Anda di halaman 1dari 12

HUKUM BISNIS

DOSEN PENGAMPU:

Hidayatul Arief, S.Pd, M.Pd.

Oleh:

Gita Delviaman A1A118018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
Silahkan Saudara cari dari berbagai referensi terkait bentuk-bentuk badan usaha yang ada di
indonesia serta jelaskan syarat-syarat serta prosedur tata cara pendirian badan usaha tersebut
Jawab :
Bentuk-bentuk badan usaha dan syarat serta prosedur :

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah bentuk usaha yang paling sederhana, karena kepemilikannya
dimiliki oleh satu orang. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Biasanya perusahaan perseorangan dibuat oleh seorang pengusaha yang bermodal
kecil dengan sumber daya yang ada, kuantitas produksi yang terbatas, juga penggunaan alat
produksi teknologi sederhana.

Bentuk usaha ini pembentukannya tanpa izin dan tanpa tata cara tertentu, oleh karena itu bentuk
usaha ini jenis yang paling mudah didirikan tapi pembubarannya juga sangat mudah dilakukan,
karena tidak memerlukan persetujuan pihak lain karena pemiliknya hanya seorang. Tentu saja
bisnis perseorangan memiliki tantangan sendiri. Tapi tantangan tersebut akan mudah teratasi jika
pemilik usaha sudah mempersiapkan semuanya.

Prosedur Pendirian Perusahaan Perseorangan

1. Akta Pendirian Pemilik


2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/ Izin Gangguan (HO)
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemilik
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

2. Persekutuan Perdata

Dalam persekutuan perdata, Anda memiliki partner bisnis baru yang biasanya memiliki profesi
yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan nama bersama. Menurut
pengertian KUH Perdata pasal 1618, persekutuan perdata merupakan suatu perjanjian di mana dua
orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

Dari pengertian pasal syarat dari persekutuan perdata tersebut adanya pembagian hasil keuntungan
bersama yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan bersama. Persekutuan perdata dibuat
sesuai perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang mendirikannya. Dalam perjanjian tersebut
berisi tentang pembagian jumlah modal yang dikeluarkan oleh beberapa pihak, pembagian hasil
dari usaha yang dijalankan (profit), kemudian dibagi ke beberapa pihak sesuai perjanjian atau akad
di awal.

Berikut adalah tahapan mengenai pendirian persekutuan perdata :


1. Pendaftaran Persekutuan Perdata

Tahapan pendaftaran meliputi beberapa hal seperti melakukan pendaftaran akta, pendaftaran
perubahan anggaran dasar, dan juga pendaftaran perubahan.

2. Pemilihan dan Pemakaian Nama Persekutuan Perdata

Dalam tahapan pengajuan penggunaan nama, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah nama
yang akan diajukan harus belum dipakai secara sah oleh persekutuan perdata lain. Jika sudah
pernah diajukan oleh persekutuan perdata yang lain maka nama tersebut tidak boleh diajukan
kembali.

3. Pencatatan Pendaftaran Persekutuan Perdata

Dalam tahap ini dijelaskan bahwa dalam jangka waktu satu tahun sejak disahkan, persekutuan
perdata yang telah melakukan pendaftaran di PN wajib melakukan suatu pencatatan pendaftaran.

3. Persekutuan Firma

Persekutuan firma memiliki pengertian yang hampir sama dengan persekutuan perdata, namun
dalam bentuk yang lebih khusus, yaitu bentuk persekutuan yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan, antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama dan
tanggung jawab para pemilik firma yang biasa disebut sekutu yang bersifat tanggung rentang.

Maksud dari tanggung rentang di sini adalah jika utang yang dibuat oleh salah satu sekutu akan
mengikat sekutu lain dan demikian sebaliknya. Tanggung jawab dari bentuk persekutuan firma
tidak hanya sebatas modal yang disetorkan ke dalam firma, tapi juga meliputi seluruh harta
kekayaan pribadi para sekutu.

