkenalkan barang baru dengan kualitas yang baik.

F. MOTIF-MOTIF INOVASI

Penggolongan motif-motif inovasi antara lain :

1. Motif-motif inovasi di Negara Barat

a. Inovasi dilakukan dengan tujuan untuk mencari laba ( provit motive )

b. Inovasi dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi.

c. Inovasi dilakukan untuk menjaga prestise atau menjaga kedudukan.

d. Inovasi dilakukan karena adanya tekanan dari masyarakat.

2. Motif-motif di Uni Sovyet


Inovasi di negara Uni Sovyet timbul karena tidak adanya persaingan, selain itu usaha penjualan tidak dilakukan. Kegiatan inovasi

dilakukan dan diarahkan oleh para pemimpin negara.

3. Motif-motif di Negara sedang Berkembang

Adanya perbedaan masyarakat sedang berkembang antara satu sama lain, maka inovasi yang dilakukan pun berbeda-beda pula.

Inovasi yang dilakuakan biasanya disesuaikan dengan kebudayaan dan keadaan negara masing-masing.

G. EFISIENSI INOVASI

Pada umumnya motif yang ada dalam masyarakat diberbagai negara tidak akan menghasilkan inovasi kecuali apabila orang-

orang atau golongan orang itu yakin bahwa keuntungan yang akan diperolah lebih besar atau cukup untuk menutup biayanya.

Halangan dalam menggunakan penemuan baru dapat digolongkan dalam 3 faktor

1. Faktor ekonomis

2. Faktor sosial budaya

3. Adanya tekanan dari beberapa orang yang berkuasa

Ekonomi adalah hanya sekedar bagian dari keadaan dalam suatu negara dan perkembanganya ekonomi membutuhkan perbaikan-

perbaikan atau perubahan-perubahan faktor-faktor produksi yang saling berhubungan.jadi mengenalkan suatu tehnik produksi

baru atau baranf baru akan sia-sia apabila tidak disertai dengan perubahan faktor lain yang erat hubunganya

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan supaya inovasi berhasil dinegara-negara sedang berkembang :

1. Terlebih dahulu mendapatkan pengertian yang mendalam tentang sistem kebudayaan dimana perubahan akan terjadi dan

kemungkinan-kemungkinan atau konsekuensi-konsekuensinya, baik fisik maupun sosial dari uinovasi yang diharapkan itu.

2. Perkenalan inoivasi itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan kebutuhan orang diluar masyarakat yang bersangkutan

3. Teknik yang baru hendaknya cocok dengan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang ada.

4. Penyesuaian dengan keadaan disitu harus dengan perlahan-lahan atau gradual


5. Perlu untukmemelihara/melindungi saluran-saluran untuk kemajuan dan kepuasan dalam harapan-harapan.

H. TERJADINYA WIRASWASTA

Banyaknya wiraswasta berhubungan erat dengan motif-motif untuk inovasi yang ada dalam masyarakat. Bila hanya sedikit saja

adanya wiraswasta, ini menunjukan tidak adanya motif untuk mendorong inovasi yang menaikan jumlah produksi dan juga

karena adanya kekuatan penghalang yang lebih besar. Bila tingkat tehnologi sudah maju, maka persoalanya ialah bagaimana

memelihara supaya wiraswasta itu bertambah.

I. HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL YANG ADA DI ANTARA PARA WIRASWASTA

Tiga aspek ( gatra ) dari pola hubungan social yang terdapat dinegara maju yaitu:

1. Gatra Pengenalan ( Cognitive Aspesct )

Menunjukkan rasionalitas suatu masyarakat yaitu apakah masyarakat itu umumnya rasional atau tidak dalam penggunaan capital,

tenaga kerja, dan sumber alam lainnya. Suatu masyarakat dikatakan rasional apabila untuk pengambilan keputusan itu didasarkan

pada standar ilmiah kritis ( critical scientific standards ). Sedangkan yang tidak irasional adalah bila keputusan didasarakan pada

kebiasaan atau kekuatan ghaib dan terlepas dari hal empiris.

2. Gatra Keanggotaan ( Membership Aspect )

Macam-macam gatra keanggotaan antara lain :

a. Universal

Dimana hubungannya adalah umum, universal, sejauh mana tindakan itu didasarkan pada apa yang dikerjakan oleh “orang”.

Tidak peduli siapa yang mengerjakan.

b. Khusus
Misalnya pemilihan yang didasarkan pada koneksi keluarga atau politik, terlepas dari apakah orang – orang itu dapat bekerja.

3. Gatra Batasan Substansif ( Substansive Definition Aspect )

Ada dua golongan yakni yang bersifat khusus dan yang meluas. Yang khusus ialah bila hak dan kewajiban dari hubungan itu

ditentukan dan dibatasi. Misalnya dengan kontrak – kontrak kerja.

Jadi wiraswasta diharapkan dapat banyak jumlahnya bila hubungan dalam masyarakat itu adalah rasional ( obyektiv ), universal

dan spesifik secara fungsional. Apabila hubungannya family itu sudah luas dan kuat maka hasil inovasi akan dibagi – bagi.

Sehingga inovatornya mungkin akan menerima sedikit. Karenanya dorongan untuk inovasi akan berkurang. Hirschman

mengatakan karena hubungannya semacam ini maka di Negara sedang berkembang motif untuk inovasi akan terhalang. Halangan

semacam ini bisa diatasi tetapi secara perlahan – lahan. Peranan pemerintah dalam hal ini yaitu mendorong inovasi – inovasi

yang akan menciptakan motif untuk menentukan tindakan selanjutnya baik dari sektor pemerintah maupun sektor swasta.

J. BAGAIMANA MENAMBAH JUMLAH WIRASWASTA

Biasanya inovataor itu berasal dari orang yang rendah tingkatannya. Dikarenakan orang yang sudah tinggi tingkatannya, biasanya

sudah puas dengan apa yang telah mereka peroleh, sehingga dorongan untuk memperbaiki hidupnya tidak ada. Schumpeter

mengatakan bahwa sebenarnya “ inovasi selalu ada bersama-sama dengan timbulnya kehendak untuk naik tingkat ( status ) dari

orang-orang yang baru tersebut “.

Biasanya orang-orang baru mempunyai kemampuan dan harapan untuk berinovasi tetapi kendalanya dia tidak mempunyai

capital, sehingga sumber-sumber capital yang ada dapat mendorong timbulnya wiraswasta.

Tersedianya inovator dapat ditingkatkan melalui bentuk organisasi yang dipakai dalam perusahaan-perusahaan disamping

pemerintah membantu menaikkan keterampilan guna diserahi tugas-tugas pimpinan.


Pemerintah dapat memegang peranan langsung maupun tidak langsung dalam memajukan wiraswasta. Land reform misalnya,

merupakan dorongan bagi petani untuk bekerja lebih efisen, sebab dengan tanah senpit yang dimilikinya petani akan

menggunakan tanah tersebut dengan sebaik-baiknya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Teknologi adalah suatu perubahan dalam berbagai produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada .

 Fungsi wiraswasta dalam arti luas harus dapat diartikan dalam segala keadaan, dapat dalam keadaan masyarakat kapitalis

,sosialis ataupun pembangunan ekonomi pada umumnya. Sedangkan fungsi wiraswasta dalam arti sempit hanya terbatas dalam

inovasi.

 Macam-macam tipe semangat wiraswasta berdasarkan atas tindakannya antara lain: Inovating entrepreneur, Initiative

entrepreneur, Fabian entrepreneur, Drone entrepreneur.

 Macam dari inovasi itu ada beberapa jenis. Dan upaya yang dilakukan dapat berupa penurunan biaya produksi dan peningkatan

permintaan, dapat pula penggabungan dari keduanya.

 Motif inovasi itu sendiri dibagi menjadi tiga penggolongan yaitu motif di negara barat, motif di Uni Sovyet, dan motif di

negara sedang berkembang.

 Dalam hubungan social yang ada diantara para wiraswasta ada tiga aspek atau gatra yatu:Gatra pengenalan, Gatra

keanggotaan ,dan Gatra batasan sustansif.

 Bila ingin mengenalkan suatu tehnik produksi baru atau barang baru hendaknya disertai dengan perubahan faktor lain yang

erat hubunganya.Agar pemakaina inovasi dapat tercapai tujuanya.


 Bagi negara berkembang kemajuan teknologi terhalang oleh sedikitnya wiraswasta.Karena bila wiraswasta sedikit maka sedikit

pula motif untuk inovasi yang sangat diperlukan dalam kemajuan tehnologi.

B. SARAN

 Adanya perbedaan keadaan masyarakat yang sedang berkembang menyebabkan adanya perbedaan inovasi-inovasi yang

dilakukan sehingga hendaknya dalam pemilihan inovasi itu sebaiknya disesuaikan dengan keadaan dan kebudayaan negara

yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta

Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press


gg

Anda mungkin juga menyukai