I RANDANGAN KIRI
KABUPATEN POHUWATO
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang
diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
a. Tulangan
1) Besi harus bersih dari kotoran
2) Pembengkokan
3) Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses
pemadatan
4) Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai
perhitungan atau spesifikasi teknis
5) Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di lua bekisting baru kemudian
meletakkan sesuai posisinya
Alat :
Alat pembengkok besi
Tang Kakatua
Tempat penyangga besi
Dan lainnya
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Bahan :
Besi
Kawat Besi
b. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal
III. PEKERJAAN BANGUNAN – BENDUNG – RUMAH GENSET - PAGAR BATAS
1. Galian Tanah Biasa (A)
Langkah-langkah pekerjaan galian tanah sebagai berikut :
Dimulai dengan pekerjaan galian dengan menggunakan alat
berat yaitu excavator dan dump truck. Excavator melakukan
penggalian tanah. Hasil penggalian excavator dibuang keluar
menggunakan dump truck. Tetapi tidak semua dibuang keluar
ada yang disishkan untuk pekerjaan timbunan. Dump truck
yang sudah berisi tanah harus ditutup bagian atasnya. Jalan
yang dilewati oleh dump truck harus dibersihkan dari tanah-
tanah hasil dari penggalian.
Urutan kerja :
Tanah yang telah dipotong umumnya berada disisi jalan.
Penggalian tanah dilakukan dengan menggunakan Excavator sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian ke dalam Dump Truck.
Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Para pekerja merapihkan lokasi penggalian dengan menggunakan alat bantu.
4. Plesteran ( 1: 3 )
Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton
Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih
dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.
Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m
dengan ketebalan 1,5 cm.
Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.
Pekerjaan plesteran 1 pc : 3 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan
permukaan lain yang tidak kedap air.
Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering,
minimal telah berumur 24 jam.
Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang
mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari
sinar matahari langsung.
Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.
5. Siaran (1 : 2 )
Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran,
air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir, spesi diaduk dengan
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa
sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi
molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air
merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
Spesi dibawa ke tempat pasang siaran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap
ditempat.
Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan
dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama
dengan spesi baru.
Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.
Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
Setelah pekerjaan pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana
kerja, spesifikasi dan RAB.
Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
6. Beton K 225
Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar
yang telah disetujui.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.
Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah
itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.
8. Perancah
9. Pembesian
Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar
yang telah disetujui.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.
Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah
itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.
10. Pengecatan galvanis
Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari ceceran cat
Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok
Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang menempel
Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dar pabrik yang sama
Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan permukaan cat dengan warna
yang merata