Anda di halaman 1dari 22

POLITIK DALAM AGAMA

KELOMPOK X :
RIO GUSRIYANTO SAPUTRA
(201643502111)
MARI MUHAMMAD
(201643502063)

A.PENGERTIAN POLITIK
ISLAM
Pada mulanya kata politik terambil dari bahasa

yunani atau latin politicos atau politicus yang


berarti relating atau citizen.dalam kamus besar
bahasa indonesia mengartikan kata politik
sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan,
siasat dsd,) mengenai pemerintahan negara lain
juga dalam arti kebijakan, cara bertindak (dalam
menghadap atau menangani suatu masalah).
Politik dalam bahasa arab dikenal dengan istilah
siyasah.Dalam kalimat sasa addawaba yasusuha
siyasatan berarti Qamaalaiha wa radlaha wa
adabbaha(mengurusinya,melatihnya ,dan
mendidiknya)

Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut

diterapkan pada pengurusan dan pelatihan


gembalaan. Lalu kata tersebut digunakan dalam
pengaturan urusan-urusan manusia ; dan pelaku
pengurusan urusan-urusan manusia tersebut
dinamai politikus (saiyasiyun).dalam realiatas
bahasa arab dikatakan bahwa ulil amri mengurusi
(yasusu) rakyatnya saat mengurusi urusan
rakyat ,mengaturnya , dan menjaganya. Selai itu
uraaian al-Quran tentang poliik secara sepintas
dapat ditemukan pada ayat2 yg berakar kata
hukum.kata ini pada mulanya berarti
menghalangiatau melarang dalam rangka
perbaikanDari akar kata yang sama terbentuk
kata hikmah yang pada mulanya berarti
kendali .makna ini sejalan dengan asal makna

B.TUJUAN
POLITIK ISLAM

Menurut Abdul Wahab Khallaf, tujuan utama yang hendak dicapai dari
politik islam adalah terciptanya sebuah sistem pengaturan negara yang
islami, dan untuk menjelaskan bahwa islam menghendaki terciptanya
suatu system politik yang adil guna merealisasikan kemaslahatan bagai
umat manusia disegala zaman dan setiap negara.

Tujuan sistem politik Islam ialah untuk membangunkan sebuah sistem


pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk
melaksanakan seluruh hukum syari'at Islam.

Tujuan utamanya ialah untuk menegakkan sebuah negara Islam atau


Darul Islam.

Dengan adanya pemerintahan yang mendukung syari'ah, maka akan


tertegaklah al Din dan berterusanlah segala urusan manusia menurut
tuntutan tuntutan al Din tersebut.

- Para fuqaha Islam telah menggariskan sepuluh

perkara penting sebagai tujuan kepada sistem


politik dan pemerintahan Islam.
-Memelihara keimanan menurut prinsip prinsip
yang telah disepakati oleh 'ulama' salaf daripada
kalangan umat Islam
-Melaksanakan proses pengadilan di kalangan
rakyat dan menyelesaikan masalah di kalangan
orang orang yang berselisih
-Menjaga keamanan daerah daerah Islam agar
manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan
damai
-Melaksanakan hukuman hukuman yang
ditetapkan syara' demi melindungi hak hak
manusia
-Menjaga perbatasan negara dengan pelbagai

-Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang

Islam
-Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat dan
sedekah sebagai mana yang ditetapkan oleh syara'
-Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan
daripada perbendaharaan negara agar tidak digunakan
secara boros ataupun secara kikir
-Mengangkat pegawai pegawai yang cekap dan jujur bagi
mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal ehwal
pentadbiran negara
-Menjalankan pengulangan dan pemeriksaan yang rapi di
dalam hal ehwal amam demi untuk memimpin negara dan
melindungi al Din

C.PRINSIP POLITIK ISLAM

Prinsip prinsip sistem politik Islam terdiri daripada

beberapa perkara di antaranya:


Sebagaimana yang disarikan oleh Muhammad S.
El. Wa dalam bukunyaOn The Political System of
Islamic Statebahwa politikIslampada
hakekatnya terdiri atas Musyawarah (syura),
Keadilan, Kebebasan, Persamaan kewajiban untuk
taat dan batas wewenang dan hak penguasa.
1.Prinsip Musyawarah
Dalam hal ini musyawarah merupakan prinsip
pertama dalamtata aturanpolitikIslam yang
amat penting, artinya penentuankebijaksanaan
pemerintah dalam sistem pemerintahan
politikharuslahberdasarkan atas)

kesepakatan musyawarah, kalau kita kembali

padanash, maka prinsip ini sesuai dengan ayat al


Quran dalam surat alImran ayat 159.






Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu,kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, makabertawakkallah kepada
Allah, sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang
yang bertawakkal kepada Allah (Q.S. al Imran:
159).
Jadi musyawarah merupakan ketetapan dasar
yang amat prinsipantara lain dalam sistem
politikIslam umat Islam harus
tetapbermusyawarah dalam segala masalah dan

bermusyawarah dengan para sahabatnyadalam


segala urusan, hal ini mengandung arti bahwa
setiap pemimpinpemerintahan (penguasa, pejabat,
atau imam) harus selalubermusyawarah dengan
pengikut atau dengan umatnya, sebabmusyawarah
merupakan media pertemuan sebagai pendapat
dankeinginan dari kelompok orang-orang yang
mempunyai kepentinganakan hasil keputusan itu.
Dengan musyawarah itu pula semua pihak ikut
terlibat dalam menyelesaikan persoalan, dengan
demikian hasil musyawarah itupun akan diikuti
mereka, karena merasa ikut menentukan dalam
keputusan itu sudah barang tentu materi
musyawarah itu terbatas pada hal-hal yang sifatnya
bukan merupakan perintah Allah yang sudah

Kata ini sering digunakan dalam al Quran dan

telahdimanfaatkan secara terus menerus untuk


membangun teorikenegaraanIslam. Prinsip
keadilan banyak sekali ayat al
Quranmemerintahkan berbuat adil dalam segala
aspek kehidupan manusiaseperti firman Allah
dalam surat an Nahl ayat 90:




Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
berlaku adil danberbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allahmelarang dari
perbuatan keji, kemungkaran danpermusuhan.
Dia memberi pelajaran kepadamu, agar
kamudapat mengambil pelajaran (Q.S. an Nahl :

Ayat di atas memerintahkan umatIslamuntuk

berbuat adil,sebaliknya melarang mengancam


dengan sanksihukumbagi orang-orangyang
berbuat sewenang-wenang, jadi kedudukan
prinsipkeadilan dalam sistem pemerintahan Islam
harus menjadi alatpengukur dari nilai-nilai dasar
atau nilai-nilai sosial masyarakat yangtanpa
dibatasi kurun waktu. Kewajiban berlaku adil dan
menjauhi perbuatan dzalim, mempunyai tingkatan
yang amat tinggi dalam struktur kehidupan
manusia dalam segala aspeknya.
Dijadikan keadilan sebagai prinsip politikIslam,
maka mengandung suatu konsekuensi bahwa
para penguasa atau penyelenggara pemerintahan
harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan
juga berlaku adil terhadap suatu perkara yang

mempertimbangkan kebebasan berbuat bagi


warganya berdasarkan kewajiban yang telah
mereka laksanakan. Adil menjadi prinsip politik
Islamdikenakan pada penguasa untuk
melaksanakan pemerintahannya dan bagi warganya
harus pula adil dalam memenuhi kewajiban dan
memperoleh keadilannya, hak dan kewajiban harus
dilaksanakan dengan seimbang.
3.Prinsip Kebebasan
Adalah merupakan nilai yang juga amat
diperhatikan olehIslam, yang dimaksud di sini
bukan kebebasan bagi warganya untukdapat
melakukan kewajiban sebagai warga negara,
tetapi kebebasan disini mengandung makna yang
lebih positif, yaitu kebebasan bagiwarga negara
untuk memilih sesuatu yang lebih baik,

perbuatan yangbaik sesuai dengan hasil

pemikirannya, kebebasan berfikir dankebebasan


berbuat ini pernah diberikan oleh Allah kepada
Adam danHawa untuk mengikuti petunjuk atau
tidak mengikuti petunjuk yangdiberikan oleh
Allah sebagaimana firman-Nya :

]

Artinya : Berkata (Allah) : Turunlah kamu berdua
dari surga bersamasamasebagaimana kamu
menjadi musuh bagi sebagian yanglain, maka jika
datang kepadamu petunjuk dari-Ku,
lalubarangsiapa yang mengikuti petunjuk dari-Ku
ia tidak akansesat dan tidak akan celaka (Q.S.
Toha : 123).

memilihmelakukan sesuatu perbuatan yang buruk,


maka iapun akan dibalasadengan keburukan sesuai
dengan apa yang telah mereka lakukan.
4.Prinsip Persamaan
Prinsip ini berarti bahwa setiap individu dalam
masyarakatmempunyai hak yang sama, juga
mempunyai persamaan mendapatkebebasan,
tanggung jawab, tugas-tugas kemasyarakatan
tanpadiskriminasi rasial, asal-usul, bahasa dan
keyakinan (credo).
Dengan prinsip ini sebenarnya tidak ada rakyat
yang diperintahsecara sewenang-wenang, dan
tidak ada penguasa yang
memperbudakrakyatnya karena ini merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakanoleh
penguasa, Allah menciptakan manusia laki-laki

mereka diharapkan untuk saling kenalmengenal

dan tukar pengalaman, bahkan yang


membedakan diantaramereka hanyalah karena
taqwanya.
5.Prinsip Pertanggungjawaban dari Pemimpin
Pemerintah tentangKebijakan yang diambilnya.
Jika seorang pemimpin pemerintahan melakukan
hal yangcenderung merusak atau menuruti
kehendak sendiri maka umat
berhakmemperingatkannya agar tidak
meneruskan perbuatannya itu, sebabpemimpin
tersebut berarti telah meninggalkan kewajibannya
untukmenegakkan kebenarannya dan menjauhi
perbuatan yang munkar. Jika pemimpin tersebut
tidak mengabaikan peringatan, maka umat
berhak mengambil tanggung jawab sebagai

berjalan di atas jalan yang dilaknat Allah,

menindas rakyat, melanggar perintah al Quran


dan as Sunnah, maka pemimpin tersebut berhak
diturunkan dari jabatannya.
Prinsip ini berdasarkan kepada firman Allah yang
mafhumnya:







"Dan apabila ia berpaling (daripada kamu), ia
berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan
padanya, dan merosak tanaman tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan."(Al-Baqarah: 205)

dan janganlah kamu mengikut hawa nafsu, kerana


ia akan menyesatkan kamu daripada jalan Allah.
Sesungguhnya orang orang yang sesat daripada
jalan Allah akan mendapat 'azab yang berat, kerana
mereka melupakan hari perhitungan."(Sad: 26)
D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM
PERPOLITIKAN
NASIONAL
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional
tidak bisa dipandang sebelah mata. Di setiap
masa dalam kondisi perpolitikan bangsa ini, Islam
selalu punya pengaruh yang besar. Sejak bangsa
ini belum bernama Indonesia, yaitu era berdirinya
kerajaan-kerajaan hingga saat ini, pengaruh
perpolitikan bangsa kita tidak lepas dari pengaruh
umat Islam.

Salah satu penyebabnya adalah karena umat

Islam menjadi penduduk mayoritas bangsa ini.


Selain itu, dalam ajaran Islam sangat dianjurkan
agar penganutnya senantiasa memberikan
kontribusi sebesar-besarnya bagi orang banyak,
bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik
menjadi sarana penting bagi umat Islam agar bisa
memberikan kontribusi bagi bangsa ini
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan
nasional juga bisa dilihat dari politik dalam sudut
pandang Islam. Politik, realitanya pasti
berhubungan dengan masalah mengatur urusan
rakyat baik oleh negara maupun rakyat. Sehingga
definisi dasar menurut realita dasar ini adalah
netral. Hanya saja tiap ideologi (kapitalisme,
sosialisme, dan Islam) punya pandangan

hidup tertentu dan tidak lagi netral.


Adapun definisi politik dari sudut pandang
Islam adalah pengaturan urusan-urusan
(kepentingan) umat baik dalam negeri maupun
luar negeri berdasarkan hukum-hukum Islam.
Pelakunya bisa negara (khalifah) maupun
kelompok atau individu rakyat.
Rasulullah Saw bersabda :
Adalah Bani Israel, para Nabi selalu mengatur
urusan mereka. Setiap seorang Nabi meninggal,
diganti Nabi berikutnya. Dan sungguh tidak ada
lagi Nabi selainku. Akan ada para Khalifah yang
banyak(HR Muslim dari Abu Hurairah ra).
Hadis di atas dengan tegas menjelaskan bahwa
Khalifahlah yang mengatur dan mengurus

Hal ini juga ditegaskan dalam hadis Rasulullah:


Imam adalah seorang penggembala dan ia akan
dimintai pertanggungjawaban atas
gembalaannya.
Jadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah
pengaturan urusan-urusan rakyat yang
didasarkan kepada hukum-hukum Islam. Adapun
hubungan antara politik dan Islam secara tepat
digambarkan oleh Imam Al-Ghazali:
Agama dan kekuasaan adalah dua saudara
kembar. Agama adalah pondasi (asas) dan
kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu
yang tidak berpondasi niscaya akan runtuh dan
segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya
akan hilang dan lenyap.

Dalil-dalil syara telah mewajibkan bagi kaum

muslim untuk mengurus urusannya berdasarkan


hukum-hukum Islam. Sebagai pelaksana praktis
hukum syara, Allah Swt, telah mewajibkan adanya
ditengah-tengah kaum Muslim pemerintah Islam
yang menjalankan urusan umat berdasarkan
hukum syara. Firman Allah Swt, yang artinya:
Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang diturunkan oleh Allah Swt, dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu(QS. Al-Maidah 105:48).
Kedua, syara telah mewajibkan kaum muslim
untuk hirau terhadap urusan umat sehingga
keberlangsungan hukum syara bisa terjamin.
karenanya dalam Islam ada kewajiban untuk

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh


kepada yang maruf dan mencegah dari yang
mungkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung(QS. Ali Imran 03: 104)\

TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai