Disusun Oleh:
Nama: Putri Novianti Ghassani
NIM: 43218010179
Dalam sebuah perusahaan yang dinamis sebuah pengembangan sistem merupakan suatu
tindakan yang penting untuk dilakukan, tujuannya adalah agar mekanisme atau sistem kerja
pada perusahaan tersebut menjadi lebih baik, semua aspek lebih terintegrasi pada suatu
sistem/peraturan. Titik berat pada pengembangan ini ialah bagaimana mengganti sebuah
sistem (mengembangkan) dari yang lama (konvensional) ke yang lebih baru (modern),
sebuah sistem yang lebih terintegrasi dengan perangkat komputerisasi yang lebih
memudahkan pengolahan data guna menghasilkan informasi yang berkualitas yang nantinya
berperan penting dalam pengambilan keputusan pada tingkat manajer (pimpinan) suatu
perusahaan.
1. Introduction
Dua metodologi utama pemodelan dan desain sistem informasi adalah metodologi
terstruktur (structured methodologies) dan pengembangan berorientasi obyek (object-
oriented development). Metodologi terstruktur berfokus pada pemodelan proses dan
data secara terpisah. Diagram aliran data (data flow diagram) adalah alat utama
untuk analisis terstruktur, sedangkan bagan struktur (structure chart) merupakan
alat utama untuk merepresentasikan desain perangkat lunak terstruktur.
Pengembangan berorientasi obyek memodelkan sistem sebagai sekumpulan obyek-
obyek yang memadukan proses dengan data. Pemodelan berorientasi obyek
didasarkan pada konsep class dan inheritance.
2. Literature Review
Dalam mengembangkan Sistem Informasi terdapat model yang akan digunakan oleh
seorang pengembang sistem atau Analisis sistem. Model pengembangan Sistem
Informasi merupakan suatu petunjuk acuan yang digunakan dalam pengembangan
sistem, maka itu sebagai seorang pengembang
maupun Analisis Sistem atau Programmer perlu memahami Metodologi, pendekatan,
serta model alat atau teknik penggunaan dalam mengembangkan sistem informasi,
seperti model konvensional dengan metode SDLC (System Development Life Cycle),
metode ini sangat populer dan banyak digunakan dikalangan analisis
maupun Programmer berikut merupakan tahapannya:
1. Analisis dan definisi kebutuhan. Layanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi
dengan user atau pemakai
2. Perancangan sistem dan Perangkat Lunak. Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam
sistem perangkat keras atau Perangkat Lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara umum
maupun secara keseluruhan. Perancangan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi
sistem Perangkat Lunak yang mendasar serta memasukan dalam bahasa Pemrograman
3. Implementasi dan pengujian unit. Pada tahap ini, perancangan Perangkat Lunak direalisasikan
dengan Program atau unit Program. Pengujian ini melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah
memenuhi spesifikasinya.
4. Integrasi dan pengujian Sistem. Unit Program atau Program individual diintegrasikan dan diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa kebutuhan sistem telah dipenuhi
5. Operasi dan pemeliharaan, yaitu mengoperasikan Program di lingkungannya dan melakukan
pemeliharaan. Biasanya ini merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Pemeliharaan mencakup
koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap sebelumnya, melakukan perbaikan
atas implementasi unit sistem dan pengembangan layanan sistem, dan persyaratan-persyaratan baru
ditambahkan
3. Pembahasan
Konsep sistem informasi manajemen sebenarnya telah ada sebelum komputer muncul,
yaitu dimana segala macam informasi di dalam organisasi diolah dengan cepat, teliti
dan andal. Namun, tanpa komputer konsep tersebut hanya menjadi teori. Sekarang,
dengan adanya komputer, konsepsi tersebut telah menjadi kenyataan. Susunan suatu
sistem pada dasarnya terdiri atas unit input, unit pengolah dan unit output. Input atau
masukan masuk dalam sistem melalui unit input. selanjutnya, input diproses oleh unit
pemroses dan hasilnya ditampilkan ataupun dicetak keluar melalui unit output yang di
tancap, dinyalakan dn terus menghasilkan panas sampai alat tersebut dimatikan. Disini
tidak ada cara untuk mengendalikan output.
Sistem informasi merupakan sistem konseptual yang memakai sumber daya konseptual,
data dan informasi, untuk mewakili sistem fisik yang dalam hal ini berupa perusahaan
atau organisasi. Sistem informasi membantu para manajer dan pimpinan perusahaan
atau organisasi tertentuuntuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan. Informasi
yang didapatkan merupakan bahan masukan penting bagi manajer dalam pengambilan
keputusan.
Sangat penting bagi perusahaan untuk memahami dan memiliki suatu metodologi yang
terbukti efektif dalam melakukan pengembangan, mendapatkan, mengimplementasikan
dan memelihara sistem informasi. Di dalam metodologi ini harus ada cukup
pengontrolan dengan persetujuan manajemen, peran serta pengguna, analisis yang
menyeluruh dan akurat, perancangan yang teliti, uji coba yang teliti dan menyeluruh,
implementasi dan konversi dari sistem manual atau dari sistem sebelumnya ke sistem
yang baru.
1. Suatu steering commite untuk mengarahkan dalam mengembangkan dan memperoleh sistem
informasi
2. Suatu strategic master plan yang berisi rancangan tahapan pengembangan dan implemntasi
sistem informasi dalam beberapa tahun ke depan. Tentu saja rancangan dalam beberapa tahun
ke depan ini harus sesuai dengan strategi panjang perusahaan.
3. Suatu project development plan yang menunjukkan task-task project yang sudah dikerjakan.
Tentu saja di dalamnya ada informasi mengenai siapa penanggung jawabnya, biaya dan
kapan pengerjaannya.
4. Suatu data processing schedule yang menunjukkan kapan suatu task akan dikerjakan
5. Suatu system performance measurement untuk mengevaluasi sistem. Di dalam pengukuran
ini antara lain throughput, ultilization dan response time
6. Suatu post-implementasion review yang dilakukan setelah proyek pengembangan ini selesai
untuk melihat apakah manfaat yang diharapkan sudah tercapai
Perusahaan juga dapat menggunakan suatu systems integrator untuk mendapatkan dan
mengembangkan sistem informasi bagi perusahaannya.
Untuk penggunaan systems integrators dari pihak ketiga ini perusahaan harus menyediakan
dua hal tambahan seperti di bawah ini
1. Spesifikasi yang jelas
Perusahaan harus memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai sistem informasi yang
akan dikembangkan. Makin jelas perusahaan memberikan penjelasan, makin memudahkan
sistem integrator menafsirkan dan mengerjakan apa yang menjadi harapan perusahaan.
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan
makanya disebut dengan metode tradisional atau metode klasik. Metode ini digunakan untuk
mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi.
2. Model Waterfall
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua
dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang
tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara
sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap
pendukung.
3. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah
ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui
kerjasama antara user dan analis. Prototipe juga bisa dibangun melalui
beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam
waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
5. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek
sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap
secara bertahap.
Daftar Pustaka