Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun karya tulis ilmiah dengan judul
“Hadits Hasan dan Pembagiannya”.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah studi hadits sekaligus sebagai lahan untuk meningkatkan kemampuan kami dalam
menyusun karya tulis. Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan karya tulis ilmiah, terkhusus kepada ibu
Siti Masyruhah selaku dosen Studi Hadits sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini baik dari segi penyususnan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami memberi kesempatan bagi para pembaca untuk memberi
saran dan kritik positif untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
1. Imam At-Tirmidzi.................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................................... 10
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah al-qur’an dan dapat
dijadikan hujjah. Hadits juga merupakan penjelas terhadap ayat-ayat al-qur’an
sebagaimana yang dijelaskan dalam al-qur’an surat an-nahl ayat 44. Dalam hadits
terdapat pembagian dalam periwayatannya ada yang telah memenuhi syarat
diterimanya suatu hadits atau yang disebut hadits maqbul dan terdapat suatu hadits
yang tidak memenuhi kriteria dan syarat diterimanya suatu hadits atau yang disebut
hadits mardud.
Hal ini disebabkan karena terdapat keragaman orang yang menerima hadits
Rasulullah S.A.W. Kualitas sanad dan matannya para muhaditssin membagi hadits
menjadi 3 yaitu hadits shahih, hadits hasan, hadits dho’if. Ulama yang membagi
hadits menjadi 3 adalah imam tirmidzi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Hadits Hasan ?
2. Bagaimana klasifikasi Hadits Hasan ?
3. Bagaimana kedudukan hadits hasan dan hadits shahih dalam berhujjah ?
4. Apa saja kitab-kitab yang mengandung hadits hasan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hadits hasan.
2. Menjelaskan klasifikasi hadits hasan.
3. Mengetahui kedudukan hadits hasan dan hadits shahih dalam berhujjah.
4. Mengetahui kitab-kitab yang mengandung hadits hasan.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi1 hadits hasan menurut imam at-tirmidzi ialah tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak
terdapat perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat keganjalan dan hadits itu
diriwayatkan tidak hanya lewat satu jalan saja (mempunyai banyak jalan) yang sepadan
dengannya.
2
Syarat-syarat hadits yang dapat disebut sebagai hadits hasan hampir sama dengan hadits shohih,
yaitu ;
1. Sanadnya bersambung
2. Diriwayatkan oleh rawi yang adil
3. Diriwayatkan oleh rawi yang hafal (dhobith)
4. Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang tingkat dipercayanya lebih tinggi atau
al-qur’an
5. Tidak terdapat cacat
Perbedaan hadits shahih dan hadits hasan terletak pada kedhobithannya. jika hadits
shahih tingkat kedhobithannya tinggi maka hadits hasan tingkat kedhobithannya berada
dibawahnya. Adapun kekuatan hukumnya hadits hasan sama seperti hadis shahih dalam
pemakaiannya sebagai hujjah, walaupun kekuatannya lebih rendah dibawah hadits shahih.
1
Al-Qathan, Manna. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Timur: Pustaka al-kautsar
2
Alawi Al- Maliki, Muhammad. 2006. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semua ahli fikih, ahli hadits, dan ahli ushul fikih menggunakan hadits hasan sebagai hujjah.
Contohnya ; “sesungguhnya pintu-pintu surge berada dibawah naungan pedang”.
Hadits hasan terbagi3 menjadi hadits hasan li dzatih dan hadits hasan li ghairih. Hadits
hasan yang memenuhi syarat-syarat hadits hasan disebut hadits hasan li dzatih. Syarat untuk
hadits hasan adalah sebagaimana syarat hadits shahih, kecuali bahwa perawinya hanya termasuk
kelompok keempat shaduq atau istilah lain yang setaraf dengan tingkatan tersebut.
Adapun hasan li ghairihi adalah hadits dhoif yang bukan dikarenakan perawinya peluoa,
banyak salah dan orang fasik, yang mempunyai mutabi’ dan syahid. Hadits dhoif yang karena
rawinya buruk hafalannya (su’u al-hifdzi), tidak dikenal identitasnya (mastur) dan mudallis
(menyembunyikan cacat) dapat naik derajatnya menjadi hasan li ghairihi karena dibantu oleh
hadits-hadits lain yang semisal atau semakana karena banyak rawi yang meriwayatkannya.
Kebanyakan para ulama bersepakat untuk menggunakan hadits shahih dan hadits hasan
sebagai hujjah. Disamping4 itu juga mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat digunakan hujjah
jika memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima. Sifat-sifat yang diterima itu ada yang tinggi,
menengah dan ada juga yang rendah. Hadits yang sifat dapat diterimanya rendah adalah hadits
hasan.
Hadits-hadits yang mempunyai sifat dapat diterima sebagai hujjah disebut hadits maqbul. Hadits
maqbul ialah hadits yang telah sempurna syarat-syarat penerimaannya. Syarat-syarat penerimaan
3
https://www.tongkronganislami./net/hadis-hasan/
4
Al-Qathan, Manna. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Timur: Pustaka al-kautsar
hadits menjadi hadits yang maqbul berkaitan dengan sanadnya yang tersambung, diriwayatkan
oleh rawi yang adil dan dhabit, dan dari segi matan yang tidak syadz dan tidak terdapat illat.