Sebelum mendirikan Firma terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pendiri diantaranya:

1. Jumlah pendiri perusahaan minimal 2 (dua) orang atau lebih


Ini dimaksudkan karena badan usaha ini bentuk dari kerjasama dua orang atau lebih yang
akan bertanggung jawab dan menanggung resiko bersama. (baca juga : syarat pendirian
yayasan)
2. Memiliki nama yang bakal dipakai oleh firma tersebut
Nama boleh diambil dari kesepakatan kedua belah pihak yang bekerjasama dan tidak
dipersulit dengan adnaya persetujuan layaknya Perseroan Terbatas (PT).
3. Memiliki pengurus yang diangkat dan ditetapkan oleh para pendiri. Siapa yang akan
bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku persero diam.
4. Persero adalah seseorang yang orang yang ikut menanamkan saham atau sebagai pemegang
saham
5. Memiliki maksud dan tujuan yang spesifik (walaupun tentu saja dapat mencantumkan
maksud dan tujuan yang seluas-luasnya) serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan
dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. (Baca juga : syarat
mendirikan perseroan terbatas pt)
6. Memiliki tempat usaha sebagai kantor pusat perusahaan yang berlokasi dilingkungan
komersial seperti Gedung Perkantoran, Pertokoan, Ruko/Rukan atau tempat usaha lainnya
yang diperuntukan sebagai tempat usaha. (Baca juga : syarat mendirikan koperasi simpan
pinjam)

Proses Pendirian

Setelah syarat dan ketentuan yang ditetapkan sudah terpenui maka selanjutnya adalah mengikuti
proses pendirian Firma:

1. Pembuatan Akta Pendirian


Tahap pertama dalam pendirian Firma adalah pembuatan Akta otentik sebgaia Akta Pendirian
Firma yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris dalam bahasa Indonesia. Syaratnya cukup
mudah yaitu dengan menyertakan Fotokopi KTP para pendiri Perseroan Firma dan data anggaran
dasar Firma sebagai langkah awal

2. Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan


Tahap kedua adalah permohonan surat keterangan domisili perusahaan yang diajukan kepada
Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai
bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan yang jelas dan mudah untuk ditemukan.
Kelengkapan lain yang dibutuhkan antara lain: ( Baca juga : cara mengajukan KPR)
 Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan
 Fotokopi PBB-pajak bumi dan bangunan tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk
perusahaan yang berdomisili di Ruko/Rukan
3. Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak
Tahap ketiga merupakan permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk
mendapatkan kartu NPWP serta surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak dimana
perusahaan berdomisili. Kelengkapan surat yang harus dilampirkan dalam pembuatan NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak) antara lain: (Baca juga : cara mendirikan perusahaan perseorangan)
 Melampirkan bukti PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas sewa gedung
 Melampirkan bukti pelunasan PBB (Pajak Bumi Bangunan)
 Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha
4. Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
Setelah mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) tahap keempat adalah permohonan
untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Kelengkapan berkas yang harus dilengkapi
sama dengan kelengkapan berkas dalam tahap ketiga.

5. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri


Tahap selanjutnya yaitu tahap kelima yaitu pendaftaran ke Pengadilan Negeri. yang diajukan
kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat dan kedudukan perusahaan berada
dengan membawa kelengkapan berkas berupa NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak ) dan salinan
akta pendirian Firma yang disahkan di awal. (Baca juga : cara mengajukan kredit)
6. Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Tahap keenam, pemohon yang mendirikan Firma mengajukan permohonan kepada bupati
melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat
untuk permohonan Ijin Mendirikan Bangunan. Kelengkapan berkas yang haus dipenuhi yaitu:

 Foto kopi KTP


 Foto kopi sertifikat tanah atau kepemilikan tanah lainnya yang dikuatkan oleh Kepala
Desa atau Camat terdekat
 Gambar detail konstruksi bangunan
7. Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
Tahap ketujuh yaitu pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk
melakukan permohonan Surat Ijin Tempat Usaha dengan persyaratan sebagai berikut
 Foto kopi KTP
 Foto kopi sertifikat tanah
 Foto kopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
 Foto berwarna ukuran 3×4 (lbr) dan 4×6 (2lbr)
8. Permohonan Surat Ijin Gangguan (HO)
Tahap kedelapan pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat untuk
mengajukan permohonan Surat Ijin Gangguan (HO) yang dilengkapi dengan berkas sama dengan
persyaratan tahap ketujuh

9. Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Tahap kesembilan yaitu permohonan SIUP yang diajukan kepada bupati melalui Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Untuk
golongan SIUP menengah dan kecil, atau Dinas Perdagangan Propinsi untuk SIUP besar sesuai
dengan tempat kedudukan perusahaan berada. Berkas yang dilampirkan adalah:

 Foto kopi KTP


 Foto kopi Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Ijin Gangguan (HO) untuk jenis
kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan adanya SITU berdasarkan Undang-
Undang Gangguan
 Foto direktur utama/pimpinan perusahaan (3×4) sebanyak 2 lembar
 Neraca awal
10. Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dan yang terakhir merupakan permohonan pendaftaran yang diajukan kepada bupati melalui
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
Dengan persyaratan:

 Foto kopi KTP


 Foto kopi Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Ijin Gangguan (HO)
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Materai 2lbr
 Foto kopi sertifikat Penyuluhan (SP)

Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan sebagai
bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan.

4. Persekutan Komanditer (CV)

Persekutuan komanditer adalah perkembangan dari persekutuan firma. Jika persekutuan firma
hanya terdiri dari para sekutu yang aktif menjalankan perusahaan, maka dalam komanditer terdapat
sekutu pasif yang hanya memasukkan modal. Maksudnya, jika di dalam firma yang tadi disebutkan
semua berperan aktif dalam memasukkan modal dan menjalankan usahanya, tapi di dalam
persekutuan komanditer terdapat sekutu yang hanya memasukkan modalnya tanpa ikut aktif
menjalankan perusahaan. Jadi di dalam komanditer terdapat dua sekutu, yaitu sekutu aktif dan
sekutu pasif. Untuk pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) ditentukan pada saat perjanjian
di awal.

Syarat dan prosedur pendirian CV :

Ada berbagai dokumen yang diperlukan sebagai syarat pendirian CV. Ini merupakan bagian dari
prosedur pendirian CV yang harus Anda penuhi. Berikut dokumen-dokumen yang diperlukan.

 Akta Pendirian/Pembuatan CV
 Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP)
 Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) Perusahaan
 Tanda Daftar Perusahaan
 Surat Keterangan Domisili Perusahaan(SKDP)
 Pengesahan Pengadilan

Prosedur :

1. Pembuatan akta pendirian CV


Cara bikin CV sudah diatur dalam Pasal 16 hingga 35 KUHD atau Kitab Undang Undang
Hukum Dagang. Dalam pasal 19 KUHD, dijelaskan bahwa harus ada minimal dua orang
pendiri, yang sekutu aktif serta pasif. Akta merupakan salah satu syarat wajib untuk
pendirian cv. Anda harus menyiapkan beberapa dokumen berikut untuk pembuatan akta
pendirian CV.

-Nama terang, pekerjaan, serta tempat tinggal masing-masing pendiri


-Penetapan nama yang akan dipakai untuk nama CV
-Keterangan tentang CV ( biasanya berisi maksud serta tujuan CV)
-Nama sekutu aktif yang berkuasa menandatangani surat perjanjian mengatasnamakan
persekutuan.
-Masa mulai serta berlakunya CV.
-Pasal-pasal penting yang lain yang berhubungan dengan pihak ketiga sekaligus pendiri
persekutuan.
-Pendaftaran akta ke Pengadilan Negeri pendirian harus disertai dengan tanggal
-Menetapkan kas CV khusus yang disediakan untuk pihak ketiga sebagai penagih. Jika
telah kosong, tanggung jawab sekutu yang berlaku adalah tanggung jawab pribadi.
-Pengeluaran satu dan/ atau beberapa sekutu dari kewajiban dan juga hak dalam bertugas
atas nama sebuah persekutuan.

