Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah yang berarti mengurusinya,
melatihnya, dan mendidiknya bisa juga diartikan sebagai mengatur perkara. Secara ringkas
Politik Islam adalah pengurusan atas segala urusan seluruh umat Islam. Dengan demikian,
Politik Islam adalah seni memerintah dan mengatur masayarakat berdasarkan ajaran agama
Islam dan semua urusan umat Islam.
Agama dan politik adalah dua hal yang integral. Agama membutuhkan kekuasaan yang
menciptakan kesejahteraan bagi umatnya serta memberikan perlindungan bagi pengikut setia
yang menyebarkan ajarannya. Oleh karena itu, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang
mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah
secara individu saja.
Kedua perjanjian ini merupakan batu pertama bangunan negara Islam. Dengan dua
perjanjian ini Rasulullah telah memiliki pendukung yang terbukti berperan dalam tegaknya
Negara Islam di Madinah. Atas dasar kesepakatan inilah Rasulullah meminta para sahabat
untuk hijrah ke Yatsrib.
a) Dalam Negeri
Rasulullah selain menjadi pemimpin agama, Rasulullah juga menjadi kepala negara
yang bepusat di Madinah. Sebagai kepala pemerintahan, Rasulullah mengangkat beberapa
sahabatnya untuk menjadi manajemen pengaturan masyarakat seperti menjadi wazir.
b) Luar Negeri
Rasulullah mengajak para pemimpin dunia untuk masuk Islam. Tujuan politik luar
negeri tersebut adalah penyebaran dakwah kepada manusia di penjuru dunia. Jadi politik
bermakna untuk kedaulatan Negara dan ekonomi.
Adil menjadi prinsip politik Islam dikenakan pada penguasa untuk melaksanakan
pemerintahannya dan bagi warganya harus pula adil dalam memenuhi kewajiban dan
memperoleh haknya. Seperti yang disebutkan dalam QS.16 (Al-Nahl):90 yang berbunyi:
Kebebasan di sini mengandung makna positif, yaitu kebebasan bagi warga negara untuk
memilih sesuatu yang lebih baik, maksudnya kebebasan berfikir untuk menentukam mana yang
baik dan mana yang buruk, sehingga proses berfikir ini dapat melakukan perbuatan yang baik
sesuai dengan hasil pemikirannya.
Prinsip ini berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang sama, juga
mempunyai persamaan mendapat kebebasan, tanggung jawab, tugas-tugas kemasyarakatan
tanpa diskriminasi rasial, asal-usul, bahasa dan keyakinan.
Penguasa di dunia ini merupakan khalifah yang menjalankan amanat Allah, maka tindakan
penyalahgunaan jabatan berati berjalan di atas jalan yang dilaknat Allah, menindas rakyat,
melanggar perintah Al-Qur’an dan Sunnah. Pemimpin tersebut berhak diturunkan dari
jabatannya.