Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 1

Dosen Pengampu : Ns. Nourmayansa Vidya Anggraini, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom


Disusun oleh:

Kandia Dwi Sartika P. 1710711052


Anggia Nur ‘Ardhia S. 1710711104
Ega Shafira Pradanawati 1710711108
Farras Jihan Afifah 1710711119
Lilis Dwi Septiani 1710711127
Ridha Tiomanta P 1710711128
Febby Fereza 1710711135

Keperawatan Komunitas 1 Kelas H


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
TAHUN 2019
A. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas
Kesehatan merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta
tidak sedang menderita sakit atau kelemahan.
Kesehatan komunitas merupakan sintesis dan ilmu kesehatan masyarakat
dan teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Faktor utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
adalah meningkat pengetahuan dan keterampilan keperawatan serta
membimbing dan mendidik individu , keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan, dan perilaku hidup sehat sehingga mampu
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatnnya. (Ferry Efendi, Makhfudli.
2009)
Menurut undang-undang No. 18 tahun 2014 pengertian kesehatan adalah
kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontibusi untuk komunitasnya (Kemenkumham, 2014).

B. Pengertian Komunitas
Komunitas adalah hal yang penting danfitur permanen dari pengalaman
manusia.Komunitas tempat kita tinggal dan bekerja memilikipengaruh besar
pada kesehatan dan kesejahteraan kolektif kita(World Health Organization
[WHO], 2006 ( dalam Harlinalawati, 2013 . Dan, sejak itumulai, orang telah
berusaha untuk menciptakan komunitas yang lebih sehat. Contohnya :
1. Sebelum Laporan Surgeon General yang bersejarah Merokok dan Kesehatan,
sangat umum untuk melihat orangmerokok di televisi, di tempat kerja, di
restoran, danbahkan di kantor dokter
2. Latihan mempromosikan kesehatan, dan banyak orang
menikmatimengendarai sepeda sebagai bentuk latihan rekreasi.
Komunitas sebagai sesuatu kelompok sosisal yang di tentukan batas batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa yang saling
mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat satu dengan yang
lain.Komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman
yang penting dalam hidupnya. (Harlinalawati, 2013).

C. Tujuan
Dalam melakukan pelayanan kesehatan perawat memiliki tujuan yang
penting yaitu untuk membantu melindungi kesehatan masyarakat dari ancaman
potensial di lingkungan, dan untuk membantu melindungi dan meningkatkan
kesehatan lingkungan itu sendiri, sehingga dapat hidup dan meningkatkan
kesehatan. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat mencapai tingkat
optimalnya, melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Penekanan pada kesehatan mengubah peran keperawatan kesehatan
masyarakat dari sikap reaktif menjadi proaktif. Dengan menggunakan tiga
tingkat pencegahan, keadaan sakit ini dapat segera didiagnosis dan diobati,
sehingga kesehatan populasi meningkat.Secara spesifik diharapkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

D. Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan

E. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas, baik yang sehat maupun sakit, yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.

F. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


1. Proses kelompok (group process)
2. Pendidikan kesehatan (Health promotion)
3. Kerjasama (Partnership)

G. Prinsip Keperawatan Komunitas


1. Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugiannya.
2. Autonomi
Diberikan kebebasan untuk melakukan/memilih alternative terbaik
yang disediakan untuk komunitas.
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas
komunitas.

