Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“SISTEM POLITIK ISLAM DAN DEMOKRASI”

DISUSUN OLEH :
Nur Saadah FIB F031221034
Nur Indah Ramadhani FH B011221116
Nuraisyah Nursyam FIB F031221021
Nurhikma FEB A021221004

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Muhammad Sabiq, Lc., M. Si.,

SEMESTER AKHIR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Agama Islam ini dengan judul “Sistem Politik Islam dan Demokrasi”. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Agama
Islam
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampuh mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang telah membantu kami secara moral maupun materi.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung penuh dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 27 Februari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam merupakan agama Allah yang meliputi semua unsur kehidupan.


Diantaranya yaitu politik dan demokrasi. Dalam pandangan Islam, politik dapat
ditempatkan sebagai sarana dakwah. Nabi SAW juga telah mencontohkannya
ketika hijrah dari Makkah ke Madinah yang di mana beliau menciptakan kekuatan
sosial-politik dalam Negara Madinah. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
Piagam Madinah yang dibuat dalam rangka pembentukan sebuah negara pada tahun
pertama Hijriyah.

Terwujudnya Piagam Madinah ini merupakan bukti politik di zaman Nabi


Muhammad SAW. Beliau tidak hanya memikirkan kepentingn umat Islam tapi juga
mengakomodasikan dengan kepentingan-kepentingan Yahudi dan membuat
mereka berada di bawah kepemimpinannya. Ia berhasil menciptakan persatuan dan
kesatuan serta persaudaraan di antara kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah
Rasulullah wafat, kepemimpinannya dilanjutkan oleh para khulafaurrosyidin
dengan tentu terus menjaga kekonsistenannya.

Di Indonesia politik Islam dapat dilihat pada banyaknya tokoh-tokoh Islam


yang mendirikan partai politik sejak awal abad ke-20 sampai sekarang. Tercatat,
Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Samanhudi merupakan perkumpulan
bercorak niaga yang kemudian berubah menjadi Gerakan Politik Islam. Gerakan ini
berdiri di bawah kekuasaan Belanda yang ingin memisahkan antara agama dan
negara.
Demokrasi yang sangat berperan dalam bentuk pemerintahan yang juga
diterapkan dalam Islam. Dapat dilihat dalam Qs. Ali Imran:159 yang ber bunnyi :

‫ست َ ْغف ِْر لَ ُه ْم‬


ْ ‫ع ْن ُه ْم َوا‬ ُ ‫ب ََل ْن َفضُّوا مِ نْ َح ْو ِلكَ ۖ فَاع‬
َ ‫ْف‬ ِ ‫ظ ا ْلقَ ْل‬
َ ‫غلِي‬ ًّ َ‫َّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو كُ ْنتَ ف‬
َ ‫ظا‬ ِ ‫َف ِب َما َر ْح َم ٍة ِمنَ ه‬
‫ب ا ْل ُمت ََو ِكلِي َن‬ ‫َّللاِ ۚ إِنه ه‬
ُّ ِ‫َّللاَ يُح‬ ‫علَى ه‬َ ‫َوشَا ِو ْرهُ ْم فِي ْاْل َ ْم ِر ۖ ف ِإذا ع ََز ْمتَ فت ََو هك ْل‬
َ َ َ

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.

Pada ayat di atas penafsir berpendapat bahwa salah satu bentuk pendekatan
pemerintah dengan rakyatnya adalah dengan kasih sayang, simpati, dan kelapangan
hati.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian politik Islam?


2. Apa saja prinsip-prinsip dasar politik dalam Islam?
3. Bagaimana demokrasi dalam Islam?
4. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam?
5. Bagaimana pengaruh Islam terhadap politik dan demokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu politik dalam Islam


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar politik dalam Islam
3. Memberi pemahaman tentang bagaimana demokrasi dalam Islam
4. Untuk mengetahui prinsip luar negeri dalam Islam
5. Memberi pengetahuan tetntang pengaruh Islam terhadap politik dan
demokrasi di Indonesia.

1.4 Manfaat Masalah

1. Manfaat khusus yaitu memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah


Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat umum yaitu menambah wawasan tentang sistem politik Islam dan
demokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Politik Islam

Secara istilah politik Islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia


sesuai dengan syara’. Prinsip-prinsip dasar politik dalam islam ada lima yaitu
amanah, musyawarah, persamaan, keadilan, dan kemajemukan.
Hubungan politik dan negara dalam pandangan politik Islam dilihat dari Al-
Qur’an. Relasi ini sempat mendapat beberapa kontroversi dikarenakan tidak adanya
penjelasan secara spesifik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga dalam
perjalanan sejarah umat Islam pasca Nabi Muhammad Saw sampai di abad modern
ini, umat Islam menampilkan berbagai sistem dan bentuk pemerintahan, Nabi
Muhammad menata kehidupan sosial, politik, dan agama masyarakat Madinah
sebagai negara Islam pertama yang didasarkan pada suatu hukum tertulis yaitu
“The Constitution of Medina” (Piagam Madinah) yang di mana konstitusi ini
sesuai dengan dasar-dasar umum yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Konsep dan kegiatan politik pemerintahan dalam Islam selalu bertumpu
pada prinsip keadilan. Keadilan yang merupakan mahkota hukum menjadi
sebuah patokan untuk senantiasa ditegakkan oleh pemerintah. Pemerintahan
harus dibangun berdasarkan asas-asas normatif untuk mengatur negara yang
berlandasan pada asas amanat, asas keadilan (keselarasan), asas ketaatan
(disiplin) dan Sunnah. Asas Sunnah menghendaki agar hukum-hukum
perundang-undangan dan kebijakan politik ditetapkan melalui musyawarah yang
dilakukan oleh badan pemerintah. Sehingga dapat terwujud pemerintahan yang adil.
Allah Swt. Berfirman dalam QS. An-Nahl /16:90 yang artinya
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.”

2.2 Prinsip-prinsip dasar politik dalam Islam


Berikut ini disampaikan beberapa prinsip yang dianjurkan dalam Islam :
1. Amanah ( al-mabda al-amanah )
Amanah berasal dari bahasa Arab, artinya adalah adanya kepercayaan yang
diberikan atau dititipkan, baik berupa materi ( fisik ) yang dapat dilihat atau non
fisik kepada seseorang disertai dengan rasa aman sepanjang materi tersebut berada
dengannya. Oleh karena amanah merupakan titipan yang harus dijaga dengan
baik, maka titipan tersebut harus diserahkan kembali dengan utuh kepada orang
yang menitipkannya, sehingga setelah mengembalikan titipan tersebut, orang yang
bersangkutan disebut orang yang dipercaya ( al-amin ). Dengan demikian, amanah
adalah sikap sesorang yang dapat dipercaya karena ada kejujuran dan tanggung
jawab. Lawan kata amanah adalah khiyanat, yaitu; sikap seseorang yang tidak
dapat dipercaya karena tidak memiliki sikap jujur dan tanggung jawab. Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dikenal sebagai orang yang sangat
amanah dikalangan masyarakatnya, makanya diberi gelar al-Amin.
2. Musyawarah ( al-mabda al-Syura )
Musyawarah sinonim dengan istilah sidang, urun rembug atau konsultasi
tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang melibatkan orang banyak. Dalam
konteks ini, al-Qur`an menempatkan musyawarah (syura ) sebagai dasar dalam
mencari penyelesaian masalah yang menyangkut kehidupan orang banyak, seperti
urusan politik, ekonomi, pendidikan, kemasyarakatan dan sebagainya.
3. Persamaan ( al-mabda al-musawa )
Konsep persamaan merupakan salah satu prinsip yang sangat penting dalam
merekonstruksi kehidupan masyarakat dan negara, di mana sistem-sistem politik
modern dan kontemporer mendasarkan pada prinsip ini, meskipun dalam
penerapannya berbeda. Persamaan artinya bahwa setiap individu dalam
masyarakat adalah sama, sama di hadapan undang-undang, di dalam hak,
kewajiban, kemerdekaan dan tanggung jawab. Oleh karena itu tidak ada
perbedaan dalam hal ini semua hanya karena perbedaan suku, keturunan, bahasa,
warna kulit, keyakinan ( akidah ), pejabat tinggi atau rendah, semuanya sama.
Dalam arti lain, bahwa persamaan setiap individu dalam masyarakat adalah
persamaan di hadapan hukum dan undang-undang, bukan persamaan di dalam
status atau kedudukan. Persamaan di hadapan hukum dan undang-undang
dimaksudkan agar setiap individu dapat tunduk, patuh, menghargai hukum dan
undang-undang dalam rangka terealisasinya kebebasan dan memperoleh hak-hak
asasi.

