PENDAHULUAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung
sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic
secara abnormal.
Gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai dari segala jenis
meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel; dan beban
akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan
manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara gabungan dari : 1) beban awal, 2) kontraktilitas, dan 3) beban
akhir.
1
Obat inotropik positif Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi
otot jantung (miokardium) dan digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan dimana jantung
gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi
karena jantung bekerja terlalu berat atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah. Beban
yang berat dapat disebabkan oleh kebocoran katup jantung, kekakuan katub, atau kelainan
1. Glikosida jantung
Glkosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang
kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin. Keduanya bekerja sebagai inotropik
2. Penghambat fosfodiesterase
selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik
AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.
Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang digoksin sebagai salah satu pilihan
2
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Digoksin merupakan glikosida jantung yang berasal dari digitalis lanata yang
memiliki efek inotropik positif (meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung). Selain itu,
digoksin juga mempunyai efek tak langsung terhadap aktivitas syaraf otonom dan sensitivitas
Digoksin berbentuk kristal putih atau serbuk dan memiliki rasa pahit. Digoksin
praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol encer, dan sangat sedikit larut dalam
Digoksin akan stabil bila disimpan pada tempat yang terlindung dari cahaya pada
suhu 15-25 derajat celcius. Digoksin injeksi dapat bercampur dengan larutan infus.
A. Dosis
Pertimbangan Umum
Pedoman dosis yang diberikan didasarkan pada respon rata-rata pasien dan berbagai
variabel substansial yang dapat diamati pada pasien. Penentuan dosis harus didasarkan pada
Digoksin memiliki indeks terapi sempit, sehingga penentuan dosis harus sangat
berhati-hati. Dosis biasa adalah dosis rata-rata yang pada beberapa pasien memerlukan
4
modifikasi dengan memperhatikan kebutuhan dan respon tiap individu, kondisi umum, status
kardiovaskular, fungsi ginjal, berat badan dan usia pasien, kondisi penyakit penyerta, obat-
obatan lain, dan faktor-faktor lain yang mungkin mengubah farmakodinamika dan
digoksin pada pemberian oral, IV atau IM harus diperhatikan saat pasien beralih dari satu rute
pemberian ke rute pemberian lainnya. Tidak ada perbedaan yang berarti pada ketersediaan
hayati sediaan oral digoksin baik yang berbentuk tablet maupun eliksir, kedua bentuk sediaan
tersebut dapat digunakan secara bergantian. Namun saat rute pemberian digoksin diubah dari
oral atau IM ke IV, maka dosis digoksin harus dikurangi sekitar 20-25%.
Pemantauan fungsi jantung dengan EKG harus dilakukan selama terapi digoksin pada
kondisi:
3. Bila terapi digoksin diberikan pada pasien dengan resiko reaksi negatif terhadap
digoksin seperti pada pasien dengan penyakit jantung atau ginjal yang berat.
Dosis glikosida jantung, termasuk digoksin harus dikurangi pada kelompok pasien-pasien
berikut:
5
6. Dosis digoksin individual harus diberikan pada pasien yang juga menerima terapi
menurun.
Pada kondisi ini digoksin dapat diberikan baik secara digitalisasi cepat ataupun
1. Digitalisasi cepat (hanya jika diperlukan secara medis), loading dose digoksin harus
dari loading dose. Puncak penyimpanan digoksin dalam tubuh umumnya sebesar 8-12
mcg/Kg BB yang akan memberikan efek terapi dengan resiko toksisitas mimimum
pada pasien dengan gagal jantung kongestif, irama sinus normal, dan fungsi ginjal
yang normal.
2. Digitalisasi lambat, terapi ini harus dimulai dengan dosis pemeliharaan harian yang
Konsentrasi steady-state umumnya akan dicapai dalam waktu 5 kali waktu paruh obat
pada setiap pasien tergantung pada kondisi ginjal pasien. Umumnya memerlukan
Loading dose adalah pemberian obat dalam dosis terbagi dengan pemberian awal
sekitar 50% dari total dosis, dan diikuti dengan fase pemberian berikutnya sebesar 25% pada
interval 6-8 jam setelah pemberian pertama baik pada pemberian secara oral, IM maupun
IV. Loading dose ini harus disertai dengan pemantauan klinis pasien terlebih bila dilakukan
penambahan dosis. Jika berdasarkan respon klinisnya pasien memerlukan perubahan dosis,
6
maka dosis pemeliharaannya dihitung berdasarkan jumlah loading dose yang sebenarnya,
Biasanya dosis inisiasi oral sebesar 500-750 mcg (0,5-0,75 mg) digoksin tablet, atau
400-600 mcg (0,4-0,6 mg) digoksin kapsul cair menghasilkan efek terdeteksi setelah 0,5-2
jam dan terjadi efek maksimal pada waktu 2-6 jam. Dosis tambahan sekitar 125-375 mcg
tablet digoksin atau 100-300 mcg digoksin kapsul cair bila perlu dapat diberikan secara hati-
hati pada 6-8 jam setelah pemberian dosis inisiasi hingga diperoleh respon klinis yang
memadai. Pasien dengan berat badan 70 Kg umumnya mendapatkan respon klinis yang
memadai pada dosis 750-1250 mcg digoksin tablet atau setara dengan 600-1000 mcg
Dosis inisiasi IV umumnya adalah 400-600 mcg (0,4-0,6 mg) yang segera akan
menghasilkan efek terdeteksi setelah 5-30 menit pemberian dan mencapai efek maksimum
setelah 1-4 jam setelah pemberian pada pasien dewasa. Dosis tambahan 100-300 mcg
digoksin dapat diberikan secara hati-hati setelah 6-8 jam setelah pemberian dosis inisiasi
hingga diperoleh respon klinis yang memadai. Dosis IV digoksin pada pasien dewasa dengan
o Dosis Pemeliharaan
dari tubuh pasien, maka dosis tersebut dapat diperkirakan dengan mengalikan prosentase
eliminasi dengan penyimpanan tubuh (loading dose) yang menghasilkan respon klinis
memadai. Pasien dengan fungsi ginjal normal umumnya mengeliminasikan sekitar 30% dosis
harian total, sedangkan pasien anurik umumnya mengeliminasikan sekitar 14% dari total
7
Dosis pemeliharaan digoksin pada pasien dewasa umumnya adalah 125-500 mcg
sekali sehari, dosis harus dititrasi sesuai umur, berat badan, dan fungsi ginjal. Dosis
pemeliharaan umumnya dimulai dengan dosis 250 mcg sekali perhari pada pasien dewasa
dengan usia kurang dari 70 tahun dengan fungsi ginjal normal, dosis dapat ditingkatkan setiap
2 minggu sesuai dengan respon klinis. Sedangkan dosis pemeliharaan oral dengan kapsul cair
umumnya sebesar 150-350 mcg setiap hari pada pasien dengan bersihan kreatinin lebih dari
50 ml/menit. Dosis pemeliharan digoksin IV biasanya 125-350 mcg sekali perhari pada
Penyimpanan digoksin tubuh lebih dari 8-12 mcg/Kg diperlukan untuk sebagian
besar pasien gagal jantung koroner dan irama sinus normal untuk mengendalikan laju
Dalam pengobatan pasien dengan fibrilasi atrial kronis, dosis digoksin harus dititrasi
o Dosis Pediatrik
Dosis pada neonatus terutama bayi prematur harus dititrasi secara sangat berhati-hati
karena kemungkinan klirensnya menurun. Bayi dan anak umur dibawah 10 tahun umumnya
secara proporsional memerlukan dosis yang lebih besar dari anak umur lebih dari 10 tahun
dan orang dewasa yang dihitung berdasarkan berat badan atau luas permukaan tubuh. Anak
usia lebih dari 10 tahun memerlukan dosis dewasa dengan perhitungan berat badan anak-
anak. Kapsul cair tidak direkomendasikan penggunaannya pada neonatus dan anak-anak.
8
Dosis pemeliharaan pada anak usia 2-5 tahun dengan fungsi ginjal normal adalah 10-
15 mcg/Kg BB, anak usia 5-10 tahun dengan fungsi ginjal normal adalah 7-10 mcg/Kg BB,
sedangkan anak usia lebih dari 10 tahun dengan fungsi ginjal normal adalah 3-5 mcg/Kg BB.
Dosis digitalisasi IV umumnya adalah 80% dari dosis tablet atau eliksir.
o Dosis Geriatrik
Pada pasien geriatrik dosis harus dikurangi terlebih bila pasien menderita penyakit
jantung koroner. Usia lanjut dapat menjadi indikator adanya penurunan fungsi ginjal. Dosis
pemeliharaan pada pasien dengan usia lebih dari 70 tahun umumnya dimulai dengan dosis
Tak ada penyesuaian dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi hati.
Dosis digoksin pada pasien dengan insufisiensi ginjal (bersihan kreatinin kurang dari
penyimpanan digoksin dalam tubuh (6-10 mcg/Kg BB) karena penurunan fungsi ginjal ini
Dosis pemeliharaan digoksin pada pasien dewasa dengan gangguan fungsi ginjal
dapat dimulai dengan 125 mcg sekali sehari (tablet) atau 62,5 mcg pada pasien yang ditandai
mengalami kerusakan ginjal, dosis dapat ditingkatkan setiap 2 minggu sesuai dengan respon
klinis.
9
B. Cara Pemberian
Digoksin umumnya diberikan secara oral sebagai dosis harian tunggal. Sedangkan
untuk bayi dan anak kurang dari 10 tahun, dosis harian sebaiknya diberikan dalam dosis
terbagi. Guna tercapainya konsentrasi serum puncak yang lebih tinggi yang belum terbentuk,
maka dosis harian terbagi direkomendasikan bagi pasien dengan kriteria berikut:
3. Pasien dengan riwayat atau beresiko terhadap toksisitas dalam penggunaan glikosida
jantung.
4. Pasien tanpa masalah kepatuhan terapi, jika pasien cenderung melanggar kepatuhan
Jika terapi oral kurang efektif atau karena diperlukannya efek terapi yang cepat,
maka digoksin dapat diberikan melalui injeksi IV. Namun terapi oral harus segera
menggantikan injeksi IV bila telah memungkinkan. Untuk injeksi IV, digoksin harus
dilarutkan terlebih dahulu setidaknya 5 menit atau dilarutkan dengan 4 kali lipat atau lebih
besar dari volume dengan menggunakan air untuk injeksi, dekstrosa 5%, atau NaCl 0,9%
pengenceran kurang dari 4 kali volume awal dapat menyebabkan presipitasi digoksin.
Pelarutan digoksin harus dilakukan secara perlahan. Infus intravena lambat lebih
menyebabkan penyempitan arteriolar sistemik dan koroner, yang dapat berakibat fatal,
pemberian digoksin ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Jika
pengukuran dosis digoksin yang sangat kecil dengan menggunakan jarum suntik tuberkulin,
maka ini akan berpotensi overdosis. Pencampuran digoksin dengan obat lain dalam satu
10
Meskipun digoksin dapat juga diberikan melalui injeksi intramuskular (IM), namun
cara pemberian ini kurang direkomendasikan karena sering menyebabkan iritasi lokal yang
parah disamping timbulnya rasa nyeri, disamping itu pemberian secara IV dapat
menghasilkan efek yang lebih cepat dan dapat diprediksi. Pemberian injeksi IM tidak
Jika terpaksa obat harus diberikan melalui injeksi IM, maka obat harus diberikan jauh ke
dalam otot dengan disertai pijatan dari tempat suntikan, dengan volume penyuntikan tidak
boleh lebih dari 2 mL pada satu sisi tempat penyuntikan. Terapi digoksin oral seyogyanya
sarcoplasmic reticulum pada otot jantung, dan dapat meningkatkan cadangan kalsium untuk
Ion Na+ dan Ca2+ memasuki sel otot jantung selama/setiap kali depolarisasi (Gambar
33-8). Ca2+ yang memasuki sel melalui kanal Ca2+jenis L selama depolarisasi memicu
pelepasan Ca2+ intraseluler ke dalam sitosol dari retikulum sarkoplasma melalui reseptor
ryanodine (RyR). Ion ini menginduksi pelepasan Ca2+ sehingga meningkatkan kadar
Ca2+ sitosol yang tersedia untuk berinteraksi dengan protein kontraktil, sehingga kekuatan
kontraksi dapat ditingkatkan. Selama repolarisasi myocyte dan relaksasi, Ca2+ dalam selular
kembali terpisahkan oleh Ca2+ sarkoplasma retikuler -ATPase (SERCA2), dan juga akan
dikeluarkan dari sel oleh penukar Na+- Ca2+ (NCX) dan oleh Ca2+ sarcolemmal -ATPase.
Kapasitas dari penukar untuk mengeluarkan Ca2+ dari sel tergantung pada
11
Pengikatan glikosida jantung ke sarcolemmal Na+,K+-ATPase dan penghambatan
aktivitas pompa Na+ seluler menghasikan pengurangan tingkat aktifitas ekstrusi Na+ dan
Na+ yang mendorong ekstrusi Ca2+ intraseluler selama repolarisasi myocyte. Dengan
mengurangi pengeluaran Ca2+ dan masuknya kembali Ca2+ pada setiap kali potensial aksi,
maka Ca2+ terakumulasi dalam myocyte: serapan Ca2+ke dalam SR meningkat; ini juga
meningkatkan Ca2+ sehingga dapat dilepaskan dari SR ke troponin C dan protein Ca2+-sensitif
dari aparatus kontraktil lainnya selama siklus berikutnya dari gabungan eksitasi-kontraksi,
Ca2+ dari retikulum sarkoplasma adalah merupakan substrat biologis di mana glikosida
defosforilasii enzim sebagai langkah awal dalam translokasi aktif kation ke dalam sitosol, dan
juga dengan demikian menurunkan afinitas enzim dari glikosida jantung. Hal ini menjelaskan
Selain itu, digoksin juga bekerja secara aksi langsung pada otot lunak vascular dan
efek tidak langsung yang umumnya dimediasi oleh system saraf otonom dan peningkatan
aktivitas vagal (refleks dari system saraf otonom yang menyebabkan penurunan kerja
jantung).
Digoksin merupakan kristal putih tidak berbau. Obat ini praktis tidak larut dalam air
dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol dan dalam kloroform dan sangat larut dalam
piridin.
12
Digoksin adalah salah satu glikosida jantung (digitalis), suatu kelompok senyawa
yang mempunyai efek khusus pada miokardium. digoksin diekstraksi dari daun Digitalis
lanata.$$
Digoksin (digoxin) adalah salah satu jenis glikosida jantung yang diekstraksi dari
tanaman foxglove, Digitalis lanata. Digoksin memiliki rumus molekul C41H64O14 dengan
bobot molekul 780,938 g/mol. Rumus struktur digoksin adalah sebagai berikut:
4-[(3S,5R,8R,9S,10S,12R,13S,14S)-3-[(2S,4S,5R,6R)-5-[(2S,4S,5R,6R)-5-[(2S,4S,5R,6R)-4,5-
dihydroxy-6-methyl-oxan-2-yl]oxy-4-hydroxy-6-methyl-oxan-2-yl]oxy-4-hydroxy-6-methyl-
oxan-2-yl]oxy-12,14-dihydroxy-10,13-dimethyl-1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,15,16,17-
tetradecahydrocyclopenta[a]phenanthren-17-yl]-5H-furan-2-one
Farmakokinetik
o Absorpsi
Setelah pemberian dosis oral baik dalam bentuk tablet maupun eliksir, sekitar 60-
85% digoksin akan diabsorpsi. Digoksin dalam sediaan kapsul cair akan diabsorpsi sekitar
90-100%. Absorpsi terutama terjadi pada usus kecil yang kemungkinan melalui proses
13
Penyerapan digoksin dari saluran cerna akan mengalami penurunan hanya jika digoksin
parsial dan by pass jejunoileal akan sedikit mengubah pola absorpsi digoksin.
Konsentrasi plasma digoksin bervariasi pada iap-tiap individu dengan dosis tertentu
dapat mengakibatkan efek terapeutik pada seseorang, namun dapat juga menghasilkan efek
toksik pada orang lain. Ambilan digoksin dari otot jantung pada bayi hampir 2 kali lebih
besar dibandingkan pada orag dewasa. Untuk mengetahui konsentrasi plasma digoksin pada
pasien maka sampel darah harus diambil pada 6-8 jam setelah pemberian
umumnya sekitar 0,5-2 ng/mL, sedangkan pada pasien dengan fibrilasi atrial memerlukan
konsentrasi yang lebih tinggi yaitu sekitar 2-4 ng/mL akibat adanya pelambatan laju
ventrikel. Pada orang dewasa kecuali dengan fibrilasi atrial toksisitas dapat terjadi pada
kondisi plasma yang stabil lebih dari 2 ng/mL. Neonatus umumnya mampu mentolerir
Setelah pemberian digoksin oral dosis tunggal 500-750 mcg akan menghasilkan
onset setelah 0,5-2 jam setelah pemberian dengan efek maksimum tercapai setelah 2-6 jam
setelah pemberian, Sedangkan pada pemberian IM dosis tunggal 1000 mcg, onset dihasilkan
setelah 30 menit dengan efek maksimum pada 4-6 jam setelah pemberian. Pada pemberian IV
400-600 mcg dalam dosis tunggal menghasilkan onset pada 5-30 menit dan efek maksimum
terjadi pada 1-4 jam. Efek digoksin dapat bertahan selama 3-4 hari.
14
o Distribusi
Pada konsentrasi plasma terapeutik, sekitar 20-30% digoksin terikat pada protein
plasma.Pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat memiliki volume distribusi yang lebih
o Metabolisme
tingkat metabolisme ini dapat bervariasi dan berakibat fatal pada beberapa pasien. Sebagian
kecil metabolisme terjadi dihati, dan metabolisme juga dapat terjadi oleh bakteri dilumen
usus setelah pemberian oral atau setelah eliminasi empedu pada pemberian IV. Digoksin
mengalami reaksi pembelahan bertahap dari gugus gula untuk membentuk digoksigenin-
o Eliminasi
Waktu paruh distribusi (t1/2) digoksin setelah pemberian IV adalah sekitar 30 menit
baik pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal maupun normal. Pada pasien dengan fungsi
ginjal normal waktu paruh eliminasinya sekitar 34-44 jam. Waktu paruh eliminasi
berkepanjangan akan terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pada pasien
anephrik waktu paruh eliminasi dapat mencapai 4,5 hari atau lebih. Waktu paruh eliminasi
digoksin akan menurun pada pasien dengan overdosis akut. Waktu paruh eliminasi meningkat
pada pasien hipotiroid dan menurun pada pasien hipertiroid. Pada pasien tak terdigitalisasi,
yang menerima dosis pemeliharaan tanpa loading dose yang telah mencapai konsentrasi
steady-state akan mengalami peningkatan waktu paruh eliminasi yaitu sekitar 4-5 kali waktu
paruh eliminasi atau sekitar 7 hari pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
15
Eliminasi harian pada pasien dengan fungsi ginjal normal adalah sekitar 30%, dan 14% pada
pasien anurik. Prosentase eliminasi harian digoksin dapat dihitung dengan persamaan:
Penggunaan persamaan diatas harus ekstra hati-hati karena bersihan kreatinin tidak
akurat menggambarkan fungsi ginjal dan bersihan digoksin total dari dalam tubuh pasien.
Digoksin tersedia dalam bentuk tablet, eliksir, kapsul cair, dan injeksi.
16
Contoh sediaan eliksir drop digoksin untuk anak-anak dan bayi
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata. Obat
ini biasa digunakan untuk mengobati gagal jantung kongestif dan penyimpangan detak
jantung tertentu. Mekanisme Digoksin melalui 2 cara yaitu efek langsung dan efek tidak
langsung. Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek
inotropik positif). Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+,K+ -ATPase
dan peningkatan arus masuk ion kalsium ke inrtasel. Efek tidak langsung yaitu pengaruh
neorotransmiter.
Sifat Fisikokimia Digoksin merupakan kristal putih tidak berbau. Obat ini praktis tidak
larut dalam air dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol dan dalam kloroform dan
Digoksin memiliki rumus molekul C41H64O14 dengan bobot molekul 780,938 g/mol.
Metabolisme : melalui sequential sugar hydrolysis dalam lambung atau melalui reduksi
cincin lakton oleh bakteri di intestinal , metabolisme diturunkan dengan adanya gagal
jantung kongestif.
18