Anda di halaman 1dari 3

Perusahaan dagang memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi untuk

di jual kembali. Perusahaan ini hanya melakukan penjualan kembali dan mengambil selisih
penjualan sebagai keuntungan bisnis. Perusahaan manufaktur memperoleh produk yang dibuat
dari bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi. Sedangkan perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan barang untuk di pasarkan. Tetapi produk mereka bersifat tidak berwujud
seperti perusahaan dagang atau manufaktur. Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka.
Sehingga dalam pencatatan akuntansi mereka hanya akan terlihat pada bagian persediaan dan
pembelian saja. Dengan kata lain dapat kita ringkas sebagai berikut.
Perusahaan
Perusahaan Dagang Perusahaan Jasa
Manufaktur

– Bahan Baku
– Persediaan dalam
proses produksi
Persediaan Barang Dagang – Persediaan bahan Tidak memiliki persediaan
pembantu
– Persediaan barang
jadi

Langsung dimasukkan dalam


Pembelian Ada Ada
peralatan atau perlengkapan

Ada harga pokok Ada harga pokok Tidak ada harga pokok
Harga
penjualan (HPP) penjualan (HPP) penjualan (HPP)

Akuntansi Tidak ada akuntansi


Ada akuntansi biaya Tidak ada akuntansi biaya
Biaya biaya
Pada perusahaan jasa, proses penjualan dan produksi jasa berlangsung ketika ada kesepakatan
antara perusahaan dan konsumen. Oleh karena itu, dari sudut pandang akuntansi hanya ada dua
transaksi utama pada perusahaan jasa, yaitu transaksi administratif dan penjualan jasa. Adapun
tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah sebagai berikut.
1. Pencatatan, terdiri atas penjurnalan dan pemindahbukuan (posting).
2. Pengikhtisaran (ringkasan), tahap ini dilakukan setelah tahap pencatatan selesai dilakukan.
Pada tahap ini dibuat ringkasan dari pengaruh seluruh transaksi keuangan yang terjadi selama
periode yang bersangkutan. Ringkasan tersebut terlihat dalam saldo akhir dari setiap akun buku
besar. Selanjutnya, saldo setiap akun tersebut dicatat dalam dokumen tersendiri yang disebut
neraca saldo (trial balance). Kegiatan akuntansi yang dilakukan pada tahap pengikhtisaran
meliputi penyusunan neraca saldo, pembuatan jurnal penyesuaian, penyusunan kertas kerja
(neraca lajur), pembuatan jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan,
3. Pembuatan Laporan Keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, dan laporan arus kas.
Kemudian muncul kasus yang terkadang membuat orang bingung, misalnya, bagaimana dengan
perusahaan jasa perawatan wajah atau salon yang juga menjual produk-produk kecantikan? Itu
mudah saja, Anda tinggal memasukkan apa yang menjadi bagian dari perusahaan dagang ke
perusahaan jasa tersebut. Menggabungkan biaya yang timbul dan melakukan perhitungan harga
pokok penjualan. Dan untuk hasil dari jasa perawatan wajah tentunya harus memiliki pos
terpisah sehingga dalam bisnis tersebut ada 2 penghasilan yaitu hasil penjualan barang dan
pendapatan jasa perawatan.

Sedangkan setiap hasil penjualan barang dagangan pasti memiliki pokok nilai
beli yang sudah dijual. Beberapa komponen mengenai cara menghitung
hpp diantaranya :
1. Persediaan Awal Barang Dagangan
Ketersediaan awal barang dagangan yang tersedia di awal periode atau tahun
buku berjalan, Saldo persediaan awal barang dagangan terdapat dalam neraca
saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahum
sebelumnya.

2. Persediaan Akhir Barang Dagangan


Persediaan akhir barang dagangan menjadi sebuah persediaan barang dagangan
yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan
ini biasanya bisa anda ketahui pada data penyesuaian perusahaan pada akhir
periode.

3. Pembelian Bersih
Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan
perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian
barang kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi
dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan


Masih ada beberapa komponen lain dalam menghitung Harga Pokok Penjualan
diantaranya biaya angkut, retur pembelian, potongan pembelian, dan lain
sebagainya.

Namun komponen-komponen tersebut tidak menjadi masalah dalam


perhitungan Harga Pokok Penjualan. Apabila tidak terdapat biaya angkut, retur
pembelian, potongan pembelian, dan sebagainya maka Harga Pokok Penjualan
masih tetap bisa dhitung.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan sebagai berikut :


HPP = Barang tersedia untuk dijual – Persediaan Akhir

Keterangan :
Barang tersedia untuk dijual = Persediaan Barang dagangan awal + Pembelian
bersih

Pembeliaan bersih = (Pembelian + biaya angkut pembelian ) – (ReturPembelian+


Potongan Pembelian)

Cara lain dalam menghitung Harga Pokok Penjualan :


1. persediaan barang dagangan awal (+)
2. pembelian barang dagangan (+)
3. beban angkut pembelian (+)
4. retur pembelian dan pengurangan harga (–)
5. potongan pembelian (–)
6. persediaan barang dagangan akhir (–)
Contoh Soal Harga Pokok Penjualan
PD Dwi Tirta, Lampung per 31 Desember 2011.
Persediaan barang dagangan (awal) Rp 10.000.000,00
Pembelian Rp 70.000.000,00
Retur pembelian dan PH Rp 1.000.000,00
Potongan pembelian Rp 2.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir) Rp 12.000.000,00

Ditanya : Hitunglah HPP?

Persediaan barang dagangan (awal) Rp 10.000.000,00 (+)


Pembelian Rp 70.000.000,00 (+)
Retur pembelian dan PH Rp 1.000.000,00 (–)
Potongan pembelian Rp 2.000.000,00 (–)
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+)
Persediaan barang dagangan(akhir) Rp 12.000.000,00 (–)

Harga Pokok Penjualan Rp 66.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai