Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH

Munculnya Mineralogi sebagai sebuah bidang study terpisah di tandai pada tahun 1556
yang dipublikasikan oleh fisikawan Jerman De re Metallica XII, Georgius Agricola yang juga
dikenal sebagai Georg Bauer. Agricola meringkaskan Untuk pertama kalinya kumpulan
pengamatan yang telah terkumpul selama beraba- abad di tengah – tengah cerita rakyat dan
legenda. Dibantu dengan observasinya faktualnya sendiri, dia menguraikan beberapa kategori
sifat – sifat mineral termasuk warna, transparansi, kekerasan, flexibilitas dan perpecahan.
Berdasarkan observasi semacam ini, usaha – usaha dilakukan pada awal abad ke 17
untuk menghubungkan tampilan fisik dan sifat mineral pada struktur internalnya. Struktur
internal persis apa yang masih menjadi pertanyaan mendasar yang tidak akan dijawab selama
tiga abab. Meskipun demikian, Ilmuan dan filsuf awal memahami blok bangunan kecil disusun
dalam sebuah susunan periodic secara internal jauh sebelum keberadaan atom ditunjukkan.
Fisikawan dan astronom, Johannes Kepler berspekulasi di tahun 1611 pada susunan planar bola
sebagai sebuah kemungkinan penjelasan simetri snow-flakes. Dia memperkenalkan dua
susunan geometrical unik yang saat ini membentuk dasar untuk study struktur closest-packed.
(gambar 5). Sarjana abab 17 yang lain seperti, Rene Descartes, Robert Hooke, and Christian
Huygens, kemudian memberikan kontribusi pada konsep bahwa sifat – sifat mineral pada
dasarnya lebih berhubungan pada struktur internal.
Niels Stensen, yang namanya dilatinkan menjadi Nicolaus Steno, mempelajari lebih
lanjut bentuk external Kristal. Stensen adalah seorang fisikawan yang dikenal pada masanya
atas kontribusinya pada Anatomi. Penggambaran pengetahuannya bagaimana tanaman dan
hewan tumbuh dan dinutrisi oleh fluids internal (cairan dari dalam tubuh), dia menyatakan
bahwa Kristal tumbuh oleh penambahan partikel dari sebuah fluids external. Dia
menyimpulkan dengan benar bahwa proses pertumbuhan Kristal secara alamiah, dan bentuk
akhirnya sebuah Kristal bergantung pada tingkat pertumbuhan pada arah yang berbeda.
Berdasar pada studinya tentang morfologi Kristal alam, di tahun 1669 ia merumuskan
hubungan secara umum sudut antara dua wajah sebuah kristal selalu konstan, tanpa
memperhatikan ukuran atau bentuk wajah Kristal. Hubungan ini nantinya menjadi dikenal
sebagai hukum Steno.
Tahap penting perkembangan ilmu kimia tiba bersamangan dengan bangkitnya
industrialisasi pada abab ke 18. Terdapat pertumbuhan yang dibutuhkan untuk pengembangan
identifikasi mineral dan sistemasi sifat-sifat mineral. Pada tahun 1763, Carolus Linnaeus
mengajukan salah satu sistem klasifikasi mineral. Ia yakin bahwa ia telah menemukan prinsip
yang sama seperti yang telah memainkan peran penting dalam pekerjaan botaninya.
Berdasarkan pada sifat external umum, sistemnya dibagi kedalam order, kelas, dan species.
Bentuk eksternal cristal adalah pusat klasifikasinya dan penjelasannya tentang kristal dilakukan
dengan sangat hati hati yang nantinya peneliti menunjuknya sebagai penemu ilmu
cristalogarafi.
Pada tahun 1774, Abraham Werner, seorang profesor minerology di Freiburg, Jerman
mengajukan sistem minerologi komprehensif dan konsisten yang pertama. Dalam sistemnya
sekitar 300 species, bentuk eksternal yang hanya satu dari beberapa sifat yang memerlukan
evaluasi sebelum identifikasi dapat dilakukan. Pelajar werner menyebar ajarannya selama lebih
masyarakat kota didunia, tetapi pekerjaannya nantinya diserang sebagai yang tidak ilmiah
karena hal tersebut tidak didasari pada teori tunggal yang tetap pada saat itu.
