Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Integrasi Nasional Indonesia


Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen pengampu : Dr. Yasin, M. Si

Di Susun Oleh :
Zuhria Iyonu (1924008)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terpisah-pisah dari segi lingkungan geogarfisnya yang
terdiri dari pulau-pulau dari yang terbesar sampai ke pulau yang terkecil. Dari segi wilayah
Indonesia dapat dibagi dua yaitu Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Kenyataan semacam
ini yang menyebabkan NKRI terdiri dari berbagai aspek budaya yang berbeda. Baik dari suku,
ras, bahasa dan agama yang berbeda-beda. Dari hal ini tergambar jelas tentang bagaimana
upaya yang akan kita lakukan untuk mempersatukan perbedaan ini menjadi suatu kesatuan
yang utuh tanpa mengilangkan keasliannya. Suatu negara tidak mungkin bisa
mempertahankan integrasinya jika kelompok yang ada di dalamnya tidak bersatu.

Suatu negara membutuhkan persatuan untuk membangun bangsanya yang dinamakan


integrasi nasional. Dengan membangun integrasi, negara dapat memperkokoh persatuan
dan kesatuannya. Dapat dikatakan integrasi sebagai salah satu tolak ukur pembentukan
suatu bangsa yang majemuk atau plural. Jika hal semacam ini tidak dilakukan, dengan
sendiri kita akan mudah goyah dan rutuh seiring perkembangan zaman. Setiap individu
dituntut untuk bekerja sama tanpa melihat perbedaan dari segi suku, bahasa, dan budaya.
Individu juga harus mengedepankan kepetingan umum sebelum kepentingan pribadi.

Konsep integrasi pada dasarnya sejalan dengan kondisi Indonesia pada saat ini ketika konflik
antar etnik, antara daerah, antara agama,suku, partai politik, antar pelajar, serta konflik
lainya yang mengatasnamakan kepentingan sendiri diberbagai daerah yang ada di
Indonesia. Persoalan-persoalan seperti ini tentu tak lepas dari perhatian kita sebagai bagian
dari Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya sebagai bangsa yang aman. Memang
pada pelaksanaannya sangat sulit mempersatukan atau mengintegrasikan suata masyarakat
yang majemuk seperti bangsa Indonesia. Kita juga harus menyadari bahwa konflik karena
suatu perbedaan tidak akan pernah selesai secara sepenuhnya dan bukan berarti kita pasrah
pada kenyataan ini. Untuk itu integrasi perlu diupayakan lebih lanjut untuk membangun
Indonesia yang lebih baik.

Pada makalah ini saya akan membahas beberapa hal yang terdiri dari subtema berkaitan
dengan strategi integrasi dan integrasi nasional di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Integrasi Nasional

Integrasi nasional terdiri dari istilah integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa
Inggris” integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) integrasi berarti pembaruan dan penyatuan
sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Berintegrasi artinya berpadu atau
bergabung menjadi satu kesatuan yang utuh. Secara antropologis integrasi nasional berarti
proses penyesuaian di antara unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai unsur
keserasian dalam kehidupan bermasyarakat. Saafroedin Bahar ( 1997) menyatakan bahwa
intregasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya . Mengintegrasikan berarti membuat atau menyempurnakan
dengan jalan menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah. Sedangkan menurut
Howard Wringgisn( 2016: 152) integrasi adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat
kecil yang jumblahnya banyak menjadi suatu kesatuan bangsa.

Tentang integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi, yaitu:

a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.

b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat


di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial
budaya masyarakat tertentu.

c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang


diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.

d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara ketertiban sosial.

e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima
demi mencapai tujuan bersama.
2. Jenis-jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan istilah integrasi
politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik adalah penyatuan
masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni:

1. Integrasi bangsa

Integrasi bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu
kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional. Ini dilakukan untuk
membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah.

Contoh : Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, kebudayaan dan agama yang
berbeda namun berintegrasi dalam suatu wilayah yang membentuk negara Indonesia

2. Integrasi wilayah

Integrasi wilayah yaitu pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit
sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat
tertentu.

Contoh : Negara Indonesia berkuasa atas wilayah dari Sabang sampai Merauke dengan
batas-batas wilayah yang telah ditentukan.

3. Integrasi nilai

Integrasi nilai, yakni adanya persetujuan atau konsensus terhadap nilai- nilai bersama yang
diperlukan untuk memelihara nilai sosial.

