Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DIET PENYAKIT USUS INFLAMATORIK”

Dosen Pembimbing : Ns. Marini Agustin. S.Kep, M.Pd.

Disusun Oleh :

Inda Putri Aptiana 1720170007

Komalasari 1720170013

Rini Alviani 1720170025

Cicih Pebriyani 1720170031

AKADEMI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


Jln. Raya Jatiwaringin No.12 Pondok Gede Bekasi Jawa Barat

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puti dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Gizi dan Diet tentang
“Diet penyakit usus inflamatorik”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, terlepas dari itu kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi maupun


pengetahuan terhadap pembaca.

Bekasi, 13 November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………..... i

Daftar isi ……………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….. 2

BAB II ISI

A. Definisi usus dan penyakit usus inflamatorik. ………………………………….. 3

B. Tujuan diet penyakit inflamatorik ………………………………………………. 3

C. Macam – macam Diet Penyakit Saluran Pencernaan ........................................... 3

D. Syarat diet penyakit usus inflamatorik …………………………………………..7

E. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan ………………………. 8

F. Contoh menu sehari-hari ………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..11

B. Saran ……………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA

3
4
5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga anus.
Padamanusia dan mamalia lain, usus terdiri dari dua bagian : usus kecil dan usus besar
(kolon). Pada manusia, usus kecil terbagi lagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum,
sedangkan usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum. Usus adalah organ tubuh
yang berbentuk pipa-pipa. Setiap saat usus secara aktif menyerap, mengeluarkan,
mengirimkan sinyal, dan memetabolisasi. Usus berperan sebagai penjaga gawang sistem
makanan bagi tubuh kita.
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan pada usus halus dan usus besar dengan
gejala diare, disertai darah (melena), lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, napsu
makan berkurang (anoreksia), demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (lemak dalam
feses). Penyakit ini dapat berupa kolitis, ulseratif atau cronsdisease.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi usus dan penyakit usus inflamatorik.
2. Tujuan diet penyakit Usus inflamatorik
3. Macam – Macam Diet Penyakit Saluran Pencernaan
4. Syarat diet penyakit usus inflamatorik
5. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
6. Contoh menu sehari-hari

6
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi usus dan penyakit usus inflamatorik
2. Untuk mengetahui tujuan diet penyakit inflamatorik
3. Untuk Mengetahui Macam – Macam Diet Penyakit Saluran Pencernaan
4. Untuk mengetahui syarat diet penyakit usus inflamatorik
5. Untuk mengetahui bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
6. Untuk mengetahui contoh menu sehari-hari

7
BAB II
ISI

A. Definisi

Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga
anus. Padamanusia dan mamalia lain, usus terdiri dari dua bagian : usus kecil dan usus
besar (kolon). Pada manusia, usus kecil terbagi lagi menjadi duodenum, jejunum, dan
ileum, sedangkan usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum. Usus adalah organ
tubuh yang berbentuk pipa-pipa. Setiap saat usus secara aktif menyerap, mengeluarkan,
mengirimkan sinyal, dan memetabolisasi. Usus berperan sebagai penjaga gawang sistem
makanan bagi tubuh kita.
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan pada usus halus dan usus besar
dengan gejala diare, disertai darah (melena), lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang,
napsu makan berkurang (anoreksia), demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (lemak
dalam feses). Penyakit ini dapat berupa kolitis, ulseratif atau cronsdisease.

B. Tujuan diet penyakit inflamatorik.

1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.

4. Mengistirahatkan usus pada masa akut

C. Macam – macam Diet Penyakit Saluran Pencernaan


1. Diet Disfagia
Diet disfagia kesulitan menelan karna adanya gangguan aliran menelan pada saluran
cerna. Bagi orang yang mengalami kondisi ini, proses penyaluran makanan atau
minuman dari mulut ke dalam lambung akan membutuhkan usaha lebih besar dan
waktu lebih lama.
Proses menelan secara umum dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

8
1) Fase oral ; tahapan ini terjadi pada saat makanan berada didalam mulut.
Tahapan ini melibatkan proses mengunyah makanan, pemindahan makanan
dari bagian depan ke bagian belakang mulut, dan proses persiapan
menyalurkan makanan ke faring dan kerongkongan (esophagus). Setelah
makanan siap ditelan, proses menelan akan masuk ke tahapan berikutnya.
2) Fase Faringeal ; tahapan ini melibatkan dua proses utama, yaitu pendorongan
makanan dari mulut ke esophagus, serta tahapan proteksi saluran pernafasan
dari makanan. Tahapan ini berlangsung dengan cepat selama beberapa detik.
3) Fase esophageal ; tahapan ini terjadi ketika makanan sudah masuk ke dalam
esophagus. Makanan akan didorong dari bagian atas esophagus dengan
gerakan seperti gelombang (peristaltic) yang dimiliki saluran pencernaan
dan gerakan ini diatur oleh saraf otonom, yaitu kelompok saraf yang bekerja
otomatis tanpa perintah. Gaya gravitasi juga turut membantu makanan untuk
masuk ke dalam lambung.
Disfagia dibagi menjadi dua jenis berdasarkan lokasinya, yaitu orofaringeal
dan esophageal. Pembagian jenis disfagia ini berdasarkan fase dalam proses
menalan. Disfagia orofaringeal terjadi di fase oral dan faringeal terjadi pada
fase esophageal.
 Gejala disgafia :
Gejala utama disfagia adalah kesulitan menelan makanan atau
minuman. Selain kesulitan menelan, ada juga beberapa gejala atau
tanda-tanda lain yang di tandai diantaranya adalah :
1. Rasa nyeri saat menelan
2. Makanan terasa tersangkut dalam tenggorokan atau dada
3. Tersedak atau atau batuk saat makan dan minum
4. Mengeluarkan air liur terus menerus
5. Penurunan berat badan
6. Makanan yang sudah di telan keluar kembali
7. Rasa asam lambung yang naik ke tenggorokan seringnyeri ulu
hati
8. Suara menjadi serak

9
9. Penderita kerap memotongmakanan menjadi kecil-kecilakibat
sulit menelan atau bahkan menghindari makanan tertentu
 Disfagia juga dapat terjadi pada anak-anak dengan gejala seperti
1. Makanan atau minuman sering keluar dari mulut
2. Sering memuntahkan makanan kembali saat sedang makan
3. Tidak mau makanan tertentu
4. Sulit bernapas saat sedang makan
 Untuk membantu merinngankan gajala yang timbul akibat disfagia,
penderita dapat mengubah kebiasaan makanan dan gaya hidup
seperti
1. Berhenti meminum alcohol
2. Merokok
3. Minum kopi
4. Mengubah kebiasaan makan
5. Pola makan penderita disfagia diatur menjadi lebih sedikit
jumlahnya namun lebih sering
6. Potongan makanan juga dipecah-pecah menjadi lebih kecil dan
saat makan harus mengunyah lebih lama
7. Beberapa makanan yang sifatnya kental dan melekat pada
dinding tenggorokan dapan membuat proses menelan lebih sulit
 Syarat Diet Disfagia
a. Cukup `energi dan zat gizi lainya
b. Mudah dicerna, porsi makanan kecil , dan sering diberikan
c. Cukup cairan bentuk makanan tergantung pada kemampuan
menelan, diberikan secara bertahap
 Jenis Diet Pada Penyakit Disfagia Dan Indikasi Pemberian
Sangat bergantung pada kondisi pasien mulai dari makanan cair penuh
bila melaui pipa atau makanan cair kental bila melalui oral makanan
saring atau makanan lunak.

2. Diet Pasca- Hematemesis Melena

10
Suatu keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan
pada saluran cerna.
 Syarat diet Pasca-Hematemesis Melena
a. Tidak merangsang saluran cerna
b. Tidak meninggalkan sisa
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24 – 48
jam untuk memberikan istirahat pada saluran cerna
d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau Duodenum sudah
tidak ada
 Tujuan Diet Hematemesis
a. Mencegah terjadinya perdarahan saluran cerna kembali dengan
memberikan makanan yang memungkinkan untuk mengistirahatkan
saluran cerna dan mencegah terjadinya aspirasi / tersedak.
b. Mengusahakan status gizi sebaik mungkin.
 Jenis Diet Hematemesis Melena Dan Indikasi Pemberian
Diet Pasca Hematemesis Melena diberikan dalam bentuk makanan cair
jernih , tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah
sehingga diberikan selama 1- 2 hari saja.

3. Diet penyakit lambung


Penyakit lambung atau Gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan dumping syndrome
dan kanker lambung.
 Syarat Diet penyakit lambung
a. Mudah dicerna , porsi kecil dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
c. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap sehingga sesuai dengan kebutuhan.
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap

11
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
 Tujuan diet penyakit lambung
Untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan
lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.
 Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Pada Penyakit Lambung
1. Diet Lambung I
Diberikan pada Pasien dengan gastritis akut , ulkus peptikum , pasca
pendarahan , dan typus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca hematemesis
melena atau setlah fase akut teratasi. Makanan dibeikan setiap 3 jam
selaman 1- 2 hari saja, karena membosankan serta kurang energy , zat
besi , tiamin , dan vitamin C.
2. Diet Lambung II
Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I , pada pasien dengan
ulkus peptikum atau gastritis kronis dan typus abdominalis ringan.
Makanan berbentuk lunak , porsi kecil serta diberikan berupa 3 x
makanan lengkap dan 2 – 3x makanan selingan. Makanan ini cukup
energy , protein , vitamin C tetapi kurang Tiamin.

D. Syarat diet penyakit usus inflamatorik


1. Pada saat melena, hanya diberikan makanan parentral saja bukan dengan jalan oral
dengan tujuan mempuaskan saluran cerna.
2. Setelah masa akut, pasyen diberi cairan jernih kemudian meningkat menjadi diet sisa
serendah dan serat rendah. Setelah gejala hilang, bisa diberikan makanan biasa.
3. Energi dan protein tinggi untuk mengembalikan kondisi status gizi pasien. Bila perlu
diberikan suplemen vitamin dan mineral (A,C,D,asam folat, B12, Ca, Fe, Mg, dan Zn).
4. Cukup cairan dan elektrolit lemak berupa MCT karena terjadi intoleransi laktosa dan
malaabsorsi lemak.

E. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

12
Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Makanan

Sumber Beras tim, nasi ; kentang Beras ketan, beras


karbohidrat direbus, dipure ; makaroni, tumbuk, roti whole wheat,
mie, bihun direbus ; roti, jagung ; ubi, singkong,
biskuit, krekers ; tepung- teles, kentang digoreng,
tepungan dibuat puding atau dodol dan sebagainya.
dibubur.

Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, Daging, ikan, ayam yang
protein ayam direbus, disemur, ditim, dikaleng, dikeringkan,
hewani dipanggang ; telur ayam diasap, diberi bumbu-
direbus, ditim, didadar, bumbu tajam ; daging
diceplok air dan dicampur babi, telur goreng.
dalam makanan ; susu.

Sumber Tahu, tempe direbus, ditim, Tahu, tempe goreng;


protein ditumis ; kacang hijau direbus. kacang tanah, kacang
nabati merah, kacang tolo.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran dikeringkan


serat dan tidak menimbulkan
gas seperti : bayam, buncis,
kacang panjang, labu siam,
wortel, tomat, labu kuning,
direbus, ditumis, disetup dan
diberi santan.

13
Buah- Pepaya, pisang, sawo, jeruk Buah yang tinggi serat dan
buahan manis, sari buah, buah dalam atau dapat menimbulkan
kaleng. gas seperti jambu biji,
nanas, kedongdong,
durian, nangka dan buah
yang dikeringkan.

Lemak Margarin, minyak dan santan Lemak hewan dan santan


encer. kental.

Minuman Sirup, teh encer. Kopi, teh kental,


minuman yang
mengandung soda dan
alkohol, ice cream.

Bumbu Garam, gula, vetsin, dalam Lombok, merica, cuka dan


jumlah terbatas ; jahe, kunyit, bumbu lainnya yang
kunci, kencur, laos, sarlam, tajam.
sereh, terasi dan sebagainya.

F. Contoh menu sehari-hari

14
Pagi Siang Malam

Nasi tim / nasi Nasi tim / nasi Nasi tim / nasi

Telur dadar Semur ayam Ikan bumbu tomat

Setup wortel Tahu, sayur bening, Tim, tempe, sayur lodeh,


bayam, papaya pisang

Pukul 10.00 Pukul 16.00

Pudding maizena Bubur kacang hijau


/ agar-agar+susu

BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan pada usus halus dan usus besar
dengan gejala diare, disertai darah (melena), lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang,
napsu makan berkurang (anoreksia), demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (lemak
dalam feses).
B. Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan targer waktu dan hasil serta konsisten
dalam melakukan diet yang telah ditentukan lalu diseimbangkan dengan aktifitas olahraga
sehingga diet akan tetap sehat. Dan diharapkan nantinya diet akan lebih maksimal
memberikan hasil.

DAFTAR PUSTAKA

Almatzier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta. Gramedia

16
http://id.wikipedia.org/wiki/Usus
http://slaraska2.wordpress.com/usus/
http://carapedia.com/macam_macam_penyakit_usus_info2272.html
http://healthy72.wordpress.com/pelihara-kesehatan-usus-dengan-serat-vitamin-c/
http://jajanhalal.com/artikel/detail/230/cara-mejaga-kesehatan-usus-besar-anda-
Matsuo,et al. (2008). Anatomy and Physiology of feeding and swallowing-Normal and Abnormal.
NHS Choices UK (2015). Health A-Z. Dysphagia (Swallowing Problems).

17

Anda mungkin juga menyukai