Beberapa dokumen yang diperlukan untuk persetujuan dan penandatanganan oleh notaris
yaitu :
-Fotokopi KTP masing-masing pendiri CV (Persero aktif & pasif)
-Fotokopi NPWP masing-masing pendiri CV (Persero aktif & pasif)
-Nama CV. Persyaratan nama CV bisa menggunakan 2 suku kata dan tidak wajib dalam
Bahasa Indonesia.
-Foto pendiri perusahaan ukuran 3×4 berlatar belakang merah
Pada proses pembuatan akta dihadapan notaris, jika dokumen tersebut telah disetujui
langkah selanjutnya adalah -penandatanganan akta oleh pendiri perusahaan dihadapan
notaris. Selanjutnya, notaris akan membuat copy Akta dan mendaftarkan akta tersebut di
Kemenkumham untuk mendapatkan Surat Keterangan (SK Kemenkumham). Dokumen ini
akan diperlukan untuk langkah selanjutnya.

2. Membuat surat keteranga domisili perusahaan (SKDP)


Setelah memperoleh akta pembuatan CV, selanjutnya Anda harus mendaftarkan akta
tersebut ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat. Hal ini sesuai dengan pasal 23 dalam
KUHD. Persyaratan lain yang harus dilengkapi untuk mendaftarkan Akta Pendirian CV
adalah SKDP atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan juga NPWP atas nama CV
terkait.

Untuk mengurus SKDP, Anda bisa menghubungi kelurahan setempat yang sesuai dengan
alamat domisili CV. Sebelumnya, Anda sudah harus menentukan di mana alamat domisili
CV. Alamat domisili ini sesuai dengan keterangan yang ada dalam pendirian CV.
Dokumen ini diajukan kepada kelurahan di tempat Anda tinggal. Hal ini sebagai bukti
alamat perusahaan Anda.

-Formulir Pengajuan SKDP yang wajib diisi


-Pelampiran legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)-
-Surat keterangan domisili dari pemilik gedung/perkantoran
-Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
-Fotokopi surat kontrak/sewa kantor (tempat usaha) atau bukti kepemilikan tempat usaha
-Fotokopi IMB
-Foto gedung kantor, tampak dalam dan luar

Selanjutnya, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai syarat pendirian cv bisa
didapatkan melalui kantor pajak setempat. Kantor pajak harus sesuai dengan domisili CV.

3. Pembuatan NPWP Perusahaan


Pembuatan NPWP diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan domisili
perusahaan. Selain mendapat NPWP, nantinya akan mendapatkan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) sebagai wajib pajak, persyaratannya yaitu :

-Formulir pengajuan NPWP yang wajib diisi


-Pelampiran legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham, dan SKDP)
-Fotokopi KTP, NPWP, dan KK pendiri perusahaan

NPWP dan SKT akan dikeluarkan oleh pihak KPP dengan persyaratan dokumen yang
harus dilengkapi terlebih dahulu. KPP akan melakukan pengecekan sebelumnya untuk
meyakinkan apakan data pendiri perusahaan sudah benar, dengan format NPWP pribadi
yang terbaru dan tidak memiliki tunggakan pajak.

4. Membuat surat izin usaha perdagangan (SIUP)


Setelah proses pendaftaran akta CV selesai, selanjutnya Anda harus mengurus izin usaha
CV. Izin usaha ini disesuaikan dengan bidang usaha yang saat ini Anda jalankan. Ini juga
menjadi salah satu tahapan yang tak boleh dilewatkan dalam memenuhi syarat pendirian
CV.
Sebagai contoh, apabila usaha CV Anda berkaitan dengan bidang perdagangan, Anda perlu
mengurus izin usaha berupa SIUP atau Surat Izin Usaha Perdagangan. Pengurusan izin
usaha ini bisa dilakukan di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau PTSP setempat.
Anda juga bisa melakukannya di kantor perwakilan dinas yang terkait.
Untuk membuat SIUP ini bisa Anda lakukan ke Dinas perdagangan Kota atau Kabupaten
tempat domisili perusahaan Anda. Ini untuk sekali usaha kecil dan menengah. Untuk
golongan SIUP besar maka pembuatannya harus kepada Dinas Perdagangan di Provinsi.
Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :

-Mengisi Formulir SIUP yang disediakan


-Menyertakan lampiran legalitas perusahaan seperti, SKDP, SK Menkumham, NPWP, dan
Akta Pendirian)
-Pas foto pendiri perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna

5. Membuat tanda daftar perusahaan (TDP)


Supaya proses buat CV lengkap, Anda juga wajib mengurus TDP. Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) sekarang ini bisa diproses dengan mudah. Anda bisa melakukannya
melalui sistem online. Caranya bagaimana?
Anda bisa memanfaatkan sistem OSS atau Online Single Submission. Proses pengurusan
TDP secara online ini sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2018. Untuk pembuatannya
secara offline Anda bisa datang langsung ke Dinas Perdagangan di Kota Anda yang berada
sesuai dengan domisili perusahaan dengan persyaratannya :
-Mengisi Formulir pengajuan SIUP
-Pelampiran legalitas perusahaan berupa, SK Menkumham, NPWP, TDP, Akta Pendirian,
SKDP
-Pas foto owner perusahaan ukuran 3×4 berjumlah 2 lembar dan berwarna

6. Pengesahaan pengadilan
Setelah mendapatkan akta dari pihak notaris, tahapan selanjutnya yaitu mendaftarkan akta
pendirian CV ke Pengadilan Negeri di wilayah kedudukan CV. Persyaratan pendaftarannya
yaitu :

– Pelampiran SKDP dan NPWP dengan nama CV yang bersangkutan

Setelah pendaftaran berhasil, tinggal menunggu pengesahan dari Pengadilan Negeri.


Jangka waktu proses pengurusan surat-surat yang diperlukan untuk perizinan tersebut
biasanya selama kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan.

5. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal
yang terdiri dari saham-saham, di mana pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya. Artinya di dalam persekutuan ini, beberapa pendiri dari sebuah PT masing-masing
memasukkan modal berdasarkan perjanjian, dan modal tersebut terbagi ke dalam bentuk saham
yang masing-masing saham mempunyai nilai dan secara keseluruhan menjadi modal perusahaan.
Besarnya modal menentukan besarnya saham kepemilikan dari perusahaan tersebut.

Dengan memahami beberapa macam bentuk usaha di atas, Anda akan tahu bentuk usaha mana
yang cocok dengan bisnis Anda. Membangun sebuah bisnis memang harus diperhitungkan dan
dipersiapkan dengan matang agar tidak tertinggal. Bisnis dengan bentuk yang tepat tentunya akan
cepat berkembang pula.

Prosedur dan syarat pendirian PT :

Dokumen Pent ing yang Harus Dipersiapkan

Sebelum melalui persyaratan dan prosedur pendirian PT yang panjang, Anda harus melengkapi
beberapa dokumen penting berikut ini:

 Fotokopi KTP dan NPWP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
 Copy Perjanjian Sewa atau Bukti Kepemilikan Tanah/Bangunan
 Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran
 Surat Keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di
lingkungan perumahan) khusus luar jakarta

Selain dokumen di atas, Anda juga harus mem[erhatikan beberapa hal di bawah ini sebelum
mengurus pendirian PT:

1. Pastikan bahwa alamat yang akan dijadikan domisili PT berada di zonasi komersial atau
zonasi campuran. Di Jakarta, aturan mengenai zonasi ini cukup ketat sehingga zona
perumahan sudah tidak bisa dipilih menjadi domisili PT. Namun, untuk provinsi lain,
masih ada yang mengizinkan zonasi perumahan untuk dijadikan domisili PT. Sebelum
memutuskan untuk menyewa tempat sebagai domisili PT, ada baiknya untuk memeriksa
zonasi terlebih dahulu di kantor lurah.
2. NPWP direktur yang menjadi penanggung jawab PT disarankan sudah dalam format
terbaru, yakni NPWP yang mencantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan
alamat direktur yang bersangkutan. Selain itu, pastikan juga bahwa direktur yang
bersangkutan tidak memiliki tunggakan pajak. Persyaratan ini diperlukan ketika PT akan
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan untuk memperoleh NPWP.
3. Jumlah minimum pemegang saham dalam PT adalah 2 orang. Apabila para pemegang
saham PT adalah suami-istri, periksa terlebih dahulu apakah suami-istri tersebut
memiliki perjanjian kawin yang memisahkan harta bersama. Jika tidak ada, maka suami-
istri tersebut akan dianggap 1 orang sehingga diperlukan adanya 1 orang tambahan
sebagai pemegang saham.
Prosedur & Syarat Pendirian PT

Di Indonesia, peraturan dasar yang mengatur PT merujuk pada Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), termasuk aturan mengenai pendirian PT yang diatur
pada Pasal 7 hingga Pasal 14 UU PT. Di bawah ini adalah beberapa prosedur dan syarat pendirian
PT yang harus Anda perhatikan.

 Pengajuan Nama Perseroan Terbatas

Sebelum Anda membuat akta pendirian PT, Anda sebagai salah satu pemilik perusahaan harus
mengajukan permohonan nama PT secara online melalui AHU Online. Prosedur ini dilakukan
untuk memastikan bahwa nama PT yang diajukan telah memenuhi persyaratan yang diatur
pada Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Pemakaian Nama Perseroan Terbatas, yakni:

 ditulis dengan huruf latin;


 belum digunakan secara sah oleh PT lain atau tidak sama pada pokoknya dengan nama
PT lain;
 tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
 tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, pemerintah, atau internasional,
kecuali mendapat izin dari lembaga yang bersangkutan;
 tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak
membentuk kata;
 tidak memiliki arti sebagai PT, badan hukum, atau persekutuan perdata;
 tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai Nama PT;
 dan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT, dalam hal maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama PT.

Pastikan nama yang diajukan telah memenuhi syarat yang disebutkan di atas agar nama tersebut
dapat disetujui. Apabila nama PT sudah disetujui, nama PT ini akan dimasukkan ke dalam Akta
Pendirian.

 Pembuatan Akta Pendirian

Setelah nama PT disetujui, hal selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah pembuatan akta
pendirian PT yang harus dibuat oleh Notaris. Akta pendirian inilah yang memuat anggaran dasar
PT di mana anggaran dasar berfungsi sebagai aturan yang mengatur bagaimana PT dijalankan.
Apa saja yang harus dicantumkan dalam anggaran dasar? Hal ini sudah diatur dalam Pasal 15 ayat
(1) UU PT, di mana anggaran dasar minimum harus mencakup:

 nama dan tempat kedudukan PT;


 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
 jangka waktu berdirinya PT;
 besarnya jumlah modal dasar,
 modal ditempatkan, dan modal disetor;
 jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi,
hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham;
 nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
 penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
 tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris;
 tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

Poin-poin di atas adalah beberapa hal yang harus ada dalam suatu anggaran dasar. Namun, Anda
dan pendiri lainnya juga bisa menambahkan ketentuan tambahan, selama itu tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu, anggaran dasar juga tidak boleh memuat:
ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham; dan ketentuan tentang pemberian manfaat
pribadi kepada pendiri atau pihak lain.

 Perolehan Surat Keputusan Menteri

Setelah akta pendirian dibuat, PT masih belum berdiri secara sah sampai dengan PT memperoleh
surat keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mengesahkan pendirian PT
tersebut. Dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah akta pendirian ditandatangani, permohonan
untuk memperoleh surat keputusan dari Menteri harus sudah diajukan. Ketika Menteri telah
menerbitkan surat keputusan, maka PT Anda telah berdiri secara sah dan sudah dapat
melaksanakan perbuatan hukum atas nama PT, misalnya menandatangani perjanjian sewa
menyewa kantor.

Anda mungkin juga menyukai