Tunggang bersersejarah terjadi pada tahun 1784 ketika Rene Just Hauy, dalam Traile
de cristallographic-nya, susunan struktur kristal dibuat dari molekul intergrant atau molekul
integral yang serupa. Gambar 1.1, dari risalat Hauy, mengilustrasikan bagaimana persamaan
pemikirannya pada konsep modern space lattice (kisi ruang) dan seberapa jelas ia
menvisualisaikan hubungan lattice pada bentuk eksternal kristal. Kesuksesan sintesis Hauy
pada ide-ide saat itu pada masanya dipasangkan dengan studinyanya sendiri tentang calcite
(CaCO3) dan pembagian rhombohedral itu sendiri. Karena bentuk rhombohedral dapat diamati
sampai batas resolusi mata. Hauy yakin bahwa bentuk menjadi salah satu ciri khas dari
beberapa dasar bangunan blok dari keseluruhan mineral yang keseluruhannya tersirat dalam
teori Hauy yang mana setiap integral molekul memiliki satu spesifikasi kimia, meskipun ia
mengandalkan lebih banyak pada bentuk dari pada ilmu kimia dalam klasifikasinya. Dalam
pandangannya, integral molekul adalah dasar subtansi itu sendiri dan pembagian lebih lanjut
akan menghancurkan identitasnya begitu saja.
Prioritas tentang konsep Hauy dari hubungan antara struktur internal dan morpologi
eksternal tidak jelas sama sekali. Delapan tahun sebelumnya pada tahun 1773, kimiawan dan
meneralogi swedia, Tobern O. Bergman menunjukkan bagaimana scalenohedron calcite
(CaCO3) dapat dibentuk dari rhombohedral nucleus (gambar 1.2) dengan sudut 101,5 dan 78,5
degre. Hauy rupanya sadar akan hasil Bergman, tetapi ia mendiskusikannya hanya dalam
konteks kekeliruan upaya Bergman untuk menghubungkan bentuk dodecahedralgarnet pada
rhombohedral nucleus calcite. Kontribusi yang paling signifikant dari Bergman yakni dalam
analisis ilmu kimia mineral dalam laboratorium. Pada tahun 1779, Bergman memberikan
laporan lengkap penggunaan blowpipe untuk test kimia mineral. Ini merupakan pendekatan
kimia terhadap minerologi lebih dari apapun yang akhirnya menyebabkan kejatuhan teori
Hauy.
Sebagaimana kebangkitan ilmu kimia memberikan kontribusi lebih pada ilmu
mineralogy, peran dari bentuk kristal menjadi kurang dominan. Setelah pergantian abad,
Francois Beudant, mantan mahasiwa Hauy, menemukan bahwa larutan aquueous mengandung
larutan ferrous sulfate (FeSO4) dengan proporsi yang berbeda dan Zinc sulfate (ZnSO4) selalu
mengkristalkan pembeda rhombohedral cristal pada saat yang penguapan. Teori Hauy
menetapkan bahwa FeSO4 dan ZnSO4 memiliki bentuk yang berbeda dan kemudian
pengematan Beudant menuai kontroversi. Beudant menyimpulkan bahwa komposisi senyawa
kimiawi bukan merupakan campunan mekanis dua pembeda, molekul integral seperti yang
diyakini Hauy, tetapi lebih pada campuran bahan kimia yang menunjukkan rentang sifat-sifat
fisik yang terus. Waktu yang hampir bersamaan, William H. Wollaston melengkapi studi
serupa dari calcite (CaCO3), magnesite (MGCO3), dan siderite (FeCO3), termasuk seperti
yang menurut Beudant mineral tersebut harus dianggap homogen.