H. Falsafah Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural dan
spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategis
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah dan paradigma keperawatan
secara umum yaitu manusia atau kemanusiaan merupakan titik sentral setiap
upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan
komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang digambarkan
sebagai berikut:
I. Perbedaan Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit/Klinik Dengan di
Komunitas
Perbedaan
NO Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1 Tempat Kegiatan Bangsal Puskesmas
perawatan klinik Rumah
Sekolah
Perusahaan-
perusahaan
Panti-panti
2 Tipe Klien yang Orang sakit Orang sehat
Dilayani Orang Orang sakit
meninggal
Orang
meninggal
3 Ruang Lingkup Kuratif Promotif
Pelayanan Rehabilitatif Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
4 Fokus/Perhatian Utama Rasa aman Peningkatan
selama sakit kesehatan
Pencegahan
penyakit
5 Sasaran Pelayanan Individu Individu
Keluarga
Kelompok
Khusus
Masyarakat

J. Tingkat Pencegahan Dalam Keperawatan Komunitas


Pencegahan berarti mengantisipasi dan menghindari masalah atau
menemukan masalah-masalah tersebut sedini mungkin untuk meminimalkan
potensi kecacatan dan kerusakan. Hal ini dipraktekkan pada tiga tingkat dalam
kesehatan komunitas: pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan
pencegahan Leavel dan Clark (dalam Harlinalawati, 2013)
1. Tahap Prepatogenesis
a. Pencegahan Primer (Primary Preventation)
Pencegahan primer menghindarkan terjadinya masalah kesehatan,
termasuk tindakan yang diambil untuk mengantisipasi sakit atau luka
yang terjadi, pencegahan ini diterapkan pada populasi yang sehat secara
umum.
Dalam tahap ini dilakukan pencegahan primer (primary preventation)
melalui dua kelompok:
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan umum dan khusus (general and specific protection)
Contoh kegiatan pencegahan primer oleh perawat komunitas seperti:
pemberian vaksinasi anak, mendorong orang lanjut usia untuk memasang
dan menggunakan perangkat keamanan (misalnya, pegangan bar dengan bak
mandi, pegangan tangan di tangga) untuk mencegah cedera akibat jatuh,
mengajarkan orang dewasa berperilaku gaya hidup sehat, sehingga menjadi
kebiasaan untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka, atau bekerja
sama dengan unit kesehatan di sekolah untuk membantu mengendalikan dan
mencegah penyakit menular seperti rubeola, polio-myclitis, atau varicella
dengan menyediakan program imunisasi rutin dan pengawasan vaksin.
Pencegahan primer melibatkan perencanaan antisipatif dan tindakan, yang
harus memproyeksikan diri ke masa depan, memenuhi kebutuhan dan
masalah potensial, dan kemudian merancang program untuk
meniadakannya, sehingga tidak pernah terjadi. Perawat komunitas
melakukan promosi kesehatan kepada kelompok individu yang memiliki
berat badan berlebih dengan cara mengikuti diet seimbang untuk
menurunkan berat badan mencegah kemungkinan defisiensi nutrisi. bahaya
merokok dan penyalahgunaan zat adalah contoh lain dari pencegahan primer.

2. Tahap Patogenesis
Dalam tahap ini dilakukan dua kegiatan pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan sekunder (secondary preventation)
Pencegahan sekunder melibatkan upaya untuk mendeteksi dan
mengobati masalah kesehatan yang ada pada tahap sedini mungkin,
ketika penyakit atau gangguan sudah ada dengan dua kelompok kegiatan
berikut.
1) Diagnosis dini dan pengobatan segera/ adekuat (early diagnosis
and prompt treatment)
2) Pembatasan kecacatan (disability limitation)
Program skrining hipertensi dan kolesterol di banyak komunitas
membantu mengidentifikasi individu berisiko tinggi dan mendorong
pengobatan dini untuk mencegah serangan jantung atau stroke. Contoh lain
adalah mendorong untuk pemeriksaan payudara dan pemeriksaan dini testis
dengan mammogram teratur, dan Pap smear untuk deteksi dini kemungkinan
kanker dan menyediakan tes kulit untuk tuberkulosis (pada bayi pada usia 1
tahun dan secara periodik sepanjang hidup, dengan peningkatan frekuensi
untuk kelompok berisiko tinggi).

b. Pencegahan Tersier (Tertiary Preventation)


