Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel
darah terdir dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosi Volume darah secara keseluruhan adalah
satu per de belas berat beban atau kira-kira lima liter. Sekitar Sso. adalah plasma darah, sedangkan 45%
sisanya terdiri das sel darah. Plasma darah merupakan cairan darah vane berwarna kekuning - kuningaan,
yang mengandung 91 % air , sari - sari makanan, garam garam mineral, sisa. sisa metabolisme ,dan
protein darah: albumin, globulin dan fibrinogen. Fungsi plasma darah untuk mengatur tekanan osmosis
darah, membawa zat - zat makanan ke seluruh tubuh,dan mengangkut sisa metabolisme dari jaringan
tubuh. Didalam plasma darah terdapat antibody, macam antibodi berdasarkan cara kerja nya: 1. antibodi
yang menggumpalkan antigen -> presipitin 2. antibodi yang menguraikan antigen-> lisin 3. antibodi yang
menawarkan racun-> antitoksin

Sel- sel darah Sel - sel darah terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Sel darah merah ( eritrosit) : Eritrosit
merupakan bagian utama dari darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita
dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Bentuknya bikonkaf, serta berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin
(mengandung protein, zat besi, dan globin ). Oksigen terikat pada Hb ketika darah melewati paru paru
kemudian eritrosit bergeraak ke jaringan tubuh dan melepas oksigen yang selanjutnya berdifusi ke dalam
sel tubuh. 2. Sel darah putih ( leukosit ) Leukosit bentuknya tidak tetap, memiliki inti, dapat bergerak
secara ameboid,dapat menembus dinding pembuluh darah atau bersifat diapeidesis dan Leukosit
bersifat fagosit (pemakan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh). Setiap Imm3
mengandung kira - kira 6000 – 9000 sel darah putih. Leokosit terdiri dari dua macam yakni : a.
Granulosit : merupakan sel darah putih yang mempunyai sitoplasma dengan berbutir spesifik dan inti
umumnya relative besar. Terdiri atas butir neutrofil, eosinofil, basofil. Neutrofil berguna untuk

Jumlahnya mencapi menjaga masuknya bakteri 65%-75% dari jumlah seluruh leukosit. Eosinof jumlahnya
sekitar 1% - 3% dari leukosit. Jumlah eosinofil akan meningkat apabila terjadi reaksi alerg dan infeksi oleh
cacaing, misalnya oleh cacing jumlahnya paling sedikit Basofil trichinella. dibandingkan sel darah putih
lainnya (0,5%). Basofil mengandung heparin yang berdifusi kedalam darah untuk mencegah pembekuan
darah. b. Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula. Terdiri dari dua
vait • Monosit : merupakan leukosit dengan ukuran terbesar, monosit dapat membesar menjadi
makrofag (sel besar yang bersifat memekan) . Monosit sangat penting untuk mempertahankan tubuh
terhadap infeksi yang bersifat kronis, seperti TBC dan typus. • Limfosit dibedakan menjadi dua yaitu -
Limfosit B bergerak tetap di sum sum tulang belakang. Limfosit T bergerak menuju kelenjar timus 3.
Keping darah ( trombosit) Trombosit berbentuk tidak beratur dan tidak berinti. Dalam ke adan normal
Imm3 jumlahnya kurang lebih 200 rb - 300rb butir

Trombosit berperan sebagai proses trombosit pembekuan darah. Fungsi utama darah dalam sirkulasi
adalah media transportasi, pengaturan suhu, sebagai pemeliharaan keseimbangan cairan, serta
keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu
mengangkat secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya
dalam darah hanya melintas. 2.2 Centrifuge Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun
senyawa. Komponen komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat
fisika zat penyusunnya. Salah satu metode yang pemisahan sentrifugasi. Sentrifugasi ialah proses
pemisahan partikel digunakan dalam campuran adalah berdasarkan berat partikel tersebut terhadap
densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya sentrifugal maka akan terjadi perubahan
berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg (sekitar 9,8 m/s) menjadi meningkat seiring dengan
kecepatan serta sudut kemiringan perputaran partikel tersebut yang densitasnya lebih terhaday
sumbunya. Pada pemisahan, partikel partikel tinggi daripada pelarut turun (sedimentasi), dan yang lebih
ringan mengapung ke atas. Perbedaan densita yang tinggi, membuat partikel bergerak lebih cepat. Jika
tidak terdapat perbedaan densitas (kondisi isoponik). partikel tetap setimbang. Pemisahan sentrifugal
menggunakan dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di
dalam tabung atau prinsip silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut
dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya
sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel dinding tabung dan terakumulasi membentuk
endapan. partikel menuju