Permasalahan yang sama dengan teori Hauy muncul dengan pengakuan bahwa
meskipun calcite (CaCO3) dan Aragonite (CaCO3) memiliki sifat – sifat fisik yang berbeda
sama sekali, rumus kimia mereka sama. Pada tahun 1821, Eilhard Mitscherlich, seorang
mahasiswa kimiawan dan mineralogis swedia Jons J. Berzelius, mengusulkan konsep modern
polyporphism dengan menunjukkan bahwa jumlah identik elemen yang sama dapat mengatur
diri mereka sendiri dengan cara yang berbeda yang menghasilkan bentuk eksternal dan sifat-
sifat fisik yang berbeda.
Dengan puncak pembuktian bahwa susunan internalelemen kimia mineral sangat
simetrik. Christian Samuel Weiss menetapkan ilmu crystallografy pada kursus baru. Seorang
sarjana briliant yang menerima gelar doktornya pada usia 20, Weiss adalah seorang penyokong
masalah teori polar yang menetapkan bahwa partikel paling dasar yang digambarkan
bersamaan dengan gaya kekuatan dan penetapan bagian dari kekuatan repulsif. Rumus konsep
sumbu crystallograpic-nya dan hubungan mereka pada sumbu simetris dalam ruang tiga
dimensi dipublikasikan pada tahun 1815. Dengan mempertimbangkan sumbu saling tegak
lurus, ia mengidentifikasi isometrik, tetragonal, dan sistem kristal orthorhombic. Dia juga
memperkenalkan pembagian alamiah mineral kedalam simetri rotasi sixfold dan sistem simetri
threefold. Dengan demikian, hexagonal dan trigonal simetri cristal terbentuk. Kemudian pada
tahun 1825, Friedrich Mohs, pengganti Werner di Freiburg dan penemu skala kekerasan yang
membesarkan namanya, menunjukkan bahwa baik sistem monoclinic dan triclinic ada dengan
mempertimbangkan nonorthogonal sumbu crystolografic.
Ilmu crystallogarhy sekarang berkembang dengan cepat. Jokann Hessel, fisikawan dan
mineralogis jerman, berdasarkan pada tahun 1830 fakta bahwa sesungguhnya ada 32 kelas
crystall dan hanya sumbu twofold, threefold, fourforld, dan sixfold dari simetri rotasi yang
compatible dengan translasi. Penemuan Hessel berdasarkan pada studi penelitiannya tentang
tipe simetri yang kemungkinan bentuk geometricalnya dimiliki. Pada tahun 1840, Gabriel
Delafosse menuliskan secara benar bahwa molekul integral Hauy merupakan garis simpul
dalam kisi (lattice) crystal yang mana ini merupakan sebuah element geometrikal dari wujud
fisik dan kimia yang sekarang kita sebut unit sel. Pengamatan ini merupakan sebuah keutamaan
pembentukan titik balik konseptual, untuk kejelasan arti bentuk kimiawi Hauy. Ditahun 1848,
Aauguste Bravies mengusulkan secara bebas 32 kelas kristal yang telah diperoleh Hessel
terlebih dahulu. Yang paling terpenting, Bravais mengusulkan 14 kisi ruang (space lattice)
yang ada dalam teori Forerunner space group, Bravais merasa bahwa 14 lattice tersusun atas 7
simetri lattice yang berbeda, yang mana sesuai dengan 7 sistem kristal yang sebelumnya
dikenal. Pekerjaannya menetapkan fakta bahwa simetri eksternal adalah dasar dalam konsep
space lattice.
Pertanyaan utama yang terakhir tersisa adalah tentunya bagaimana atom-atom tersusun
dalam unit-unit sel, ini menjadi masalah geometrical untuk peneliti untuk menentukan nomor-
nomor jalan simetrikal pada titik mana yang dapat disusun dalam space (ruang) sedemikian
rupa sehingga setiap titik diseluruh lingkungan identik. Di tahun 1879, Leonard Sohncke
memberikan sebagian jawaban dengan memperkenalkan 2 element simetri baru yang disebut a
screw axis dan a glade plane. Melengkapi konsep ini, kristalogafer E.S. Federov mendapatkan
230 kelompok ruang dan mempublikasikan hasil yang sama di tahun 1890. Kira-kira diwaktu
yang sama, Wiliam Barlow, seorang yang berpendidikan jenius yang memiliki keuntungan
yang biasa dari kekayaan pribadi, juga menyimpulkan bahwa seharusnya ada 230 kelompok
ruang setelah ia mempelajari susunan sismetrikal bola.
Dengan penemuan Rotgen sinar X pada tahun 1805, tahap telah ditetapkan untuk
menguji model struktural sebelumnya. Pada tahun 1911, Max von Laue, profesor fisika pada
universitas Munich dan dua asistennya Walter Friedrich dan Paul Knipping, melewati sinar X
melalui kristal tembaga sulfat dan sejarah pun terjadi. Bintik – bintik difraksi muncul pada
piring foto yang diletakkan dibelakang cristal. kelompok tersebut menyimpulkan bahwa respon
hahnya bisa terjadi jika (1) sinar X electromatik di alam dan memiliki panjang gelombang
pendek dan (2) panjang gelombang itu terdifraksi oleh susunan teratur atom dengan jarak yang
sebanding dengan panjang gelombang.
Hasil ini melancarkan seluruh bidang analisis struktur kristal. Dua tahun kemudian pada
tahun 1913, struktur kristal pertama ditentukan oleh team ayah dan anak William H. Bragg dan
William L. Bragg. Untuk penemuan mereka, Braggs bersama menerima penghargaan nobel
fisika pada tahun 1915. Bidang solid-state fisika dan kimia kristal lahir. Posisi tepat atom dalam
struktur dan jarak antara atom-atom ditentukan pertama kalinya. Kesimpulan ukuran atom
sebenarnya, jenis serta kekuatan ikatan kimia atom-atom kemudian mengikut. Dalam 70 tahun
sejak struktur kristal yang pertama ditetapkan, mineralogy sebagai sebuah ilmu telah
memberikan keuntungan bagi kemajuan teknologi penting. Kemunculan kamera canggih
presesi X-ray di tahun 1940an memungkinkan kristalograper untuk mengumpulkan data yang
lebih baik untuk perbaikan struktur kristal. Saat ini dengan bantuan diffractometer otomatis,
struktur dasar dari semua tetapi beberapa mineral diketahui. Dengan perkembangan elektron
probe microalalizer (microprobe) pada tahun 1960, menentukan komposisi kimia kristal
tunggal atas area-area tidak lebih besar dari beberapa seratus milimeter yang sekarang menjadi
prosedur rutin. Scanning mikroskop elektron (SEM) adalah alat lain yang telah membuka dunia
baru pengamatan, menyediakan pembesaran dan resolusi yang jauh melampui hasil yang
diperoleh dari mikroskop optik. Instrumen yang terkait, mikroskop elektron transmisi, telah
memberi isyarat baru yang menggairahkan era penelitian mineralogi. Dengan TEM, atom dan
susunanya telah secara langsung menggambarkan pandangan mineral yang sebelumnya tidak
pernah mungkin.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kemiringan Lereng
    Kemiringan Lereng
    Dokumen3 halaman
    Kemiringan Lereng
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Resume Metamorf
    Resume Metamorf
    Dokumen16 halaman
    Resume Metamorf
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Vacum Cleaner
    Vacum Cleaner
    Dokumen16 halaman
    Vacum Cleaner
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Vacum Cleaner
    Vacum Cleaner
    Dokumen16 halaman
    Vacum Cleaner
    Ardian Suhendra
    0% (1)
  • Vacum Cleaner2
    Vacum Cleaner2
    Dokumen9 halaman
    Vacum Cleaner2
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • STEREO
    STEREO
    Dokumen4 halaman
    STEREO
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Makalah WSBM
    Daftar Isi Makalah WSBM
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Makalah WSBM
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Materi 1
    Materi 1
    Dokumen3 halaman
    Materi 1
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Acara 2
    Bab 1 Acara 2
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Acara 2
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Isometrik
    Isometrik
    Dokumen5 halaman
    Isometrik
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Volly Osis
    Volly Osis
    Dokumen2 halaman
    Volly Osis
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Waktu Geologi
    Waktu Geologi
    Dokumen5 halaman
    Waktu Geologi
    Ardian Suhendra
    Belum ada peringkat