Sedangkan hadits yang tidak mempunyai sifat yang dapat diterima disebut hadits mardud. Yang
termasuk hadits mardud adalah segala macam hadits dhoif. Hadits mardud tidak dapat diterima
sebagai hujjah karena terdapat sifat-sifat tercela pada rawi-rawinya atau sanadnya. Adanya
kekurangan pada perawinya disebabkan oleh ketidak adilan maupun hafalannya, yakni terbagi
menjadi6 ;
5
Solahudin dan Agus Suryadi. 2008. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka setia
6
https://mufdil.wordpress.com/2009/08/06/hadits-maqbul-dan-hadits-mardud/
Selain kekurangan pada perawinya, kedhoifan suatu hadits bisa juga terjadi karena kelemahan
pada matan dan juga pada sanadnya yang tidak bersambung.
1. Imam At-Tirmidzi8
Muhammad bin ’isa bin Saurah bin musa as-sulami at-tirmidz adalah seorang ahli hadits.
Ia pernah belajar hadits dari imam Bukhari. Ia menyusun kitab sunan at-tirmidzi dan al-
ilal. Beliau lahir pada tanggal 1 januari 824 m atau pada tahu 209 H di sebuah daerah
bernama tirmidz dan wafat pada tahun 892 m. Jami’ at-tirmidz dikenal dengan sunan at-
tirmidzi merupakan sumber untuk mengetahui hadits hasan.
2. Sunan Abu Dawud9
Sunan Abu Dawud merupakan kitab koleksi hadits yang disusun oleh Imam Abu Dawud
yang merupakan salah satu dari kutubut tis’ah. Sunan Abu Dawud terbagi menjadi
beberapa kitab, dimana tiap kitab terdiri dari beberapa bab. beberapa judul bab
menunjukkan fiqih Imam Abu Dawud terhadap hadits-hadits yang termuat didalamnya.
Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani (817/202 H- meninggal di Basrah ;
888/16 syawal 275 H ; umur 70-71 tahun) adalah seorang perawi hadits yang
mengumpulkan sekitar 50.000 hadits lalu memilih dan menuliskan 4.800 diantaranya
dalam kitab sunan abu dawud.
3. Sunan Ad-Daruquthi
Al- Imam Al-Hafidz Abu Al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ud bin
An-Nu’man bin Dinar bin Abdullah Al-Baghdadi atau lebih dikenal dengan Ad-
Daruquhtni lahir di daar al-quthn, Baghdad, Irak pada tahun 385 H adalah seorang ulama
7
‘Itr, Nuruddin. 2017. ‘Ulumul Hadits (manhaj an-naqd fii ‘uluum al-hadits). Bandung: Remaja
Rosdakarya
8
https:// muslim.or.id/21590-biografi-imam-at-tirmidzi.html
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud
dibidang qiraat, hadits, bahasa arab, dan sastra serta memiliki 385 karya dan 40
diantaranya dibidang hadits. Beliau banyak mendengar hadits dan banyak mengarang
kitab dalam bidang hadits, beliau terkenal sebagai imam di masanya dalam jarh wat
ta’dil. Ia mempunyai kitab yang bernama al-ilzamat yang merupakan kitab al-istidrak
bagi shohih al-bukhori dan shohih muslim. Ia juga mempunyai kitab yang bernama as-
sunan yang telah dicetak bersama sama ta’liqat dan juga mempunyai kitab yang bernama
al-illal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang adi,
kurang sedikit ke-dhobitannnya, tidak ada keganjilan dan tidak ada ilat. Hadits hasan
terbagi menjadi 2 yaitu hadits hasan li dzatihi dan hadits hasan li ghoirihi. hadits hasan
dapat dijadikan sebagai hujah meskipun kualitasnya dibawah hadits shahih. disamping itu,
ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat digunakan sebagai hujjah
bilamana memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima. Kitab-kitab yang mengandung hadits
hasan diantaranya ; jai’ at-tirmidzi, sunan abu dawud, dan sunan ad=daruqthni.
B. Saran
Demikian makalah Ini kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi para pembaca umumnya. penyusun menyadari bahwa mkalah ini jauh
dari kesempurnaan, mka dari itu kam mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Solahudin dan Agus Suryadi. 2008. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka setia
Al-Qathan, Manna. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Timur: Pustaka al-kautsar
Alawi Al- Maliki, Muhammad. 2006. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
‘Itr, Nuruddin. 2017. ‘Ulumul Hadits (manhaj an-naqd fii ‘uluum al-hadits). Bandung: Remaja
Rosdakarya
https://www.tongkronganislami./net/hadis-hasan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud
https:// muslim.or.id/21590-biografi-imam-at-tirmidzi.html
https://mufdil.wordpress.com/2009/08/06/hadits-maqbul-dan-hadits-mardud/