Upaya pencegahan tersier untuk mengurangi tingkat dan keparahan
masalah kesehatan ke tingkat yang lebih ringan, sehingga meminimalkan
kecacatan dan memulihkan atau mempertahankan fungsi tambahan.
Contohnya termasuk pengobatan dan rehabilitasi orang setelah stroke
untuk mengurangi gangguan, program latihan pasca-mastektomi untuk
memulihkan fungsi. Banyak kelompok yang dibentuk untuk rehabilitasi dan
menawarkan dukungan dan bimbingan bagi mereka yang mengalami
pemulihan dari beberapa cacat fisik atau mental. Contohnya termasuk
Alcoholics Anonymous, setengah jalan untuk pasien psikiatrik yang
dikeluarkan dari pengaturan perawatan akut, klub ostomy, dan progam
rehabilitasi obat. Dalam praktik kesehatan masyarakat yang lebih luas,
pencegahan tersier digunakan untuk meminimalkan efek dari kondisi
masyarakat yang tidak sehat yang ada.
Penilaian kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat merupakan
bagian penting dari ketiga tingkat praktik pencegahan. Status kesehatan
harus ditentukan untuk mengantisipasi masalah dan memilih tindakan
pencegahan yang tepat. Masalah kesehatan paling efektif dicegah dengan
pemeliharaan gaya hidup sehat dan lingkungan yang sehat. Untuk tujuan ini,
praktik komunitas mengarahkan banyak upaya untuk menyediakan kondisi
hidup dan kerja yang aman dan memuaskan, makanan bergizi, dan udara dan
air bersih. bidang praktik ini mencakup bidang pengobatan pencegahan,
yang berfokus pada populasi,atau cabang praktik kedokteran yang
berorientasi masyarakat yang menggabungkan ilmu dan prinsip kesehatan
masyarakat (American Board of Medical Specialties, n.d.).

Dilansir dari situs Journal of Preventiv Medicine & Public Healt yang dimuat
Journal Implementation of Quaternary Prevention in the Korean Healthcare
System: Lessons From the 2015 Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus Outbreak in the Republic of Korea
“Medicine’s ultimate aim is to prevent disease and to promote health. The framework
of primary-secondary-tertiary prevention that was proposed by Leavell and Clark [1] in
the 1940s has been widely used to assign roles to healthcare workers in charge of various
strategies to attain this goal (Table 1). In the healthcare service system of the Republic
of Korea (hereafter Korea), public health workers are in charge of primary prevention,
that is, preventing the occurrence of diseases, while primary care physicians are in
charge of secondary prevention through the early detection of diseases that have
occurred, and medical specialists are responsible for tertiary prevention through
appropriate treatment that is designed to prevent mortality and enable the patient to
return to the community.”

“ pengobatan adalah untuk mencegah penyakit dan meningkatkan


kesehatan. Kerangka-sekunder-tersier utama pencegahan yang diusulkan oleh
Leavell dan Clark [ 1 ] di tahun 1940-an telah banyak digunakan untuk
menetapkan peran untuk petugas kesehatan bertanggung jawab atas berbagai
strategi untuk mencapai tujuan ini ( Tabel 1). pekerja kesehatan masyarakat
bertanggung jawab atas pencegahan primer, yaitu, mencegah terjadinya
penyakit. “
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Efendi dan makhfudli.2009.Keperawatan komunitas teori dan praktik dalam
keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Harlinalawati,S.kep., Ns. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi
Selatan : Pustaka As Alam.
Implementation of Quaternary Prevention in the Korean Healthcare System:
Lessons From the 2015 Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
Outbreak in the Republic of Korea (November 24, 2015)
https://doi.org/10.3961/jpmph.15.059
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia / Kemenkumham. Undang-Undang
Kesehatan Republik Indonesia, No.18 Tahun2014 Tentang Kesehatan Jiwa
(2014). Tidak dipublikasikan tersimpan dalam lembaran negara RI Tahun 2014,
Nomor 185.

Anda mungkin juga menyukai