Anda di halaman 1dari 4

Sumber Ajaran Agama Islam

Oleh, Setyoaji Fajar Negara, 1706986725

Judul : Buku Ajar MPK Agama Islam


“Membangun Pribadi Muslim Moderat”
Pengarang : Mujilan, Kaelany, dkk.
Kota dan Nama Penerbit : Jakarta, Midada Rahma Press
Tebal Buku : 306 halaman (mengutip halaman 83-101)

Agama islam adalah agama yang sempurna. Agama islam bersumber dari Al-Quran
yang memuat wahyu dari Allah swt dan Hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad saw
serta Ra’yu (pikiran).

Klasifikasi Sunnah/Hadis

Tedapat dua istilah yang sering kita dengar yaitu Sunnah dan Hadis. Istilah hadis menurut
para ahli hadis adalah sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa
pebuatan, perkataan, maupun persetujuan beliau (taqrir). Kata sunnah menurut kamus bahasa
Arab bermakna jalan, arah, peraturan, mode atau cara tentang tindakan atau sikap hidup. .
Jadi Sunnah itu benar-benar berisi tentag keteladanan hidup Nabi sedangkan Hadis
merupakan riwayat atau kabar yang dinisbahkan kepada Nabi. Oleh Karena itulah, para
muhadisin mencoba untuk mengklasifikasikan hadis sebagai salah satu sumber ajaran agama
Islam. Berikut merupakan bentuk klasifikasinya:

 ditinjau dari bentuknya

1. Fi’li (perbuatan Nabi)

2. Qauli (perkataan Nabi)

3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)

 ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya

1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak dan tidak terdapat
kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal
itu.
2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya)
kepada derajat mutawir

3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.

 Ditinjau dari kualitasnya

1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah

2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan
pembawaannya yang kurang baik namun matannya tidak syadz atau cacat.

3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah, diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau
tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau cacat.

4. Maudhu’, yaitu hadits yang palsu, hadits dicurigai palsu atau buatan karena
dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.

 Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya

1. Maqbul, yaitu hadis yang dapat diterima

2. Mardud, yaitu hadis yang ditolak.

Kedudukan dan Fungsi Sunnah/Hadis

Dalam konteks sumber ajaran agama Islam, Sunnah/Hadis mempunyai kedudukan


sebagai berikut:

a) Sunnah adalah sumber ajaran agama Islam kedua setelah Al-Quran.

Kedudukan Hadits atau Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam Sebagai sumber hukum
Islam, hadits berada satu tingkat di bawah Al-Qur’an. Artinya, jika sebuah perkara hukumnya
tidak terdapat di dalam Al-Qur’an, yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadits
tersebut. Sebagaimana disebutkan didalam QS Al-Anfal : 20:

‫َّللا َ َو َر سُ و ل َ ه ُ َو ََل ت َ َو ل َّ ْو ا عَ نْ ه ُ َو أ َنْ ت ُ ْم‬ ِ َ ‫ي َا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُوا أ‬


َّ ‫ط ي ع ُوا‬
‫س َم ع ُو َن‬ ْ َ‫ت‬

20. Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-
perintah-Nya),

b) Kepatuhan kepada Sunnah Rasulullah berarti patuh dan cinta kepada Allah.

Sebagaimana disebutkan didalam QS An-Nisaa : 80:

َ ‫َّللا َ ۖ َو َم ْن ت َ َو ل َّ ٰى ف َ َم ا أ َ ْر سَ لْ ن َا‬
‫ك عَ ل َ يْ ِه ْم‬ َّ َ‫الر سُ و َل ف َق َ دْ أ َطَ ا ع‬ ِ ُ ‫َم ْن ي‬
َّ ِ ‫ط ع‬
‫َح فِ ي ظً ا‬

80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.

c) Sebagai petunjuk tata cara pelaksanaan ketentuan Allah dalam Al-Quran yang tidak
dijelaskan didalam Al-Quran tata cara pelaksanaanya, seperti pelaksanaan shalat, puasa,
zakat, dan haji.

Al-Quran bersifat global dan kadang bersifat sangat umum, sehingga maknanya sulit
untuk dipahami kalau tidak dibantu oleh Sunnah. Maka dari itu sunnah disini berfungsi
sebagai penjelas dan penafsir. Contohnya adalah perintah shalat didalam Al-Quran Perintah
shalat dalam Al-Qur’an masih bersifat umum sehingga diperjelas dengan hadits-hadits
Rasulullah Saw. tentang shalat, baik tentang tata caranya maupun jumlah bilangan raka’at-
nya. Untuk menjelaskan perintah shalat tersebut misalnya keluarlah sebuah hadits yang
berbunyi, “shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)

Sebagaimana disebutkan juga di QS Al-Hasyr ayat 7:

َّ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َواتَّقُوا‬


َّ ‫َّللاَ ِإ َّن‬
َ‫َّللا‬ َّ ‫َو َما َءاتَا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
‫شدِيدُ ْال ِعقَاب‬
َ
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya. (Q.S. al-Hasyr : 7)

Anda mungkin juga menyukai