Anda di halaman 1dari 2

Beberapa Pengalaman Van Bruinessen dengan Gus Dur

Posted by Redaksi on May 24, 2011 | Leave a Comment

Peneliti NU asal Belanda Martin van Bruinessen memiliki


banyak pengalaman akan beberapa aspek luar biasa dari Gus Dur. Meskipun demikian, ia memaknainya sebagai
bagian dari kecerdasan luar biasa yang dimiliki oleh Gus Dur.

“Gus Dur seorang yang sangat rasionalis, tetapi disisi lain, ia juga sangat percaya macam-
macam hal yang tidak masuk akal secara bersamaan. Ia wali gaya Jawa, bukan gaya Timur Tengah, yang
nyeleh, memiliki ilmu ladunni, bisa mengetahui yang orang lain tidak tahu,” katanya ketika ditemui NU Online
di gedung PBNU, Sabtu (20/5).

Dari beberapa kali diskusi yang dihadiri oleh Gus Dur, ia sering melihat Gus Dur tertidur, tetapi kemudian ia
bangun sebenar dan melontarkan pertanyaan yang pas, yang lebih cerdas dari pertanyaan orang lain yang
menyimak dengan tekun.

Suatu kali, ia juga pernah meminta Gus Dur untuk memberi kata pengantar buku yang ditulisnya. Waktu itu
Gus Dur sudah buta, dan ia yakin, tidak ada orang yang membacakan buku tersebut untuk Gus Dur sebagai
bahan dalam menulis kata pengantar, tetapi ia mampu menulis kata pengantar yang isinya persis seperti yang
dimaksud dalam kandungan buku tersebut.

“Penjelasan saya, ia orang yang sangat cerdas, punya daya ingat luar biasa,” paparnya.

Sebagai gambaran atas kecerdasan Gus Dur, ia mengungkapkan, dalam kunjungannya ke berbagai pesantren di
Jawa, Gus Dur bisa mengingat nama-nama yang ia datangi sampai hal-hal yang detail dan tidak pernah salah. Ia
selalu dengan akrab menanyakan aspek keluarga dari para kiai sehingga hubungannya menjadi sangat intim dan
pribadi

Bruinessen berpendapat, Gus Dur merupakan produk budaya masyarakat Jawa yang memang menyukai aspek
mistis. Ketika mengalami kebutaan, Gus Dur semakin tertarik dengan alam gaib, yang mana ia merupakan
bagian penting dari dunia tersebut.

“Saya bisa mengerti mengapa Gus Dur dianggap sebagai wali,” terangnya.

Keberadaan Gus Dur juga dianggap sebagai pelindung oleh kelompok minoritas. Mereka melihat Gus Dur
sebagai orang yang sudah dianugerahi oleh tuhan kemampuan seperti itu. Ada sesuatu diluar kemanusiaan yang
ada pada diri Gus Dur yang tidak dimiliki orang lain
Dalam masyarakat selalu ada kebutuhan yang lebih daripada manusia biasa, yang lebih dekat dengan Allah.
Banyak orang berfikir Gus Dur seperti itu.

“Gus Dur bukan tanpa kesalahan dan kelemahan, tetap ia orang baik yang membawa kebaikan dan membawa
berkah untuk orang banyak,” paparnya.

Saat menjelang reformasi ia bertemu dengan seorang China yang sangat percaya Gus Dur akan melindungi.
Mereka sendiri tidak tahu Gus Dur sendiri adalah manusia yang meminpin ormas Islam terbesar di Indonesia.

Ia juga pernah bertemu seorang pendeta Katolik yang mengatakan, Gus Dur dianugerahi kelebihan yang luar
biasa oleh Allah. Agama Katolik juga mengenal konsep kewalian.

Penulis: Mukafi Niam

Martin van Bruinessen (lahir di Schoonhoven, Utrecht, Belanda, 10 Juli 1946; umur 64 tahun) adalah
antropolog, orientalis, dan pengarang Belanda, yang telah menerbitkan sejumlah tulisan berkaitan dengan orang
Kurdi, Turki, Indonesia, Iran, Zaza, dan juga Islam.

Martin sebenarnya mencurahkan penelitian tentang orang Kurdi di Kurdistan (wilayah yang terbentang mulai
dari Turki, Irak, hingga Iran), sejak tahun 1966. Orang Kurdi adalah kisah tentang bangsa yang terpinggirkan.
Tetapi, karena meneliti orang Kurdi itulah ia dicekal di tiga negara tersebut. Namun dia masih bisa bebas
keluar-masuk Turki, walaupun dalam jangka yang tidak lama. Martin sebenarnya juga bekerja di proyek
pengembangan desa di Afganistan, tetapi gagal karena invasi Uni Soviet pada tahun 1982.

Sebelumnya pada tahun 1981, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) memberinya
beasiswa sebagai peneliti muda tentang Islam di Indonesia. Martin juga sempat menjadi dosen tamu untuk
mengajar sosiologi agama di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan konsultan metode penelitian di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Martin mengajar bahasa Kurdi dan Turki di Universitas Utrecht sejak tahun 1994. Dia juga menulis dan
meneliti beberapa masalah mengenai penyebaran Islam di Indonesia.

[sunting] Pekerjaan
← Guru Besar Studi Kurdi Universitas Utrecht, Belanda
← Pendiri International Institute of the Study of Islam in Modern Wolrd (ISIM) (1998)
← Professor Studi Kurdi di Freie Universität (Universitas Bebas) Berlin (1996-1997)
← Dosen tamu pascasarjana di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1991-1993)
← Konsultan metode penelitian di LIPI (1986-1990)
← Penelitian di Bandung (1983-1984)
← Guru Matematika (1971-1972)

Anda mungkin juga menyukai