Ada beberapa fungsi sentrifugal dalam pemisahan bioteknologi. Ini tercantum di bawah ini : dan
padat/cair/cair (padat/cair, unakan untuk 1.Pemisahan padat/padat/cair) Sentrifugasi dapat pemisahan
padat - cair menyediakan padatan berat dari cairan. Centrifuge juga dapat digunakan untuk memisahkan
fase berat, dan dua fasa cair ringan, dengan salah satu fase ringan yang lebih ringan dari lainnya. Padatan
dapat lebih ringan dari cairan dan pemisahan adalah dengan flotasi dari fase padat terdispersi.
2.Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas digunakan untuk mengklasifikasikan Centrifuge
aplikasi adalah untuk mengklasifikasikan kristal padatan dengan ukuran yang berbeda. Salah satu

berbagai ukuran yang berbeda, dengan kehalu ukuran submikron dengan fase ringan dan hany
mempertahankan ukuran yang lebih besar pada fa berat yang dipisahkan. Salah satu dari padat
dipisahkan menjadi produk. Sebagai contoh, krista yang lebih besar dapat menjadi kristal prodak
sedangkan kristal halus yang kembali ke kristalisater untuk tumbuh kristal yang lebih besar. Aplikasi ke
yang serupa adalah untuk mengklasifikasikan ukum puing puing sel yang lebih kecil dalam fase cair d
berat produk setelah homogenisasi sel. 3.Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (Degritting).
Degritting mirip dengan klasifikasi di mana partikel yang tidak diinginkan, lebih besar atau lebih padat,
ditolak diendapan, dengan produk (lebih kecil atau kurang padat) meluap di fase cair yang lebih ringan.
Situasi lain adalah dimana partikel yang tidak diinginkan lebih kecil ditolak dalam fase cair ringan, dan
padatan berat yang berguna diselesaikan dengan fase berat. 4.Pencbalan atau menghapus konsentrasi
cair Centrifuge sering digunakan untuk berkonsentrasi fase padat dengan pengendepan dan pemadatan,
menghilangkan

fase cairan berlebih di overflow. Ini mengurangi padatan. s Pemisahan kotoran dengan mencuci atau
pengenceran volume produk dalam pengolahan berkonsentrasi (repulping) Dengan suspensi pekat yang
mengandung kontaminan seperti garam dan ion, itu diencerkan dan pencuci. Selanjutnya, suspensi
tersebut disentrifugasi cairan dicuci sehingga kontaminan dilarutkan dalam cairan dengan pencuci untuk
menghilangkan kontaminan terlarut atau padatan tersuspensi halus. Selanjutnya, produk dapat lebih
terkonsentrasi dengan sentrifugasi. Dalam bentuk yang sangat sederhana sentrifus terdiri atas sebuah
rotor dengan lubang lubang untuk meletakkan cairan wadah / tabung yang berisi cairan dan sebuah
motor atau alat lain yang dapat memutar rotor pada kecepatan yang dikehendaki. Semua bagian lain
yang terdapat pada sentrifus modern saat ini hanyalah perlengkapan yang dimaksudkan untuk
melakukan berbagai fungsi yang berguna dan mempertahankan kondisi lingkungan saat rotor tersebut
bekerja. instrumen sentrifus, rotor, dan tabung (wadah sampel). Komponen utama pada proses
sentrifugasi ialah

Sedangkan bagian yang sifatnya asesoris umuminye bergantung mengikuti aplikasi yang akan dilakukan
pad proses tersebut. Instrumen sentrifus, adalah bagian yang menjadi alat penggerak proses sentrifugasi
karen didalamnya memiliki motor yang mampu berputar da memiliki pengaturan kecepatan perputaran.
Centrifuge laboratorium yang digunakan Unu pemisahan skala kecil. Volume cairan ditangani olu
perangkat berada dalam kisaran 1-500 ml. 2.3 Teori Dasar Sistem Kontrol PID Diagram blok sistem
kontrol sederhana diberikan oleh gambar 2.2 kontrol automatik membandingkan harga yang sebenarnya
dari keluaran plant dengan harga yang diinginkan (r(t)), menentukan deviasi (e(t)), serta menghasilkan
sinyal kontrol untuk mengurangi deviasi sampai nol atau sangat kecil. Cara kontroler automatik bekerja
untuk menghasilkan sinyal kontrol disebut aksi pengontrolan.

Secara garis besar kontrol automatik dibagi dua vaitu kontroler konvensional dan kontroler cerdas.
Kontroler konvensional terdiri dari kontroler on-off, kontroler Proporsional (P), kontroler Proporsional-
Derivatif (PD), dan kontroler Proportional-Integral- Derivatif (PID). Kontroler PID merupakan kontroler
yang paling baik di dalam klasifikasi kontroler konvensional. Kontroler cerdas terdiri dari neural network,
fuzzy logic, dan algoritma genatika. Algoritma genetika merupakan jenis kontroler yang baik untuk
diaplikasikan dalam pencarian solusi sistem dari permasalahan.

Kontroler proporsional (P) merupakan kontroler dengan menggunakan penguatan murni Kp Untuk
kontroler proporsional, hubungan antara keluaran kontroler m(t) dan sinyal kesalahan penggerak e
adalah: M()-K,E(t) M(s)-K,E( s) M(S). 2-Kp E(s) Dengan M(s) dan E(s) adalah trasnform laplace dari m(t)
dan e(t) secara beruntut. Kontroler proporsional memliki karakteristik: mempercepat proses, Tidak
merubah orde proses, meningkatkan overshoot, tidak menghilangkan offset.

Aksi pengontrolan PD didefinisakn sebagai dengan persamaan sebagai berikut: de(t) m(t)=Kpe(t)+KpT dt
M(S) K,(1+Tas) E(s) Kp adalah kepekaan proporsional Dengan (penguatan) dan Ta adalah waktu derivatif
keluaran dari kontroler PD sebanding dengan laju perubahan sinyal

kesalahan penggerak sehingga aksi kontrol ini sering disebut sebagai kontrol laju (rate control). W
derivatif Ta adalah selang waktu bertambah majunja respon aksi kontrol proporsional yang disebabkan
aksi laju. Kontroler PD tidak mengubah orde proses tidak menghilangkan tidak menghilangkan offe
mengurangi osilasi keluaran, mengurangi overshoot. Aksi kontrol PI didefinisikan oleh persamaan
berikut: m(t)=K,e(1)+, e(t)dt Ti

MES) E(s) Kp(1+ banyaknya pengulangan bagian proporsional dari aksi pengontrolan per menit. Kontroler
PI mempunyai karakteristik: menghilangkan offset, mempercepat proses, Dengan T, adalah waktu
integral. Kebalikan dari waktu integral T, disebut laju reset. Laju reset adalah tetapi menimbulkan osilasi.

kendali PID (Proprotional Sistem Derivative) merupakan sistem kontroler untuk menetukan presisi suatu
sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik (feedback) pada sistem tersebut. Sistem
kendali PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol P (Proportional), I (Integral), dan D
(Derivative), dengan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya
masing-masing Integral cara dapat bekerja sendiri maupun digabung. Persama kontroler dengan aksi
gabungan diberikan ols persamaan: M(s)=K,(1+ Tds +) TIS de(t). m(t)=K,e(t)+K„T e(t)dt m(t)=K,pe(t)+ Ki
e(t)dt + Kd de( dt M(s)=(Kp + Kds +) Dengan Ki-), dan Ki-Kp + Td. Kontrol PID memiliki keunggulan
dibanding kontroler konvensional jenis lain karena karakteristik dari kontroler PID merupakan gabungan
dari karakteristik

ri kantaler kontroler yang dimiliki oleh control P kontroler PD. dan kontroler PI. pencarian dalam Ziegler-
Nichols 2.3.5 Aturan parameter kontroler PID menentukan nilai penguatan proposional Kp, waktu
integralT, dan waktu derivative Ta, berdasarkan pada Ziegler dan Nichols mengemukakan aturan dalam
karakteristik respon transien dari sebuah plant. 0. Dengan Pertama kali diset T; = oo dan Ta
menggunakan kontroler proporsional K, dinaikkan dari nol sampai mencapai nilai kritis Ker dimana
output c(t) mulai menunujukkan osilasi. Penguatan kritis Ker berpasangan dengan perioda kritis Per yang
ditentukan dari eksperimen seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Ziegler dan Nichols menyarankan bahwa ni parameter Kp T, dan Ta sesuai dengan nilai diberikan dalam
tabel dibawah ini : Berdaes Integrative derivative Rancangan diagram blok system untuk kontroler
Proportinal, Integrative dan Derivative. Sinyal step diberikan untuk set point sebesar 1000 rpm, karena
keluaran adalah data linear sebanding dengan waktu

putaran hingga diperlukan pengubah ke data actual (RPM) dengan memasukkan blok Gain. Blok ketidak
simulasinya, missal 100 putaran, keluaran sampai 100 linearan diberikan dengan asumsi sewaktu
mengubah set point. Blok Relational Operator berfungsi jika masukan Portl lebih besar atau sama
dengan set point, maka nilainya 1, dan jika data pengaturan masih lebih kecil dari set point maka
keluaran blok relational operator bernilai 0. Set point adalah E(gaya gerak listrik), keluaran tachometer
juga E(ggl) dengan keluaran blok wm(nilai RPM), maka keluaran blok set point harus menjadi besaran
E(ggl) dengan blok RPM ke E. Nilai E mengambil dari nilai pengubah tachmeter, karena tachometer juga
berfungsi sebagai pengubah RPM ke E. Nilai set point yang sudah di-set sebesar 1000 RPM merupakan
batas sinyal masukan (kecepatan) pada scope, serta pada blok controller PID, yang berfungsi untuk
mencari kecepatan motor yang ideal dengan cara mencari nilai penelaan parameter kp, ki, dank d. blok
transfer function berfungsi untuk memasukkan nilai parameter pada motor, selanjutnya masukkan nilai
kp, ki,dank d yang dimasukkan pada blok controller PID, untuk mengatur kecpatan motor.

Blok saturation berfungsi untuk membatasi keluaran ticdak melampaui kecepatan maksimum motor,
Arduino Anduino adalah platform pembuatan prototype 2.4 elektronika yang bersilat open-source
berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang fleksible dan mudah digunakan. Arduino
ditujukan bagi pera seniman, desainer, dan siapapun yang tertarik dalam menciptakan objek atau
lingkungan yang hardware yang interaktif. Arduino pada awalnya dikembangkan di lvr Italia. Nama
arduino adalah nama maskulin yang bemri teman yang kuat. Platform arduino terdiri dari arduino board,
shield, bahasa pemrograman arduino, dan arduino development environment. Arduino board biasanya
memiliki sebuah chip dasar mikrokontroler Atmel AVR ATmega8 berikut turunannya. Blok diagram
arduino yang sudah disederhanakan dapa dilihat pada gambar 2.3. shield adalah sebuah papan yang
dapat dipasang diatas arduino board untuk menambah kemampuan dari arduino board.
adalah pemrograman yang umum digunakan untuk membuat perangkat lunak yang ditanamkan pada
arduino board. Bahasa pemrograman arduino mirip dengan bahasa arduino pemrograman Bahasa
pemrograman C++, adalah environment perangkat lunak yang digunakan untuk menulis dan untuk
development Arduino Arduino arduino. meng-compile program development environment juga
digunakan untuk mng- upload program yang sudah di-compile ke memori program arduino board. 2.4.1
Arduino Uno arduino board yang Arduino Uno adalah menggunakan mikrokontroler ATmega 328.
Arduino

Uno meliki 14 pin digital (6 pin dapat digumakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebush 16 M
osilator kristal, sebuah koneksi USB, sebush konel tegangan, sebuah header 1ICSP, dan sehuah tombol
rese Arduino Uno memuat segala hal yang dibutuhkan mendukung sebuah mikrokontroler. Hanya deng
menghubungkannya ke sebuah komputer melaus t atau memberikan tegangan DC dari baterai atau
adani AC ke DC sudah dapat membuatnya bekerja. Ardui Uno menggunakan ATmegal6U2 yang diprogn
sebagai USB-to-serial converter untuk komunikasi seri ke komputer melalui port USB. Tampak atas dari
arduino Uno dapat dilihat pada gambar 2.12. Adapun data teknis board Arduino UNO R3 adailh. sebagai
berikut: Mikrokontroler : ATmega328 Tegangan Operasi : 5V Tegangan Input (recommended) : 7-12V
Tegangan input (limit) : 6-20V Pin digital I/O: 14 (diantaranya pin PWM) Pin analog input : 6 Arus DC per
pin 1/O: 40mA Arus DC untuk pin 3.3V : 150mA

Flash Memory 32KB dengan 0.5KB digunakan untuk bootloader SRAM: 2KB EEPROM: 1KB Kecepatan
pewaktuan: 16MHZ 2.5 LCD (Liquid Crystal Display) LCD adalah salah satu jenis teknologi yang telah ada
sejak tahun 1888. LCD merupakan layar digital ynag dapat menampilkan nilai yang dihasilkan oleh sensor
dan dapat menampilkan menu yang terdapat pada aplikasi yang bernana mikrokontroler dan juga dapat
menampilkan teks. Rangkaian LCD pada umumnya di buat dengan menggunakan system komunikasi
jenis parallel. Dalam hal ini tentunya akan banyak port mikrokontroler yang

dibutuhkan pada saat menggunakan LCD. Untuk dap mengkover segala jenis komunikasi atau semua
syste yang akan saling terhubung dengan mikrokontroler memerlukan penghematan port mikrokontroler.
Ada yang sanga beberapa bagian dari rangkaian LCD berfungsi. LCD dapat dilihat di gambar 2.4.

relay yang tidak menggunakan kontaktor mekanik. Solid vute relay menggunakan kontaktor berupa
komponen aktif seperti TRIAC, schingga solid state relay dapat Sotid state relay adalah relay elektronik,
yaitu dan dapat dikendalikan dengan tegangan rendah digunakan untuk mengendalikan tegangan AC
dengan voltase besar. Baik relay kontaktor biasa maupun solid state relay mempunyai keuntungan dan
kerugian. Baik keuntungan dan kerugian tersebut merupakan trade-off yang harus dipilih bagi desainer
sistem kontrol. Pada dasarnya solid sate relay merupakan relay yang dapat didiskripsikan sebagai berikut:
Mempunyai empat buah terminal, 2 buah input terminal dan 2 buah output terminal Tegangan input
dapat berupa AC atau DC Antara output dan input diisolasikan dengan system optikal Output
menggunakan keluarga thyristor, SCR, untuk beban DC dan TRIAC untuk beban AC Switching on, yang
sering disebut "firing", solid state relay hanya bisa terjadi pada saat tegangan yang masuk ke output pada
level yang sangat rendah mendekati nol volt.
Output berupa tegangan AC (50 Hz atau 60 HZ 2.7.1 blok diagram Solid state relay (SSR) 2.7.2
keuntungan dan kerugian penggunaan SSR a. keuntungan SSR : 1. pada SSR tidak terdapat bagian yang
bergerak seperti halnya pada relay. Relay mempunyai sebuah bagian yang bergerak yang disebr
kontaktor dan bagian ini tidak ada pada R Sehingga tidak mungkin terjadi "no-contacf karena kontaktor
tertutup debu bahkan karat. 2. Tidak terdapat "bounce", karena tidak terdapat kontaktor yang bergerak
pada SSR tidak terjadi "bounce" yaitu peristiwa terjadinya pantulan kontaktor pada saat terjadi
perpindahan keadaan. Dengan kata lain dengan tidak adanya "bounce" maka tidak terjadi percikan
bunga api pada saat kontaktor berubah keadaan.

3. Proses perpindahan dari kondisi "off ke kondisi "on" atau sebaliknya sangat cepat hanya
membutuhkan sekitar 10us sehingga SSR dapat mudah dioperasikan bersama-sama dengan dengan
"zero-crossing detector". Dengan kata lain operasi kerja SSR dapat disinkronkan dengan kondisi "zero-
crossing detector". 4. SSR kebal terhadap getaran dan goncangan. biasa yang Tidak seperti relay mekanik
kontaktormya dapat dengan mudah berubah bila terkena goncangan atau getaran yang cukup kuat pada
body relay tersebut. 5. Tidak menghasilkan suara "klik", seperti relay pada saat kontaktor berubah
keadaan. 6. Kontaktor output pada SSR secara otomatis "latch" sehingga energi yang digunakan untuk
aktivasi SSR lebih sedikit jika dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk aktivasi sebuah relay.
Kondisi "on" sebuah SSR akan "di- latch" sampai SSR mendapatkan tegangan sangat rendah, yaitu
mendekati nol volt. 7. SSR sangat sensitif sehingga dapat dioperasikan dengan menggunakan level
tegangan CMOS

bahkan level tegangan L. Rangk kontrolnya sangat sederhana karena memerlukan level kontrol. 8. Masih
terdapat "couple" kapasitansi antaes dan output tetapi sangat kecil sehingga arus be antara input output
sangat kecil. Kont diperlukan pada peralatan medical memerlukan osilasi yang sangat baik. b. kerugian
SSR: 1. resistansi tegangan transien. Tegangan yang diatur atau dikontrol oleh SSR benar-benar tidak
bersih. Dengan kata lain tidak murni tegangannye berupa sinyal sinus dengan tegangan "peak a peak"
380 vpp tetapi terdapat "spike-spike" yung dihasilkan oleh induksi motor atau peralstan listrik lainnya.
"Spike" ini level tegangama bervariasi jika terlalu besar maka dapal merusakkan SSR tersebut. Selain itu
sumber- sumber "spike" yang lain adalah sambaran pe. imbas dari solenoid valve dan lain sebagainya. 2.
Tegangan drop. Karena SSR dibangun dari bahan silicon maka terdapat tegangan jatuh an tegangan input
dan tegangan output. Tegang

jatuh tersebut kira-kira sebesar I volt. Tegangan jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi daya yang
besarnya tergantung dari besarnya arus yang lewat pada SSR ini. 1. Arus bocor "leakage current". Pada
saat SSR ini dalam keadaan off atau keadaan open maka dalam kondisi in nyang ideal seharusnya tidak
ada arus yang mengalir melewati SSR tetapi tidak demikian pada komponen yang sebenamya. Besarnya
arus bocor cukup besar untuk jika dibandingkan arus pada level TTL yaittu sebesar 10mA rms. 4. Sukar
dimplementasikan pada aplikasi multi fasa. 5. Lebih mudah rusak jika terkena radiasi nuklir. 2.7.3
Rangkaian SSR

Pada SSR, switching unitnya biasanya menggunakan TRIAC sehingga SSR ini dapat mengalirkan arus baik
arus positif maupun arus negative. Walaupun demikian untuk mengontrol TRIAC digunakan SCR yang
mempunyai karakteristik gate v sangat sensitif. Kemudian untuk mengatur trigger pada SCR sendiri diatur
dengan menggunakan rangkaian transistor. Rangkaian transistor ini menjadi penguat level tegangan yang
didapat dari optocoupler. Penggunaan SCR untuk mengatur gate TRIAC karena gate SCR yang lebih
daripada gate mempunyai karakteristik TRIAC. Antara bagian input dan output dipisahkan dengan
menggunakan optocoupler dan dengan sinyal yang kecil, cukup untuk menyalakan dioda saja, maka
cukup untuk menggerakan sebuah beban AC yang besar melalui SSR. 2.8 Selenoid 2.8.1 Induksi magnetic
pada sumbu Selenoida Selenoida didefinisikan sebagai sebuah kumparan dari kawat yang diameternya
sangat kecil dibandingkan panjangnya. Apabila dialiri arus listrik, kumparan inh akan menjadi magnet
listrik. Medan selenoida tersebut

merupakan jumlah vector dari medan-medan yang membentuk selenoida tersebut. Pada gambar diatas
memperlihatkan medan magnetic yang terbentuk pada selenoida. Kedua ujung pada selenoida dapat
dianggap sebagai kutub utara dan kutub selatan magnet, tergantung arah arusnya. Kita dapat
menentukan kutub utara pada gambar tersebut adalah di ujung kanan, karena garis-garis medan magnet
meninggalkan kutub utara magnet. Jika arus I mengalir pada kawat selenoida (kumparan panjang)
berlaku: B = Ho.I.n Persamaan diatas digunakan untuk menentukan induksi magnet ditengah selenoida.
Sementara itu, untuk

mengetahui induksi magnetic diujung selenoida deng persamaan: Ho-L.n 2. Induksi magnetic (B) hanya
bergantung jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I). Medan tidak tergantung pada posisi di
dalam selenoida sehingga B seragam. Hal ini berlaku untuk selenoida hingga, tetapi merupakan
pendekatan yang baik uma titik-titik yang sebenarnya tidak dekat ke ujung. 2.8.2 Induksi magnetic pada
sumbu toroida Selenoida panjang yang dilengkungkan sehingg berbentuk lingkaran dinamakan toroida,
seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Induksi magnetic tetap berada di dalam toroida, B-Ho-1.n 2. na dan besarnya dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut: lingkaran 2ra merupakan jumlah lilitan per satuan B= Ho.L.n
Perbandingan antara jumlah lilitan N dan keliling panjang n, sehingga diperoleh: Motor AC 2.9 Motor
listrik arus bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip pengoperasian sebagai motor asinkron
(induksi) atau motor sinkron. Motor induksi adalah jenis motor dimana tidak ada tegangan eksternal
yang diberikan pada rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan
pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor
kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar. a. Rotor, motor induksi menggunakan 2
jenis rotor:

1. Rotor sangkar tupai, terdiri dari batang dilekatkan dalam penghantar tebal yang petak-petak slot
paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek ujungnya dengan alat kedua cincin hubungan
pendek. 2. Rotor belitan, yang memiliki gulungan 3 fasa, lapisan ganda dan terdistribusi. Dih melingkar
sebanyak kutub stator. Tiga fass digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung lainnya dihubungkan
ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya. b. Stator, stator
dibuat dari sejumlah stampings dan slots untuk membawa gulungan tiga fasa Gulungan ini dilingkarkan
untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometn sebesar 120 derajat.
BAB II KERANGKA KONSEP 3.1. Dalam penelitian dan pembuatan modul ini, penulis terlebih dahulu
menjabarkan kerangka konsep penelitian untuk kelancaran jalannya proses pembuatan Kerangka Konsep
Penelitian dan pengamatan yang meliputi di bawah ini:

Desain respon sistem dengan kontrol PID 3.4. Pengujian sistem dengan menggunakan kontroller PID
dilakukan dengan memasang kontroller PID yang telah dibuat untuk mengirimkan sinyal perbaikan pada
respon sistem. Untuk menemukan respon sistem yang baik, tentu diperlukan tuning nilai parameter gain
PID yaitu kp, ki, dan kd yang tepat terlebih dahulu. Pada pengujian yang dilakukan, penalaan parameter
PID dilakukan dengan menggunakan metode trial error, yaitu dengan melakukan variasi nilai parameter
kpo, ki, dan kd secara acak sehingga didapatkan hasil yang kiranya terbaik.

Dari hasil diatas yang didapat, waktu yang diperlukan kurva tanggapan sistem untuk mencapai dan
menetap dalam daerah harga akhir (biasanya 5% atau 2%).

3.5. Alat dan Bahan Alat 1. Tool Kit 2. AVO Meter Bahan : 1. Sensor TCRT5000 2. PCB 3. Kabel pelangi 4.
Solenoid lock door 5. IC Regulator 6. Resistor 7. Multiturn 8. Capasitor 9. TRIAC Q4004LT 10. Arduino
UNO 11. Relay SPDT 12. Relay DPDT 13. Push Button 3.6. Perancangan Penelitian Rancangan penelitian
menggunakan metode Pre-Eksperimental dengan jenis model alat penelitian One Group Pre Post Test
Design. ini

Perlakıran diukur Treatmen/perlakuan yang diberikan (sistem kontrol PID). O1 = Hasil ukur sebelum
diberi perlakuan 02 = Hasil ukur sctelah diberi perlakuan kontrol PID 3.7. Variabel Penelitian 3.7.1.
Variabel Tergantung Variabel tergantung yang dimaksud disini adalah TCRT5000 karena bekerja
bergantung pada hasil pendeteksian dari kecepatan motor alat centrifuge. 3.7.2. Variabel Terkendali
Variabel terkendali di sini adalah driver motor karena dikontrol atau dikendalikan oleh kontroller PID. 3.8.
Definisi Operasional Variabel Dalam kegiatan operasionalnya, variabel- variabel yang digunakan dalam
pembuatan modul, baik

variabel hebas, terikat dan kontrol memiliki fungsi-fungsi antara lain: Taliel 3.2. Definisi Operasional
Variabei Definisi Alat Ukur FHasil Narisbel Operasional Ukur Pembacaan herupa hasil pengukuran sensor
yang ditampilkan pada LCD Driver untuk menggerakkan berputaran motor istem kontroler Sensor
TCRT5000 Intern keepatan 0-4000 Rpm motor Driver Interv Motor untuk menetukan presisi suatu sistem
instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik (feedback) Teknik Analisis Data Kontroller PID
Interva 3.9 Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah menggunakan data statistik, yaitu
menggunakan pembanding untuk hasil akhir kestabilan kecepatan dalam centrifuge. 3.10. Jadwal
Kegiatan Penulis menyusun kegiatan jadwal kegiatan menurut kalender Akademik yang ada di Politeknik
Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai