PJK
- Beta bloker
- +Nitrat: c/ ISDN (isosorbide dinitrat) untuk angina
- +CCB kalau ga berhasil
Cara hitung kreatinin klirens
1. Metode Jeliffe
- Umur pasien: 20-80
98−0,8 (umur−20)
- Pria: Clcr = Scr
Obat-obat nefrotoksik
No. Golongan Obat Nama Obat
1. Analgesik Naproksen
Salisilat
Fenoprofen
Ibuprofen
2. Antibiotik Tetrasiklin
Aminoglikosida
Vankomisin
Eritromisin
Rifampisin
Sulfonamide
Kolistin
Oksasilin
3. Antidislipidemia Statin
4. Asam urat Allopurinol
5. Anti-ulser H2 bloker
PPI
6. Diuretik Furosemid
Tiazid
Manitol
KONSELING ke pasien
- Yang ambil pasien sendiri atau bukan
- 3 prime question
- riwayat alergi, obat yang sedang dikonsumsi, penyakit lain yang diderita
- jadwal makan
2. Seorang pasien laki-laki 45 tahun mengeluhkan badan lemas, pusing, dan
kehilangan keseimbangan. Saat diperiksakan ke dokter dan cek lab diketahui:
- Kreatinin 2: tinggi (0,6-1,3)
- Ureum 80: azotemia (17-43)
- Hb 9,8: moderate anemia
Dokter berdiskusi dengan farmasis terkait terapi untuk pasien tersebut karena
kondisi merupakan kondisi awal pasien mengalami gangguan ginjal. Apakah saran
yang anda berikan kepada dr terkait kondisi pasien?
a. Hb: 9-10 inisiasi ESA
b. Kalau di RS langsung pake EPO iv karena EPO sc ga ada di Indonesia -> 1
minggu 3x 50-100 u/kg
c. Klo di klinik pake Fe dan asam folat biomedis tp asam folatnya jangan 400
mikro g itu mah untuk persiapan hamil
d. Tanya kondisi awal pasien, penyebab sakit ginjal ke dr
e. Dr yang ajak diskusi, dokter yang jelaskan kondisi pasien
3. Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun mengeluhkan sering merasa sesak, lemas,
bengkak pada kaki dan cepat lelah. Pasien didiagnosa mengalami MI dan dari data
yang dimiliki pasien:
- TD 140/90: pra hipertensi pada pasien MI karena target TD pada pasien
jantung adalah 140/90
- HR 50: bradikardia (60-100x)
- LDL 90: normal (<130)
- HDL 60: normal (30-70)
- Kolesterol 160: normal (125-200)
- TG 100: normal (pria: 40-160)
- INR 1,2: rendah (normal pd org normal 1,1 normal pada org penyakit
jantung 2-3)
INR darah kental
INR darah encer
- PtINR 17s: tinggi (10-12 s)
ptINR cepat berkoagulasi
ptINR lambat berkoagulasi
Apakah saran terapi yg harus disampaikan ke dr?
a. Pasien memiliki darah yang kental namun lambat untuk berkoagulasi
sehingga diperlukan obat anti-koagulasi yang dapat mengencerkan darah
namun tidak menyebabkan pendarahan hebat karena waktu untuk koagulasi
lambat.
b. Penggunaan antikoagulan diperlukan data INR dan ptINR untuk pertimbangan
pemilihan obat
c. Antikoagulan memiliki mekanisme sebagai pencegah terbentuknya
koagulasi, sedangkan anti-platelet sebagai penghambat agregasi platelet
d. Dipilih antikoagulan baru yg efeknya tidak terlalu kuat: rifaroksaban,
fondaparinux, dapigatran
e. Pra hipertensi: ACEI/ARB
f. ACEI: Captopril diminum saat perut kosong -> 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan -> dosis 6,25 mg untuk remodelling
g. Bengkak pada kaki: diuretik -> furosemid
h. Sesak, lemas, cepat lelah -> HR turun -> bradikardia -> remodeling jantung
jadi bentuk jantungnya berubah karena penebalan otot jantung
i. Patofis MI: arterosklerosis -> hambat pembuluh darah di jtg -> hipoksia ->
nekrosis jaringan yg tidak terkena O2 -> MI
SHIFT C
4. Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun mengeluhkan sering merasa sesak, lemas,
cepat lelah dan beberapa kali pingsan. Diketahui bahwa pasien sudah 3 tahun
mengalami aritmia dari data yang dimiliki pasien:
- TD 120/90: tinggi diastole (120/80)
- HR 50: bradikardia (60-100x)
- LDL 110: normal (< 130)
- HDL 50: normal (30-70)
- Kolesterol 160: normal (125-200)
- TG 100: normal (pria: 40-160)
Pasien mengonsumsi obat:
- Candensartan 8 mg 1 dd 1: ARB
- Clopidogrel 1 dd 1: anti-platelet
- Bisoprolol 5 mg 1 dd 1: beta bloker
- Furosemid 1 dd ½: diuretik
Apa yang harus didiskusikan dengan dr terkait keluhan pasien?
- Patofis: remodeling jtg -> otot jantung mengeras -> resiko
tromboembolisme -> resiko tinggi stroke
- Bisoprolol harus dihentikan dengan dosis bertahap, dikarenakan pasien
mengalami aritmia bradikardia yang dilihat dari HR nya yang rendah.
Mekanisme kerja bisoprolol adalah beta bloker yang dapat menurunkan
HR sehingga apabila telah terjadi bradikardi dan HR diturunkan kembali
maka akan timbul gejala tersebut
- TD high normal w/ aritmia-> ACEI/ARB + beta bloker + DHP CCB + diuretic
- Candensentran dan Furosemid
- +Clopidogrel dalam aritmia bisa digunakan untuk anti-aritmia, cegah
tromboembolism dan cegah stroke. Lebih baik dikombinasikan dengan
aspirin dikarenakan lebih efektif) tp jika alergi terhadap aspirin, maka
clopidogrel saja
6. Pasien laki2 45 th, badan pegal, nyeri otot, sakit pinggang. Cek lab:
- Kreatinin 1,8: tinggi (0,6-1,3)
- Urea 60: azotemia (17-43)
Dr diskusi dg farmasi terkait terapi hemodialisa. Pasien riwayat jtg dg obat2:
- Clopidogrel 1 dd 1
- Simvastatin 20 mg 1 dd 1
- Amlodipin 5 mg 1 dd 1
- Bisoprolol 2,5 mg 1 dd 1
Apa hal2 yg harus didiskusikan pada dr terkait kondisi pasien?
- Gejala badan pegal, nyeri otot, sakit pinggang -> rabdomiolisis
- Rabdomiolisis: otot rangka rusak -> serat mati -> protein otot myoglobin
masuk ke dalam urin -> urin seperti teh
- Myoglobin dapat memicu gagal ginjal
- Etiologi: Statin, eritromisin (gol. Makrolida), siklosporin, ezetimibe ->
alternative kalau mau ttp pake statin -> ator-fluvas-pravas-rosuvas yg tidak
terlalu dimetabolisme di CYP p450-3A4
- ES statin: myalgia sampai rabdomiolisis -> myotoxic
SHIFT D
7. Seorang pasien perempuan 45 tahun menebus resep ulang berisi:
- spironolakton 100 mg 1 dd 1: diuretik hemat kalium
- diltiazem 1 dd 1: DHP CCB -> KI beta bloker
- clopidogrel 1 dd1: anti-platelet
- gemfibrozil 1 dd 1: fibrat, untuk hiper TG
- Pasien merasa cepat lelah, jantung berdebar, sering sesak.
- Nilai saturasi oksigen 90%: rendah (95 – 100%)
- HR 90x: normal (60-100x)
- RR 30x: tinggi (12-20x)
- K 6 mmol/L: tinggi (3,5-5,3)
- Na 140 mmol/L: normal (135-145)
- TG 150: tinggi (35-135)
- HDL 65: normal (30-70)
- LDL 100: normal (<130)
- TD 120/90: tinggi diastol
Riwayat gangguan jantung, dr minta pertimbangan apoteker, hal disarankan?
- Dosis spironolakton sangat tinggi -> 100 mg
- Spirono > 50 mg sebabkan hiperTG
- ES: hyperkalemia, hyponatremia -> mekanisme spirono -> hemat kalium
(retensi K) -> tingkatkan ekskresi Na
- Karena resep sudah berulang berarti pasien sudah lama mengonsumsi obat
tsb -> turunkan dosis dan naikan perlahan