Anda di halaman 1dari 4

Implementasi Muamalah

Oleh, Setyoaji Fajar Negara, 1706986725

Judul : Buku Ajar MPK Agama Islam


“Membangun Pribadi Muslim Moderat”
Pengarang : Mujilan, Kaelany, dkk.
Kota dan Nama Penerbit : Jakarta, Midada Rahma Press
Tebal Buku : 306 halaman (mengutip halaman 152-161)

Implementasi Muamalah di Bidang Politik

a). Pengertian Politik Islam

Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah yang berarti mengurusinya,
melatihnya, dan mendidiknya bisa juga diartikan sebagai mengatur perkara. Secara ringkas
Politik Islam adalah pengurusan atas segala urusan seluruh umat Islam. Dengan demikian,
Politik Islam adalah seni memerintah dan mengatur masayarakat berdasarkan ajaran agama
Islam dan semua urusan umat Islam.

b). Kedudukan Politik dalam Islam

Agama dan politik adalah dua hal yang integral. Agama membutuhkan kekuasaan yang
menciptakan kesejahteraan bagi umatnya serta memberikan perlindungan bagi pengikut setia
yang menyebarkan ajarannya. Oleh karena itu, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang
mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah
secara individu saja.

c). Landasan Politik di Masa Rasulullah saw.

(1). Perjanjian Aqabah

Terdapat sekelompok orang dari Yatsribyang menemui Rasulullah di Aqabah, Mina.


Lalu, selain mereka masuk Islam, Mereka juga mengucapkan janji setia kepada Rasulullah.
Inilah yang disebut Perjanjian Aqabah pertama. Kemudian tahun berikutnya, 75 orang
penduduk Yastrib mereka mengucapkan lagi janji setia mereka kepada Rasulullah, peristiwa
ini disebut Perjanjian Aqabah kedua.

Kedua perjanjian ini merupakan batu pertama bangunan negara Islam. Dengan dua
perjanjian ini Rasulullah telah memiliki pendukung yang terbukti berperan dalam tegaknya
Negara Islam di Madinah. Atas dasar kesepakatan inilah Rasulullah meminta para sahabat
untuk hijrah ke Yatsrib.

(2). Piagam Madinah

Madinah merupakan kota yang majemuk masyarakatnya, terdapat Kaum Muslimin


yang berasal dari Kaum Muhajirin dan Anshor, Kaum Yahudi, dan kaum Musyrikin. Sekitar
dua tahun setelah hijrah, Rasulullah mengajukan suatu piagam yang mengatur hubungan antar
komunitas yang ada di Madinah yang saat ini dikenal sebagai Piagam Madinah. Piagam
Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat
Islam.

d). Peran Nabi Muhammad saw Sebagai Kepala Negara.

e). Prinsip Politik Islam

a) Dalam Negeri

Rasulullah selain menjadi pemimpin agama, Rasulullah juga menjadi kepala negara
yang bepusat di Madinah. Sebagai kepala pemerintahan, Rasulullah mengangkat beberapa
sahabatnya untuk menjadi manajemen pengaturan masyarakat seperti menjadi wazir.

b) Luar Negeri

Rasulullah mengajak para pemimpin dunia untuk masuk Islam. Tujuan politik luar
negeri tersebut adalah penyebaran dakwah kepada manusia di penjuru dunia. Jadi politik
bermakna untuk kedaulatan Negara dan ekonomi.

a). Prinsip Musyawarah


Musyawarah merupakan prinsip pertama dalam tata aturan politik Islam yang amat
penting, artinya penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem pemerintahan Islam
haruslah berdasarkan atas kesepakatan musyawarah. Dengan musyawarah itu pula semua
pihak ikut terlibat dalam menyelesaikan persoalan. Dengan demikian hasil musyawarah itupun
akan diikuti mereka, karena merasa ikut menentukan dalam keputusan itu. Sesuai dengan QS.3
(Ali Imran) : 159 yang berbunyi:

‫ب‬ َّ ‫َّللا ِ ۚ إ ِ َّن‬


ُّ ‫َّللا َ ي ُ ِح‬ َ ‫َو شَا ِو ْر هُ ْم ف ِ ي ْاْل َ ْم ِر ۖ ف َإ ِذ َا عَ زَ ْم‬
َّ ‫ت ف َ ت َ َو كَّ ْل عَ ل َ ى‬
‫الْ ُم ت َ َو ِك لِ ي َن‬
“dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”

b). Prinsip Keadilan


Dijadikan keadilan sebagai prinsip politik Islam, mengandung suatu konsekuensi
bahwa para penguasa atau penyelenggara pemerintahan harus melaksanakan tugasnya dengan
baik dan juga berlaku adil terhadap suatu perkara yang dihadapi.

Adil menjadi prinsip politik Islam dikenakan pada penguasa untuk melaksanakan
pemerintahannya dan bagi warganya harus pula adil dalam memenuhi kewajiban dan
memperoleh haknya. Seperti yang disebutkan dalam QS.16 (Al-Nahl):90 yang berbunyi:

‫اْل ْح سَ ا ِن َو إ ِ ي ت َا ِء ِذ ي الْ ق ُ ْر ب َ ٰى َو ي َ نْ َه ٰى عَ ِن‬ ِ ْ ‫َّللا َ ي َأ ْ ُم ُر ب ِ الْ ع َ دْ ِل َو‬


َّ ‫إ ِ َّن‬
‫الْ ف َ ْح شَا ِء َو الْ ُم نْ كَ ِر َو الْ ب َغْ ي ِ ۚ ي َ ِع ظُ كُ ْم ل َ ع َ ل َّكُ ْم ت َذ َكَّ ُر و َن‬
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

c). Prinsip Kebebasan

Kebebasan di sini mengandung makna positif, yaitu kebebasan bagi warga negara untuk
memilih sesuatu yang lebih baik, maksudnya kebebasan berfikir untuk menentukam mana yang
baik dan mana yang buruk, sehingga proses berfikir ini dapat melakukan perbuatan yang baik
sesuai dengan hasil pemikirannya.

d). Prinsip Persamaan

Prinsip ini berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang sama, juga
mempunyai persamaan mendapat kebebasan, tanggung jawab, tugas-tugas kemasyarakatan
tanpa diskriminasi rasial, asal-usul, bahasa dan keyakinan.

e). Prinsip Pertanggungjawaban dari Pemimpin Pemerintah tentang Kebijakan yang


diambilnya.

Penguasa di dunia ini merupakan khalifah yang menjalankan amanat Allah, maka tindakan
penyalahgunaan jabatan berati berjalan di atas jalan yang dilaknat Allah, menindas rakyat,
melanggar perintah Al-Qur’an dan Sunnah. Pemimpin tersebut berhak diturunkan dari
jabatannya.

Anda mungkin juga menyukai