4. Keadilan ( al-mabda al-`adalah )


Adil adalah menetapkan sesuatu secara proporsional dan objektif, atau
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Islam memerintahkan umatnya agar
menjadikan keadilan sebagai prinsip dasar dalam bersikap dan memperlakukan
orang lain, karena realitasnya keadilan berimplikasi pada terciptanya keamanan
dan ketentraman hidup. Dalam konteks ini, Allah berfirman dalam surat al-Nisa,
ayat 58 yang artinya; jika kamu memutuskan suatu ketetapan hukum di antara
manusia, putuskanlah dengan adil. Berdasarkan pernyataan al-Qur`an ayat 58,
surat al-Nisa ini dapat dipahami bahwa keadilan merupakan landasan pokok
dalam pelaksanaan supremasi hukum, sebagaimana juga amanah menjadi dasar
dalam pergaulan dan interaksi yang baik antara sesama anggota masyarakat dan
dalam aktivitas berpolitik. Sikap adil dan amanah, keduanya merupakan bagian
dari akhlak yang berimplikasi pada keberhasilan melahirkan masyarakat yang
transparan, dan al-Qur`an menuntut setiap muslim agar memiliki standar moral
yang tinggi sehingga bersedia untuk menjadi saksi walau pun kepada dirinya
sendiri.
5. Kemajemukan
Majemuk atau pluralisme adalah paham yang mempertahankan
keanekaragaman dalam masyarakat ( plural society ), baik dari dimensi agama,
etnik, budaya, kecendrungan, bahasa, dan sebagainya. Di dalam sejarah peradaban
Islam, awal fenomena pluralitas ini sudah ada semenjak permulaan Islam
berkembang, yaitu ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama
dengan para Sahabat-sahabatnya membangun masyarakat Madinah ( Yatsrib ).

2.3 Demokrasi dalam Islam


Islam merupakan agama yang telah mengatur segala struktur kehidupan
manusia yang sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari ibadah, adab,
bermasyarakat dll telah diajarkan dalam Islam. Adapun dalam Al-Qur’an
dijelaskan bahwa manusia bebas memilih dan menjalankan sistem pemerintahan
yang dianggap cocok untuk mereka baik itu demokrasi, kerajaan, dan lain
sebagainya. Walaupun diberi kebebasan memilih dalam sistem pemerintahan,
Islam memberi rekomendasi yaitu sistem demokrasi
Pada saat Rasulullah wafat pun beliau dengan sengaja tidak memberikan
surah amanat tentang siapa yang akan menggantikannya setelah kepergiannya.
Hal ini bertujuan agar umat muslim kala itu dapat memilih sistem pemerintahan
seperti apa yang akan dilaksanakan selanjutnya. Dan terpilihlah sistem demokrasi
yang ditandai dengan adanya khulafaurrosyidin. Tetapi setelah itu sebagian besar
negara-negara Islam tidak mewarisi hal tersebut.
Dalam Al-Qur-an ada banyak ayat yang menjelaskan tentang demokrasi
salah satunya QS. Ali Imran : 159 (yang menjelaskan tentang musyawarah)
‫ع ْن ُه ْم َوا‬
َ ‫ْف‬ ُ ‫ب ََل ْنفَض ُّْوا ِمنْ َح ْو ِلكَ ۖۚ فَا ع‬ ِ ‫ظ ا ْلقَ ْل‬ ًّ َ‫َّللا لِ ْنتَ لَ ُه ْم ۚۚ َولَ ْو كُ ْنتَ ف‬
َ ‫ظا غَ ِل ْي‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ ه‬
‫ب الْ ُمت ََو ِك ِل ْي َن‬
ُّ ِ‫َّللاَ يُح‬ َ ‫ع َز ْمتَ فَت ََوكه ْل‬
ِ ‫علَى ه‬
‫َّللا ۚ اِنه ه‬ َ ‫ست َ ْغف ِْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْرهُ ْم فِى ْاَلَ ْم ِر ۚۚ فَ ِا ذَا‬
ْ
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."

2.4 Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Islam


Zulhamdi dalam artikelnya menyatakan bahwa ada beberapa macam prinsip dan
asas demokrasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya Menurut Abdillah,
prinsip-prinsip demokrasi terdiri dari:
a. Persamaan. Menekankan bahwa setiap warga negara (warga negara biasa atau
Pejabat) memiliki kesempatan yang sama dan di depan hukum dan
pemerintahan.
b. Kebebasan, yang menekankan bahwa setiap individu warga negara atau orang
memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikat.
c. Pluralisme, menegaskan dan mengakui bahwa keragaman budaya, bahasa,
suku, agama dan pemikiran atau lainnya merupakan conditio sain qua non
(sesuatu yang tidak dapat dihindari).
Demokrasi memiliki beberapa prinsip yang akan menjadi standar baku dari
demokrasi tersebut, begitulah Menurut Sadek, J. Sulaymân, yang di antaranya:
• Warga negara bebas berbicara atau mengutarakan pendapat.
• melaksanakan pemilu menjadi persyaratan yang harus dilakukan saat ingin
melakukan pergantian pejabat yang akan memimpin.
• Kekuasaan tetap berada di tangan mayoritas namun tetap memperhatikan
pandangan minoritas
• Peranan partai politik yang sangat penting sebagai wadah aspirasi politik
rakyat.
• Pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
• Supremasi hukum (semua harus tunduk pada hukum).
• Semua individu bebas melakukan apa saja tanpa boleh dibelenggu.
Muhammad Husein Haikal – pemikir dan ulama dari Mesir juga memberikan
pendapatnya mengenai prinsip demokrasi. Menurutnya, setiap sistem yang tidak
berdasarkan prinsip demokrasi tidak sesuai dengan prinsip besar yang ditetapkan
dan dituntut oleh Islam. Islam dan demokrasi memiliki kesamaan dalam hal
orientasi fitrah manusia.
Adapun prinsip-prinsip Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu :
1. Musyawarah
Prinsip ini menjelaskan cara pengambilan keputusan dengan
mengutamakan kepentingan bersama. QS. Ali Imran ayat 159 : “Dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.”
2. Adil
Berlaku bijaksana dalam hal apapun tanpa memandang latar belakang
seseorang QS. Al- Maidah ayat 8 : “Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
3. Amanah
QS. An-Nisa ayat 58 : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil.”
4. Tanggung jawab
Setiap muslim wajib menyadari, jabatan dan kekuasaan adalah
amanah yang harus dilaksanakan. Mereka yang dititipi amanah wajib
bertanggung jawab di depan Allah SWT dan yang mempercayakannya.
Nabi SAW telah mengingatkan prinsip tanggung jawab dalam haditsnya,

Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya." (HR Bukhari)

2.5 Bagaimana Pengaruh Islam Terhadap Politik dan Demokrasi Di Indonesia


Menurut Laman Resmi Republik Indonesia, agama mayoritas penduduk
Indonesia adalah agama Islam, dengan lebih dari 207 juta penduduk memeluk
agama Islam. Angka tersebut berarti 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam.
Hal itu tentunya memberikan pengaruh yang besar akan keadaan politik dan
demokrasi di Indonesia, dalam hal ini juga karena agama Islam telah lama
menyebar di Indonesia sehingga mengakibatkan pengaruh Islam dalam hal politik
dan demokrasi bukanlah merupakan hal yang baru ditemui.
a. Politik Islam di Indonesia
Pada masa pasca kemerdekaan, interaksi Islam dengan kekuasaan berorientasi
pada pembentukan Negara merdeka yang berasas Islam. Heterogenitas rakyat
Indonesia menyebabkan para tokoh Islam harus mengadakan kompromi dalam
aspek-aspek tertentu dengan berbagai unsur masyarakat lainnya seperti para
tokoh nasionalis sekuler dan para pemeluk agama lain. Sepanjang sejarahnya,
paham para politik Islam telah mencoba beberapa kali untuk menciptakan
negara Islam. Seperti terlihat dari konflik antara Soekarno dan Partai Masyumi.
Islam politik yang ingin mendirikan negara Islam muncul juga pada masa
Soeharto. Kelompok Islamis politik ini berorientasi pada penerapan resmi
Syariat Islam di Indonesia.
Selain yang telah dipaparkan, contoh sederhana seperti perubahan sebutan
untuk Raja pada masa lalu menjadi Sultan dalam Kerajaan Islam di Indonesia
juga merupakan suatu pengaruh politik yang dibawa oleh Agama Islam di
Indonesia.
b. Demokrasi di Indonesia
Realitas demokrasi dalam sebuah negara pernah diterapkan pada masa Nabi
Muhammad dan khulafaurrasyidin. Namun setelah itu, sebagian besar negara
yang bermayoritas penduduk muslim tidak mewarisi nilai-nilai demokrasi
tersebut. Realita ini tidak hanya terjadi di negara-negara Muslim, tetapi juga di
negara-negara non-Muslim (Barat). Ini adalah masalah yang dihadapi banyak
negara. Secara umum, nilai-nilai agama tidak tersebar luas di banyak negara,
apalagi di negara sekuler. Oleh karena itu, pernyataan Fukuyama dan
Huntington bahwa Islam secara empiris tidak sesuai dengan demokrasi tidak
sepenuhnya benar. Karena bahkan di negara-negara non-Muslim, demokrasi
tidak sepenuhnya dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia
sesuai dengan syara’. Prinsip-prinsip dasar politik dalam islam ada lima yaitu
amanah, musyawarah, persamaan, keadilan, dan kemajemukan. Demokrasi
diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam
hubungan agama dan demokrasi terdapat tiga pandangan atau model yaitu model
positif, negative, dan netral. Muhammad Husein Haikal –pemikir dan ulama dari
Mesir- memberikan pendapatnya mengenai prinsip demokrasi. Menurutnya, setiap
sistem yang tidak berdasarkan prinsip demokrasi tidak sesuai dengan prinsip besar
yang ditetapkan dan dituntut oleh Islam. Islam dan demokrasi memiliki kesamaan
dalam hal orientasi fitrah manusia. Konsep politik dan demokasi islam tentu saja
juga memiliki pengaruh besar di Indonesia karena Indonesia merupakan negara
dengan mayoritas Islamterbesar di dunia.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Fandi, H. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Iftitah, N. R. (2014). Islam Dan Demokrasi. Islamuna, 48.
S. A. (2018). Pemikiran politik Islam . PT. Rajagrafindo Persada.

Anam HF, ‘Politik Identitas Islam dan Pengaruhnya Terhadap Demokrasi di


Indonesia’ (2019) 2 POLITEA 181
Baihaqi W, ‘PENGARUH ISLAM TERHADAP KEKUASAAN POLITIK DI
INDONESIA’ (2019) 22 ALQALAM 1
‘Laman Resmi Republik Indonesia • Portal Informasi Indonesia’
<https://indonesia.go.id/profil/agama> accessed 1 March 2023
Pusat Komputer, ‘Demokrasi dalam Pandangan Islam’ (Universitas Darunnajah, 1
March 2012) <https://www.darunnajah.ac.id/demokrasi-dalam-pandangan-islam/>
accessed 1 March 2023
Safrudin A, ‘DEMOKRASI DALAM ISLAM (Studi atas Pemikiran Khaled Abou
El Fadl )’ (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA 2008)
<http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2418/1/BAB%20I,%20V.pdf> accessed 1
March 2023
Zainuddin, ‘ISLAM DAN DEMOKRASI’ (uin-malang.ac.id) <https://uin-
malang.ac.id/blog/post/read/131101/islam-dan-demokrasi.html> accessed 1 March
2023
Zulhamdi, ‘DEMOKRASI DALAM TEORI POLITIK ISLAM’ (2019) 8 UIN AR-
RANIRY Banda Aceh
<https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/syarah/article/download/491/31
4/> accessed 1 March 2023

Anda mungkin juga menyukai