Ringkasan :
I. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bersama, perbankan sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat, komprehensif, dan
mencerminkan kinerja Bank secara utuh. Salah satu syarat dalam rangka penyajian laporan keuangan
yang akurat dan komprehensif, laporan keuangan dimaksud harus disajikan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku.
Dalam rangka memelihara kelangsungan usahanya, Bank perlu tetap mengelola eksposur risiko kredit
pada tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kualitas aset dan tetap melakukan
penghitungan penyisihan penghapusan aset.
Selanjutnya tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi perekonomian global dapat mempengaruhi kondisi
dan kinerja perbankan nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan langkah-langkah antisipasi untuk
menjaga dan melindungi kondisi perbankan.
Selain itu, ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aset telah mengalami beberapa kali
penyesuaian dan juga berkaitan dengan ketentuan-ketentuan Bank Indonesia lainnya sehingga perlu
dilakukan harmonisasi agar implementasi atas ketentuan-ketentuan dimaksud dapat dilaksanakan
dengan baik.
II. Pokok-pokok Ketentuan
Ketentuan ini merupakan penyempurnakan dari ketentuan kualitas aset sebelumya yaitu PBI No.
7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagimana
diubah terakhir kali dengan PBI No. 11/2/PBI/2009. Adapun penyempurnaan ketentuan dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan cadangan berlaku untuk kelonggaran tarik kredit baik yang bersifat committed
maupun uncommitted namun cadangan yang dibentuk hanya cadangan khusus yaitu untuk
kelonggaran tarik kredit yang memiliki kualitas non lancar.
2. Bank dengan status dalam pengawasan khusus (special surveillance) tidak lagi menjadi
kriteria penilaian kualitas penempatan antar bank yang digolongkan macet.
3. Penilaian kualitas kredit dan penyediaan dana lainnya untuk debitur UMKM posisi bulan
Agustus sd Januari mengacu pada penilaian TKS posisi bulan Juni. Sedangkan penilaian kualitas
kredit dan penyediaan dana lainnya untuk debitur UMKM posisi bulan Februari sd Juli mengacu
pada penilaian TKS posisi bulan Desember tahun sebelumnya. Hasil penilaian pengawas yang
diberitahukan BI kepada Bank disampaikan pada prudential meeting.
4. Deposito yang diakui sebagai agunan tunai hanya dapat disimpan pada Bank penyedia dana.
5. Kriteria Prime Bank adalah AA- berdasarkan penilaian S & P; Aa3 berdasarkan penilaian
Moody’s; AA- berdasarkan penilaian Fitch.