Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN DAN POLITIK ISLAM

Makalah ini di buat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama

Dosen Pengampu:

Syifa Lutfhia, M.Pdi

Disusun Oleh:

Harum Bunga Kemuning (612010123168)

Intan Indriyani (612010123162)

Sipah (612010123159)

Mulyo Styo (612010123161)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIRALODRA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan mata kuliah studi Agama.
Dalam makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun menyajikan persoalan mengenai
“pengertian dan politik islam”
Walaupun sudah berusaha semaksiamal mungkin namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan untuk di masa yang akan datang.
Akhirnya kami baerharap semoga makalah ini dpat bermanfaat bagi kami penulis maupun para
pembaca serta dapat menambah wawasan tentang politik dalam islam.

Indramayu,18 Oktober 202

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Politik Islam..............................................................................................2
B. Nilai-nilai Dasar Politik Islam................................................................................................3
C. Ruang Lingkup Sistem Politik Islam......................................................................................4
D. Kontribusi Umat Islam dalam Sistem Perpolitikan Di Indonesia..........................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................... ............7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................6
EKSITENSI............................................................................................................... ....................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politik merupakan hal yang tidak terlepas dari kekuasaan sehingga dalam berpolitik di butuhkan
penguasa yang di percaya oleh rakyat dan untuk rakyat. Politik memiliki sistem politik yang di
dalamnya memiliki unsur-unsur yang saling baerktaitan (interrelated) dan saling bergantung
(interdependent). Sedangkan politik berarti berbagai macam kegiatan yang terjadi di dalam suatu
Negara yang berkaitan dengan proses penetapan tujuan tersebut.1
Politik merupakan pembahasan yang tidak terlepas dari pembentukan Negara. Negara
membutuhkan seorang pemimpin untuk menyelamatkan umat. Memanglah dalam Al-quran maupun
hadis tidak di temukan secara luas konsep tentang Negara. Hal ini tentu bisa dimaklumi karena
konsep Negara atau nation-state seperti sekarang ini baru muncul pada abad ke-16 yang di
kemukakan oleh Nicolo Machiavelli. Namun demikian, bukan berarti bahwa konsep Negara itu tidak
ada sama sekali dalam islam. Secara substantif, terdapat sejumlah ayat Al-quran dan hadis yang
menunjukan adanya pemerintahan pada umat islam2
Sejarah memperlihatkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir berhasil
pula mendirikan suatu sistem pemerintahan. Kemudian pengaruhnya berkembang ke seluruh penjuru
dunia tanpa bantuan kekuasaan dan kekuatan banyak umat. Beliau berhasil menguasai pikiran,
keyakinan dan jiwa umatnya bahwa mengadakan revolusi berpikir dalam jiwa bangsa-bangsa, hanya
berdasarkan Al-quran yang setiap hurufnya telah menjadi hukum.
Setiap politik terdiri dari dua unsur, yaitu penguasa dan masyarakat beserta organisasi yang di
bentuknya. Proses menuju panggung politik bisa di tempuh atau di lakukan oleh siapa saja selama
memiliki kapasitas. Politik tidak hanya di jalankan atau di lakukan oleh orang-orang yang memiliki
kekuasaan tetapi bisa juga di lakukan oleh para ulama. Karena ulama memiliki sumberdaya yang
sangat luar biasa untuk mempengaruhi masa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu politik hukum islam?
2. Apa nilai-nilai dasar politik dalam islam?
3. Apa saja ruang lingkup sistem politik dalam islam?
4. Apa kontribusi umat islam dalam sistem perpolitikan di indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu politik hukum islam
2. Mengetahui nila-nilai dasar politik dalam islam
3. Mengetahui ruang lingkup sistem politik dalam islam
4. Mengetahui kontribusi umat islam dalam sistem perpolitikan di Indonesia

1
Ng. Philipus, Sosiologi dan Politik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
2
Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2011)

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Sistem Politik Islam

Apa itu politik? Dalam Bahasa Indonesia politik adalah sebagai pengetahuan mengenai
ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan dan dasar pemerintahan).
Sementara itu dalam fiqh Islam menurut Hanbali, politik (as-siyasah) adalah sikap, perilaku
dan kebijakan kemasyarakatan yang mendekatkan kemaslahatan (kebaikan) sekaligus
menjauhkan dari kemudharatan (kerusakan).
Sistem politik yaitu ilmu yang berkaitan dengan ketatanegaraan atau pemerintahan,
Wewenang penguasa dalam mengatur kepentingan umum, sehingga terjamin kemaslahatan
dan terhindar dari kemudharatan, dalam batas-batas yang di tentukan syara’ dan kaidah umum
yang berlaku3
Dalam istilah arab sering di kenal dengan sebutan Siyaasatus Syar’iyyah.

Setidaknya ada 3 pendapat umat islam dalam memandang kedudukan sistem politik dalam
syariat islam:
1. Islam adalah agama yang serba lengkap, sehingga sedikit memuat sistem ketatanegaraan.
Fiqih siyasah merupakan integral dari ajaran islam. Hal ini telah di contohkan oleh
Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin.4
2. Islam tidak mengatur ketatanegaraan. Muhammad adalah rasul yang tidak bertugas untuk
mendirikan atau memimpin suatu negara5
3. Dalam islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi hanya terdapat seperangkat
tatanilai etika bagi kehidupan bernegara6

3
Muhith Muhammad Ishaq, Fiqih Politik Hasan Al-banna,(Jakart: Robbani Press, 2012) h. 57
4
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Ad-da’wah Qawaid Wa ushul, (Mesir: Ad-da’wah, Iskandaria, 2010) cet.10, h. 17
5
Hasan Al-banan, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, (Jakarta: Grafiti Press, 1983) h. 36
6
B. Syafuri, Pemikiran Politik Dalam Islam, (Serang: Fseipress, 2010)

2
B. Nilai-nilai Dasar Sistem Politik Dalam Islam

1. Musyawarah
Musyawarah adalah hal yang sangat penting dan mendasar dalam kepemimpinan, dapat
dikatakan bahwa musyawarah adalah awal dari suatu pemerintahan yang baik dan merupakan
pilar yang menentukan keadilan di antara manusia. Prinsip ini disesuaikan dengan ayat Al-
Qur'an Surah Ali-Imran :159,
َ ْ ‫عنْ ُه ْم َوا ْستَغْفِرْ لَ ُه ْم َوشَا ِورْ هُ ْم فِى‬
‫اَل ْم ۚ ِر فَ ِا َذا‬ ِ ْ‫ظ الْقَل‬
ُ ‫ب ََلنْفَض ُّْوا م ِْن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬
َ ‫ْف‬ َ ‫ّٰللا ِلنْتَ لَ ُه ْم ۚ َولَ ْو كُنْتَ فَظًّا‬
َ ْ‫غ ِلي‬ ِ ‫فَبِ َما َر ْح َم ٍة ِّمِنَ ه‬
ِّ ْ
‫ّٰللا يُحِ بُّ ال ُمت ََو ِك ِليْن‬ َّ‫ِن‬
َ ‫ّٰللا ۗ ا ه‬
ِ ‫على ه‬ َ ْ‫ل‬ َّ َ
َ ‫عزَ مْتَ فت ََوك‬ َ
Yang artinya: “maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan
untuk mereka, dan bermusyawrahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
2. Keadilan
Kata yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita dalam kehidupan perpolitikan,
penyelenggara dan pemerintah harus mampu adil dan menjalankan tugasnya. Salah satu
perintah Allah SWT untuk berbuat adil terdapat dalam Al-qur’an surah An-nahl :90
َ‫ع ِن الْفَ ْحش َۤاءِ َوالْ ُمنْك َِر َوالْبَغْي ِ يَ ِعظُكُ ْم لَعَلَّكُ ْم تَذَكَّ ُر ْون‬َ ‫ئ ذِى الْقُرْ بى َويَنْهى‬ ِ ‫ان َواِيْت َۤا‬
ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ّٰللا يَأْ ُم ُر بِالْعَدْ ِل َو‬
َ ‫اَل ْح‬ َ ‫اِنَّ ه‬
Yang Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan”
3. Kebebasan
Kebebasan yang dimaksud ialah bukan kebebasan kita untuk berbuat apa saja semau kita
tetapi kebebasan ini adalah kebebasan kita sebagai warga Negara untuk memilih hal yang
lebih baik, sehingga dari proses berfikir yang baik ini kita dapat menghasilkan perbuatan yang
baik juga. Kebebasan dan berpikir ini pernah di berikan kepada Nabi Adam dan Hawa untuk
mengikuti petunjuknya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Taha :123
‫ض ُّل َو ََل يَ ْشقى‬ َ ‫عد ٌُّو ۚفَ ِا َّما يَأْتِيَنَّكُ ْم ِِّمنِِّ ْي هُدًى ەۙ فَ َم ِن اتَّبَ َع هُد‬
ِ َ‫ي ف َََل ي‬ َ ‫ض‬ ُ ْ‫طا ِمنْ َها َجمِيعً ۢا بَع‬
ٍ ْ‫ضكُ ْم ِلبَع‬ َ ِ‫قَا َل ا ْهب‬
Yang artinya: “Dia (Allah) berfirman, “turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama,
sebagaiman kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk
dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka.
4. Persamaan
Kalian pasti tahu di Indonesia kita memiliki berbagai suku, ras, agama dan bahasa. Tapi
jangan khawatir karena kita semua memiliki hak yang sama sebagai warga negara/masya
rakat. Di tegaskan juga dalam Al-qur’an bahwa yang membedakan antara manusia adalah
ketakwaanya. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam surah Al-hujurat :13
ٌ‫ع ِليْ ٌم َخ ِبيْر‬ َ ‫ّٰللا اَتْقىكُ ْم ۗاِنَّ ه‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫اس اِنَّا َخلَقْنكُ ْم ِّم ِْن ذَك ٍَر َّواُنْثى َو َج َعلْنكُ ْم شُ ُع ْوبًا َّوقَ َب ۤا ِٕى َل ِلتَ َع‬
ِ ‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َمكُ ْم ِعنْ َد ه‬ ُ َّ‫يٰٓاَيُّ َها الن‬
Yang artinya: “ Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti7

7
Fritania Awani, “Nilai-nilai Penting Politik Dalam Islam”, Kumparan, 15 Sepemtember 2021,
https://kumparan.com/fritania-awani/1wWuMT52fNS?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-
clipboard&shareID=5kkOAJIvI7nV

3
C. Ruang Lingkup Sistem Politik Islam
Secara garis besar obyek pembahasan sistem politik islam meliputi:
• Siyasah Dusturiyah, dalam fikih modern di sebut dengan hukum tata negara.
• Siyasah Dauliyah, bisa di sebut dengan hukum internasional (Hukum dalam
hubungan antar bangsa).
• Siyasah Maliyah, mengatur tentang pemasukan, pengelolaan, dan pengeluaran uang
milik negara.

Beberapa hal berkaitan dengan Siyasah Dusturiyah antara lain:


• Persoalan imamah (hak, kewajibanya)
• Persoalan rakyat (status, hak dan kewajibanya)
• Persoalan baiat (sumpah setia)
• Persoalan waliyul’ahdi (pemimpin/khalifah)
• Persoalan perwakilan rakyat (ahlu halli wal’aqdi)
• Wizarah (kementrian) dan pembagianya

Sedangkan dasar-dasar Siyasah Dauliyah antara lain:


• Mewujudkan kesatuan umat manusia
• Mewujudkan keadilan
• Menghargai persamaan
• Menghargai kehormatan manusia
• Mengembangkan toleransi
• Mewujudkan kerjasama kemanusiaan
• Menghargai kebebasan/kemerdekaan
• Mewujudkan perilaku moral yang baik

Sedangkan dasar-dasar Siyasah Maliyah antara lain:


• Prinsip-prinsip dalam kepemilikan harta
• Tanggung jawab sosial dalam masalah harta
• Zakat, infaq, ghanimah, fai’, usyr
• Aturan dalam esploitasi sumberdaya alam

Adapun orientasi masalahnya berkaitan dengan:


• Penentuan situasi damai atau perang (penentuan sifat darurat kolektif)
• Perilaku terhadap tawanan
• Kewajiban suatu negara terhadap negara lain
• Aturan dalam perjanjian internasional
• Aturan dalam pelaksanaan peperangan.

4
D. Kontribusi Umat Islam Dalam Sistem Perpolitikan di Indonesia

➢ Didirikanya paratai-partai politik yang berasas islam, juga partai-partai nasionalis


yang berbasiskan umat islam.
➢ Sikap proaktifnya tokoh-tokoh politik islam dan umat islam terhadap terwujudnya
keutuhan NKRI, termasuk menerima pancasila sebagai azas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
➢ Islam di Indonesia telah membentuk negara berbudaya bernegara, ideologi tentang
jihad, dan kontrol sisoal yang terarah dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.
➢ Tingginya partisipasi masyarakat islam dalam event-event politik kenegaraan (pemilu,
pilkada, pilpres dll)

5
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan sistem politik islam, dapat di ketahui bahwa politik islam itu adalah suatu upaya
pemerintah dalam mengatur suatu pemerintahan. Dalam hal ini masyarakat sebagai objeknya sesuai
aspek ajaran islam. Dalam politik islam juga terdapat Nilai-nilai dasar yang dapat menjadi sebuah
pedoman dalam kehidupan politik islam yaitu, musyawarah, keadilah, kebebasan dan persamaan.
Bahkan masyarakat juga ikut berkontribusi dalam perpolitikan yang ada di Indonesia dengan syariat
atau kaidah yang di tetapkan di Negara Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ng. Philipus, Sosiologi dan Politik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum, 2011)
Muhith Muhammad Ishaq, Fiqih Politik Hasan Al-banna,(Jakart: Robbani Press, 2012) h. 57
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Ad-da’wah Qawaid Wa ushul, (Mesir: Ad-da’wah, Iskandaria, 2010)
cet.10, h. 17
Hasan Al-banan, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, (Jakarta: Grafiti Press, 1983) h. 36
B. Syafuri, Pemikiran Politik Dalam Islam, (Serang: Fseipress, 2010)
Fritania Awani, “Nilai-nilai Penting Politik Dalam Islam”, Kumparan, 15 Sepemtember 2021,
https://kumparan.com/fritania-awani/1wWuMT52fNS?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-
clipboard&shareID=5kkOAJIvI7nV

7
EKSITENSI

nation-state: Negara kebangsaan


Siyaasatus Syar’iyyah.: Suatu tindakan atau kebijakan yang di lakukan seorang penguasa demi
kemaslahatan yang di pandangnya baik
Ghanimah: Harta rampasan perang
Fai: Sesuatu yang di ambil dari orang-orang kafir tanpa peperangan
Usyr: Pungutan persepuluh dari harta yang di perdagangkan ketika seseorang melintasi perbatasan
suatu negara
Kolektif: Sekumpulan individu yang bisa di ajak untuk bekerja sama agar mencapai tujuan tertentu
tanpa adanya hierarki
Legislasi: Proses pembuatan undang-undang

Anda mungkin juga menyukai