Contoh : Masyarakat Indonesia bersepakat bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang mampu menyatukan keberagaman bangsa.

4. Integrasi elit-massa

Integrasi elit- massa adalah kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan
yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat.

Contoh: Adanya komunikasi yang terjalin dengan seorang bupati atau kepala desa dengan
masyarakatnya.

5. Integrasi tingkah laku

Integrasi tingkah laku, yakni kemampuan orang-orang di dalam masyarakat untuk


berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dan yang bermanfaat.

Contoh: Orang-orang yang mempunyai modal dan membuka suatu usaha lalu bekerja sama
dengan orang lain di bawah manajemen yang sama.
3. Strategi Integrasi
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang baik, ada beberapa
strategi ditempuh, yaitu:

1. Strategi Asimilasi

Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.

2. Strategi Akulturasi

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi
ini. Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal,
walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu besar.

3. Strategi Pluralis

Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam


masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan
memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk
hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan
integrasi nasional negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam
negara, baik suku, agama, budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh
dan berkembang, serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat.
4. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang dan negara yang
majemuk termasuk negara Indonesia dalam mewujudkan keutuhan nasionalnya adalah
masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya
berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras),
bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. Keberadaan suatu negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-
batas negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-
ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Nasionalisme dan
keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

Nasionalisme sebagai karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat
bangsa di era-globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan” ditandai oleh semakin
kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi global yang nyaris tanpa
hambatan yang dihadirkan oleh jaringan teknologi informasi dan komunikasi. (Budimansyah
dan Suryadi, 2008:164). Dengan keadaan yang ada potensi konflik sangat besar terjadi, baik
secara vertikal maupun secara horizontal. Sejak zaman reformasi tidak pernah lepas konflik
yang bersifat kedaerahan yang ingin memisahkan diri dengan dengan NKRI. Sedangkan dari
segi horizontal dimensi horizontal, sering pula dijumpai adanya gejolak atau pertentangan
di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik konflik yang bernuansa ras,
kesukuan, keagamaan, atau antar golongan.
BAB III

PENUTUP

1. kesimpulan

Integrasi nasional merupakan salah satu persoalan bangsa-bangsa yang ada di dunia baik
negara yang berkembang maupun negara yang maju. Sama halnya dengan negara Indonesia
sebagai bangsa yang majemuk yang heterogen, apalagi negara Indonesia masih menjadi
negara yang berkembang dengan tingkat pemahaman masyarakatnya yang belum paham
tentang pentingnya integrasi nasional. Berdasarkan kenyataan yang ada selama ini
masyarakat Indonesia dihadapkan pada situasi yang mencekam dengan adanya konflik antar
suku, antara pemeluk agama, konflik karena kesalapahaman budaya dan konflik lainnya
yang dapat memicu pertikaian.

Masalah- masalah integrasi yang telah dijelaskan menunjukan tingkat pemahaman


masyarakat sangat minim tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu kita perlu
memahami makna integrasi serta faktor apa saja yang menghambat integrasi bangsa
Indonesia yang majemuk. Tentunya hal yang paling penting dari semua ini adalah adanya
rasa persatuan dan kesatuan meskipun kita berbeda, baik suku, bahasa, budaya dan agama
yang dianutnya.

2 Saran

Untuk mencapai integrasi tentunya membutuhkan proses yang panjang karena integrasi
membutuhkan pemahaman yang baik akan perbedaan. Dari masalah-masalah yang ada, kita
didorong untuk memahami satu sama lain meskipun kita berbeda-beda. Pemerintah harus
mampu menjaga kestabilan yang ada, baik dari segi pembangunan yang harus merata
maupun segala bentuk pelayanan yang dapat memicu disintegrasi karena pelayan yang
sepihak. Masyarakat juga dituntut tidak tinggal diam melihat fenomena sosial di Indonesia
yang disebabkan perbedaan sehingga memicu perang antara suku, budaya dan yang terjadi
sekarang ini adalah konflik antara agama yang sangat berpotensi memecah bangsa
Indonesia.

.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jamalong, sukino, Dan Sulha. 2019, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di
Perguruaan Tinggi, Jakarta, Risetdiki

Nurhayadi dan Tolib. 2016, Pendidikan Pancasila dan Kewargenegaraan. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Pembukuan , Balitang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai