Anda di halaman 1dari 220

i

GAMBARAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA

KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017

Skripsi Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

Ilmia Nurwahidah

NIM : 1113101000060

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN 2013

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 / 1439
ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Januari 2018

Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060


Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017
(xv + 213 halaman, 11 tabel, 3 bagan)

ABSTRAK
Puskesmas merupakan model pelayanan kesehatan yang paling penting,
yang berperan dalam mencapai Sustain Development Goals (SDGs) melalui
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia. PHBS adalah tindakan
promotif dan preventif di masyarakat untuk mempromosikan gaya hidup sehat di
antara orang-orang.
Studi kualitatif ini menggambarkan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang diterapkan di Kecamatan Balaraja. Wawancara mendalam
dilakukan antara 20 (dua puluh) informan yang terdiri dari 3 (tiga) staff kesehatan
kabupaten, 2 (dua) Tokoh Masyarakat, 5 (lima) Masyarakat setempat, 5 (lima)
Bidan Desa dan 5 (lima) Kader Kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat masalah sistemik (input,
proses, dan output) pada Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
menyebabkan penurunan cakupan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dua
yang terpenting adalah perilaku merokok di dalam rumah dan perilaku menyusui
bayi di kalangan ibu. Selanjutnya, peran utama yang dimainkan dalam Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kader yang hanya dilatih setahun
sekali di bulan Oktober. Selain itu, PHBS juga perlu bersosialisasi dengan tokoh
masyarakat untuk mendukung program di daerah mereka.
Meningkatkan pengetahuan, memfasilitasi dan melakukan advokasi
melalui koordinasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, pemimpin masyarakat
dan kader kesehatan diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Selain itu,
petugas promosi kesehatan profesional juga diharuskan melakukan promosi dan
tindakan preventif yang berjalan mulus di masyarakat.

Kata kunci; Puskesmas (Puskesmas), Promosi Kesehatan, Perilau Hidup Bersih


dan Sehat
iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE


DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, January 2018

Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060


Description of the Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) Program of
Household Order at Puskesmas Balaraja Tangerang Regency Year 2017
(xv + 213 Pages, 11 Tables, 3 Chart)

ABSTRACT
Public Health Center (PHC) is the most important health service model,
which is its role in achieving Sustain Development Goals (SDGs) trough Healthy
Live Programs (PHBS) in Indonesian. PHBS is Promotive and Preventive action
in communities to promote a healthy lifestyle among people.
This qualitative study describes the PHBS program that applied in Balaraja
sub-district. In-depth interviewed was done between 20 (twenty) informant that
consists of 3 (three) district health staff, 2 (two) community leaders, 5 (five) local
communities, 5 (five) local midwife and 5 (five) Health Cadres.
The results showed that there were systemic problems (input, process, and
output) in PHBS program that caused reducing its coverage compared to the
previous years. The two most important were smoking behaviour inside the
houses and behaviour of breastfeeding infant among mothers. Furthermore, the
main role played in PHBS program were cadres that were trained only once a year
in October. Besides, PHBS also needed to socialize with communities leaders to
support the program in their areas.
Increasing knowledge, facilitate and advocacy through coordination
among Health sub-districts office, Public Health Center, communities leaders and
health cadres were needed to solve the problems. Besides, professional health
promotion staff also required to make the promotion and preventive action run
smoothly among the communities.

Keywords; Public Health Center (PHC), Health Promotion, Clean and Healthy
Lifestyle
vii

RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Ilmia Nurwahidah

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 01 Mei 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 085939969385

Email : ilmiawahidah@gmail.com

Alamat : Jalan Cikupa-Pasar Kemis No. 49 Desa Pasir Jaya

Kecamatan Cikupa 15710, Kabupaten Tangerang

Riwayat Pendidikan

2001-2007 : SDN Pasar Kemis 1

2007-2010 : SMPN Pasar Kemis 1

2010-2013 : SMA Citra Islami-Islamic Village

2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Peminatan Manajemenn Pelayanan Kesehatan


viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,

atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten

Tangerang Tahun 2017. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada

Rosul tercinta Muhammad SAW yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan

telah menjadi suri tauladan bagi kita umatnya. Dengan bekal pengetahuan,

pengarahan serta bimbingan yang diperoleh penulis mencoba menyusun skripsi

ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa

penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan rasa

terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan semangat

2. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Fajar Arianti, S.KM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Kesehatan

4. Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Pembimbing Akademik

5. Baequni S.KM, M.Kes, PhD selaku Pembimbing Skripsi

6. Kadarusman S.KM, MM.Kes selaku Kepala UPT Pengelola Jaminan

Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


ix

7. Hj. Dwi Harti Nugraheni, S.KM M.KM selaku Kepala Bidang Sumber

Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang

8. Kepala Puskesmas, Petugas dan Kader Kesehatan di Puskesmas Balaraja

yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi

9. Intan, Maya, Gita, teman-teman Pathisity 2013 yang telah memberikan

semangat berjuang bersama-sama di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta dan Bambang Arie Sadewo yang telah

memberikan doa serta semangat untuk kelancaran penyusunan skripsi

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar di masa mendatang penulis

dapat menyusun skripsi yang lebih baik lagi. Semoga dengan disusunnya skripsi

ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi peneliti serta

bagi pembaca.

Jakarta, Desember 2017

Penulis
xii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI...................................... 8

2.1 Puskesmas................................................................................................................ 8
2.1.1 Definisi Puskesmas................................................................................................ 8
2.1.2 Tujuan Puskesmas………………………………………………… .................... 10
2.1.3 Fungsi Puskesmas…………………………………………………… ................ 10
2.1.4 Peran Puskesmas………………………………………………….. .................... 12
2.2 Promosi Kesehatan ................................................................................................ 13
2.3 Perilaku Kesehatan ................................................................................................. 13
2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan………………………………………. .................... 13
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .............................................................. 15
2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga .................... 17
2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......................... 17
2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)………………….............. 17
2.6 Sepuluh Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ................................................. 23
2.6.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan……………………….................. 23
2.6.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif……………………………………….. ................... 25
2.6.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan……………………………………. ................... 26
2.6.4 Menggunakan Air Bersih………………………………………….. ................... 27
2.6.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun……………………................... 28
2.6.6 Menggunakan Jamban Sehat……………………………………….. .................. 29
2.6.7 Pemberantasan Jentik Nyamuk………………………………………. ............... 30
2.6.8 Makan Buah dan sayur Setiap Hari……………………………….. .................... 31
xiii

2.6.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari…………………………………….. ...... 31


2.6.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah………………………………… .................. 32
2.7 Fungsi Manajemen ................................................................................................. 33
2.7.1 Planning (Perencanaan)…………………………………………… ................... 33
2.7.2 Organizing (Pengorganisasian)…………………………………… .................... 33
2.7.3 Actuating (Pelaksanaan)…………………………………………… ................... 34
2.7.4 Controlling (Pengawasan)………………………………………….................... 34
2.8 Pendekatan Sistem .................................................................................................. 34
2.9 Kerangka Teori ....................................................................................................... 37
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ......................................... 38

3.1 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 38


3.2 Definisi Istilah ........................................................................................................ 39
3.2.1 Masukan (input)…………………………………………………… ................... 39
3.2.2 Proses (process)…………………………………………………………. .................... 40
3.2.3 Keluaran (output)………………………………………………….. ................... 42
3.2.4 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga ...... 42
3.2.5 Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan……………………….............. 42
3.2.6 Kader Kesehatan…………………………………………………… ................. 42
3.2.7 Bidan Desa……………………………………………………….. .................... 42
3.2.8 Tokoh Masyarakat………………………………………………….................... 43
3.2.9 Masyarakat………………………………………………………… ................... 43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 44

4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 44


4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 45
4.3 Infoman Penelitian.................................................................................................. 45
4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47
4.5 Jenis Data................................................................................................................ 47
4.6 Sumber Data ........................................................................................................... 48
4.7 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 48
4.8 Teknik Analisa Data ............................................................................................... 49
4.9 Penyajian Data ........................................................................................................ 52
xiv

4.10 Triangulasi ............................................................................................................ 52


BAB V HASIL ................................................................................................................ 53

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Balaraja .................................................................. 53


5.1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………….. .................. 53
5.1.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………. ............. 55
5.2 Gambaran Input PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ................. 56
5.2.1 Gambaran Kebijakan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 56
5.2.2 Gambaran Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja……………………………………………………….. ................. 61
5.2.3 Gambaran Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 64
5.2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Program PHBS Tatanan Rumah Tangga
di Puskesmas Balaraja…………………………………………………… ................... 65
5.3 Gambaran Proses .................................................................................................... 66
5.3.1 Gambaran Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja…………………………………………………………. .............. 66
5.3.2 Gambaran Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………… ............... 67
5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Program (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja……………………………………………………… ................... 69
5.3.4 Gambaran Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 75
5.4 Komponen Output .................................................................................................. 77
5.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 77
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 81

6.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 81


6.2 Komponen Input ................................................................................................ 81
6.2.1 Kebijakan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja……………………………………………………………………. ................ 81
6.2.2 Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja………………………………………………………………….. ................... 84
xv

6.2.3 Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas


Balaraja…………………………………………………………………… ................. 86
6.2.4 Sarana dan Prasarana Program PHBS Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja………………………………………………………………….. ................... 89
6.3 Komponen Proses ................................................................................................... 90
6.3.1 Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 90
6.3.2 Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………….. ............... 92
6.3.3 Pelaksanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja……………………………………………………………………. ................ 93
6.3.4 Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 97
6.4 Komponen Output .................................................................................................. 98
6.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 98
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 101

7.1 Simpulan ............................................................................................................... 101


7.1.1 Komponen Input…………………………………………………………. ................. 101
7.1.2 Komponen Proses……………………………………………………............... 102
7.1.3 Komponen Output ............................................................................................. 104
7.2 Saran ..................................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 107
xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Informan................................................................................................ 46

Tabel 4.2 Sumber Data.................................................................................................... 48

Tabel 5.1 Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas balaraja ......................... 53

Tabel 5.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ................................ 54

Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja ...................... 55

Tabel 5.4 SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas

Balaraja ........................................................................................................................... 58

Tabel 5.5 SOP Kegiatan Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas

Balaraja ........................................................................................................................... 59

Tabel 5.6 Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ....................................................... 67

Tabel 5.7 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS .................................................. 70

Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga ........... 71

Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS ................................................. 74


xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................... 37

Bagan 3.1 Kerangka Pikir ................................................................................................ 39

Bagan 5.1 Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2017 .............................. 78
xviii

DAFTAR ISTILAH

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

WHO : World Health Organization

PHC : Primary Health Care

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

UKM : Unit Kesehatan Masyarakat

UKP : Unit Kesehatan Perseorangan

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SDM : Sumber Daya Manusia

ASI : Air Susu Ibu

KK : Kepala Keluarga

LOKBUL : Lokakarya Bulanan

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

RUK : Rencana Usulan Kegiatan

JPKM : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


xix

MR : Measles Rubella

LSS : Lumbar Spinal Stenosis - Terapi Syaraf Kejepit

PIS-PK : Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

Poskestren : Pos Kesehatan Pesantren

PKK : Pembina Kesejahteraan Keluarga


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Paradigma sehat

menekankan promotif dan preventif sebagai pilar utama

upaya kesehatan. Sedangkan penguatan pelayanan kesehatan menekankan

peningkatan akses terutama Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

(Republik Indonesia, 2009).

Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian program Indonesia

Sehat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014

menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Kemenkes,

2014).

Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai visi

Indonesia sehat Tahun 2010 yaitu masa depan dimana Indonesia hidup dalam

lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, sehingga

memiliki derajat kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan

kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), tanpa


2

mengesampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan

pemulihan (rehabilitative) (Kemenkes, 2010).

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatan kesadaran, kemauan dan

kemampuan optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan kebijakan

dan visi Indonesia dimasa depan yang ditandai oleh penduduk hidup dalam

lingkungan yang sehat, produktif, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya diseluruh wilayah kerja Republik Indonesia. Promosi kesehatan

merupakan pilar utama dari visi Indonesia Sehat 2010, bahkan dapat dikatakan

sebagai pilar terpenting karena dengan perilaku hidup bersih dan sehat, akan

tercipta pilar-pilar lain yaitu pilar lingkungan sehat dan pilar pelayanan yang

bermutu (Kemenkes, 2010).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan

pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna

meningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina

suasana, dan gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatan kesehatan masyarakat

(Kemenkes, 2010).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan

rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal

pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi

kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena

penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota
3

rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) (Kemenkes, 2010).

Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan

perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan

“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2012” dengan target minimal (70%).

Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Tahun 2013, secara nasional penduduk telah

memenuhi kriteria PHBS baik sebesar (32.3%), belum sesuai target yang ingin

dicapai.

Berdasarkan Kemenkes (2008) tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan/Kota, cakupan promosi kesehatan adalah (80%). Proporsi nasional

rumah tangga dengan PBHS baik sebesar (32,3%) dengan proporsi tertinggi yaitu

pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%) sedangkan pada

daerah Banten sebesar (32,5%) hal ini juga jauh dari kategori PHBS baik

(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Puskesmas Balaraja merupakan salah

satu puskesmas yang melakukan pelayanan perawatan dan berada di Kabupaten

Tangerang. Untuk program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga, Puskesmas Balaraja memiliki cakupan pada tahun 2015 yaitu

(78%), pada tahun 2016 terjadi penurunan angka dengan cakupan (61%).

Penurunan angka cakupan terus menurun dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2016 sedangkan untuk target minimal PHBS tersendiri memiliki target pencapaian

yaitu (70%).
4

Penelitian oleh Lamawati (2011) mengenai analisis manajemen promosi

kesehatan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Kota Padang Tahun 2011 di dapatkan hasil bahwa tenaga

promosi kesehatan puskesmas belum pernah mendapat pelatihan tentang promosi

PHBS, dana yang tersedia masih terbatas, metoda yang digunakan berupa

penyuluhan, sarana dan prasarana penunjang promosi kesehatan belum

mencukupi, perencanaan belum terlaksana secara terpadu, disamping itu

pengorganisasian untuk PHBS belum ada, penggerakan masyarakat belum

maksimal dan pemantauan penilaian belum dilaksanakan secara rutin.

Penelitian lain dilakukan oleh Iskandarsyah (2015) mengenai pelaksanaan

strategi promosi kesehatan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2015 yang

ditinjau dari advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat didapatkan

hasil bahwa advokasi yang dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu berupa

permintaan dana dan sarana prasarana berupa media cetak ke Dinas Kesehatan

Kota Kendari. Belum adanya dukungan dari tokoh masyarakat dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas, sedangkan partisipasi

pemerintah daerah hanya pada saat diadakannya lomba PHBS oleh Walikota

Kendari. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas

Puuwatu berupa konseling dari rumah kerumah, posyandu, pelatihan bagi kader,

serta penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dengan ibu rumah tangga sebagai

sasaran utama.
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Balaraja,

diketahui angka cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja menurun dari tahun 2015 (78%) dan

pada tahun 2016 (61%) belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu

sebesar (70%). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di

Puskesmas Balaraja.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana input, process, dan output program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya input kegiatan berupa kebijakan, tenaga kesehatan,

pendanaan dan sarana prasarana program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

2. Diketahuinya proses berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.


6

3. Diketahuinya output berupa cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja pada tahun

2017.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

dalam pengelolaan promosi kesehatan pada Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di tingkat Puskesmas.

2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Balaraja dalam upaya

peningkatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga melalui optimalisasi upaya kesehatan masyarakat.

3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat

terutama di bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaan

promosi kesehatan pada program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga.

4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dengan perspektif

petugas. Informan dalam penelitian ini yaitu informan kunci, informan utama

dan informan pendukung. Tiga Informan kunci yaitu Kepala Bidang Sumber

Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang, Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan. Sedangkan Informan utama yaitu 5 (lima) Kader Kesehatan dan 5


7

(lima) Bidan Desa dari desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Balaraja serta informan pendukung didapatkan dari 2 (dua) Tokoh Masyarakat

dan lima masyarakat dari 5 (lima) desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Balaraja. Metodologi penelitian ini yaitu penelitian dengan

pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi yang akan dilaksanakan

di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2017.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

128/MENKES/SK/II/2004, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit

pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes,

2004). Sedangkan menurut definisi Azwar (1996), Puskesmas adalah suatu unit

pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang

bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pernyataan lainnya yang

disampaikan oleh dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Puskesmas adalah fasilitas

sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan di seluruh tanah air, terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional.

Puskemas merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta

Jaminan Kesehatan Nasional (Kemenkes, 2014).

Peranan dan kedudukan Puskesmas ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan

di Indonesia adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan, karena

selain bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan

masyarakat, Puskesmas memiliki peranan dan kedudukan sebagai sarana


9

pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia dalam menyelenggarakan pelayanan

kedokteran (Azwar, 1996). Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai fungsi-

fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; pusat

pemberdayaan masyarakat; pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang

bertanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan

kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2004).

Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu reformasi

kesehatan sistemik dan ideologis yang paling signifikan dari zaman modern. Di

negara-negara yang memiliki sistem Primary Health Care (PHC) kuat terbukti

lebih efisien, efektif, dan memberikan perawatan kesehatan yang adil (WHO,

2008).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, diterima dan terjangkau

oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang

dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut

diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas

guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan (Kemenkes,2014).


10

2.1.2 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,

yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas menurut

Kemenkes (2014) bertujuan untuk:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

c. Hidup dalam lingkungan sehat dan

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2.1.3 Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau

sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan

geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,

wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di


11

Ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,

merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan

bagi Puskesmas Kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi,

2009).

Trihono (2005) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) fungsi Puskesmas

yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti

Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka

mendukung kecamatan sehat. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas

menyelenggarakan fungsi (a) penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat

(UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan (b) penyelenggaraan upaya

kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. upaya

Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatan

ksehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan

dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya


12

Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan yang ditunjukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan

perseorangan (Trihono, 2005).

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan

pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitative baik melalui

upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).

Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain perawatan rawat jalan

(Kemenkes, 2014).

2.1.4 Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana

teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan

dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem

perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapih,

serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,

Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait

upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu

(Effendi, 2009).

Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan

kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan

rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit (Wiku, 2007).


13

2.2 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat

menolong pembelajaran diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang

bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2010).

Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen

Kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakan dan

pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan

meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara

mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Kemenkes,

2010).

Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar

masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat sebagai bentuk pemecahan

masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah kesehatan

yang diderita maupun yang berpotensi mengancam serta mandiri. Disamping itu,

petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien,

keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS (Kemenkes, 2010).

2.3 Perilaku Kesehatan

2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
14

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) keolompok (Notoatmodjo, 2003):

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah perilaku

atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab

itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu:

1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila

sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari

penyakit

2. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan

sehat

3. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

b. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya

atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.

Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari

pengobatan ke luar negeri.

c. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah seseorang merespon lingkungan,

baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya sehingga

lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dapat

disimpulkan bahwa perilaku kesehatan lingkungan adalah upaya-upaya

yang dilakukan seseorang dalam mengelola lingkungannya sehingga telah

menyebabkan sakit baik bagi dirinya sendiri ataupun anggota keluarga

yang lain serta masyarakat sekitar. Misalnya bagaimana mengelola


15

pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan

limbah dan sebagainya.

2.3.2 Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai

persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Menurut (Notoatmodjo, 2003)

mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang

mendukung tindakan atau perilaku seseorang.

Menurut Notoadmodjo (2003), menggambarkan hubungan individu

dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi setiap individu sejak lahir

berada dalam suatu kelompok, terutama kelomopok keluarga. Kelompok ini akan

membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota

kelompok lain. Oleh karena itu, setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan

dan norma-norma sosial tertentu, maka perilaku individu anggota kelompok

berlangsung dalam jaringan normatif. Demikian pula perilaku tersebut terhadap

masalah-masalah kesehatan.

2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan dapat menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.
16

Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap

anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat

berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota

rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang

kondusif untuk hidup sehat (Kemenkes, 2007).

Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi

anggota keluarga yang menjadi awal penting dari proses pendidikan perilaku.

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak dini yang dilakukan

dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap

upaya kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011).

Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga setiap tahun pada

Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Kesehatan di Dinas Kesehatan setiap

Kabupaten/Kota berupa meningkatkan presentase rumah tangga ber-PHBS. PHBS

adalah upaya memberdayakan rumah anggota keluarga agar tahu, mau dan

mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif

dalam upaya kesehatan di masyarakat. Untuk memcapai rumah tangga ber-PHBS

ada 10 (sepuluh) indikator yaitu bersalin di tenaga kesehatan, memberi ASI

ekslusif, menimbang balita setiap bulan, mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik

seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, beraktifitas fisik setiap hari

dan tidak merokok didalam rumah (Kemenkes, 2011).


17

2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang

harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit,

penyehatan lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak, keluarga berencana, gizi,

farmasi, dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus

dipraktikkan oleh semua orang di tatanan rumah tangga (Kemenkes, 2011).

Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang

dapat menciptakan Rumah Tangga ber-PHBS, yang mencakup persalinan di

tolong oleh Tenaga Kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap

bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan menggunakan air bersih

dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan

jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah,

memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan

aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011).

2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah

tangga diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap

pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan

dan penilaian (Kemenkes, 2011).

2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Pengkajian PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan

perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat,

agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-


18

masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pengkajian PHBS

dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk

membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan

mampu mempraktikkan PHBS melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan

menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya

setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

(Kemenkes, 2011).

Pengkajian PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan

(sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan

pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangan. Untuk masing-masing tatanan

ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBS. PHBS tatanan

rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 (sepuluh) indikator yaitu

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan balita,

memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penangangan sampah,

kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA,

memiliki informasi PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(Kemenkes, 2011).

Pada tahun 2011, indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian

dikembangkan menjadi 16 (enam belas) indikator dengan menambahkan

indikator-indikator gosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, memiliki saluran

pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah

kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan tanah.

Akan tetapi indikator baru ini dianggap terlalu banyak, sehingga melalui
19

serangkaian diskusi intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji statistik untuk

melihat keterkaitan indikator-indikator tersebut dengan penyebab terjadinya

gangguan kesehatan dan angka kesakitan yang dilakukan sejak tahun 2000 sampai

tahun 2003, dari 16 (enam belas) indikator awal ditetapkan 10 (sepuluh) indikator

PHBS (Kemenkes, 2011).

Berdasarkan rapat koordinasi promosi kesehatan tingkat nasional,

indikator PHBS di rumah tangga diubah menjadi persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban

sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari,

melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah

(Kemenkes, 2011).

2.5.1.1 Tahap Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Menurut Kemenkes (2007), tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari,

mengalisis dan merumuskan masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi pengkajian PHBS

secara kualitatif dan pengkajian PHBS secara kuantitatif

Pengkajian data kuantitatif dilaksanakan dengan langkah-langkah

pengumpulan data sekunder yang meiputi perilaku dan bukan perilaku yang

berkaitan dengan 5 (lima) program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan

Lingkungan, gaya hidup dan JPKM. Data yang diperoleh kemudian dianalisis

secara deksriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan

PHBS yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis
20

data sekunder tersebut. Pengkajian kuantitatif juga melakukan pengambilan

sampel PHBS tatanan rumah tangga, menganalisis dan pemetaan PHBS, serta

menentukan prioritas masalah (Kemenkes, 2007)

Pengkajian PHBS secara kualitatif dilakukan dengan dua metode yaitu

diskusi kelompok dan wawancara perorangan mendalam. Diskusi kelompok

dilakukan bersama 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) orang yang tujuannya untuk

mengungkapkan informasi tentang masalah perilaku PHBS kemudian dalam

wawancara mendalam dilaksanakan dengan syarat-syarat yaitu cara pewawancara

adalah orang yang terampil dalam menggali informasi secara mendalam tentang

perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu, sumber informasi kunci adalah

peserta wawancara yang dianggap mampu dan dipandang menguasai informasi

tentang masalah tertentu serta adanya tanya jawab dilakukan secara terbuka dan

mendalam (Kemenkes, 2007). Mendukung pelaksanaan Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bentuk kegiatan kajian tenaga pelaksana PHBS

secara jumlah dan pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas sektor maupun lintas

program, persiapan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektor dalam

jumlah dan sumbernya serta persiapaan jenis media dan sarana yang dibutuhkan

dalam jumlah dan sumbernya (Kemenkes, 2007).

2.5.2. Tahap Perencanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan

strategi komunikasi PHBS. Adapun langkah perencanaan sebagai berikut:


21

a. Menentukan tujuan

Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS

wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah

perilaku kesehatan masyarakat kesehatan dan hasil pengkajian sumber

daya puskesmas yang ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk

mengatasi masalah PHBS yang ditemukan

b. Menentukan jenis kegiatan interval

Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan dengan

mengembangkan berbagai alternatif intervensi kemudian dipilih intervensi

mana yang bisa dilakukan terkait dengan sumber daya (Kemenkes, 2011).

2.5.3 Tahap Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

a) Pendekatan pada para pengambil keputusan

1. Ditingkat keluarga/rumha tangga, strategi ini ditunjukan kepada

para kepala keluarga. Tujuannya agar meneladani dalam

berperilaku sehat. Memberikan dukungan, kemudahan,

pengayoman dan bimbingan kepada lingkungan disekitarnya

2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukan kepada para pimpinan

atau pengambil keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat

ditingkat Kabupaten/Kota yang secara fungsional maupun

struktural pembina program kesehatan diwilayahnya. Tujuannya

agar para pemimpin atau pengambil keputusan mengupayakan

kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti

adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk

memberikan keteladanan
22

b) Mengembangkan dukungan suasana

1. Ditingkat keluarga/RT, strategi ini ditunjukan kepada para

Kepala Keluarga atau menciptakan suasana yang mendukung

dilaksanakannya atau menciptakan suasana yang mendukung

dilaksanakannya PHBS dilingkungan keluarga

2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukan kepada kelompok

sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan, kader lintas

program dan media massa. Tujuannya adalah agar kelompok

ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang

mendukung dilaksanakannya PHBS

c) Gerakan Masyarakat

1. Ditingkat keluarga/RT, strategi ini ditunjukkan kepada anggota

keluarga, yang mempunyai tanggungjawab sosial untuk

lingkungannya dengan cara menjadi kader posyandu, aktif di

LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya adalah agar kelompok

sasaran sehingga dapat berperilaku sehat caranya dengan

penyuluhan perorangan, kelompok, membuat gerak perilaku

hidup bersih dan sehat

2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukkan kepada sasaran

primer, meliputi pemimpin puskesmas, Kepala Dinas

Kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya adalah

meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat

menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Caranya antara


23

lain melalui penyuluhan kelompok lokakarya seminar, studi

banding, pelatihan dan lain-lain (Kemenkes, 2011).

2.5.4 Tahap Pemantauan dan Penilaian

Pemantauan dilakukan untuk mengetahui program PHBS telah berjalan

dan memberikan hasil atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu

dilakukan pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau

pada pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah disepakati

bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari

solusinya. Cara pemantauan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke tiap

tatanan atau dengan melibatkan buku kegiatan atau laporan kegiatan intervensi.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah

dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh

pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi

masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS

media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan (Kemenkes,

2011).

2.6 Sepuluh Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

2.6.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan yaitu oleh Bidan, Dokter dan

tenaga para medis lainnya. Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan

dikarenakan tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dan membantu

persalinan sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat

kelainan pada bayi maka dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
24

puskesmas atau rumah sakit serta persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

menggunakan alat-alat yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah

terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Peran kader dalam melakukan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga agar

melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yaitu sebagai

berikut:

1. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya

dengan memberi tanda seperti stiker

2. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan, misalnya dengan penyuluhan kelompok diposyandu,

arisan, pengajian, dan kunjungan rumah

3. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan atau

dokter

4. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan

masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu

dan bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans

desa, calon donor darah, warga dan suami siap antar jaga dan sebagainya

5. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan

atau dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga

kali pada minggu pertama, ketiga, dan keenam setelah melahirkan

6. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan


25

7. Menganjurkan ibu memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan

(ASI Ekslusif) (Depkes, 2011).

2.6.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif

Bayi berikan ASI Ekslusif pada usia 0-6 bulan dan hanya ASI saya tanpa

memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan

alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk

kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI

pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), dan sangat

baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

Manfaat memberikan ASI bagi ibu yaitu dapat menjalin hubungan kasih

sayang antara ibu dan bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan,

mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan berikutnya,

mengurangi risiko terkena kanker payudara dan lebih praktis karena ASI lebih

mudah diberikan pada setiapn saat bayi membutuhkan.

Peran kader dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI Ekslusif yaitu

sebagai berikut:

1. Mendata seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada

di wilayah kerjanya

2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di

posyandu tentang pentingnya memberikan ASI Ekslusif

3. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak datang ke

posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan


26

bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Ekslusif

(Depkes, 2011).

2.6.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan

Penimbangan bayi dan balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan bayi

dan balita setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan di posyandu setiap

bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Manfaat penimbangan

balita di posyandu untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk

mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita

yang sakit, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dan untuk mendapatkan

penyuluhan gizi.

Peran kader agar masyarakat mau menimbang bayi dan balita setiap bulan di

posyandu yaitu sebagai berikut:

1. Mendata jumlah keseluruhan bayi dan balita yang ada diwilayah

kerjanya

2. Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang

balitanya di posyandu

3. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk

memberikan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan

balita, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan,

pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan masa (pengeras suara di

masjid, pengumuman di desa, poster, spanduk dan lain lain)


27

4. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke

posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin

menimbang bayi dan balitanya di posyandu

5. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan

mendorong masyarkat seperti lomba bayi dan balita sehat, lomba

memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk balita

dan sebagainya (Depkes, 2011).

2.6.4 Menggunakan Air Bersih

Air adalah kebutuhan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,

berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan

sebagainya agar masyarakat tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.

Syarat-syarat air bersih yaitu air tidak berwarna dan harus bening, air tidak

keruh, air tidak berasa dan air tidak berbau. Manfaat menggunakan air bersih yaitu

agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus,

kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan serta setiap anggota

keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

Peran kader dalam menggerakkan masyarakat untuk menggunakan air bersih yaitu

sebagai berikut:

1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki

ketersediaan air bersih di rumahnya

2. Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih

3. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah

tangga yang sulit untuk mendapatkan air bersih


28

4. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakt setempat

berupaya untuk memberikan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya

5. Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur

pompa secara bergilir

6. Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKAIR) untuk memerihara sumber

air bersih yang dipakai secara bersama bagi daerah sulit air

7. Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam

penyediaan air bersih

8. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air bersih (Depkes, 2011).

2.6.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Manfaat mencuci tangan yaitu dapat membunuh kuman penyakit yang ada

ditangan, mencegah penularan penyakit dan tangan menjadi bersih dan bebas dari

kuman.

Peran kader dalam melakukan pengkajian perilaku cuci tangan yaitu sebagai

berikut:

1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya melalui

penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, pertemuan

kelompok Desa Wisma dan kunjungan rumah

2. Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik

perhatian masyarakat, misalnya pada peringatan hari-hari besar kesehatan

atau ulang tahun kemerdekaan (Depkes, 2011).


29

2.6.6 Menggunakan Jamban Sehat

Alasan masyarakat harus menggunakan jamban yaitu untuk menjaga

lingkungan bersih sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada

disekitarnya serta tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat

menjadi penular penyakit. Syarat jamban sehat yaitu tidak dicemari sumber air

minum, tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak

mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,

dilengkapi dinding atap pelindung, penerangan ventilasi cukup, lantai kedap air

dan luas memadai serta tersedia air, sabun dan alat pembersih.

Peran kader dalam membina masyarakat untuk memiliki dan menggunakan

jamban sehat yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta

menggunakan jamban sehat dirumahnya

2. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah

tangga yang belum memilki jamban sehat

3. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat

berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban

4. Mengadakan arisan warga untuk memberi bantuan dalam penyediaan

jamban sehat

5. Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya memiliki jamban sehat


30

6. Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk memberikan

bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai

dengan situasi dan kondisi daerah setempat (Depkes, 2011).

2.6.7 Pemberantasan Jentik Nyamuk

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan

pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Agar rumah

bebas jentik yang perlu dilakukan yaitu melakukan pemberantasan sarang

nyamuk dengan cara 3M (Menguras, Menutup, Mengubur dan menghindari

gigitan nyamuk).

Manfaat rumah bebas jentik yaitu populasi nyamuk menjadi terkendali

sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau

dikurangi, kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit dan lingkungan

rumah menjadi bersih dan sehat.

Peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan rumah bebas

jentik yaitu sebaga berikut:

1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk

memberikan penyuluhan tentang pentingnya PSN

2. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat

menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN

3. Melakukan pemeriksaan jentik secara teratur setiap minggu dan

mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah

4. Mengumpulkan data angka bebas jentik setiap rumah tanagga yang

ada diwilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas


31

5. Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah

tangga yang dikunjungi sebagai memberikan penyuluhan agar tetap

melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan

menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk (Depkes,

2011).

2.6.8 Makan Buah dan sayur Setiap Hari

Setiap anggota rumah tangga diharapkan mengkonsumsi sayur dan buah

minimal 3 (tiga) porsi buah dan 2 (dua) porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

Sayur yang bagus untuk dikonsumsi yaitu semua sayur terutama sayuran yang

berwarna hijau tua, kuning dan orange seperti bayam, kangkung, daun kakuk,

wortel, kacang panjang, selada atau daun singkong. Semua buah juga bagus untuk

dimakan terutama berwarna merah dan kuning seperti mangga, pepaya, jeruk,

jambu biji atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.

Peran keluarga untuk menamkan kebiasaan makan sayur dan buah yaitu sebagai

berikut:

1. Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah

2. Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau

3. Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan buah dan sayur

4. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang

pentingnya makan sayur dan buah (Depkes, 2011).

2.6.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

Aktivitas fisik adalah melakukan penggerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan


32

kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan

bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur sedikit 30 menit

dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh

lainnya.

Peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas

fisik setiap hari yaitu sebagai berikut:

1. Manfaatkan kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya

melakukan aktivitas fisik

2. Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama

3. Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melakukan

pekerjaan dirumah

4. Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas

olahraga dan tempat bermain untuk anak

5. Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas

fiisk (Depkes, 2011).

2.6.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah

Peran keluarga dan kader untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok yaitu

sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok

kepada seluruh anggota keluarga

2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa asap

rokok

3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah


33

4. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuk anaknya

5. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok

6. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru

karena alasan kesehatan (Depkes, 2011).

2.7 Fungsi Manajemen

Menurut Terry (2010), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat

bagian, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating,

(pelaksanaan) dan controlling (pengawasan).

2.7.1 Planning (Perencanaan)

Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam

pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk

mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola

dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. Proses Perencanaan berisi

langkah-langkah yautu dalam menentukan tujuan perencanaan; menentukan

tindakan untuk mencapai tujuan; mengembangkan dasar pemikiran kondisi

mendatang; mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan

mengimplementasikan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya (Terry,

2010).

2.7.2 Organizing (Pengorganisasian)

Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang

berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan- kegiatan untuk


34

mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang

manajer. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua

sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan

yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil (Terry, 2010).

2.7.3 Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota

kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama (Terry, 2010).

2.7.4 Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara

dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Tahap-tahap Pengawasan yaitu penentuan standar;

penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; pengukuran pelaksanaan kegiatan;

pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan

pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan (Terry, 2010).

2.8 Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang

menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis yang diterapkan dengan

mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan

gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan suatu sistem. Pendekatan sistem

dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk


35

memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem (Kellogg,

2004).

Menurut (Azwar, 1996), pendekatan sistem adalah sebuah teknik dalam

menerapkan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah-masalah yang

komplek. Pendekatan sistem sendiri merupakan kerangka kerja umum dalam

pengambilan keputusan yang berdasarkan kepada empat pandangan, yakni;

1) Pendekatan sistem mengharuskan kita menentukan suatu sistem dalam

bentuk karakteristik

2) Pendekatan sistem mengharuskan kita mempertimbangkan sistem secara

keseluruhan, tidak boleh hanya terfokus pada komponen atau subsistem

tertentu saja, tetapi fokus pada pencapaian tujuan sistem secara

keseluruhan.

3) Pendekatan sistem berasumsi bahwa selalu ada beberapa alternatif karena

itu ada lebih dari satu cara dalam pemecahan masalah. Kita harus

dapat membandingkan semua alternatif pemecahan masalah tersebut dan

memilih satu alternatif pemecahan masalah yang dianggap sangat berguna

dalam pencapaian tujuan sistem.

4) Pendekatan sistem memerlukan implementasi metode ilmiah yang tahap-

tahapnya dimulai dari observasi, identifikasi masalah, rumusan masalah,

pengambilan data, perumusan hipotesis dan kesimpulan serta

dokumentasi hasil.

Menurut W.K. Kellogg, teori pendekatan sistem adalah teori sistematis

dan memiliki gambaran yang digunakan untuk menampilkan dan menyampaikan

pandangan yang sama antara SDM yang bekerja dilingkup yang sama, serta
36

melakukan kegiatan sesuai rencana kegiatan, dan perubahan atau hasil yang

dicapai sesuai yang diharapkan. Berikut adalah model kerangka berpikir

(Kellogg, 2004).

a. Input

Input merupakan bagian awal dari sistem yang menyediakan kebutuhan

operasi bagi sistem. Input ini akan berbeda-beda sesuai dengan sasaran

operasi dari suatu sistem. Menurut Kellogg (2004) di dalam input terdapat

5 unsur yaitu:

1. Men (Sumber Daya Manusia)

2. Money (Keuangan)

3. Material (Sarana Prasarana)

4. Machines (Peralatan)

5. Method (Metode)

b. Aktifitas Program/Proses

Berupa kegiatan proses, alat, tindakan, teknologi, dan kegiatan yang

bertujuan sebagai implementasi program. Intervensi ini biasanya

digunakan untuk melihat hasil atau perubahan program yang

direncanakan. Proses yang dilakukan bisa berdasarkan fungsi manajemen:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pelaksanaan

4. Pengawasan

c. Output
37

Berupa produk langsung dari kegiatan program, dan juga termasuk tipe,

level dan target pelayanan yang diinginkan oleh program.

d. Outcome

Perubahan spesifik pada perilaku, pengetahuan, kemampuan, status, dan

kinerja peserta program. Outcome jangka pendek harus bisa dicapai

dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun, sedangkan jangka panjang

harus bisa dicapai dalam kurung waktu empat sampai enam tahun.

e. Impact

Perubahan tujuan yang diinginkan atau yang tidak diinginkan yang terjadi

didalam organisasi, komunitas atau sistem sebagai dampak dari kegiatan

program dalam kurun waktu tujuh sampai sepuluh tahun.

2.9 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibuat maka dapat

disimpulkan kerangka teori seperti yang ditujukkan pada bagan 2.1. Penelitian

kali ini bertujuan untuk melihat gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Pendekatan sistem

menurut Kellogg (2004) terdapat 5 ( lima) komponen yaitu input, process,

output, outcome, dan impact. Teori pendektan sistem yang digunakana tersebut

terlihat dalam gambar berikut ini:

Bagan 2.1 Kerangka Teori Pendekatan Sistem (Kellogg, 2004)

Input Process Output Outcome Impact


38

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja,

maka disusunlah sebuah kerangka pikir. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

teori logic models dengan pendekatan sistem oleh W.K. Kellogg (2004). Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari input, proses, dan output.

Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti sampai pada tahapan output,

dikarenakan untuk hasil dari outcome dapat terlihat 1-3 tahun dari yang

direncanakan dan impact atau dampak dari suatu rencana akan terlihat 7-10 tahun

(Kellogg, 2004). Sehingga dikarenakan waktu peneliti membatasi penelitian yang

tidak sampai ke tahapan outcome dan tahapan impact karena waktu yang

diperlukan cukup lama. Untuk memudahkan pemahaman dalam teori pendekatan

sistem menurut Kellogg pada komponen input variabel yang diteliti pada input

berfokus Kebijakan, Tenaga Kesehatan, Pendanaan, serta Sarana dan Prasarana

terkait gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Proses adalah fungsi manajemen dalam

gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga di Puskesmas Balaraja. Output akan dilihat cakupan program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Oleh karena itu, kerangka

pikir penelitian disusun sebagai berikut.


39

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

Process:
Input: perencanaan, Output:
kebijakan, pengorganisasian, cakupan program
pelaksanaan dan Perilaku Hidup Bersih
tenaga kesehatan, pengawasan dalam dan Sehat (PHBS)
pendanaan,sarana program PHBS tatanan rumah tangga
dan prasarana tatanan rumah tahun 2017
tangga

3.2 Definisi Istilah

Berdasarkan kerangka pikir penelitian, dapat dirumuskan definisi fokus

penelitian sebagai berikut:

3.2.1 Masukan (input)

Masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam agar dapat berjalan

dengan baik, meliputi: kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan serta sarana dan

prasarana.

a. Kebijakan adalah dokumen tertulis berupa Peraturan Bupati di

Kabupaten Tangerang terkait PHBS dan perangkat kebijakan berupa

Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

Data diperoleh dari telaah dokumen dan wawancara dengan hasil

gambaran kebijakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

b. Tenaga kesehatan adalah petugas pelaksana yang terlibat dan

mendukung dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang mencakup


40

kualifikasi pendidikan dan kompetensi petugas. Data diperoleh dari

wawancara, telaah dokumen, dan observasi dengan hasil gambaran

tenaga kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga.

c. Pendanaan adalah sumber dana yang digunakan untuk program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di

Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari wawancara dan telaah

dokumen dengan hasil gambaran pendanaan program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga.

d. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang tersedia dalam

melaksanakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari

observasi dan wawancara dengan hasil gambaran sarana dan prasarana

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga.

3.2.2 Proses (process)

Proses adalah fungsi manajemen dari program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

a. Perencanaan adalah penentuan serangkain usulan program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yang dibuat

oleh penanggungjawab program promosi kesehatan di Puskesmas

Balaraja berdasarkan pemilihan dari berbagai alternatif data yang ada,

dalam hal ini dirumuskan dalam bentuk keputusan yang akan

dikerjakan untuk masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan
41

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga. Data diperoleh dari wawancara dan telaah dokumen dengan

hasil gambaran perencanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga.

b. Pengorganisasian adalah suatu struktur kegiatan yang telah dibuat oleh

petugas dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang berisikan struktur

petugas, sumber dana dan jadwal kegiatan. Data diperoleh dari

wawancara dan telaah dokumen dengan hasil gambaran

pengorganisasian program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tananan rumah tangga.

c. Pelaksanaan adalah suatu proses dalam program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

Data diperoleh dari wawancara dan observasi dengan hasil gambaran

pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga

d. Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mengukur seberapa jauh

kinerja program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang telah dilaksanakan sesuai

dengan tujuan. Data diperoleh dari wawancara dengan hasil gambaran

pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga.


42

3.2.3 Keluaran (output)

Keluaran adalah hasil cakupan dari suatu program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh

dari wawancara dan telaah dokumen dengan hasil gambaran cakupan program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga.

3.2.4 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang

berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat

dapat mandiri dan mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan

yang dihadapinya dengan berpedoman pada sepuluh indikator PHBS.

3.2.5 Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan adalah petugas puskesmas

yang menjadi pemegang program dan mempertanggungjawabkan segala kegiatan

dalam program PHBS tatanan rumah tangga.

3.2.6 Kader Kesehatan

Kader Kesehatan adalah petugas pelaksana yang turun langsung ke

lapangan untuk penndataan pengkajian dan melakukan penyuluhan PHBS tatanan

rumah tangga.

3.2.7 Bidan Desa

Bidan Desa adalah petugas pelaksana yang turun langsung ke lapangan

untuk melakukan penyuluhan dalam program PHBS tatanan rumah tangga.


43

3.2.8 Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah mereka yang memiliki hubungan sosial dengan

masyarkat dan memiliki pengaruh terhadap kuat kepada masyarakat dalam PHBS.

3.2.9 Masyarakat

Masyarkat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan

pada suatu wilayah dan merupakan sasaran utama dalam program PHBS tatanan

rumah tangga.
44

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui secara

jelas dan lebih mendalam tentang gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Menurut Moleong

(2005), prosedur penelitian kualitatif bertujuan untuk menghasilkan data

deskriptif dan dapat berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini lebih diarahkan pada upaya

pencarian latar belakang; secara holistik atau menyeluruh.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi sebuah aktivitas yang dilakukan oleh

objek penelitian dan berbagai hal yang terdapat didalamnya. Salah satu

perbedaan utama dengan metode kuantitatif, dimana metode kualitatif dapat

memberikan penjelasan yang luas dan dalam terhadap satu fenomena tertentu.

Pendekatan kuantitatif nemiliki kelebihan pengukuran banyak subjek terhadap

serangkaian pertanyaan terbatas memungkinkan perbandingan dan agregasi

statistik data. Di sisi lain, metode kualitatif menghasilkan kekayaan data rinci

tentang sejumlah kecil individu (Patton, 1990).

Metode kualitatif memiliki kelebihan dengan memberikan keleluasaan

bagi responden mengungkapkan apa yang sebenarnya penting bagi mereka

dengan kata-kata mereka sendiri. Sebagian besar penelitian hanya fokus pada

beberapa atribut saja. Metode kualitatif bisa menjadi cara yang berharga untuk

mengizinkan responden untuk menentukan faktor mana yang penting mereka

(Clifton dan Handy, 2001).


45

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini agar

dapat memahami bagaimana gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di puskesmas, Kader, Tokoh Masyarakat

dan Masyarakat Balaraja.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang pada

bulan April hingga Desember 2017. Pemilihan lokasi ini memiliki beberapa

pertimbangan, diantaranya yakni penurunan angka cakupan program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

4.3 Infoman Penelitian

Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu informan

kunci, informan utama dan informan pendukung. Informan kunci adalah mereka

yang ahli dalam bidangnya serta mengetahui dan memiliki berbagai informasi

pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu Kepala Bidang Sumber Daya

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang, Kepala Puskesmas Balaraja dan Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan. Informan Utama yaitu 5 (lima) Bidan Desa dan 5 (lima) kader di

wilayah kerja Puskesmas Balaraja yaitu Kelurahan Balaraja, Desa Sentul, Desa

Sentul Jaya, Desa Saga dan Desa Talagasari.

Informan pendukung adalah mereka yang dapat mendukung dalam Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu dari 2 (dua) Tokoh Masyarakat

dan 5 (lima) masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja yaitu Kelurahan

Balaraja, Desa Sentul, Desa Sentul Jaya, Desa Saga dan Desa Talagasari.
46

Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2011) bahwa purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

ini, misalnya orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita

harapkan dalam penelitian, sehingga memudahkan peneliti mengetahui

objek/situasi sosial yang diteliti.

Penentuan jumlah informan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria

kecukupan dan kesesuaian. Kecukupan diartikan data yang diperoleh dari

informan diharapkan dapat menggambarkan gambaran program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

Tabel 4.1 Daftar Informan

No Kode Umur Jabatan Pendidikan


Responden (Th)
1 IK-01 54 Kepala Bidang Sumber Daya Sarjana Kesehatan
Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang
2 IK-02 62 Kepala Puskesmas Dokter Gigi
3 IK-03 39 Penanggungjawab Sarjana Keperawatan
Program Promosi Kesehatan
4 IU-01 48 Kader Kesehatan SLTA
5 IU-02 49 Kader Kesehatan SLTA
6 IU-03 47 Kader Kesehatan SMEA
7 IU-04 40 Kader Kesehatan SLTA
8 IU-05 50 Kader Kesehatan SLTA
9 IUB-01 34 Bidan Desa D3 Kebidanan
10 IUB-02 37 Bidan Desa D3 Kebidanan
11 IUB-03 46 Bidan Desa D3 Kebidanan
12 IUB-04 40 Bidan Desa D3 Kebidanan
13 IUB-05 36 Bidan Desa D3 Kebidanan
14 IP-01 47 RT SMA
15 IP-02 55 RT SMA
16 IPM-01 60 Masyarakat Sarjana Pendidikan
17 IPM-02 47 Masyarakat Sarjana pendidikan
18 IPM-03 45 Masyarakat SMA
19 IPM-04 48 Masyaarkat SMA
20 IPM-05 45 Masyarakat SMA
47

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara,

pedoman observasi serta telaah dokumen. Pedoman wawancara yang

digunakan untuk mendapatkan informasi terkait program PHBS tatanan rumah

tangga di Puskesmas Balaraja dan digunakan untuk membantu pengumpulan

data dengan teknik wawancara mendalam. Pedoman observasi berisi

pernyataan yang dapat memberikan keadaan program PHBS tatanan rumah

tangga di Puskesmas Balaraja.

4.5 Jenis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan data primer dan data

sekunder.

a. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam

dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir

pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan

untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong,

2005).

b. Data sekunder diperoleh dari dokumen Rencana Usulan Kegiatan dari

Program Promosi Kesehatan seperti angka cakupan Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2015 sampai dengan tahun 2017,

Profil Puskesmas Balaraja yang berisikan data jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Balaraja, data tenaga kesehatan, Peraturan

Bupati Tangerang, SOP program PHBS tatanan rumah tangga yang


48

mencakup SOP pengkajian dan SOP penyuluhan PHBS tatanan rumah

tangga, dan lembar observasi pengkajian PHBS tatanan rumah tangga.

4.6 Sumber Data

Sumber Data dalam peneltian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Sumber Data Penelitian

Domain Sumber Data


No Penelitian Wawancara Observasi Telaah Informan Informan Informan
Mendalam Dokumen Kunci Utama Pendukung
1 Kebijakan ∨ - ∨ ∨ - -
2 Tenaga ∨ - ∨ ∨ - ∨
Kesehatan
3 Pendanaan ∨ - ∨ ∨ ∨ -
4 Sarana Prasarana ∨ ∨ - ∨ ∨ ∨
5 Perencanaan ∨ - ∨ ∨ - -
6 Pengorganisasian ∨ - ∨ ∨ - -
7 Pelaksanaan ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
8 Pengawasan ∨ - - ∨ - -
9 Cakupan ∨ - ∨ ∨ - -
Program

4.7 Metode Pengumpulan Data

a) Wawancara mendalam

Wawancara mendalam yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat

memberikan keterangan dan informasi mendalam berdasarkan fakta yang

terjadi dilapangan secara lisan dan jelas. Menurut Sugiyono (2011),

wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Pada

penelitian ini peneliti akan menggunakan metode wawancara mendalam

untuk mengetahui bagaimana gambaran program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.


49

b) Telaah dokumen adalah pengumpulan data melalui pencatatan terhadap

dokumen. salah satu metode yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan

data. Telaah dokumen pada penelitian ini yaitu dengan melakukan

pemeriksaan terkait gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja meluli dokumen-

dokumen akan dibandingkan kesesuaiannya dengan dokumen-dokumen

tersebut.

c) Pedoman Observasi adalah prosedur yang berencana meliputi melihat,

mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah penelitian (Notoadmodjo,

2003). Observasi yang dimaksud dalam metode pengumpulan data ini

ialah melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur

langkah-langkah Standar Operasional Prosedur terkait program PHBS

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

4.8 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode analisis data oleh Gale (2013) yang bertujuan untuk mendeskripsikan

dan menginterpretasi data yang telah diolah. Teknik ini dilakukan dengan

mengidentifikasi persamaan dan perbedaan data kualitatif sebelum berfokus

pada hubungan bagian-bagian yang berbeda dari data, sehingga dapat

menggambarkan peristiwa atau menjelaskan kesimpulan dari berbagai arah.

Berikut adalah proses yang dilakukan (Gale, 2013):

a. Transkripsi; Rekaman merupakan hal yang sangat penting dalam

membantu pengumpulan data. Rekaman ini digunakan pada saat


50

wawancara mendalam terhadap informan, sehingga informan saat

wawancara dapat diperoleh. Setelah dilakukan wawancara tersebut,

dibuat transkrip secara manual yang menghasilkan data dalam bentuk

tulisan.

b. Pengenalan dengan wawancara; Apabila sudah dibuat transkrip dari

hasil pengumpulan data, maka perlu dilakukan familirisasi data, yaitu

dengan mengulang lagi data yang sudah ditranskrip. Tujuan dari proses

ini adalah untuk mengetahui lebih dalam data yang di transkrip. Hasil

wawancara mendalam kepada informan terkait Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja

dalam bentuk transkrip dengan melakukan pengulangan atau

pencocokan dari data yang sudah ditranskrip dengan data mentah atau

rekaman, sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat dan dapat

mengurangi kesalahan dalam menerjemahkan data.

c. Pengkodean; Proses coding dilakukan dengan mengkategorikan data

yang telah diperoleh. Kategori dalam penelitian ini dibagi dalam

pendomain yaitu kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, sarana

prasaranana, perencanaan, pengorgansiasian, pelaksanaan dan

pengawasan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

d. Mengembangkan kerangka analisa kerja; Setelah coding dilakukan

terhadap data yang dianalisis, setiap substansi dibagi lagi menjadi kode

yang lebih besar seperti kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, sarana

prasaranana akan masuk kedalam kode input, kemudian perencanaan,


51

pengorgansiasian, pelaksanaan dan pengawasan masuk kedalam proses,

serta cakupan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja akan masuk kedalam

output.

e. Menafsirkan data menerapkan kerangka analisis; Setelah dilakukan

pengkodean, maka selanjutnya data yang telah ditranskrip sebelumnya

dimasukkan kedalam setiap kode masing-masing data yang telah

ditentukan sebelumnya. Sehingga pada setiap kode akan berisikan

semua data yang telah ditranskrip.

f. Memetakan data kedalam matriks kerangka kerja; Kemudian setelah

semua data sudah dikodekan menggunakan kerangka analisis, maka

akan dilanjutkan dengan meringkas semua data dalam matriks untuk

setiap tema dari berbagai metode pengumpulan data. Bentuk matriks

tersebut berisikan semua data dari berbagai sumber data dari informan.

Kemudian memasukkan data dari metode pengumpulannya yaitu

wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.

g. Menafsirkan data; Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah

interpretasi data atau penarikan kesimpulan dengan cara data yang telah

dikelompokkan sebelumnya akan dilakukan analisis terhadap data

tersebut atau diinetrpretasikan hasilnya baik dari komponen input,

proses dan output itu sendiri. Selanjutnya data yang telah dianalisis,

dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan

fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Sehingga


52

bisa mendapatkan gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

4.9 Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan

matriks hasil wawancara mendalam yang dapat menjelaskan gambaran Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja. Penyajian data juga akan didukung dengan hasil observasi lapangan dan

telaah dokumen.

4.10 Triangulasi

Validasi dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan

triangulasi metode yait triangulai sumber, didapat dari Kepala Bidang Sumber

Daya Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang, Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan untuk mengetahui data input berupa kebijakan, pendanaan, tenaga

kesehatan dan sarana prasarana, kemudian data proses untuk mengetahui

pengawasan kegiatan. Triangulasi juga didapatkan dari Kader Kesehatan dan

Bidan Desa untuk mengetahui pendanaan, sarana prasarana dan pelaksanaan

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di

Puskesmas Balaraja, serta didapatkan dari Tokoh Masyarakat dan masyarakat

wilayah kerja Puskesmas Balaraja untuk mengetahui tenaga kesehatan, sarana

prasarana dan pelaksanaan pada program PHBS tatanan rumah tangga dan

triangualasi metode dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah

dokumen.
53

BAB V

HASIL

Dalam menggambarkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Tahun 2017 digunakan teori

pendekatan sistem yaitu input, proses dan output (Kellogg, 2004).

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Balaraja

Puskesmas Balaraja terletak di Jalan Raya Serang KM 24, yang berjarak ±

24 Km dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan dengan Ibukota

Kabupaten berjarak ± 8 Km, dengan luas wilayah kerja 1672 Ha.

Puskesmas Balaraja dibangun pada tahun 1954. Wilayah kerja Puskesmas

Balaraja terdiri dari satu kelurahan dan empat desa, 19.148 KK, dengan jumlah

penduduk 73.632 jiwa.

5.1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja

Tabel 5.1 Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas balaraja

No Desa/Kelurahan Keterangan
1 Balaraja 2.860
2 Talagasari 3.379
3 Saga 7.498
4 Sentul 3.237
5 Sentul Jaya 2.174
Jumlah 19.148
Sumber: Profil Puskesmas Balaraja Tahun 2015

Dari Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa Desa Saga mempunyai jumlah Kepala

Keluarga penduduk paling besar, karena di Desa Saga terdapat 3 (tiga)


54

perumahan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga penduduk paling sedikit yaitu

Desa Sentul Jaya.

Tabel 5.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No Umur Jumlah Penduduk


Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
1 0-4 4.192 4.011 8.2013 11.13
2 5-9 3.466 3.441 6.907 9.4
3 10-14 2.872 2.699 5.571 7.6
4 15-19 2.871 2.706 5.577 7.6
5 20-24 3.718 3.563 7.281 9.9
6 25-29 4.097 4.015 8.112 11.02
7 30-34 4.272 4.388 8.660 11.76
8 35-39 3.968 3.840 7.808 10.6
9 40-44 3.170 2.603 5.773 7.84
10 45-49 1.925 1.426 3.351 4.55
11 50-54 1.225 1012 2.237 3.04
12 55-59 847 769 1.616 2.19
13 60-64 507 501 1.008 1.37
14 65-69 343 254 697 0.95
15 70-74 205 245 450 0.61
16 75+ 164 217 381 0.52
Jumlah 37.842 35.790 73.631 100
Sumber: Profil Puskesmas Balaraja 2015

Berdasarkan Tabel 5.2 klasifikasi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin antara perempuan dan laki-laki menunjukan bahwa jumlah penduduk

laki-laki sebesar 37.842 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 35.790 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan kategori jenis kelamin berada pada

rentang umur 30-34 tahun, yaitu pada laki-laki berjumlah 4.272 dan pada

perempuan berjumlah 4.388.


55

5.1.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja

Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja

Jumlah Minimal Jumlah di


No Jenis Ketenagaan Berdasarkan Puskesmas
Permenkes No. Balaraja
75 Tahun 2014
1 Dokter Umum/Dokter Layanan
2 4
Primer
2 Dokter Gigi 1 4
3 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 5
4 Perawat 8 13
5 Bidan 7 21
6 Pekarya (Non Medis); SMA,
2 2
Petugas Kebersihan
7 Perawat Gigi 1 1
8 Gizi 2 1
9 Sanitasi 1 1
10 Farmasi 2 2
11 Analisis 1 2
12 Tenaga Administrasi 3 3
13 Supir - 2
14 Satpam - 5
15 Medical Record - 2
16 Petugas Dapur - 1
Total 31 70
Sumber: Profil Puskesmas Balaraja Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan menurut standar

Permenkes No 75 Tahun 2014 terdapat 31 ketenagaan kesehatan untuk Puskesmas

Perkotaan dan Perawatan yang merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar

Puskesmas dapat terselenggara dengan baik dan belum termasuk tenaga di

Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa. Ketengaan di wilayah kerja Puskesmas

Balaraja yaitu Dokter Umum/Dokter Layanan Primer, Dokter Gigi, Tenaga

Kesehatan Masyarakat, Perawat, Bidan, Pekarya, Perawat Gigi, Gizi, Sanitasi,

Farmasi, Analisis, Tenaga Administrasi, Kebersihan, Supir, Satpam, Medical

Record dan Petugas Dapur.


56

5.2 Gambaran Input PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja

5.2.1 Gambaran Kebijakan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Kebijakan dalam program program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memiliki

standar kebijakan yang bersumber dari Peraturan Bupati Tangerang. Kebijakan

tersebut dibuat untuk menjadi standar pelaksanaan PHBS, namun tidak

keseluruhan indikator PHBS memiliki standar kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa

Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian

Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati Tangerang tentang Penyelenggaraan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Berdasarkan hasil telaah dokumen, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16

Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok menjadi standar kebijakan di

Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaan PHBS yaitu pada indikator tidak

merokok dalam rumah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut berisikan penetapan

Kawasan Tanpa Rokok yang bertujuan untuk (a) memberikan perlindungan dari

bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif, (b) memberikan

ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, (c) melindungi

kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung

maupun tidak langsung, (d) menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, bebas

dari asap rokok, (e) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan (f) untuk

mencegah perokok pemula. Namun pada keterangan tempat dalam Kawasan


57

Tanpa Rokok yang ditetapkan oleh Bupati Tangerang tidak mencakup Kawasan

Tanpa Rokok di tatanan rumah tangga, sebagaimana pada pasal 7 ayat 2 yaitu

Kawasan Tanpa Rokok yang dimaksud yaitu Perkantoran Pemerintah Daerah,

Tempat Pelayanan Kesehatan, Tempat Proses Belajar Mengajar, Tempat Anak

Bermain, Tempat Ibadah, Tempat Kerja dan Tempat Umum.

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian Air

Susu Ibu Ekslusif bermaksud untuk memberikan perlindungan bagi Bayi untuk

mendapatkan hak dasarnya serta kesempatan bagi ibu melaksanakan kewajiban

memberikan ASI kepada bayi dimanapun berada. Pada pasal 5 ayat 2 bahwa

setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi

dan anjuran tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan

keluarganya. Hal ini erat kaitannya dengan program PHBS pada kegiatan

penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga.

Kebijakan lainnya yaitu pada Peraturan Bupati Tangerang tentang

Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Peraturan tersebut belum

memiliki Nomor kebijakan dikarenakan masih terdapat perbaikan terkait isi

peraturannya. Dalam penyelenggaraannya, pada pasal 3 bahwa penyelennggaraan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat berpedoman pada pilar STBM. Pilar STBM

tersebut terdiri atas perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan

Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan

Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Masyarakat.


58

Namun dalam pelaksanaannya, kebijakan terkait PHBS di Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang tidak diikuti oleh Puskesmas Balaraja dalam

pelaksanaan program PHBS tatanan rumah tangga. Berdasarkan hasil telaah

dokumen, Puskesmas Balaraja hanya membuat Standar Operasional Prosedur

dalam kegiatan PHBS tatatann rumah tangga sebagai perangkat kebijakan

program.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

di Puskesmas Balaraja memiliki dua kegiatan yaitu kegiatan pengkajian PHBS

tatanan rumah tangga dan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Pada masing-

masing kegiatan memiliki Standar Operasional Prosedur sebagai perangkat

kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan.

Berikut Standar Operasional Prosedur dalam kegiatan pengkajian dan

penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja:

Tabel 5.4 SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga


Puskesmas Balaraja

SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja


Pengertian Pelaksanaan pendataan PHBS tatanan rumah tangga yang dilakukan harus sesuai
dengan prosedur langkah-langkah kerja yang ditentukan.
Tujuan Agar pengelola Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) puskesmas dapat
melakukan pemetaan wilayah kerja puskesmas sehingga dapat diketahui prioritas
masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Kebijakan Buku Pedoman Promosi Kesehatan
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
Prosedur 1. Petugas menentukan jadwal kegiatan pendataan PHBS tatanan rumah
langkah- tangga
langkah 2. Petugas menentukan tempat desa dan jumlah sampel yang akan di data
3. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
4. Petugas memilih kader yang akan melakukan pendataan, meliputi cara
wawancara dan observasi untuk pengisian formulir dengan 10 (sepuluh)
indikator PHBS tatanan rumah tangga yang berisi pertanyaan tentang:
a. Persalinan oleh tenaga kesehatan
59

SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja


b. ASI Ekslusif
c. Menimbang balita
d. Tersedianya air bersih
e. Tersedianya jamban sehat
f. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik
j. Tidak merokok di dalam rumah
5. Petugas mengumpulkan hasil pendataan dari kader
6. Petugas merekapitulasi hasil pendataan dari kader
7. Petugas mengarsipkan hasil pendataan PHBS
Hal-hal yang Alat: formulir, pemetaan wilayah atau desa, teknik wawancara, cara pengisian
perlu di formulir
perhatikan Bahan: ATK
Unit terkait Promosi Kesehatan
Dokumen Hasil pendataan (format), foto kegiatan dan laporan hasil
Terkait
Sumber: Dokumen Program Promosi Kesehatan Puskesmas Balaraja Tahun 2015\

Berdasarkan tabel, dapat dilihat Standar Operasional Prosedur kegiatan

pengkajian PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. SOP ini adalah

kebijakan yang diambil dari Buku Pedoman Promosi Kesehatan. SOP dibuat

sebagai acuan pelaksana program PHBS untuk pemetaan wilayah kerja puskesmas

sehingga dapat diketahui prioritas masalah-masalah kesehatan yang ada di

masyarakat. Di dalam SOP ini terdapat beberapa langkah-langkah prosedur untuk

pelaksanaan kegiatan pengkajian program PHBS.

Tabel 5.5 SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga

SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja


Pengertian Proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka, mau dan
mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya, khususnya derajat
kesehatan.
Tujuan Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari
Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan.
60

SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja


Kebijakan Buku Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor
2269?MENKES/PER/X1/2011
Prosedur 1. Petugas memperkenalkan diri
langkah-langkah 2. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
3. Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan
yang tidak membosankan.
4. Petugas memperkenalkan diri
5. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
6. Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan
7. Petugas menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama
yang tidak membosankan
8. Petugas menujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak
tetap duduk di tempat, selingi dengan humor segar
9. Petugas menggunakan bahasa sederhana
10. Petugas membuat suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar
agar turut berpartisipasi
11. Petugas menyediakan waktu untuk tanya jawab
12. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri
penyuluhan.
13. Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan
selesai
Hal-hal yang Kesesuaian dan ketepatan program
perlu di
perhatikan
Unit terkait - Dokter
- Poskesdes (Bidan / Perawat)
- Kader PHBS
- Pemerintah Desa
- Pemerintah Kecamatan
Dokumen Terkait Materi penyuluhan

Berdasarkan tabel, dapat dilihat Standar Operasional Prosedur kegiatan

penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. SOP ini adalah

perangkat kebijakan yang diambil dari Buku Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). SOP dibuat sebagai acuan pelaksana program PHBS

untuk mencapai perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari

Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan. Di dalam SOP ini terdapat

beberapa langkah-langkah prosedur untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan


61

program PHBS. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Penanggungjawab

Program Promosi Kesehatan;

“…Untuk kebijakan saya yang membuat dan dikebijakan tersebut terdiri


dari SOP pengkajian dan SOP penyuluhan dan berisikan prosedur
langkah-langkahnya...” (IK-03)
SOP Program PHBS yang dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan digunakan sebagai acuan pelaksanaan program PHBS tatanan rumah

tangga sesuai yang diungkapkan oleh Kepala Puskesmas;

“…Kebijakan dalam program PHBS itu ada didalam program kita juga
sudah membuat SOP nya. Jadi kebijakan itu harus disampaikan untuk
dijalankan. Disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk
rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti
Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.…”(IK-02)
SOP tersebut dibuat mengacu pada Pedoman Promosi Kesehatan dan

Pedoman Umum PHBS pusat dari Kementerian Keasehatan. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang;

“….Dinas Kesehatan merupakan kepanjang tanganan kemenkes. Sehingga


apa yang dibuat di pusat daerah juga harus membuat hal yang sama,
kebijakan PHBS sudah dituangkan dalam rencana stategis 5 tahun…”(IK-
01)

5.2.2 Gambaran Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah

Tangga di Puskesmas Balaraja

Tenaga kesehatan pelaksana program PHBS tatanan rumah tangga

meliputi Kader Kesehatan dan Bidan Desa. Hal ini diungkapkan oleh

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“…..Tenaga kesehatan yang turun ya kader dan Bidan Desa. Kader


melakukan pendataan pengkajian dan setelah itu dibantu Bidan Desa
62

masing-masing wilayah untuk melaksanakan penyuluhan


kesehatan….”(IK-03)
Selama ini tenaga kesehatan sudah melaksanakan kegiatan yang mengacu

pada pedoman umum PHBS. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kepala

Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang;

“..sudah melaksanakan sesuai dengan pedoman umum PHBS..” (IK-01)


Dalam menentukan tenaga kesehatan pelaksana program PHBS dipilih

berdasarkan kompetensi petugas dan keterlampilan petugas. Hal tersebut

diungkapkan oleh Kepala Puskesmas;

“…Dalam menetapkan petugas pada dasarnya harus tenaga medis,


kemudian kita melihat analisa dan kompetensi pegawai yang
bersangkutan jadi dari situ kita bisa lihat kalau dia bisa..”
Dalam menentukan kader sebagai pelaksana kegiatan adalah kader yang

sudah diberikan pelatihan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“…Pemilihan kader biasanya 10-15 kader yang sudah dilatih dan


pemilihan Bidan Desa biasanya per masing-masing wilayah kerja
puskesmas...” (IK-03)
Kualifikasi pendidikan untuk petugas dalam pelaksanaan kegiatan

biasanya disesuaikan dengan puskesmas selaku pelaksana. Hal tersebut sesuai

dengan yang diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang;

“…Petugas yang turun lapangan kan biasanya yang menentukan masing-


masing puskesmas, jadi yang menentukan kualifikasinya puskesmas
juga…”(IK-01)
63

Pendidikan petugas dalam melaksanakan kegiatan biasanya pada Kader

dengan latarbelakang SMA dan Bidan Desa dengan pendidikan D3 Kebidanan,

hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas Balaraja;

“..Petugas itu ada Bidan Desa, nah biasanya mereka pendidikannya D3


Kebidanan dan kader yang rata-rata SMA..” (IK-02)
Kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan disesuaikan dengan

pelatihan yang diberikan puskesmas kepada petugas. Hal tersebut juga sesuai

dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas;

“..Kalau untuk kompetensi itu ada pelatihan untuk kader, biasanya


mereka dilatih bagaimana mendata dahn penyuluhan. Begitu juga bidan
desa….” (IK-02)
Pelatihan yang diberikan pada tenaga kesehatan antara lain pelatihan untuk

kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang;

“….Cara pemilihan tenaga, petugas dilatih tentang pengkajian dan


penyuluhan PHBS. Setelah itu, petugas melakukan pendataan dan
penyuluhan.…” (IK-01)
Pelatihan kegiatan PHBS tatanan rumah tangga ini dilakukan setiap satu

tahun sekali di Dinas Kesehatan dan di Puskesmas meliputi materi mengenai 10

indikator PHBS. Hal tersebut diungkapkan oleh Kader Kesehatan;

“...Pelatihan dilakukan di puskesmas oleh petugas (bu nani, selaku


penanggungjawab program promkes) dilakukan sehari, Pelatihan juga
biasanya dilakukan lagi setiap tahun sebelum pelaksanaan, kadang kader
juga ikut lokmin sekalian di latih lagi, Pelatihan setiap tahun dilakukan
setelah selesai kegiatan. Jadi, misalnya kegiatan dilakukan pada bulan
Oktober, maka pelatihan diberikan pada sebeluman setelahnya. Pas
pelatihan Materi yang diberikan berupa bagaimana sosialisasi ke
masyarakat dan cara data di lembar pengkajian. Untuk penyuluhan kita
juga pelatihan bareng puskesmas, gimana cara yang baik kalau kader
64

penyuluhan ya kita banyak dikasih pelatihan soal 10 indikator PHBS..”


(IU-02)
Sebagian tenaga kesehatan dalam melaksanakan program PHBS di

masyarakat sudah cukup baik. Hal tersebut diungkapkan masyarakat;

“…Iya, 10 indikator itu sudah dijelaskan dan ditanyakan dengan baik..”


(IPM-02)
Akan tetapi masih terdapat tenaga kesehatan yang belum maksimal dalam

menyampaikan materi terkait 10 indikator PHBS tersebut kepada masyarakat

karena masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak mengetahui materi yang

disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan masyarakat;

“..Saya taunya Cuma bersih-bersih lingkungan saja..” (IPM-01)


“.. salah satu ada,tapi tidak semuanya..” (IPM-04)

5.2.3 Gambaran Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Pendanaan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK). Hal tersebut sesuai dengan ahsil wawancara Kepala Puskesmas;

“…dana kegiatan itu kita ada BOK. BOK itu kan ada beberapa program
selama ini kita udah atur porsinya perkegiatan….”(IK-02)
“….selama ini dana yang diadakan oleh APBD sudah mencukipi untuk
keberhasilan pelaksanaan kegiatan…” (IK-02)
Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan menyatakan dana ini

cukup untuk kegiatan;

“…sejauh ini sesuai aja sih..” (IK-03)


65

Dana kegiatan PHBS yang diberikan pada Masing-masing kader yaitu

25.000 Rupiah, dana tersebut digunakan untuk transport kegiatan. Hal tersebut

juga sesuai dengan yang diungkapkan Kader Kesehatan;

“…kita dapet Rp 25.000 buat kerumah-rumah ya cukup aja sih….”(IU-03)


“…Rp 25.000 cukuplah itu mah….”

5.2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Program PHBS Tatanan Rumah

Tangga di Puskesmas Balaraja

Sarana dan prasarana pendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja dibagi menjadi dua, yaitu sarana dan

prasarana kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan. Sarana prasarana tersebut

disiapkan oleh puskesmas.

Pada kegiatan pengkajian, sarana dan prasarana yang dibutuhkan yaitu

lembar pengkajian PHBS tatanan rumah tangga untuk pendataan rumah sehat

berdasarkan 10 (sepuluh) indikator PHBS, ATK dan stiker tempel. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas;

“…Sarana dan prasarana dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga hanya menggunakan Alat Tulis
Kantor (ATK) dan lembar pengkajian PHBS, adanya sticker tempel juga...”
(IK-02)
Pada kegiatan penyuluhan PHBS, sarana dan prasarana yang dibutuhkan

yaitu poster, brosur, booklet, lembar balik dana lain-lain. Hal tersebut sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“….jika penyuluhan setelah pendataan, petugas bisa membawa sticker


tempel atau leaflet gitu.…” (IK-03)
Hal ini juga diungkapkan oleh Bidan Desa;
66

“…penyuluhan biasanya membawa selembaran leaftlet jika memang


sedang ada….” (IUB-01)
Akan tetapi, untuk kegiatan penyuluhan tidak semua masyarakat

mendapatkan poster atau leaflet dikarenakan ketersediaan yang terbatas. Hal ini

diungkapkan Kader Kesehatan;

“…dan untuk penyuluhannya, kita kasih aja poster kalau lagi ada tapi
biasanya gak kebagian semua tiap warga jadi sisanya cuma ngomong gitu
penyuluhannya...” (IU-03)
Semua kegiatan ini telah dianggarkan oleh puskesmas Kabupaten seperti

informasi dari Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, sebagai berikut;

“…Dipenuhi oleh puskesmas karena anggarannya juga ada di


Puskesmas..” (IK-01)

5.3 Gambaran Proses

5.3.1 Gambaran Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Perencanaan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dibuat oleh Penanggungjawab

Program Promosi Kesehatan.Hal ini diungkapkan oleh Kepala Puskesmas;

“…disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan


untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab
Program Promosi Kesehatan..” (IK-02)
Perencanaan yang dibuat berupa Rencana Usulan Kegiatan tahunan yang

meliputi rencana kegiatan, sasaran, jadwal, lokasi kegiatan, sumber dana kegiatan,

dan tenaga pelaksana. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;


67

“…rencana usulan kegiatan disitu sudah ada rencana pertahunnya dan


bulan apa untuk melakukan Program PHBS….”(IK-03)
Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.6 Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) PHBS Tatanan Rumah Tangga

Kegiatan Rencana Kegiatan Sasaran Jadwal Lokasi Sumber


Tenaga
Dana
pelaksana
Program Untuk memberdayakan Masyarakat Setiap Rumah BOK
Promosi
PHBS anggota rumah tangga Tahun di Tangga Kesehatan,
Tatanan agar tahu, mau dan Bulan Kader, Bidan
Rumah mampu mempraktikkan Oktober Desa wilayah
Tangga PHBS Puskesmas
Balaraja
Sumber: Rencana Usulan Kegiatan Program Promosi Kesehatan Puskesmas
Balaraja Tahun 2017
Perencanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja

dibuat pada tahun sebelumnya berdasarkan prioritas kegiatan dan ketersediaan

anggaran. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang;

“….perencanaan dibuat setahun sebelumnya, berdasarkan analisa dan


dibuat prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
ketersediaan anggaran…” (IK-01)

5.3.2 Gambaran Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga

di Puskesmas Balaraja

Pengorganisasian program PHBS tatanan rumah tanggga melibatkan

Penanggungajwab Program Promosi Kesehatan, Bidan Desa dan kader. Hal

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas;

“…tapi tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan saja


yang turun lapangan, namun ada kader dan Bidan Desa juga yang
membantu. Dalam program PHBS…” (IK-02)
68

Akan tetapi, pengorganisasian jadwal kegiatan Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum sepenuhnya terstruktur. Hal tersebut sesuai

dengan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“…biasanya tidak semua terstruktur untuk jadwalnya. Misal dijadwal


memang Oktober tetapi untuk pelaksanaanya bisa saja berhalangan
dengan kegiatan lain…..” (IK-03)
Selain itu Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan mengungkapkan

bahwa terdapat kendala dalam pengorganisasian, yaitu;

“…Pelaksanaanya bisa saja bersamaan dengan kegiatan lain. Misal saya


disini pelayanan di Puskesmas jadi tidak selalu berada di lapangan, saya
juga akan turun lapangan jika ada masalah dilapangan cara
mengatasinya yaitu dengan mengganti hari. Misalnya kita memiliki target
untuk bulan ini, jika bulan ini tidak bisa berarti masuk keperencanaan
tahun berikutnya...” (IK-03).
Pengorganisasian program PHBS tatanan rumah tangga yang dilaksanakan

oleh Kader Kesehatan dilaksanakan berdasarkan wilayah kerja masing-masing

Kader Kesehatan. Biasanya petugas melakukan kegiatan pengkajian dan

pendataan PHBS tatanan rumah tangga dengan mengunjungi 12 (dua belas)

sampai 13 (tiga belas) rumah. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan

Kader Kesehatan;

“…Disini kan ada 5 wilayah nah itu biasanya per RT ada 2 sampai 5
kader itu biasanya masing-masing kader 12 sampai 13 rumah…” (IU-01)
Namun hal tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan Kader lainnya, yaitu;

“…Ya gak nentu sih, sedikasihnya aja sama puskesmas…” (IU-03)


69

5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Program (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Dalam program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja

terdapat dua kegiatan, yaitu kegiatan pengkajian dengan metode pendataan rumah

sehat dan kegiatan penyuluhan PHBS yang dilaksanakan setelah dilakukannya

pengkajian. Dalam tatanan rumah tangga, kedua kegiatan tersebut saling berkaitan

dikarenakan kegiatan penyuluhan pada tatanan rumah tangga dilaksanakan pada

waktu setelah dilaksanakannya kegiatan pengkajian. Hal tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan Bidan Desa;

“…Pelaksanaannya ya untuk program PHBS, ada penyuluhan sama


pendataan. nah biasanya dilakuin bareng-bareng, misal kader pendataan
setelah itu didampingi bidan desa kita mulai penyuluhan…” (IUB-01)
Kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dilaksanakan oleh Kader

Kesehatan, sedangkan untuk kegiatan penyuluhan PHBS dilaksanakan oleh Bidan

Desa. Namun, untuk kesiapan dalam melaksanakan tugas di lapangan, Kader

Kesehatan juga diharuskan untuk melakukan penyuluhan jika Bidan Desa sibuk

untuk pelayanan sebagai Bidan Desa. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Bidan desa (IUB-02) berikut;

“…Pendataan oleh kader dan diketahui mana rumah yang sehat atau
tidak, dan tugas Bidan Desa ya ikut ngasih penyuluhan tapi disini kader
juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan…” (IUB-02)
Dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian PHBS, dilakukan dengan mendata

rumah dengan mengacu kepada 10 indikator PHBS. Hal tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan Kader;


70

“…Saya mendata dari pintu ke pintu dan memberikan pertanyaan sesuai


10 (sepuluh) indikator itu. Sesudah ditanya, saya berikan penyuluhan sih
teh, trus saya juga pantau perkembangan mengenai PHBS nya…” (IU-03)
Selain itu kader langsung mencatat hasil pendataan sesuai dengan 10

indikator PHBS kemudian hasil tersebut diberikan ke puskesmas. Hal tersebut

sesuai dengan yang diungkapkan kader;

“….saya langsung mencatat hasilnya sesuai 10 (sepuluh) indikator itu..”


(IU-04)
Hal tersebut juga diungkapkan Tokoh MasyarakaT;

“….Pelaksanaannya kerumah-rumah warga, data terkait 10 indikator…”


(IP-02)
Pada penelitian ini juga dilakukan observasi kegiatan PHBS kepada 5

(lima) Kader Kesehatan. Berikut hasil observasi dalam pelaksanaan kegiatan

pengkajian PHBS tatanan rumah tangga:

Tabel 5.7 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tatanan

Rumah Tangga

No Prosedur IU-01 IU-02 IU-03 IU-04 IU-05


1 Desa dan rumah tangga ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
yang akan di data sudah
ditentukan oleh
puskesmas
2 Alat dan bahan sudah ∨ ∨ - ∨ -
disiapkan oleh
puskesmas
3 Kader melakukan ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
pendataan, meliputi
cara wawancara dan
observasi untuk
pengisian formulir
dengan 10 (sepuluh)
indikator PHBS tatanan
rumah tangga
71

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pengkajian PHBS, ditemukan

bahwa masih terdapat kader yang tidak membawa sarana prasarana pendukung,

yaitu sticker tempel. Hal ini dikarenakan terbatasnya stiker tempel dipuskesmas.

Pada kegiatan pengkajian dilakukan observasi oleh kader kepada rumah

tangga di wilayah kerja Puskesmas Balar ini rumah tangga yang diamati yaitu 5

(lima) rumah yang sesuai dengan desa/kelurahan masing-masing Kader Kesehatan.

Kegiatan yang diamati sesuai dengan lembar pengkajian yang berstandar pada 10

(sepuluh) indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah

tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif,

menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan

sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi

buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak

merokok di dalam rumah.

Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tanan Rumah Tangga

No Indikator Cara Verifikasi Hasil Pengamatan


Kategori: Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
1 (Sehat),
2 (Tidak Sehat)
1 Persalinan Apakah rumah tangga
ditolong ini pada waktu
oleh tenaga melahirkan anak 1 1 1 1 1
kesehatan terakhir di tenaga
kesehatan?
2 Memberika Apakah rumah tangga
n ASI ini, anak terakhir
ekslusif diberikan ASI 1 1 1 1 1
Ekslusif sampai usia 6
bulan?
3 Menimbang Apakah balita
balitasetiap dirumah ini selalu
bulan ditimbang berat 2 1 1 2 1
badannya tiap bulan?
72

No Indikator Cara Verifikasi Hasil Pengamatan


Kategori: Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
1 (Sehat),
2 (Tidak Sehat)
4 Menggunak Apakah rumah ini
an air bersihmemiliki sumber air 1 1 1 1 1
bersih?
5 Mencuci Apakah rumah tangga
tangan ini selalu mencuci
dengan tangan menggunakan
sabun sabun dan air
mengalir setiap mau 1 1 1 1 1
makan, setelah BAB,
sebelum memberikan
ASI, setelah
memabntu anak
setelah BAB
6 Menggunak Apakah rumah tangga
an jamban ini mempunyai 1 1 1 1 1
sehat jamban sehat?
7 Memberanta Apakah rumah tangga
s jentik ini selalu melakukan
nyamuk pemberantasan jentik
nyamuk dengan
pemberantasan sarang 1 1 1 1 1
nyamuk minimal
seminggu sekali
8 Mengonsum Apakah anggota
si buah dan rumah tangga ini
sayur setiap selalu makan buah 1 2 1 1 1
hari dan sayur setiap hari?

9 Melakukan Apakah rumah tangga


aktivitas ini selalu melakukan
fisik setiap aktifitas fisik/olahraga 1 1 1 1 1
hari minimal selama 30
menit sehari?
10 Tidak Apakah tidak ada
merokok di anggota keluarga yang
dalam merokok di dalam 1 2 2 1 1
rumah rumah?

Keterangan Tidak Tidak Tidak Tidak Sehat


Sehat Sehat Sehat Sehat
73

Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa pada Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga dilakukan dengan

10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga. Pada hasil pengamatan

diketahui bahwa masih terdapat rumah tangga yang tidak sehat dikarenakan tidak

melengkapi 10 (sepuluh) indikator tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“….Dan biasanya angka cakupan menurun dan tidak mencapai target


dikarenakan ya pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak
mencakup rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak
sehat pada satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat.
Setelah dilakukan pengkajian, petugas melakukan penyuluhan terkait
dengan 10 indikator PHBS itu…..” (IK-03)
Dalam program PHBS tatanan rumah tangga juga dilakukan penyuluhan.

Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Dalam pelaksanaan kegiatan

penyuluhan PHBS, dilakukan dengan penyuluhan kepada masyarakat dengan

mengacu kepada 10 indikator PHBS. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Kader;

“…Sesudah ditanya, saya berikan penyuluhan sih teh, trus saya juga
pantau perkembangan mengenai PHBS nya…” (IU-03)
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh Bidan Desa. Namun kader juga

turut memberikan penyuluhan dikarenakan padatnya kegiatan Bidan Desa untuk

pelayanan di puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Bidan

Desa;

“…kader juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan…”


(IUB-02)
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bidan desa;
74

“….Kendalanya pelayanan yang harusnya saya dijadwalkan ikut


penyuluhan tetapi ada warga saya juga yang mau partus nah itu sih
berarti saya tidak ikut kegiatan PHBS nya..” (IUB-03)
Pada penelitian ini juga dilakukan observasi kegiatan penyuluhan PHBS

kepada 5 (lima) Kader Kesehatan. Berikut hasil observasi dalam pelaksanaan

kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada tabel berikut:

Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga

No Prosedur IU-01 IU-02 IU-03 IU-04 IU-05


1 Petugas ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
memperkenalkan diri
2 Petugas ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
mengemukakan
maksud dan tujuan
3 Petugas menjelaskan ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
point-point isi
penyuluhan
4 Petugas menyampaikan ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
penyuluhan dengan
suara jelas dan irama
yang tidak
membosankan
5 Petugas menujukan ∨ - ∨ - ∨
tatapan mata pada
setiap pendengar dan
tidak tetap duduk di
tempat, selingi dengan
humor segar
6 Petugas menggunakan ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
bahasa sederhana
7 Petugas membuat ∨ ∨ ∨ ∨ ∨
suasana relax (santai),
pancinglah pendengar
agar turut
berpartisipasi
8 Petugas menyediakan - ∨ - ∨ ∨
waktu untuk tanya
jawab
9 Petugas menyimpulkan - ∨ - ∨ ∨
penyuluhan sebelum
mengakhiri
penyuluhan.
75

Berdasarkan hasil observasi, dalam kegiatan pengkajian PHBS tatanan

rumah tangga, ditemukan bahwa masih terdapat kader yang tidak memenuhi

prosedur yang telah ditetapkan yaitu menujukkan tatapan mata pada setiap

pendengar dan tidak tetap duduk di tempat, beberapa tidak diselingi dengan

humor segar pada saat penyuluhan, beberapa tidak menyediakan waktu untuk

tanya jawab, dan beberapa tidak menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri

penyuluhan.

Mengenai hambatan dilapangan, berikut informasi dari beberapa kader;

“..Pusing ngurusin warga yang susah ngerti PHBS…” (IU-02)


“..Rumah yang didatengin suka sepi gak ada orang..” (IU-03)
“..Kudu siapin semuanya kan, jadi harus selalu siap trus kendala paling
hasilnya suka ada rumah yang gak mencukupi indikator PHBS..” (IU-05)

5.3.4 Gambaran Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Pengawasan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga dilakukan langsung oleh Kepala Puskesmas.

Berdasarkan hasil wawancara dengana Kepala Puskesmas Balaraja ;

“…..pengawasan dilakukan dengan adanya monev, di monevnya ada tim.


Kemudian saat ada rapat disampaikan apa saja kendalanya….” (IK-02)
Kepala Puskesmas juga mengungkapkan bahwa untuk pengawasan

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan;

“…Ya. Jadi saat pelaksanaan program,kita selesaikan bersama-sama dan


dilihat dari laporan bulanan,program tahunanya itu dilakukan oleh staff
76

meeting dan kalaupun tidak ada masalah pada saat pelaksanaan kita
disini juga ada lokakarya bulanan (lokbul)….” (IK-02)
Pengawasan terkait program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga dilakukan monitoring evaluasi pada saat kegiatan rapat staf

di puskesmas, lokarya bulanan dan Kepala Puskesmas juga melihat hasil laporan

dari masing-masing Penanggungjawab Program. Untuk program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga, Kepala Puskesmas melihat

laporan yang didapatkan dari Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.

Dalam melaksanakan pengawasan, Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan juga melakukan pengawasan, yaitu sebagai berikut;

“….Pengawasanya kita kunjungi rumah yang bermasalah…” (IK-03)


Selain itu, Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan juga

mengungkapkan pernyataan terkait pengawasan yang dilakukan secara teratur,

yaitu sebagai berikut;

“…Tergantung jadwal di puskesmas, jika tidak sibuk saya ikut kunjungan


rumah. Namun, pengawasan juga bisa dilakukan oleh RT/RW dengan
mengunjungi rumah-rumah yang bermasalah dan belum mencakup rumah
sehat…” (IK-03)
Dari hasil monitoring dan evaluasi, selanjutnya dapat diketahui apa saja

masalah dan kendala dari masing-masing program dan manfaat dari monitoring

dan evaluasi yaitu untuk perbaikan pencapaian di kegiatan berikutnya. Hal

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas;

“…hasilnya nanti untuk kebaikan program, selanjutnya mau direncanakan


seperti apa programnya..”
77

5.4 Komponen Output

5.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

di Puskesmas Balaraja dilihat dari angka cakupan kegiatan. Program PHBS pada

tahun 2017 memiliki cakupan (64%) dan belum mencapai target yaitu (70%). Hal

ini disebabkan karena rendahnya rumah tangga yang memiliki kategori rumah

sehat. Hal tersebut diungkapkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan

di Puskesmas Balaraja;

“….angka cakupan menurun dan tidak mencapai target dikarenakan ya


pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak mencakup
rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak sehat pada
satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat…” (IK-03)
Hasil cakupan ditentukan dari 10 (sepuluh) indikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban

sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari,

melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Jika pada

rumah tangga ditemukan tidak mencakup 1 (satu) indikator dari 10 (sepuluh)

indikator maka sudah dinyatakan bahwa rumah tangga tersebut tidak sehat.
78

Bagan 5.1 Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2017

Dapat dilihat dari hasil telaah dokumen pada tahun 2017 permasalahan

yang terbesar yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja

adalah merokok di dalam rumah (67%) dan ASI eklusif (82%). Oleh karena itu,

Kader Kesehatan sebaiknya memfokuskan penyuluhan tentang bahaya merokok

dan memberikan ASI ekslusif pada bayi. Berikut pernyataan dua orang kader

tentang merokok dan asi ekslusif;

“..Penyuluhan untuk ASI ekslusif dilaukan dengan awalnya


mewawancarai ibu yang mempunya bayi, setelah itu diberikan penyuluhan
harus ASI ekslusif 6 bulan. Tidak hanya pas pengkajian tapi pas di
posyandu juga diberikan penyuluhan. Penyuluhan merokok dalam rumah,
dilakukan dengan mewawancarai warga jika ada yg merokok, mereka
merokok didalam atau diluar. Namun diusahakan diluar rumah..” (IU-01)
“..Penyuluhan untuk ASI ekslusif, ditanya apakah punya balita dan kasih
arahan harus ASI ekslusif 6 bulan dan tambahan sampai 2 tahun.
Merokok di dalam rumah, ditanyakan apakah merokoknya di dalam atau
di luar. Kalau memiliki bayi/ balita diusahakan di luar rumah …” (IU-02)
Pengalaman dua kader tersebut dilapangan menggambarkan bahwa mereka

hanya melakukan kegiatan pendataan terhadap 10 Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) dan tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang

sebenarnya.
79

Faktor lain yang mempengaruhi menurunnya program PHBS yaitu pada

pengorganisasian yang belum terstruktur dengan baik. Hal ini diungkapkan

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

“…Biasanya tidak semua terstruktur untuk jadwalnya. Misal dijadwal


memang Oktober tetapi untuk pelaksanaanya bisa saja berhalangan
dengan kegiatan lain…” (IK-03)
Selain itu, jadwal Bidan Desa dalam melakukan penyuluhan PHBS tatanan

rumah tangga juga terhalang karena adanya pelayanan di puskesmas. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan Bidan Desa;

“….Kendala jadwal yang bentrok dengan kegiatan disini kan juga saya
ada laporan untuk kegiatan saya sebagai bidan desa, tidak selalus sesuai
jadwal. Maka ya harus kader saja yang turun. Kader harus tau gimana
penyuluhan ke warga…” (IUB-04)
Terkait hal tersebut, keterlampilan kader dalam melakukan penyuluhan

sangat berpengaruh pada pengetahuan masyarakat pula. Hal tersebut sesuai

dengan yang diungkapkan masyarakat;

“..saya tidak tau. Saya juga dirumah cuma bersih-bersihlingkungan saja..”


(IPM-01)
“ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilaksanakan sehari hari.
Contoh kegiatan jamban sehat dan tidak merokok dalam rumah terus
mencuci tangan dengan sabun. Saya juga sering melaksanakan kalau cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir. Disini tapi ada yang merokok
kalau untuk olahraga saya jarang, paling seminggu sekali..” (IPM-02)
“…Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pendataan keluarga ya tidak
merokok, makan sehat, olahraga..” (IPM-04)
Cakupan program PHBS belum mencapai target yang telah ditetapkan

puskesmas dikarenakan masih terdapat kader yang tidak membawa sarana

prasarana pendukung dalam kegiatan pengkajian maupun kegiatan penyuluhan.

Hal tersebut diungkapkan oleh kader;


80

“…udah dikasih sebelum kita turun lapangan dan memang sudah siap
semuanya. Dan untuk penyuluhannya, kita kasih aja poster kalau lagi ada
tapi biasanya gak kebagian semua tiap warga jadi sisanya cuma ngomong
gitu penyuluhannya…” (IU-03)
Kurangnya peran serta Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan juga menjadi

penyebab cakupan program belum mencapai target. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan Bidan desa;

“…Kendala kalau saya lagi pelayanan di puskesmas, saya juga gak bisa
mendampingi kader…” (IUB-01).
81

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

a. Dalam penelitian ini menggambarkan program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga dengan menggunakan

perspektif petugas.

b. Dalam melakukan observasi, peneliti tidak mengikuti keseluruhan

kegiatan dikarenakan jadwal kegiatan yang sudah selesai di beberapa

bulan sebelumnya.

c. Dalam telaah data profil puskesmas, peneliti hanya menggunakan data

tahun 2015 dikarenakan untuk tahun 2016 masih dalam proses

pembuatan. Oleh sebab itu, dalam melihat angka cakupan, peneliti

melihat data laporan tahunan yang dibuat Penanggungjawab Program

Promosi Kesehatan.

6.2 Komponen Input


6.2.1 Kebijakan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar

dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepempimpinan, dan cara

bertindak. Kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengikuti standar yaitu Peraturan Bupati

Tangerang. Namun tidak keseluruhan indikator PHBS yang memiliki standar

kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun


82

2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95

Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati

Tangerang tentang Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Kebijakan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilaksanakan

dengan adanya perangkat kebijakan seperti SOP yang telah dibuat oleh Kepala

Puskesmas dan mengikuti standar nasional yang telah ditetapkan. Kebijakan-

kebijakan yang dimaksud meliputi Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang didalamnya pedoman-pedoman

yang bersifat lebih terinci dan operasional yang salah satunya meliputi petunjuk

teknis pembinaan PHBS di rumah tangga. Kebijakan dalam program PHBS

tatanan rumah tangga juga tertera dalam Buku Pedoman Promosi Kesehatan yaitu

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan

yang meliputi pedoman penyuluhan PHBS.

Di Kabupaten dan Kota, Program PHBS menetapkan kebijakan-kebijakan

yang koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan dan peraturan atau

keputusan tentang pengkajian PHBS tatanan rumah tangga, menyelenggarakan

pelatihan pengkajian PHBS bagi petugas dan kader pemberdayaan masyarakat,

memberikan bantuan pembiayaan APBD Kabupaten/Kota dan sumber daya lain

untuk pengkajian PHBS, memfasilitasi kecamatan. Desa dan kelurahan untuk ikut

dalam pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dan melaksanakan hal-hal lain
83

yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah

(Kemenkes, 2011).

Menurut Kemenkes (2011), pedoman dalam pelaksanaan program PHBS di

rumah tangga di Puskesmas bertujuan dalam meningkatkan PHBS di tatanan

rumah tangga dan mengembangkan kebijakan pembinaan PHBS serta

memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS di tatanan rumah

tangga, meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di tatanan

rumah tangga dan meningkatkan kapasitas pengelola pembinaan PHBS di tatanan

rumah tangga.

Dalam pelaksanaannya, program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja sudah memiliki SOP (SOP Pendataan Pengkajian dan penyuluhan PHBS

Tatanan Rumah tangga Puskesmas Balaraja) mengacu pada Kemenkes Republik

Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan dalam kegiatan penyuluhan

berpacu pada Kemenkes Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007

tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan.

Diketahui dari hasil penelitian, bahwa program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja telah sesuai dengan

SOP yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI

Ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan

air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk,

makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak

merokok di dalam rumah.


84

Selain itu, kader-kader yang melaksanakan program ini juga terkadang

melakukan promosi kepada masyarakat yang ditemuinya. Hal ini sesuai dengan

petunjuk Kemenkes (2011) bahwa dalam SPM terdapat sembilan urusan yang

wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Salah satunya adalah

penyelenggaraan Promosi Kesehatan dengan indikator kinerja persentase rumah

tangga sehat.

Akan tetapi, kebijakan tentang pelaksanaan program PHBS tatanan rumah

tangga belum tersosialisasi secara keseluruhan kepada petugas pelaksana yaitu

kader dan bidan desa dikarenakan masih adanya beberapa petugas yang tidak

melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Menurut Suharto

(2008), kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk

mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam

mencapai tujuan tertentu.

Kemampuan masyarakat untuk memahami program di lapangan beragam, ada

yang hanya mengetahui program dengan hanya sebatas tidak merokok, jamban

bersih, makanan sehat dan aktfiitas fisik. Selain itu juga tidak diketahui apakah

mereka melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan petunjuk pedoman PHBS.

6.2.2 Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterlampilan melalui pendidikan

di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

upaya kesehatan (UU No 36 /2009 tentang kesehatan). Sebagai pelaksana upaya


85

kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam

jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai

kebutuhan pembangunan kesehatan.

Dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

Puskesmas Balaraja telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas ditetapkan sesuai

dengan kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam menetapkan petugas pada

dasarnya harus tenaga kesehatan, kemudian Kepala Puskesmas melihat analisa

dan kompetensi pegawai yang akan ditetapkan untuk menjadi petugas program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .

Kader-kader Kesehatan berperan aktif untuk turun lapangan dalam melakukan

pendataan pengkajian dengan membawa lembar pendataan pengkajian yang telah

disiapkan oleh Puskesmas, dan terkadang memberikan penyuluhan kesehatan

terhadap masyarakat. Sedangkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan

hanya datang ke lapangan pada saat-saat ada masalah yang ditemui, kegiatan

utama Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan adalah membuat rencana

kegiatan dan monitoring program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS ini. Dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga yang erat kaitannya dengan PHBS tatanan rumah tangga, keterlibatan

tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan

tenaga-tenaga seperti kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader

Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain serta Pengurus organisasi
86

kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna,

pengelola pengajian, dan lain-lain (Kemenkes, 2016).

Menurut Maulana (2009) bahwa penanggungjawab promosi kesehatan paling

tidak harus memiliki aspek teknis dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain

untuk mempromosikan kesehatan dalam banyak situasi dan tujuan yang berbeda.

Kemudian Barry et.al (2009) mengemukakan bahwa domain inti dari health

promotion adalah mengkatalisis perubahan, kepemimpinan, penilaian,

perencanaan, implementasi, evaluasi, advokasi dan kemitraan.

Oleh sebab itu, kedepannya harus dipertimbangkan bahwa kader dilapangan

bukan berfungsi sebagai pemberi promosi kesehatan akan tetapi mungkin

membantu mencatat atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak membutuhkan

keterlampilan atau skill tertentu.

6.2.3 Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

dan dana tersebut telah disusun berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan yang telah

dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Hasil wawancara

beberapa kader yang berfungsi sebagai ujung tombak Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di lapangan menyatakan bahwa dana yang diberikan

cukup kepada mereka yaitu sebanyak 25.000 Rupiah. Meskipun mereka

mengatakan dana itu cukup, akan tetapi dengan biaya hidup saat ini nilai itu

sangat jauh dari cukup. Hasil penelitian Lamawati (2011) tentang Analisis
87

Managemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Prilaku Hidup Bersih Dan

Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang memperoleh hal

yang sama bahwa anggaran dana dalam pelaksanaaan program PHBS Rumah

Tangga sangat terbatas karena tidak ada alokasi dana khusus dari puskesmas.

Sondakh (2007) dalam analisis pemanfaatan dan pengelolaan dana Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Sario Kota Manado yang

menyatakan bahwa dari aspek pemanfaatan BOK digunakan untuk manajemen

dan operasional puskesmas. Dari aspek pengelolaan melibatkan semua pemegang

program. Dari aspek indikator keberhasilan program, BOK sangat mendukung

realisasi program di puskesmas. Pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas Sario

sudah berjalan dengan baik dan dapat dilihat dengan adanya peningkatan capaian

cakupan program setiap program di puskesmas dan dari hasil observasi dokumen.

Menurut Kemenkes (2014) pemanfaatan dana BOK di Puskesmas adalah

untuk operasional upaya pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmas yang

meliputi transport lokal, dalam hal ini yaitu membiayai perjalanan petugas

kesehatan melakukan kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif

ke luar gedung, membiayai perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin

membantu petugas kesehatan dalam kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif

dan preventif ke luar gedung, membiayai perjalanan peserta rapat Lokakarya mini,

Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), membiayai

perjalanan petugas kesehatan untuk mengha-diri rapat-rapat, konsultasi/koordinasi

dan kegiatan lain yang terkait dengan BOK ke kabupaten/kota dan membiayai

perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin untuk menghadiri kegiatan


88

refreshing/penyegaran kader Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya.

Besaran biaya transport lokal yang dibiayai adalah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan di kabupaten/kota tersebut. Pada kondisi tertentu, daerah dapat

membayar biaya transport lokal berdasar at cost, sesuai dengan besaran biaya

transport lokal yang dikeluarkan, termasuk sewa sarana transport bila diperlukan,

karena tidak ada sarana transport regular dengan bukti pengeluaran yang

dikeluarkan oleh pemilik/penyedia jasa transportasi.

Pemanfaatan BOK selanjutnya yaitu perjalanan Dinas dalam Kabupaten/Kota

(dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 37/PMK.02/2012

tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013). Untuk petugas kesehatan yang

dalam melaksanakan upaya kesehatan atau menghadiri kegiatan rapat/

pertemuan/konsultasi yang terkait dengan BOK dalam Kabupaten/Kota karena

kondisi geografis memerlukan perjalanan lebih dari 8 (delapan) jam dan bisa

ditempuh dengan pulang pergi tanpa menginap, dapat dibayarkan biaya transport

lokal dan uang harian sebesar (75%) dari satuan biaya uang harian perjalanan

dinas dalam negeri per harinya.

Pemanfaatan BOK juga digunakan untuk pembelian atau belanja barang yaitu

dengan membiayai pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, yang meliputi

pembelian bahan PMT penyuluhan/pemulihan, pembelian konsumsi rapat,

penyuluhan, refreshing, serta pencetakan/penggandaan/penyediaan bahan untuk

penyuluhan kepada masyarakat (Kemenkes, 2014).


89

BOK juga digunakan untuk membiayai pembelian/belanja barang untuk

mendukung pelaksanaan manajemen Puskesmas, manajemen pengelolaan

keuangan BOK, SMD, MMD, yang meliputi: pembelian alat tulis/kantor untuk

kegiatan pendukung BOK, biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan

bank setempat, memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka dan

menutup rekening bank Puskesmas, maka dapat menggunakan dana BOK dari

kegiatan belanja barang penunjang, pembelian materai, penggandaan/fotokopi

laporan, pengiriman surat/laporan serta pembelian konsumsi rapat (Kemenkes.

2014).

6.2.4 Sarana dan Prasarana Program PHBS Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Sarana dan prasarana dalam melaksanakan Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga untuk kegiatan pengkajian berupa

lembar pendataan pengkajian dan Alat Tulis Kantor (ATK) sedangkan untuk

kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga berupa leaflet, booklet, lembar

balik, poster dan sebagainya. Namun, pada pelaksanaannya tidak keseluruhan

kader membawa sarana prasarana pendukung. Menurut Sutopo (2000),

berpendapat bahwa agar fungsi dapat dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan

adanya sumber-sumber atau sarana-sarana yang mendukung agar pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Akan tetapi, Lamawati (2011) dalam analisis manajemen promosi kesehatan

dalam penerapan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

di Kota Padang Tahun 2011 yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana
90

penunjang promosi kesehatan belum mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan.

Temuan pada wawancara kader PHBS hanya menggunakan sarana berupa pulpen

dan lembar pendataan masih kurang, karena seharusnya sarana prasarana ini juga

seharusnya diperhitungkan hal-hal lain seperti transportasi, metoda pencatatan,

poster, stiker atau brosur serta metoda pemantauan Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) ini dilapangan agar data-data yang didapat valid serta

Program PHBS di masyarakat terlaksana dengan efektif. Apalagi kegiatan ini

hanya dilaksanakan pada bulan Oktober setiap tahunnya, oleh sebab itu dukungan

kelengkapan sarana prasarana harus diperhitungkan dengan baik.

6.3 Komponen Proses

6.3.1 Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Perencanaan adalah kegiatran yang bersifat konseptual dan memerlukan

banyak pemikiran. Fungsi ini melibatkan pemilihan dan pengembangan tindakan

untuk waktu yang akan datang. Perencanaan yang baik merupakan pekerjaan berat

karena menyangkut masa depan yang tidak pasti (Terry, 2010).

Perencanaan manajerial akan melibatkan pola pandang secara menyeluruh

terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan dan kapan akan dilakukan

perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efisien

dan efektif (Muninjaya, 2004).

Perencanaan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja dibuat setiap tahun oleh Penanggungjawab

Program Promosi Kesehatan. Perencanaan yang dibuat yaitu dengan adanya


91

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang berisikan sasaran, petugas, jadwal dan

sumber dana.

Tahapan perencanaan menurut Kemenkes (2010) dalam Pedoman

Pengembangan Desa dan Keluarahan Siaga Aktif yaitu dilaksanakan dengan

adanya persiapan pembinaan PHBS. Program PHBS dirumah tangga terintegrasi

ke dalam pengembangan Desa dan Keluarahan Siaga Aktif karena merupakan

salah satu kriteria dalam pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dengan

demikian, program PHBS di rumah tangga otomatis menjadi tugas dari kelompok

kerja operasional desa dan kelurahan siaga aktif. Untuk di Puskesmas, petugas

promosi kesehatan yang memiliki tanggungjawab terhadap program PHBS di

rumah tangga.

Program PHBS tatanan rumah tangga pada Puskesmas dilakukan melalui

struktur dan mekanisme pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Hal ini

berarti diperlukan perluasan keanggotaan yaitu tidak hanya petugas puskesmas

namun dalam hal ini dapat dibantu pula oleh Kader Kesehatan dapat

melaksanakan pelatihan-pelatihan tambahan untuk pencapaian pelaksanaan

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perencanaan program PHBS hanya dilakukan setiap tahunnya pada bulan

Oktober dengan tujuan memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan

mampu mempraktikkan PHBS. Dengan terbatasnya kegiatan yang dilakukan yaitu

penyuluhan dari rumah kerumah hanya oleh kader kesehatan dirasakan akan

sangat sulit untuk mencapai tujuan kegiatan.


92

6.3.2 Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja

Pengorganisasian Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja belum sepenuhnya terstruktur dan

tidak sesuai dengan rencana jadwal yang sudah ditetapkan. Namun, dalam

pengorganisasian kegiatan petugas sudah membuat struktur kegiatannya yang

terdiri dari jadwal, petugas dan sumber dana kegiatan.

Pengorganisasian petugas kepada masyarakat merupakan suatu proses

penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelaksanaan,

pencatatan, dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk mau dan mampu

mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya

yang berkaitan dengan PHBS. Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas

kesehatan melaksanakan hal-hal sebagai berikut.

a. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan prioritas masalah

kesehatan masyarakat yang dihadapi.

b. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat.

c. Bersama-sama melaksanakan program secara efektif dan efisien.

d. Ikut memantau dan membina.

e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi

kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan (Kemenkes, 2007).

Menurut Kemenkes (2011), dalam melakukan pengorganisasian program

PHBS tatanan rumah tangga, pengelola fasilitas kesehatan memberikan dukungan


93

kebijakan berupa peraturan yang mendukung program PHBS, menyediakan sarana

untuk mendukung PHBS tatanan rumah tangga serta menyediakan dana dan

sumber dana lainnya yang diperlukan untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) .

Petugas kesehatan dalam hal ini Kader Kesehatan melaksanakan

kunjungan rumah dan pemberdayaan keluarga bilamana diperlukan

pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Petugas promosi kesehatan dalam

tugasnya mendukung pelaksanaan pemberdayaan oleh petugas kesehatan melalui

penyediaan seperti alat peraga, pelaksanaan bina suasana dan advokasi serta ikut

melaksanakan pengorganisasian masyarakat di desa dan kelurahan wilayah kerja

dalam rangka pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif (Kemenkes, 2010) .

6.3.3 Pelaksanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Pelakasanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilaksanakan oleh petugas yaitu Kader

Kesehatan dan dalam proses pengkajian dan kegiatan penyuluhan, para Kader

Kesehatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS

tatanan rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian Yoserizal (2009) yaitu

dalam pelaksanaan kegiatan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Kabupaten Pelalawan menghasilkan bahwa peran aktif

Kader Kesehatan sangat memebantu dalam pelaksanaan kegiatan karena menjadi

faktor pendukung untuk memotivasi PHBS dan berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat.
94

Meskipun lembar pendataan dalam pengamatan pengkajian dan pengamatan

penyuluhan cukup baik, akan tetapi seharusnya beberapa butir pertanyaan dapat

dieksplorasi lebih dalam lagi agar menghasilkan data yang lebih spesifik dan

memberikan penyuluhan dengan baik sesuai kompetensi petugas. Selain itu, kader

sebaiknya diberikan pelatihan lebih spesifik dan rutin dalam pengisian lembar

pendataan dan penyuluhan ini. Ada baiknya untuk kegiatan pengamatan, kader

dibekali juga dengan lembar pengamatan dan observasi metode tringulasi data

agar data-data yang didapat bisa lebih valid dan berguna dalam melihat

keberhasilan program dimasa yang akan datang.

Program PHBS pada tatanan rumah tangga berkaitan dengan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan Keluarga adalah salah

satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan

atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan

langsung diberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap

keluarga. Pada pelaksanaan pendekataan keluarga sehat yaitu pada satu keluarga

dengan satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan

dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau

nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari

satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak

digunakan sejumlah penanda atau indikator (Kemenkes, 2016).

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya

12 (dua belas) indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.

Kedua belas indikator utama tersebut adalah (1) Keluarga mengikuti program
95

Keluarga Berencana (KB), (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, (3)

Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI)

eksklusif, (5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, (6) Penderita

tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, (7) Penderita hipertensi

melakukan pengobatan secara teratur, (8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan

pengobatan dan tidak ditelantarkan, (9) Anggota keluarga tidak ada yang

merokok, (10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN), (11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan (12) Keluarga

mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (Kemenkes, 2016).

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga

Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,

mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Dalam

pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau

dikembangkan, yaitu (1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga, (2) Forum

komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga, serta (3)

Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas (Kemenkes, 2016).

Sedangkan dalam program PHBS tatanan rumah tangga hanya melihat 10

(sepuluh) indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita

setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun,

menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah

dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di

dalam rumah.
96

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga yaitu Profil Kesehatan

Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan

sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota

keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air

bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga

mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-

lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi,

tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau

pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

Instrumen selanjutntnya yaitu Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut

Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan

kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer

tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,

Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer

tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain

(Kemenkes, 2016).

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat

berupa forum-forum seperti (1) Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di

wilayah kerja Puskesmas, (2) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal

dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa, (3) Wisma dari PKK., (4)

Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain)

serta (5) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,

rembug desa, selapanan, dan lain-lain (Kemenkes, 2016).


97

6.3.4 Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas

Balaraja dilakukan dengan adanya monitoring evaluasi program oleh Kepala

Puskesmas Balaraja. Hal tersebut sejalan dengan pedoman Kemenkes (2011)

tentang Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dalam Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dilakukan

pematauan dan evaluai. Pemantauan bertujuan untuk melihat keberhasilan

pembinaan PHBS yang diukur atau di evaluasi adalah PHBS tatanan rumah

tangga. Pemantauan pembinaan PHBS ditatanan rumah tangga dilaksanakan

dengan memanfaatkan kegiatan Lomba Desa dan Kelurahan yang berlangsung

setiap tahun dan berjenjang. Petugas dalam lomba ini juga diberikan tugas untuk

mengevaluasi pembinaan PHBS tatanan rumah tangga.

Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS yaitu yang berupa

perubahan perilaku masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan

beberapa tahun sekali dengan menyelenggrakan survai secara nasional terhadap

masyarakat. Untuk di puskesmas, evaluasi dilakanakan oleh Kepala Puskesmas

terhadap petugas.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585

Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas,

pengawasan terdapat kegiatan pemantauan yaitu dengan adanya kegiatan yang

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan pelaksanaan promosi

kesehatan di Puskesmas. Pemantauan dapat dilakukan pada pelaksanaan program


98

aksi (penyuluhan, sosialiasi) di Puskesmas maupun diluar Puskesmas (luar gedung)

dan juga pembinaan serta membantu memecahkan masalah-masalah yang ada.

6.4 Komponen Output

6.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja

Menurut Muninjaya (2004), output adalah hasil suatu pekerjaan atau

kesimpulan elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses. Penurunan

cakupan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dari tahun

sebelumnya seharusnya dapat dilihat secara sistematik yaitu dengan melihat

kebijakan dalam pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga, petugas yang

melaksanakan, pendanaan, dan sarana prasarana yang mendukung program PHBS

tatan rumah tangga. Kemudian proses pelayanan juga dapat mendukung untuk

berjalannya kegiatan seperti dalam fungsi manajemen yaitu adanya perencanaan

kegiatan yang dibuat oleh petugas di puskesmas, struktur pengorganisasian yang

mencakup jadwal dan petugas Program PHBS tatanan rumah tangga, pelaksanaan

kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam pengkajian dan penyuluhan PHBS

serta pengawasan yang dilaksanakan oleh petugas.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga

di Puskesmas Balaraja dilihat dari angka cakupan kegiatan. Program PHBS pada

tahun 2017 memiliki cakupan (64%) dan belum mencapai target yaitu (70%).

Dalam kaitannya dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,

berdasarkan hasil pendataan keluarga dengan petugas terlatih yaitu sebanyak 4

(empat) orang petugas, namun unuk hasil KK (Kepala Keluarga) yang terdata di
99

Balaraja yaitu 0 dan untuk cakupan di Banten untuk keluarga yang sudah di data

yaitu (3,29%). Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat beberapa kendala yaitu

belum dianggarkan program di Kabupaten Tangerang untuk tahun 2017, fokus

dengan kegiatan lain seperti akreditasi, MR, LSS dan lain-lain, teknis pendataan

masih terkendala SDM sehingga belum semua staf memiliki akun prokesga (Profil

Kesehatan Keluarga) serta belum dilakukan sosialisasi dalam lintas program

Puskesmas.

Terkait hal tersebut, dengan Pendekatan Keluarga diharapkan tersedia

SDM di Puskesmas yang mengetahui tugas dan fungsinya dalam kegiatan

integrasi pendekatan keluarga; persiapan, pendataan keluarga, analisa, bina

keluarga, intervensi, data yang tersedia dapat dianalisa dan dimanfaatkan untuk

tingkat Puskesmas, pemegang program terkait dapat menindaklanjuti hasil

pendataan, penetapan kebijakan di tiap level daerah terkait implementasi PIS-PK,

perlu percepatan Teknologi Informasi pendukung untuk implementasi PIS-PK.

Pada program PHBS tatanan rumah tangga akan terlaksana dengan baik

apabila semua sistem pelayanan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik dan

adanya keterkaitan antara sistem dengan pelaksana kegiatan dan sarana kegiatan

yaitu Kader, Bidan Desa dan Masyarakat dalam tatanan rumah tangga serta sarana

pendukung kegiatan seperti leaflet, poster, lembar balik, booklet dan sebagainya

yang disediakan oleh puskesmas.

Selain itu, Indikator keberhasilan program PHBS tatanan rumah tangga

dapat dilihat dengan adanya peran aktif pemuka masyarakat dan organisasi
100

masyarakat dalam pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dan dapat

meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS (Kemenkes. 2011).


101

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan
7.1.1 Komponen Input

a. Dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga di Dinas Kabupaten Tangerang sudah ada standar kebijakan yang

bersumber dari Peraturan Bupati Tangerang. Kebijakan tersebut dibuat

untuk menjadi standar pelaksanaan PHBS, namun tidak keseluruhan

indikator PHBS yang memiliki standar kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu

Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Kawasan

Tanpa Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang

Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati Tangerang tentang

Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

b. Dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga di Puskesmas Balaraja, sudah terdapat kebijakan yang mendasari

pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga yaitu dengan adanya

SOP untuk kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan PHBS tatanan

rumah tangga. Akan tetapi, kebijakan dan sosialisasi program pada tingkat

masyarakat perlu juga dievaluasi lebih lanjut.

c. Petugas dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan,

namun ada Kader Kesehatan dan Bidan Desa yang menjadi pelaksana

langsung kegiatan. Penetapan Pemilihan petugas dalam Program PHBS

tatanan rumah tangga,. Akan tetapi, perlu dipikirkan tenaga promosi


102

kesehatan yang memiliki kompetensi yang cukup untuk terjun ke

masyarakat.

d. Penetapan pemilihan petugas dalam Program PHBS tatanan rumah tangga

dilakukan dengan cara melihat kompetensi tenaga kesehatan di puskesmas

dan syaratnya harus tenaga kesehatan yang mempunyai latar belakang

medis.

e. Sumber pendanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan

dana tersebut sudah mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan.

f. Sarana Prasarana dalam Program tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja didukung dengan adanya Alat Tulis Kantor (ATK) untuk

mencatat hasil pendataan pengkajian dan didukung dengan adanya Lembar

Pendataan Pengkajian PHBS Rumah Sehat dan stiker. Sedangkan untuk

kegiatan penyuluhan didukung dengan booklet, leaflet., poster dan

sebagainya. Akan tetapi, sarana ini tidak mencukupi karena waktu yang

singkat dalam melaksanakan program, program ini hanya berjalan dibulan

Oktober setiap tahunnya, oleh sebab itu sarana lainnya yang medukung

pelaksanaan program ini harus di perhitungkan juga, seperti transportasi

dan pembekalan kader dengan poster, stiker, ataupun brosur yang bisa

digunakan dalam menunjang kegiatan ini.

7.1.2 Komponen Proses

a. Perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja sudah dibuat oleh

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan sebelum dilaksanakannya


103

kegiatan. Perencanaan tersebut yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

yang berisikan jadwal, petugas dan sumber dana kegiatan. Akan tetapi

singkatnya waktu dalam melaksanakan kegiatan ini harus juga

diperhitungkan pada masa yang akan datang.

b. Pengorganisasian dalam kegiatan tidak selalu terstruktur dengan baik. Hal

tersebut dikarenakan jadwal petugas sangat padat sehingga jadwal yang

sudah direncanakan tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat maka

petugas akan melaksanakan kegiatan di bulan berikutnya dan untuk

kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga tidak keseluruhan Bidan

Desa melaksanakan penyuluhan dikarenakan padatnya waktu dalam

pelayanan di puskesmas. Hal ini dapat berdampak terhadap kualitas

program yang dilaksanakan.

g. Pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja

dilaksanakan oleh Kader Kesehatan dan Bidan Desa di 5 (lima)

Desa/Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Balaraja. Dalam pelaksanaan

kegiatan pendataan, Kader Kesehatan membawa Lembar Pendataan

Pengkajian PHBS serta mempersiapkan segala sesuatu untuk turun

lapangan seperti mempersiapkan diri dalam wawancara mendalam

terhadap masyarakat yang akan dikunjungi, membawa Alat Tulis Kantor

(ATK) untuk mencatat. Pelaksanaan kegiatan pengkajian dilakukan

dengan cara mencatat kategori rumah yang mencakup 10 (sepuluh)

indikator PHBS tatanan rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan

penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dilaksanakan setelah kegiatan

pengkajian selesai dengan cara memberikan informasi-informasi penting


104

terkait 10 indikator PHBS. Setelah pelaksanaan selesai, Kader Kesehatan

maupun Bidan Desa memberikan laporan hasil kegiatan kepada

Penanggungjawab Promosi Kesehatan di Puskesmas untuk mengetahui

masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan.

h. Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilakukan oleh Kepala Puskesmas

dengan cara monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan

dengan cara melihat laporan hasil kegiatan, pada saat rapat staf dan

Lokarya Bulanan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui masalah-

masalah selama pelaksanaan kegiatan.

7.1.3 Komponen Output

Cakupan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga di Puskesmas Balaraja mengikuti target pencapaian yang dibuat oleh

Pukesmas Balaraja yaitu 66%. Hal tersebut dikarenakan pada saat pelaksanaan

kegiatan pengkajian beberapa rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Balaraja

tidak memenuhi 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga yang sudah

dibuat Kementerian Kesehatan dalam Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tahun 2011. Dalam pelaksanaan, rumah tangga dikatakan sehat

apabila memenuhi 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga, jika rumah

tersebut terdapat 1 (satu) indikator tidak sehat maka dapat disimpulkan rumah

tangga tersebut tidak sehat.

Selain itu, keseluruhan Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan

PHBS tatanan rumah tangga tidak selalu mengikuti kegiatan dikarenakan


105

padatnya kegiatan di puskesmas. dengan baik. Maka dari itu, kualitas dari

program kegiatan ini juga harus diperhatikan dari kuantitas atau jumlah cakupan

yang ada.

7.2 Saran
a. Waktu yang singkat dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan sosialisasi

mengenai kebijakan-kebijakan yang sudah ada kepada para masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Balaraja sehingga timbul kesadaran yang sama

antara pemerintah, petugas dan masyarakat dalam pentingnya peningkatan

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga.

b. Agar kinerja petugas pelaksana dapat lebih baik dalam pelaksanaan

kegiatan, pada Pukesmas Balaraja diusahakan untuk menerjunkan Petugas

Puskesmas yang memiliki kemampuan dalam melakukan Promosi

Kesehatan di lapangan. Apabila saat ini masih belum ada tenaga tersebut

bisa dengan melakukan pelatihan dan pendidikan Kader Kesehatan terkait

Program PHBS agar pada saat melakukan kegiatan, petugas sudah

memiliki keterlampilan yang baik dalam melakukan wawancara mendalam

dan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan memiliki

pengetahuan terkait kesehatan PHBS sehingga walaupun Bidan Desa tidak

mengikuti kegiatan, maka kader sudah mengetahui secara keseluruhan

tentang cara penyuluhan.

c. Diharapkan Puskesmas Balaraja mengikutsertakan masyarakat pada

tingkat RT, RW, TOMA dalam Proses Pelaksanaan (Fungsi Manajemen)

PHBS di lapangan, karena selama ini hubungan Puskesmas hanya melalui


106

kader-kader kesehatan dan Bidan Desa setempat yang hanya bekerja

mengikuti arahan Puskesmas.


107

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC:220-234

Azwar, Rihna Azrul. 1996. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu.

Jakarta: IDI

Barry, M.M., Allegrante, J.P., Lamarre, M. C., Auld, M. E, & Taub. 2009. The

Galway Consensus Conference: International Collaboration On The

Development of Corecompetencies For Health Promotion and Health

Education. Global Health promotion. 16(2), 05-11

Departemen Kesehatan. 2011. 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta:

Promosi Kesehatan

Effendi F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:

Salemba Medika.

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Edisi Kedua. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Gale, Nicola K, dkk. 2013. Using The Framework Method For The Anaysis Of

Qualitative Data In Multidusciplinary Health Research. Jurnal BMC

Medical Research Methodology.

Handy, S.L. & Clifton, K.J. 2001. Evaluating Neighborhood Accessibility:

Possibillities And Practicalties. Journal of Transportation and Statistics

2001, 4: 67-78

Iskandarsyah, Muhamamd Nur. 2016. Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan

dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan


108

Rumah Tangga di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2015.

Skripsi. Universitas Halu Oleo: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Pelaksanaan

Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan

RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian Republik

Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pengembangan

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tentang Puskesmas. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian kesehatan Republik Indonesia. 2014. Untuk Apa Saja Pemanfaatan

Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Diakses melalui

http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=X-3006 pada tanggal 07 Januari 2018


109

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI

Lamawati, Rini Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah

Tangga di Kota Padang Tahun 2011. Padang

Maulana, H. D., Sos, S., & kes, M. 2009. Promosi Kesehatan. EGC

Moleong, Lexi J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung:

Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Patton, M.Q.,1990. Qualitative Evaluation and Research Methods.Sage

Publication, Newbury Park, CA

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta

Sondakh, G.F, Maramis, F. R. & Kolibu, F. K. 2017. Analisa Pemanfaatan dan

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas

Sario Kota Manado. Media Kesehatan, 9 (3)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-19. Bandung:

Alfabeta

Suharto, Edi. 2008. Kebijakan sosial sebagai Kebijakan publik. Bandung:Alfabeta

Sutopo. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas

Press

Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan

kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara


110

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta:

Agung Seto

W.K.Kellogg Foundation. 2004. Using Logic Models To Bring Together

Planning, Evaluation and Action. Michigan

WHO. 2008. The World Health Report 2008-Primary Health Care (Now More

Than Ever). Melaui: http://www.who.int/whr/2008/whr08_en.pdf. Diakses

pada 20 April 2017

Wiku, Adisasmito. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yoserizal, M Razif. 2009. Pelaksanaan Kegiatan Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Pelalawan.

Skripsi. Universitas Riau: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


111

LAMPIRAN
112

FORM INFORM CONCERN

Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah

Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Bapak/Ibu/Sdr yang saya hormati,

Saya Ilmia Nurwahidah, mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya

sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Gambaran

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Tahun 2017)”.

Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk

menjadi informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam,

benar, dan jujur. Hasil informasi dan keterangan yang diberikan nanti akan

digunakan sebagai masukan untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di Puskesmas Balaraja. Peneliti memohon izin untuk merekam

pembicaraan selama proses wawancara berlangsung dan peneliti menjamin

kerahasiaan isi informasi yang diberikan dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian. Demikian atas segala perhatian dan bantuan

Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Hormat Saya, Ilmia Nurwahidah


113

FORM IDENTITAS INFORMAN

Kode Informan* :

Nama Informan :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan :

Jabatan/Pekerjaan :

Hari/ Tanggal Wawancara :

Dengan ini saya bersedia menjadi informan untuk penelitian yang berjudul

“Gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah

Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017”.

Tangerang, …………………2017

(………………………………)

*diisi oleh peneliti


114

PEDOMAN WAWANCARA PROGRAM PHBS TATANAN RUMAH

TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA TAHUN 2017

1) Daftar Pertanyaan untuk Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang

A. Kebijakan

1. Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?)

2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing:

apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes,

perpres?)

B. Tenaga Kesehatan

1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat

melaksanakan program?)

2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program

PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara

apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?)

3. Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana

pendidikan petugas?)
115

4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan?

(probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?)

C. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana

yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

D. Pendanaan

1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?)

2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)

E. Perencanaan

1. Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?)

2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan

tersebut?)

F. Pengorganisasian

1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur

dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?)
116

2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program? (probing:

kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?)

G. Pelaksanaan

1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?)

2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala

tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

H. Pengawasan

1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?)

2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing:

apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

2) Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Balaraja

A. Kebijakan

1. Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (Probing: apa

yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?)

2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah

kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?)


117

B. Tenaga Kesehatan

1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat

melaksanakan program?)

2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program

PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara

apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?)

3. Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana

pendidikan petugas?)

4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan? (probing:

apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?)

C. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana

yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

D. Pendanaan

1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah

sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?)

2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan

lancar dengan adanya dana tersebut?)


118

E. Perencanaan

1. Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?)

2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan

tersebut?)

F. Pengorganisasian

1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur

dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?)

2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program? (probing:

kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?)

G. Pelaksanaan

1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?)

2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala

tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

H. Pengawasan

1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing:

pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?)

2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah

pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)


119

3) Daftar Pertanyaan untuk Penanggungjawab Program Promosi

Kesehatan

A. Kebijakan

1. Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?)

2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing:

apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes,

perpres?)

B. Tenaga Kesehatan

1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat

melaksanakan program?)

2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program

PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara

apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?)

3. Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana

pendidikan petugas)

4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan?

(probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?)

C. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan


120

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana

prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet,

brosur dsb?)

D. Pendanaan

1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?)

2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)

E. Perencanaan

1. Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?)

2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi

perencanaan tersebut?)

F. Pengorganisasian

1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah

terstruktur dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam

PHBS ini?)

2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program?

(probing: kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala

tersebut?)
121

G. Pelaksanaan

1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?)

2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa

kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

H. Pengawasan

1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?)

2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing:

apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

4) Daftar Pertanyaan untuk Kader Kesehatan

A. Pendanaan

1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi

BPJS?lintas sektor?)

2. Berapa intensif yang diberikan untuk masing-masing Kader

Kesehatan? (probing: Apakah dana tersebut sudah mencukupi

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja?


122

B. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana

yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

C. Pelaksanaan

1. Kapan dilakukan pelatihan? (dimana dan materinya apa saja?)

2. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang

dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?)

3. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa

kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

4. Berapa rumah yang ibu datangi untuk melakukan pengkajian atau

penyuluhan? (probing: berapa rumah yang dikunjungi kader pada tiap

RT/RW?)

5) Daftar Pertanyaan untuk Bidan Desa

A. Pendanaan

1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?)

2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)


123

B. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di

Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang

digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

C. Pelaksanaan

1. Kapan dilakukan pelatihan? (dimana dan materinya apa saja?)

2. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu

Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?)

3. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala

tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

6) Daftar Pertanyaan untuk Masyarakat

A. Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu

mengetahui 10 indikator PHBS?)

B. Tenaga Kesehatan

1. Bagaimana sikap petugas saat pelaksanaan penyuluhan PHBS tatanan

rumah tangga? (probing: apakah petugas melakukan pendataan dan

penyuluhan dengan baik? )

2. Apakah petugas menyampaikan atau mewawancarai dengan baik?

(probing: apakah petugas menjelaskan pengertian 10 indikator dengan

baik? Apakah petugas memberikan penyuluhan terakait 10 indikator

tersebut?)
124

C. Pelaksanaan

1. Bagaimana pendapat ibu terkait kegiatan PHBS tatanan rumah tangga?

(probing: dengan adanya kegiatan tersebut, apa yang ibu rasakan?)

2. Apakah kegiatan PHBS tatanan rumah tangga sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kesehatan di masyarakat? (probing: apakah kegiatan

tersebut dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari?)

7) Daftar Pertanyaan untuk Tokoh Masyarakat

A. Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu

mengetahui 10 indikator PHBS?)

B. Tenaga Kesehatan

1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat

melaksanakan program?

C. Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di

Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang

digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

D. Pelaksanaan

1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?)

2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala

tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)


125

PEDOMAN OBSERVASI

a. Lembar Pendataan Pengkajian PHBS Rumah Tangga

No Indikator Cara Verifikasi Hasil Pengamatan


Kategori: 1 (Sehat) Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5
2 (tidak sehat)
1 Persalinan Apakah rumah
ditolong oleh tangga ini pada
tenaga waktu melahirkan
kesehatan anak terakhir di
tenaga kesehatan?
2 Memberikan Apakah rumah
ASI ekslusif tangga ini, anak
terakhir diberikan
ASI Ekslusif
sampai usia 6
bulan?
3 Menimbang Apakah balita
balitasetiap dirumah ini selalu
bulan ditimbang berat
badannya tiap
bulan?
4 Menggunaka Apakah rumah ini
n air bersih memiliki sumber
air bersih?
5 Mencuci Apakah rumah
tangan tangga ini selalu
dengan sabun mencuci tangan
menggunakan
sabun dan air
mengalir setiap
mau makan,
setelah BAB,
sebelum
memberikan ASI,
setelah memabntu
anak setelah BAB
6 Menggunaka Apakah rumah
n jamban tangga ini
sehat mempunyai
jamban sehat?
7 Memberantas Apakah rumah
jentik tangga ini selalu
nyamuk melakukan
pemberantasan
jentik nyamuk
dengan
126

pemberantasan
sarang nyamuk
minimal seminggu
sekali
8 Mengonsums Apakah anggota
i buah dan rumah tangga ini
sayur setiap selalu makan buah
hari dan sayur setiap
hari?
9 Melakukan Apakah rumah
aktivitas fisik tangga ini selalu
setiap hari melakukan
aktifitas
fisik/olahraga
minimal selama 30
menit sehari?
10 Tidak Apakah tidak ada
merokok di anggota keluarga
dalam rumah yang merokok di
dalam rumah?

Keterangan
127

b. Pedoman Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS tatanan rumah


tangga

No Prosedur IU-01 IU-02 IU-03 IU-04 IU-05


1 Desa dan rumah tangga
yang akan di data sudah
ditentukan oleh
puskesmas
2 Alat dan bahan sudah
disiapkan oleh
puskesmas
3 Kader melakukan
pendataan, meliputi
cara wawancara dan
observasi untuk
pengisian formulir
dengan 10 (sepuluh)
indikator PHBS tatanan
rumah tangga
128

Pedoman Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS tatanan rumah


tangga

No Prosedur IU-01 IU-02 IU-03 IU-04 IU-05


1 Petugas
memperkenalkan diri
2 Petugas
mengemukakan
maksud dan tujuan
3 Petugas menjelaskan
point-point isi
penyuluhan
4 Petugas menyampaikan
penyuluhan dengan
suara jelas dan irama
yang tidak
membosankan
5 Petugas menujukan
tatapan mata pada
setiap pendengar dan
tidak tetap duduk di
tempat, selingi dengan
humor segar
6 Petugas menggunakan
bahasa sederhana
7 Petugas membuat
suasana relax (santai),
pancinglah pendengar
agar turut
berpartisipasi
8 Petugas menyediakan
waktu untuk tanya
jawab
9 Petugas menyimpulkan
penyuluhan sebelum
mengakhiri
penyuluhan.
129

LAMPIRAN OBSERVASI PADA RUMAH WARGA DESA SENTUL


JAYA, TALAGA, SENTUL, BALARAJA, SAGA

Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang dijadikan dokumen


guna untuk melengkapai penelitian ini :

Kader sedang melakukan pendataan PHBS di Desa Sentul Jaya.

Gambar 1. Kader dengan Warganya

Kader sedang melakukan pendataan pengkajian PHBS kepada warga


disalah satu rumah di Desa Talaga.

Gambar 2. Pendataan Pengkajian PHBS


130

Peneliti sedang berdiskusi dengan tokoh masyarakat di Desa Sentul untuk


menggali informasi lebih mendalam.

Gambar 3. Proses Diskusi dengan tokoh masyarakat di Desa Sentul.

Proses wawancara kepada warga di Desa Sentul untuk mengetahui


pengetahuan warga akan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 4. Proses Wawancara dengan Warga di Desa Sentul


131

Kondisi sudut ruang tamu di rumah salah satu warga di Desa Sentul.

Gambar 5. Gambaran Sudut Ruang Tamu dalam Rumah Warga di Desa Sentul

Kondisi W.C di dalam salah satu rumah warga yang mendukung program
Jamban Sehat di Desa Sentul.

Gambar 6. Kondisi W.C didalam Rumah Warga


132

Gambaran didalam sudut rumah salah satu warga yang dijadikan tempat
untuk proses belajar mengajar di Desa Saga.

Gambar 7. Sudut Ruang Belajar

Gambaran kondisi ruang dapur dan ruang makan disalah satu rumah warga
Desa Saga.

Gambar 8. Ruang Dapur dan Ruang Makan di Rumah Warga


133

Kondisi di lingkungan warga Desa Talaga dimana masih terdapat tempat


penampungan sampah yang terbuka dan tidak teratur.

Gambar 9. Kondisi lingkungan di Sudut DesaTalaga

Gambaran pada lingkungan Desa Balaraja dimana anak kecil yang bebas
beraktivitas tanpa mengindahkan kondisi lingkungannya.

Gambar 10. Kondisi Lingkungan Desa Balaraja dan Menjadi Tempat Anak Usia Dini Berkembang
134

Kondisi pekarangan rumah salah satu warga di Desa Sentul Jaya.

Gambar 11. Pekarangan Rumah Salah Satu Warga di Desa Sentul Jaya

Penampakan ruang terbuka warga yang digunakan sebagai lapangan di


Desa Sentul Jaya.

Gambar 12. Ruang Terbuka di Salah Satu Sudut Desa


135

Gambaran kondisi rumah warga di Desa Saga yang menjalankan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 13. Gambaran di Salah Satu Rumah Warga di Desa Saga

Proses Pelaksanaan Pengkajian PHBS ke tiap-tiap rumah warga di Desa


Saga.

Gambar 14. Proses Pelaksanaan Pengkajian PHBS


136

Kondisi W.C di salah satu rumah warga Desa Saga yang menjalankan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Gambar 15. Kondisi W.C di Salah Satu Rumah Warga Desa

Gambaran kondisi dapur di salah satu rumah warga Desa Sentul Jaya.

Gambar 16. Kondisi Dapur pada Salah Satu Rumah Warga Desa di Desa Sentul Jaya
137

Penampakan kondisi W.C pada salah satu rumah warga Desa Sentul Jaya
yang menjalakakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 17. Kondisi W.C pada Salah Satu Rumah Warga di Desa Sentul Jaya
138

SARANA PRASARANA PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS

BALARAJA

Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang merupakan sarana dan

prasarana promosi kesehatan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

yang dijadikan dokumen untuk melengkapai penelitian ini :

Lembar Pengkajian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga yang

digunakan oleh Kader Puskesmas untuk mendata warga di Kecamatan Balaraja.

Gambar 1. Lembar Pengkajian 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga


139

Poster yang terdapat pada program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja


yang berisikin himbauan kepada warga untuk DBD

Gambar 2. Poster Himbauan Pencegahan Peredaran Nyamuk DBD

Sarana dan prasarana promosi kesehatan yang berupa poster mengenai


manfaat berhenti merokok

Gambar 3. Poster Manfaat Berhenti Merokok


140

Poster yang menunjukan salah satu indikator Program Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu manfaat mencuci tangan menggunakan sabun.

Gambar 3. Poster Manfaat Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

Sarana dan Prasarana pada program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja yang
menunjukan salah satu himbauan akan komponen indikator Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat yaitu makan dengan makanan yang bergizi.

Gambar 4. Poster Himbauan Makan Makanan Bergizi


141

Poster yang merupakan himbauan kepada warga tentang membuang


sampah pada tempatnya dan merupakan salah satu indikator akan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)

Gambar 4. Poster Perilaku Membuang Sampah pada Tempatnya

Poster yang berada di program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja


yang menunjukan himbauan kepada warga untuk mencegah penyakit Kaki Gajah
di masyarakat

Gambar 5. Poster Himbauan Pencegahan Penyakit Kaki Gajah


142

Poster yang menunjukan Etika Batuk untuk mencegah penyebaran penyakit di


masyarakat.

Gambar 6. Poster Etika Batuk Untuk Pencegahan Penyakit di Masyarakat


143

PEDOMAN TELAAH DOKUMEN

No Dokumen Hasil Keterangan


Ada Tidak
1. Profil Puskesmas ∨ Belum dibuat,
2016-2017 maka data yang
digunakan dari
Profil Puskesmas
Tahun 2015
2. Laporan Tahunan ∨ Puskesmas
PHBS Tahun 2015-
2017
3. Rencana Usulan ∨ Puskesmas
Kegiatan
4. Laporan Kinerja ∨ Puskesmas
Tahun 2016
5. Kebijakan Kegiatan ∨ Puskesmas
(SOP)
6 Kebijakan PHBS di ∨ Dinas Kesehatan
Kabupaten Kabupaten
Tangerang Tangerang
144

KEBIJAKAN TERKAIT PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS)

a. Kebijakan Terkait ASI Ekslusif


145
146

b. Kebijakan Terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


147
148

c. Kebijakan Terkait Kawasan Tanpa Rokok


149
150
151

SOP PENGKAJIAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) PUSKESMAS BALARAJA


152

SOP PENYULUHAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) PUSKESMAS BALARAJA


153

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga Tahun 2015


154

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga tahun 2016


155

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga tahun 2017


156

TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI

Jawaban
No Pertanyaan IK-01 IK-02 IK-03
Kebijakan
1 Bagaimana kebijakan dalam Dinas Kesehatan merupakan Kebijakan dalam program PHBS itu Untuk kebijakan saya yang
Program Perilaku Hidup Bersih kepanjang tanganan Kemenkes. ada didalam program kita juga sudah membuat dan dikebijakan
dan Sehat (PHBS) tatanan Sehingga apa yang dibuat di pusat membuat SOP nya. Jadi kebijakan itu tersebut terdiri dari SOP
rumah tangga di Puskesmas daerah juga harus membuat hal harus disampaikan untuk dijalankan. pengkajian dan SOP
Balaraja? (Probing: apa yang yang sama, kebijakan PHBS di Disini Penanggungjawabnya yang penyuluhan.
Ibu/bapak ketahui tentang berbagai puskesmas sudah buat langsung untuk rencana, dan
Program Perilaku Hidup Bersih dutuangkan dalam rencana strategisuntuk PHBS rumah tangga yang
dan Sehat (PHBS)?bagaimana 5 tahun. membuat berarti Penanggungjawab
kebijakan tersebut?) Program Promosi Kesehatan.
2 Apakah kebijakan tersebut Kebijakan mengikuti standar Sebelum menjadi SOP, struktur Ya, kebijakan tersebut mengikuti
mengikuti standar nasional? nasional. Target ditetapkan oleh kebijakannya mengacu kepada standar nasional yaitu untuk
(probing: apakah kebijakan Kabupaten dan disesuaikan dengan Permenkes Puskesmas Nomor 75 kegiatan pengkajian berstandar
tersebut mengikut standar kamampuan daerah. tentang Puskesmas, maka dibuatlah pada Keputusan Menteri
Permenkes, depkes, perpres?) SOP sesuai standar tersebut. SOP juga Kesehatan Republik Indonesia
dibuat berdasarkan program kerja Nomor
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan 585/MENKES/SK/V/2007 dan
kemudian Puskesmas membuat SOP untuk kegiatan penyuluhan
berdasarkan permasalahan tersebut. berstandar pada Peraturan
Menteri Kesehatan Repunlik
Indonesia Nomor
2269?MENKES/PER/X1/2011
Tenaga Kesehatan
157

3 Apakah petugas sudah Sudah melaksanakan sesuai Ya, tapi tidak hanya Penanggungjawab Tenaga kesehatan yang turun
melaksanakan program dengan pedoman pengkajian Program Promosi Kesehatan saja yang ya kader dan Bidan Desa.
PHBS tatanan rumah tangga PHBS turun lapangan, namun ada kader dan Kader melakukan pendataan
dengan baik? (probing: apa Bidan Desa juga yang membantu. pengkajian dan setelah itu
yang dilakukan petugas saat Dalam program PHBS, petugas dibantu Bidan Desa masing-
melaksanakan program?) melakukan pengkajian pendataan sesuai masing wilayah untuk
dengan 10 indikator PHBS kemudian melaksanakan penyuluhan
petugas melakukan penyuluhan terkait kesehatan.
10 indikator terkait PHBS tatanan
rumah tangga

4 Bagaimana cara dalam Cara pemilihan tenaga, petugas Dalam menetapkan petugas pada Pemilihan kader biasanya 10-
menetapkan pemilihan petugas dilatih tentang pengkajian dan dasarnya harus tenaga medis, kemudian 15 kader yang sudah dilatih
untuk program PHBS penyuluhan PHBS. Setelah itu, kita melihat analisa dan kompetensi dan pemilihan Bidan Desa
tatanan rumah tangga? petugas melakukan pendataan pegawai yang bersangkutan jadi dari biasanya per masing-masing
(probing: pemilihan dengan dan penyuluhan. situ kita bisa lihat kalau dia bisa. Jadi wilayah kerja puskesmas.
cara apa?apakah sesuai Promkes ini kan harus bisa melakukan
dengan kompetensi, skill, kegiatan ke lapangan untuk menyuluh
keterlampilan?) dan sebagainya. tapi Penanggungjawab
Program tidak ikut langsung ke
lapangan, dia hanya sebagai
Penanggungjwab Program yang
membuat rencana kegiatan dan
bertanggungjawab dalam melaporkan
hasil Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) tersebut ke
puskesmas.
5 Bagaimana kualifikasi Petugas yang turun lapangan kan Petugas itu ada Bidan Desa, nah Ada kader yang SMA dan
158

pendidikan petugas? (probing: biasanya yang menentukan biasanya mereka pendidikannya D3 Bidan Desa ya D3 Kebidanan
bagaimana pendidikan masing-masing puskesmas, jadi Kebidanan dan kader yang rata-rata
petugas) yang menentukan kualifikasinya SMA
puskesmas juga
6 Bagaimana kompetensi Semua disesuaikan oleh Kalau untuk kompetensi itu ada Kompetensi disesuaikan
petugas dalam melaksanakan puskesmas pelatihan untuk kader, biasanya mereka dengan keterlampilan petugas
kegiatan? (probing: apakah dilatih bagaimana mendata dahn dalam pengkajian dan
ada kompetensi khusus untuk penyuluhan. Begitu juga bidan desa penyuluhan karena sebelumnya
petugas pelaksana?) ada pelatihan untuk kader juga
Pendanaan
7 Darimana sumber dana untuk Sumber dana BOK. Dana kegiatan itu kita ada BOK. BOK Pendanaan dari Puskesmas,
Program Perilaku Hidup itu kan ada beberapa program selama sumbernya BOK.
Bersih dan Sehat (PHBS) ini kita udah atur porsinya perkegiatan.
tatanan rumah tangga di
Puskesmas Balaraja? (probing:
apakah sumber dananya
berasal dari BOK?Kapitasi
BPJS?)
8 Apakah dana tersebut sudah Sejauh ini sesuai. Ya. selama ini dana yang diadakan oleh Sejauh ini sesuai aja sih.
mencukupi Program Perilaku APBD sudah mencukupi untuk
Hidup Bersih dan Sehat keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
(PHBS) tatanan rumah tangga
di Puskesmas Balaraja?
(probing: apakah Program
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) berjalan lancar
dengan adanya dana
tersebut?)
159

Sarana Prasarana
9 Bagaimana sarana dan Dipenuhi oleh puskesmas karena Sarana dan prasarana dalam Program Kalau selama ini peralatan kita
prasarana yang ada dalam anggarannya juga ada di Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masukin ke format aja yang
mendukung Program Perilaku Puskesmas (PHBS) tatanan rumah tangga hanya tadi ke lembar 10 (sepuluh)
Hidup Bersih dan Sehat menggunakan Alat Tulis Kantor (ATK) indikator saja. Jadi kadernya
(PHBS) tatanan rumah tangga dan lembar pengkajian PHBS, adanya hanya wawancara dengan
di Puskesmas Balaraja? sticker tempel juga. menggunakan form PHBS 10
(probing: apa sarana indikator,tidak ada
prasarana yang pemeriksaan menggunakan
digunakan?apakah alat, kecuali jika
menggunakan stiker, leaflet, penyuluhansetelah pendataan,
brosur dsb?) petugas bisa membawa sticker
tempel atau leaflet gitu.
Perencanaan
10 Apakah ada perencanaan Perencanaan dibuat setahun Disini Penanggungjawabnya yang buat Ada
terkait Program Perilaku sebelumnya, berdasarkan analisa langsung untuk rencana, dan untuk
Hidup Bersih dan Sehat data dan dibuat prioritas PHBS rumah tangga yang membuat
(PHBS) PHBS tatanan rumah kegiatan yang akan berarti Penanggungjawab Program
tangga? (probing:apakah dilaksanakan sesuai dengan Promosi Kesehatan.
perencanaan tersebut dibuat ketersediaan anggaran
setahun sebelum kegiatan?)
11 Bagaimana perencanaan Kendalan di lapangan, masih Adanya perencanaan usulanan kegiatan Rencana usulan kegiatan disitu
kegiatan tersebut? (probing: ada petugas yang mengambil sudah ada rencana pertahunnya
apa isi perencanaan tersebut?) data tidak sesuai pedoman dan bulan apa untuk
melakukan program PHBS.
Pengorganisasian
12 Apakah dalam kegiatan, jadwal Kegiatan PHBS sudah Pengorganisasian dibuat oleh Biasanya tidak semua
dan petugas pelaksana sudah mempunya struktur pelaksana penanggungjawab program yang terstruktur untuk jadwalnya.
160

terstruktur dengan baik? kegiatan yang di SK-kan oleh berisikan stuktur kegiatan Misal dijadwal memang
(probing: struktur program Kepala Dinas Kesehatan. Oktober tetapi untuk
seperti apa dalam PHBS ini?) pelaksanaanya bisa saja
berhalangan dengan kegiatan
lain.
13 Apakah ada kendala dalam Pasti ada pada masing-masing Kendala pasti ada pada masing-masing Pelaksanaanya bisa saja
proses pengorganisasian puskesmas kegiatan. Dari kendala tersebut dibuat bersamaan dengan kegiatan lain.
program? (probing: kendala untuk monev hasil kegiatan Misal saya disini pelayanan di
seperti apa dan bagaimana Puskesmas jadi tidak selalu
cara mengatasi kendala berada di lapangan, saya juga
tersebut?) akan turun lapangan jika ada
masalah dilapangan cara
mengatasinya yaitu dengan
mengganti hari. Misalnya kita
memiliki target untuk bulan ini,
jika bulan ini tidak bisa berarti
masuk keperencanaan tahun
berikutnya.
Pelaksanaan
14 Bagaimana sistem pelaksanaan Adanya penetapan sasaran, Pelaksanaan dilakukan oleh petugas Ya kader juga diberikan
Program Perilaku Hidup Bersih pengambilan data dengan langsung dengan berkoordinasi dengan pelatihan untuk penyuluhan
dan Sehat (PHBS) tatanan melakukan kunjungan rumah, penanggungjawab promkes dalam program PHBS tatanan
rumah tangga? (probing: apa pengolahan data dan input data, rumah tangga. Rumah tangga
yang dilakukan analisa data serta penetapan dapat dikatakan sehat bila
petugas?bagaimana rincian prioritas masalah melengkapi 10 (sepuluh)
kegiatannya?) indikator PHBS tatanan rumah
tangga, jika satu rumah terdapat
indikator yang tidak sehat maka
161

rumah tersebut dikelompokan


menjadi tidak sehat. abis turun
lapangan, besoknya kader ke
puskesmas dan bawa laporannya
dari lembar pengkajian PHBS
itu ke saya, terus kita ya bahas
apa aja yang ditemuin terus
gimana pas turun ada kendala
apa. Hasil tersebut bisa saya
jadikan laporan nanti ke Kepala
Puskesmas pas ada lokakarya
bulanan berikutnya atau pas lagi
rapat staff. Dan biasanya angka
cakupan menurun dan tidak
mencapai target dikarenakan ya
pada saat pendataan pengkajian
banyak rumah yang tidak
mencakup rumah sehat jadi
kalau ada rumah dan
keterangannya tidak sehat pada
satu indikator maka rumah
tersebut dinyatakan tidak sehat.
Setelah dilakukan pengkajian,
petugas melakukan penyuluhan
terkait dengan 10 indikator
PHBS itu.
13 Apakah ada kendala dalam Kendala ada pada masing- Kendala biasanya jadwal yang tidak Ya ada kayak tadi jadwal gak
pelaksanaan kegiatan? masing puskesmas dan kita sesuai dengan struktur kegiatan terstruktur dan banyak rumah
162

(probing: apa kendala melihat dari laporan masing- yang gak sehat. Kendalanya juga
tersebut?bagaimana cara masing puskesmas tersebut. biasanya dari 10 indikator itu
mengatasinya?) yang paling banyak bermasalah
yaitu indikator merokok
Pengawasan
15 Bagaimana cara Ibu/Bapak Pengawasan dilakukan oleh tim Pengawasan dilakukan dengan adanya Pengawasanya kita kunjungi
dalam melakukan pengawasan yang dibentuk di dinkes. Dan monev, di monevnya ada tim. rumah yang bermasalah.
terkait Program Perilaku dibuatkan surat tugas. Biasanya Kemudian saat ada rapat disampaikan
Hidup Bersih dan Sehat pengawasan dilakukan dengan apa saja kendalanya.
(PHBS) tatanan rumah tangga? menggunakan sampling karena
(probing: pengawasan seperti keterbatasan tenaga dan luasnya
apa yang dilaksanakan?) wilayah.
16 Apakah pengawasan tersebut Ya baik dan dilakukan secara Ya. Jadi saat pelaksanaan program,kita Tergantung jadwal di
dilakukan dengan baik? teratur selesaikan bersama-sama dan dilihat puskesmas, jika tidak sibuk saya
(probing: apakah pengawasan dari laporan bulanan,program tahunanya ikut kunjungan rumah. Namun,
tersebut dilakukan secara itu dilakukan oleh staff meeting dan pengawasan juga bisa dilakukan
teratur?) kalaupun tidak ada masalah pada saat oleh RT/RW dengan
pelaksanaan kita disini juga ada mengunjungi rumah-rumah yang
lokakarya bulanan (lokbul). Hasilnya bermasalah dan belum
nanti untuk kebaikan program, mencakup rumah sehat
selanjutnya mau direncanakan seperti
apa programnya.
163

TRANSKRIP WAWANCARA KADER KESEHATAN

No Pertanyaan Jawaban
IU-1 IU-2 IU-3 IU-4 IU-5
Pendanaan
1 Darimana sumber Kita dapet dari Berasal dari Puskesmas sih Sumbernya Kadang dari kelurahan dan dari
dana untuk puskesmas sumber puskesmas, kadang dapetnya dari puskesmas pastinya
Program Perilaku dananya juga Buu Lurah puskesmas
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja? (probing:
apakah sumber
dananya berasal
dari BOK?Kapitasi
BPJS?lintas
sektor?)
2 Berapa intensif Rp 25.000 itu juga Buat bensin ya Rp Kita dapet Rp 25.000 Rp 25.000 Kita dikasih Rp 25.000
yang diberikan Cuma buat transport 25.000 cukup buat kerumah-rumah cukupin lah
untuk masing- ya cukup aja sih itu mah
masing Kader
Kesehatan?
(probing: Apakah
dana tersebut sudah
mencukupi
Program Perilaku
164

Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja?
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana Lembar pengkajian Cuma lembar Lembar pengkajian Lembaran Pas turun lapangan, kader-kader
dan prasarana yang disediakan oleh Ibu pendataan udah dikasih pengkajian ya membawa pulpen atau pensil
ada dalam Penanggungjawab pengkajian sama sebelum kita turun PHBS, pulpen buat nyatet hasil pendataannya
mendukung Program Promosi sticker yang lapangan dan dan buat trus kita juga bawa lembar dari
Program Perilaku Kesehatan, jadi kalau ditempel dirumah memang sudah siap penyuluhan puskesmas sama itu sih nyiapin
Hidup Bersih dan kita mau ke rumah warga itu pada semuanya. Dan biasanya cara nanti wawancaranya gimana
Sehat (PHBS) warga ya udah awal pendataan. untuk membawa sama warga. Kalau pas
tatanan rumah disediakan. Untuk kalau buat penyuluhannya, stiker, leaflet, penyuluhan ya kita juga bawa
tangga di penyuluhan PHBS, kita penyuluhan dibawa kita kasih aja poster poster dari lembar balik atau booklet buat
Puskesmas kan dibantu bidan Desa poster atau booklet kalau lagi ada tapi puskesmas diliatin ke warga, yang nyuluh kan
Balaraja? (probing: nah kalau butuh poster PHBS dari biasanya gak biasanya bidan desa tapi kalau gak
apa sarana gitu ya biasanya juga puskesmas, nah itu kebagian semua bisa ya kit abaca aja lembar
prasarana yang udah disiapin trus kita dikasihnya pas mau tiap warga jadi baliknya.
digunakan?apakah kasih aja sekalian penyuluhan atau sisanya Cuma
menggunakan bidan desa penyuluhan. setelah penyuluhan. ngomong gitu
stiker, leaflet, penyuluhannya.
brosur dsb?)
Pelaksanaan
4 Kapan dilakukan Pelatihan dilakukan 2 Pelatihan dilakukan Pelatihan dilakukan Untuk Pelatihan dilaksanakan di
pelatihan? (probing: hari di Dinkes dan di puskesmas oleh sebelum pendataan pelatihan puskesmas, dengan
dimana dan didampingi petugas (bu nani, dan penyuluhan. dilakukan penanggungjawab program dan
165

materinya apa penanggungjawab selaku Waktu itu ke sehari di bidan desa, materinya tentang
saja?) program. Materi yang penanggungjawab puskesmas, semua puskesmas. bagaimana cara pendataan dan
diberikan terkait 10 program promkes) kader dikumpulkan Materi tentang penyuluhan pokoknya tentang 10
indikator PHBS, dilakukan sehari, dan materinya PHBS indikator PHBS. Nanti didata itu
bagaimana cara Pelatihan juga tentang 10 mana saja rumah yang sehat atau
pendataan biasanya dilakukan indikator PHBS tidak, setelah itu dilakukan
menggunakan lembar lagi setiap tahun penyuluhan
pengkajian, apa sebelum
dampak dari pelaksanaan,
masyarakat yang tidak kadang kader juga
melakukan PHBS .Kita ikut lokmin
turun lapangan, kita sekalian di latih
kasih tau lagi, Pelatihan
pencegahannya yang setiap tahun
lebih mudah dan dilakukan setelah
sederhana. Ya ngasih selesai kegiatan.
contoh dulu biar para Jadi, misalnya
warga ngikutin kegiatan dilakukan
pada bulan
Oktober, maka
pelatihan diberikan
pada sebeluman
setelahnya. Pas
pelatihan Materi
yang diberikan
berupa bagaimana
sosialisasi ke
masyarakat dan
166

cara data di lembar


pengkajian. Untuk
penyuluhan kita
juga pelatihan
bareng puskesmas,
gimana cara yang
baik kalau kader
penyuluhan ya kita
banyak dikasih
pelatihan soal 10
indikator PHBS.
5 Bagaimana sistem Pertama kita datang Pendataan dan Untuk PHBS per- lembar yang Kita persiapkan semua, di
pelaksanaan kerumah masayarkat, penyuluhan terkait RT nya saya data sudah lapangan kita langsung gerak ya
Program Perilaku pendataan yang 10 10 indikator PHBS. 20 keluarga. Saya diberikan udah tugas dan kewajiban kader
Hidup Bersih dan indikator, setelah itu mendata dari pintu puskesmas, juga buat membina warga dan
Sehat (PHBS) dilaksanakan ke pintu dan siapin nanti kasih wawasan kesehatan. Kita
PHBS tatanan penyuluhannya. memberikan wawancaranya kasih hasilnya nanti ke puskesmas
rumah tangga? Pokonya kita ikutin pertanyaan sesuai gimana dan pokoknya disitu udah ada hasil
(probing: apa yang yang 10 indikator itu. 10 (sepuluh) cara ngasih mana rumah warga yang sehat dan
dilakukan Ibu indikator itu. konselingnya mana yang tidak sehat. Tugas kita
Sebagai Sesudah ditanya, gimana nah itu ya selanjutnya pantau terus aja
Kader?bagaimana saya berikan saya siapkan. rumahnya misal ada yang tidak
rincian penyuluhan sih teh, Pas udah di sehat caranya ya disini kan rumah
kegiatannya?) trus saya juga tempat, saya pada deket jadi ya ngobrol-
pantau langsung ngobrol aja nanya gimana udah
perkembangan mencatat makan buah sama sering lakuin
mengenai PHBS hasilnya sesuai berantas nyamuk gak pak bu?
nya 10 (sepuluh)
167

indikator itu
dan langsung
kasih
konseling juga
dan kader juga
dikasih uang
loh teh dari
puskesmas ya
itu sih buat
transport
6 Apakah ada kendala Ada ya paling rumah Pusing ngurusin Rumah yang Ya itu sih Kudu siapin semuanya kan, jadi
dalam pelaksanaan gak sehat. Biasanya warga yang susah didatengin suka palingan ada harus selalu siap trus kendala
kegiatan? (probing: ada penyuluhan ngerti PHBS. Tapi sepi gak ada orang. beberapa paling hasilnya suka ada rumah
apa kendala Penyuluhan untuk ASI kita juga rumah pas di yang gak mencapai indikator
tersebut?bagaimana ekslusif dilaukan melakukan pelaporan PHBS.
cara dengan awalnya penyuluhan kayak nyatanya gak
mengatasinya?) mewawancarai ibu Penyuluhan untuk sehat.
yang mempunya bayi, ASI ekslusif,
setelah itu diberikan ditanya apakah
penyuluhan harus ASI punya balita dan
ekslusif 6 bulan. Tidak kasih arahan harus
hanya pas pengkajian ASI ekslusif 6
tapi pas di posyandu bulan dan
juga diberikan tambahan sampai 2
penyuluhan, tahun, Merokok di
Penyuluhan merokok dalam rumah,
dalam rumah, ditanyakan apakah
dilakukan dengan merokoknya di
168

mewawancarai warga dalam atau di luar.


jika ada yg merokok, Kalau memiliki
mereka merokok bayi/ balita
didalam atau diluar. diusahakan di luar
Namun diusahakan rumah
diluar rumah
7 Berapa rumah yang Disini kan ada 5 Biasanya saya 13 Ya gak nentu sih, 12 rumah Per kader itu biasanya udh diatur
ibu datangi untuk wilayahn nah itu rumah pertahunnya sedikasdihnya aja setiap sama puskesmas ya biasanya
melakukan biasanya per RT ada 2 sama puskesmas pendataan belasan rumah yang di data sama
pengkajian atau sampai 5 kader itu sama dikasih penyuluhan
penyuluhan? biasanya masing- penyuluhan
(probing: berapa masing kader 12
rumah yang sampai 13 rumah
dikunjungi kader
pada tiap RT/RW?)
169

TRANSKRIP WAWANCARA BIDAN DESA

No Pertanyaan Jawaban
IUB-01 IUB-02 IUB-03 IUB-04 IUB-05
1 Darimana sumber Dari BOK BOK Dana BOK BOK BOK
dana untuk
Program Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja? (probing:
apakah sumber
dananya berasal
dari BOK?Kapitasi
BPJS?lintas
sektor?)
2 Apakah dana Sejauh ini sudah Lancar-lancar aja sih Cukup aja ya Cukup dan berjalan Cukup saja, dan
tersebut sudah cukup, dan dan diusahakan cukup karena kita juga lancar sesuai rencana Alhamdulillah berjalan
mencukupi program berjalan karena sudah ada menjalankan dari pemegang lancar
Program Perilaku dengan lancar porsinya masing- tugas dengan program, kan disini
Hidup Bersih dan masing ikhlas saya hanya
Sehat (PHBS) mendampingi kader
tatanan rumah juga
tangga di
Puskesmas
Balaraja? (probing:
170

apakah Program
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) berjalan
lancar dengan
adanya dana
tersebut?)
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana Biasanya kader Ya bawa pulpen, ATK dan Seadanya aja, misal Bawa poster kalau lagi
dan prasarana yang bawa sticker lembar pengkajian kertas berisi pulpen buat nyatet ada
ada dalam untuk pendataan jika pendataan setelah penyuluhan pendataan, pas ada
mendukung dan penyuluhan itu kan penyuluhan ya kesehatan, ya penyuluhan ya bawa
Program Perilaku biasanya biasanya bawa poster kita sih pantau leaftlet gitu-gitu sih
Hidup Bersih dan membawa kesehatan aja karena desa
Sehat (PHBS) selembaran kita yang
tatanan rumah leaftlet jika dilakukan
tangga di memang sedang PHBS
Puskesmas ada
Balaraja? (probing:
apa sarana
prasarana yang
digunakan?apakah
menggunakan
stiker, leaflet,
brosur dsb?)
Pelaksanaan
4 Bagaimana sistem Pelaksanaannya Pendataan oleh kader Programnya ya Pelaksanaannya ya Kader datang ke rumah
pelaksanaan ya untuk program dan diketahui mana pelaksanaannya itu sih didata rumah warga, dilakukan
171

Program Perilaku PHBS, ada rumah yang sehat atau dateng kerumah, mana yang sehat, pendataan 10 indikator
Hidup Bersih dan penyuluhan sama tidak, dan tugas bidan dilakukan setelah itu kader PHBS, dikasih
Sehat (PHBS) pendataan. nah desa ya ikut ngasih pengkajian penyuluhan penyuluhan aja sih
tatanan rumah biasanya dilakuin penyuluhan tapi disini pendatan setelah disampingi bidan terkait indikator itu
tangga? (probing: bareng-bareng, kader juga biasanya itu dikasih desa
apa yang dilakukan misal kader penyuluhan kalau penyuluhan
Ibu Sebagai pendataan setelah bidan desa sibuk terkait 10
Kader?bagaimana itu didampingi pelayanan indikator
rincian bidan desa kita
kegiatannya?) mulai
penyuluhan
5 Apakah ada kendala Kendala kalau Kendala ada rumah Kendalanya Kendala jadwal yang Kendala banyak
dalam pelaksanaan saya lagi yang tidak sehat, pelayanan yang bentrok dengan beberapa rumah tidak
kegiatan? (probing: pelayanan di maka harus ekstra harusnya saya kegiatan disini kan sehat. Kader harus siap
apa kendala puskesmas, saya dalam penyuluhan dijadwalkan ikut juga saya ada laporan siaga penyuluhan terus
tersebut?bagaimana juga gak bisa penyuluhan tetapi untuk kegiatan saya dan saya juga ikut
cara mendampingi ada warga saya sebagai bidan desa, mendampingi bila tidak
mengatasinya?) kader juga yang mau tidak selalus sesuai ada pelayanan di
partus nah itu sih jadwal. Maka ya puskesmas atau di klinik
berarti saya tidak harus kader saja yang saya sebagai bidan desa
ikut kegiatan turun. Kader harus
PHBS nya tau gimana
penyuluhan ke warga
172

TRANSKRIP WAWANCARA TOKOH MASYARAKAT

No Pertanyaan Jawaban
IP-01 IP-02
1 Apakah yang Ibu/bapak ketahui PHBS kayaknya semuanya Kegiatan yang mengutaman kesehatan dan
tentang PHBS? ( probing: apakah melakukan PHBS di lingkungan kebersihan, disini kegiatan PHBS ya dari akder
ibu mengetahui 10 indikator seperti kebersihan. Disini kegiatan kepada masyarakat seperti di posyandu,
PHBS?) pendukung PHBS tidak ada, hanya kunjungan rumah yang mencakup 10 indikator
saja diusahakan memberikan PHBS itu dari puskesmas
contoh kepada masyarakat
Tenaga Kesehatan
2 Apakah petugas sudah Antara kader dan Bidan Desa sudah Biasanya kader yang datang kerumah-rumah
melaksanakan program PHBS berkoordinasi, Selalu ya soalnya warga
tatanan rumah tangga dengan baik? kan kalau PHBS itu selalu berjalan
(probing: apa yang dilakukan terus untuk pendataan dan laporan
petugas saat melaksanakan kita ke Puskesmas ada terus
program?)
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana dan prasarana Enggak ada sih hanya lembar Sarananya ya yang sticker ditempel dirumah dan
yang ada dalam mendukung pengkajian saja,paling ada sabun kader bawa lembar pendataannya
Program Perilaku Hidup Bersih dan dan hanya sample saja beberapa
Sehat (PHBS) PHBS tatanan saja dan tidak merata waktu
rumah tangga di Puskesmas Program Perilaku Hidup Bersih dan
Balaraja? (probing: apa sarana Sehat (PHBS).
prasarana yang digunakan?apakah
menggunakan stiker, leaflet, brosur
dsb?)
173

Pelaksanaan
4 Bagaimana sistem pelaksanaan RT tidak selalu mendampingi kader Pelaksanaannya kerumah-rumah warga, data
Program Perilaku Hidup Bersih dan terkait 10 indikator
Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga? (probing: apa yang
dilakukan petugas?bagaimana
rincian kegiatannya?)
5 Apakah ada kendala dalam Sejauh ini tidak ya,karena RT Kendala misalnuya ada masalah dirumah warga,
pelaksanaan kegiatan? (probing: kadang-kadang mendampingi dan itu sih biasanya saya sebagai RT terus memantau
apa kendala tersebut?bagaimana mendukung kader.
cara mengatasinya?)

6 Apakah pengawasan tersebut Sudah sejauh ini sih Biasanya kalau ada rapat kita lakukan pengawasan
dilakukan dengan baik? (probing:
apakah pengawasan tersebut
dilakukan secara teratur?)
174

TRANSKRIP WAWANCARA MASYARAKAT

No Pertanyaan Jawaban
IPM-01 IPM-02 IPM-03 IPM-04 IPM-05
1 Apakah yang Saya tidak tahu. Perilaku Hidup Bersih Perilaku Hidup Perilaku Hidup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Ibu/bapak ketahui Saya juga dan Sehat yang harus Bersih dan Sehat. Bersih dan Sehat. Kegiatannya ya di rumah harus
tentang PHBS? ( dirumah cuma dilaksanakan sehari- Perilaku kita seperti keluarga ya tidak bersih,makananya harus sehat,
probing: apakah ibu bersih-bersih hari. Contoh kegiatan yang cuci tangan merokok,makan Kalau misalnya pagi-pagi
mengetahui 10 lingkungan saja jamban sehat dan pakai sabun,bersih- sehat,olahraga. bangun,bersih- bersih rumah,
indikator PHBS?) tidak merokok dalam bersih rumah. Disini sarapan tapi jangan yang mie atau
rumah trus mencuci ada yang merokok instant-instan biasa sayuran sama
tangan dengansabun. jadi belum sehat. susu pagi-pagi
Saya juga sering
melaksanakan kalau
cuci tangan dengan
sabun dan air
mengalir. Disini tapi
ada yang merokok
kalau untuk olahraga
saya jarang, paling
seminggu sekali
Tenaga Kesehatan
2 Bagaimana sikap Baik sih Menurut Ibu kader Sudah bagus Bagus sudah Bagus sih,suka cari-cari masa suka
petugas saat sudah menjalankan melakukan keliling ke ibu-ibu sini,suka
pelaksanaan tugasnya dengan baik wawancara ke nanyain ibu hamil
penyuluhan PHBS rumah-rumah
tatanan rumah
tangga? (probing:
175

apakah petugas
melakukan
pendataan dan
penyuluhan dengan
baik? )
3 Apakah petugas Iyasudah baik Iya baik dan saya Iya sudah baik Iya sudah sangat Kalau misalkan lagi imunisasi juga
menyampaikan atau Iya, Cuma saya mengerti Salah satu ada,tapi baik suka dibilangin sih perilaku hidup
mewawancarai kadang lupa ya Iya, 10 indikator itu tidak semuanya Iya semuanya sehat ke posyandu. Iya sudah
dengan baik? hanya sudah dijelaskan dan ditanyakan menjelaskan
(probing: apakah mendengarkan ditanyakan dengan
petugas menjelaskan saja. Saya baik
pengertian 10 taunya cuma
indikator dengan bersih bersih
baik? Apakah lingkungan saja
petugas memberikan
penyuluhan terakait
10 indikator
tersebut?)
Pelaksanaan
176

4 Bagaimana pendapat Saya tidak tahu Ya baik sih, yang Bagus sih, saya jadi Saya jadi Udah bagus sih cuma
ibu terkait kegiatan awalnya tidak tambah pengetahuan termotivasi untuk ditindaklanjuti saja. Kalau untuk
PHBS tatanan tahu apa itu itu kadernya sih bagus sih,cuma kurang
rumah tangga? PHBS jadi tahu dari kesehatannya mungkin
(probing: dengan
adanya kegiatan
tersebut, apa yang
ibu rasakan?)

5 Apakah kegiatan Ya pasti Ya jelas lah Ya alhamdulilah baik bisa Bermanfaat,tadinya Kalau menurut ibu pribadi bagus
PHBS tatanan bermanfaat bermanfaat mencontoh dengan cuci yang enggak tau dari kader sih bagus kita harus
rumah tangga sangat kalau ada ,karena awalnya tangan pakai sabun, jadi tahu. Harus hidup sehat dan menjaga kesehatan
bermanfaat untuk petugas gitu gak cuci tangan mengajak olahraga bareng dikasih tau kan apalagi lagi jaman difteri. Jadi cara
meningkatkan Cuma balik jadi tau caranya kayak lansia gitu,tiap hari pencegahannya diterangkan
kesehatan di lagi saya mencuci makan sayur.
masyarakat? kadang lupa tangan,membersih
(probing: apakah kan jamban-
kegiatan tersebut jamban yang
dapat dilakukan kotor bisa bersih
pada kehidupan
sehari-hari?)
177

MATRIKS WAWANCARA INFORMAN KUNCI

No Domain Jawaban
IK-01 IK-02 IK-03 Kesimpulan
Kebijakan
1 Bagaimana Dinas Kesehatan Kebijakan dalam Untuk kebijakan saya Kebijakan dalam Program Perilaku Hidup
kebijakan dalam merupakan kepanjang program PHBS itu ada yang membuat dan Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah
Program tanganan Kemenkes. didalam program kita dikebijakan tersebut tangga sudah dibuat SOP kegiatannya dan untuk
Perilaku Hidup Sehingga apa yang juga sudah membuat terdiri dari SOP pelaksanaan mengikuti standar nasional.
Bersih dan dibuat di pusat daerah SOP nya. Jadi pengkajian dan SOP Informan mengatakan standar nasional tersebut
Sehat (PHBS) juga harus membuat kebijakan itu harus penyuluhan dan yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik
tatanan rumah hal yang sama, disampaikan untuk berisikan prosedur Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 dan
tangga di kebijakan PHBS di dijalankan. Disini langkah-langkahnya untuk kegiatan penyuluhan berstandar pada
Puskesmas berbagai puskesmas Penanggungjawabnya Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia
Balaraja? sudah dutuangkan yang buat langsung Nomor 2269?MENKES/PER/X1/2011
(Probing: apa dalam rencana untuk rencana, dan
yang Ibu/bapak strategis 5 tahun. untuk PHBS rumah
ketahui tentang tangga yang membuat
Program berarti
Perilaku Hidup Penanggungjawab
Bersih dan Program Promosi
Sehat Kesehatan.
(PHBS)?bagaim
ana kebijakan
tersebut?)
178

2 Apakah Kebijakan mengikuti Sebelum menjadi Ya, kebijakan tersebut


kebijakan standar nasional. SOP, struktur mengikuti standar
tersebut Target ditetapkan oleh kebijakannya nasional yaitu untuk
mengikuti Kabupaten dan mengacu kepada kegiatan pengkajian
standar disesuaikan dengan Permenkes Puskesmas berstandar pada
nasional? kamampuan daerah. Nomor 75 tentang Keputusan Menteri
(probing: Puskesmas, maka Kesehatan Republik
apakah dibuatlah SOP sesuai Indonesia Nomor
kebijakan standar tersebut. SOP 585/MENKES/SK/V/
tersebut juga dibuat 2007 dan untuk
mengikut berdasarkan program kegiatan penyuluhan
standar kerja yang diberikan berstandar pada
Permenkes, oleh Dinas Kesehatan Peraturan Menteri
depkes, kemudian Puskesmas Kesehatan Repunlik
perpres?) membuat SOP Indonesia Nomor
berdasarkan 2269?MENKES/PER/
permasalahan X1/2011
tersebut.

Tenaga kesehatan
3 Apakah petugas Sudah melaksanakan Ya, tapi tidak hanya Tenaga kesehatan Petugas sudah melaksanakan dengan baik.
sudah sesuai dengan Penanggungjawab yang turun ya kader Pelaksana dalam Program Perilaku Hidup
melaksanakan pedoman pengkajian Program Promosi dan Bidan Desa. Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tidak hanya
program PHBS PHBS Kesehatan saja yang Kader melakukan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan,
tatanan rumah turun lapangan, pendataan pengkajian namun ada Kader Kesehatan juga yang menjadi
tangga dengan namun ada kader dan dan setelah itu dibantu pelaksana kegiatan. Penetapan Pemilihan
baik? (probing: Bidan Desa juga yang Bidan Desa masing- petugas dalam Program Perilaku Hidup Bersih
apa yang membantu. Dalam masing wilayah untuk dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga
179

dilakukan program PHBS, melaksanakan dengan cara melihat kompetensi pegawai


petugas saat petugas melakukan penyuluhan kesehatan.
melaksanakan pengkajian pendataan
program?) sesuai dengan 10
indikator PHBS
kemudian petugas
melakukan
penyuluhan terkait 10
indikator terkait
PHBS tatanan rumah
tangga

4 Bagaimana cara Cara pemilihan Dalam menetapkan Pemilihan kader


dalam tenaga, petugas dilatih petugas pada dasarnya biasanya 10-15 kader
menetapkan tentang pengkajian harus tenaga medis, yang sudah dilatih dan
pemilihan dan penyuluhan kemudian kita melihat pemilihan Bidan Desa
petugas untuk PHBS. Setelah itu, analisa dan biasanya per masing-
program PHBS petugas melakukan kompetensi pegawai masing wilayah kerja
tatanan rumah pendataan dan yang bersangkutan puskesmas.
tangga? penyuluhan. jadi dari situ kita bisa
(probing: lihat kalau dia bisa.
pemilihan Jadi Promkes ini kan
dengan cara harus bisa melakukan
apa?apakah kegiatan ke lapangan
sesuai dengan untuk menyuluh dan
kompetensi, sebagainya. tapi
skill, Penanggungjawab
keterlampilan?) Program tidak ikut
180

langsung ke lapangan,
dia hanya sebagai
Penanggungjwab
Program yang
membuat rencana
kegiatan dan
bertanggungjawab
dalam melaporkan
hasil Program
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
tersebut ke
puskesmas.
5 Bagaimana Petugas yang turun Petugas itu ada Bidan Ada kader yang SMA
kualifikasi lapangan kan biasanya Desa, nah biasanya dan Bidan Desa ya D3
pendidikan yang menentukan mereka pendidikannya Kebidanan
petugas? masing-masing D3 Kebidanan dan
(probing: puskesmas, jadi yang kader yang rata-rata
bagaimana menentukan SMA
pendidikan kualifikasinya
petugas) puskesmas juga
6 Bagaimana Semua disesuaikan Kalau untuk Kompetensi
kompetensi oleh puskesmas kompetensi itu ada disesuaikan dengan
petugas dalam pelatihan untuk kader, keterlampilan petugas
melaksanakan biasanya mereka dalam pengkajian dan
kegiatan? dilatih bagaimana penyuluhan karena
(probing: mendata dahn sebelumnya ada
apakah ada penyuluhan. Begitu pelatihan untuk kader
181

kompetensi juga bidan desa juga


khusus untuk
petugas
pelaksana?)
Pendanaan
7 Darimana Sumber dana BOK Dana kegiatan itu kita Pendanaan dari Dana Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
sumber dana ada BOK. BOK itu Puskesmas, (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga berasal
untuk Program kan ada beberapa sumbernya BOK dari dana Bantuan Operasional Kesehatan
Perilaku Hidup program selama ini (BOK).
Bersih dan Sehat kita udah atur
(PHBS) tatanan porsinya perkegiatan.
rumah tangga di
Puskesmas
Balaraja?
(probing: apakah
sumber dananya
berasal dari
BOK?Kapitasi
BPJS?)
8 Apakah dana Sejauh ini sesuai Ya. selama ini dana Sejauh ini sesuai aja
tersebut sudah yang diadakan oleh sih
mencukupi APBD sudah
Program Perilaku mencukupi untuk
Hidup Bersih dan keberhasilan
Sehat (PHBS) pelaksanaan kegiatan
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
182

Balaraja?
(probing: apakah
Program
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) berjalan
lancar dengan
adanya dana
tersebut?)
Sarana dan Prasarana
9 Bagaimana Dipenuhi oleh Sarana dan prasarana Kalau selama ini Sarana dan prasarana kegiatan yaitu Alat Tulis
sarana dan puskesmas karena dalam Program peralatan kita masukin Kantor (ATK) dan lembar pendataan pengkajian
prasarana yang anggarannya juga ada Perilaku Hidup Bersih ke format aja yang PHBS tatanan rumah tangga. Sedangkan untuk
ada dalam di Puskesmas dan Sehat (PHBS) tadi ke lembar 10 kegiatan penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster,
mendukung tatanan rumah tangga (sepuluh) indikator booklet dan sebagainya
Program Perilaku hanya menggunakan saja. Jadi kadernya
Hidup Bersih dan Alat Tulis Kantor hanya wawancara
Sehat (PHBS) (ATK) dan lembar dengan menggunakan
tatanan rumah pengkajian PHBS, form PHBS 10
tangga di adanya sticker tempel indikator,tidak ada
Puskesmas juga pemeriksaan
Balaraja? menggunakan alat,
(probing: apa kecuali jika
sarana penyuluhan setelah
prasarana yang pendataan, petugas
digunakan?apak bisa membawa sticker
ah menggunakan tempel atau leaflet
stiker, leaflet, gitu.
183

brosur dsb?)
Perencanaan
10 Apakah ada Perencanaan dibuat Disini Ada Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan
perencanaan setahun sebelumnya, Penanggungjawabnya membuat Rencana Usulan Kegiatan dalam
terkait Program berdasarkan analisa yang buat langsung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup data dan dibuat untuk rencana, dan (PHBS) Kendala yang dihadapi yaitu pada saat
Bersih dan prioritas kegiatan untuk PHBS rumah jadwal tidak sesuai dengan rencana maka
Sehat (PHBS) yang akan tangga yang membuat solusinya dilakukan pergantian jadwal.
PHBS tatanan dilaksanakan sesuai berarti
rumah tangga? dengan ketersediaan Penanggungjawab
(probing:apaka anggaran Program Promosi
h perencanaan Kesehatan.
tersebut dibuat
setahun sebelum
kegiatan?)
11 Bagaimana Kendala di lapangan, Adanya perencanaan Rencana usulan
perencanaan masih ada petugas usulan kegiatan kegiatan disitu sudah
kegiatan yang megambil data ada rencana
tersebut? tidak sesuai pedoman pertahunnya dan bulan
(probing: apa apa untuk melakukan
isi perencanaan program PHBS.
tersebut?)
Pengorganisasian
12 Apakah dalam Kegiatan PHBS sudah Pengorganisasian Biasanya tidak semua Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan
kegiatan, jadwal mempunya struktur dibuat oleh terstruktur untuk membuat Rencana Usulan Kegiatan dalam
dan petugas pelaksana kegiatan penanggungjawab jadwalnya. Misal Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pelaksana sudah yang di SK-kan oleh program yang dijadwal memang (PHBS) Kendala yang dihadapi yaitu pada saat
terstruktur Kepala Dinas berisikan stuktur Oktober tetapi untuk jadwal tidak sesuai dengan rencana maka
184

dengan baik? Kesehatan kegiatan pelaksanaanya bisa solusinya dilakukan pergantian jadwal
(probing: saja berhalangan
struktur dengan kegiatan lain
program seperti
apa dalam
PHBS ini?)
13 Apakah ada Pasti ada pada Kendala pasti ada Pelaksanaanya bisa
kendala dalam masing-masing pada masing-masing saja bersamaan
proses puskesmas kegiatan. Dari kendala dengan kegiatan lain.
pengorganisasia tersebut dibuat untuk Misal saya disini
n program? monev hasil kegiatan pelayanan di
(probing: Puskesmas jadi tidak
kendala seperti selalu berada di
apa dan lapangan, saya juga
bagaimana cara akan turun lapangan
mengatasi jika ada masalah
kendala dilapangan cara
tersebut?) mengatasinya yaitu
dengan mengganti
hari. Misalnya kita
memiliki target untuk
bulan ini, jika bulan
ini tidak bisa berarti
masuk keperencanaan
tahun berikutnya.
Pelaksanaan
14 Bagaimana sistem Adanya penetapan Pelaksanaan dilakukan Ya kader juga Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih
pelaksanaan sasaran, pengambilan oleh petugas langsung diberikan pelatihan dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga
185

Program Perilaku data dengan dengan berkoordinasi untuk penyuluhan mengikuti standar 10 (sepuluh) indikator PHBS
Hidup Bersih dan melakukan kunjungan dengan dalam program PHBS tatanan rumah tangga. Kader Kesehatan selaku
Sehat (PHBS) rumah, pengolahan penanggungjawab tatanan rumah tangga. petugas yang melakukan pengkajian menyiapkan
tatanan rumah data dan input data, promkes Rumah tangga dapat lembar pendataan dan meberikan laporannya
tangga? (probing: analisa data serta dikatakan sehat bila kepada Penanggungjawab Program Promosi
apa yang penetapan prioritas melengkapi 10 Kesehatan. Kendala yang dihadapi biasanya
dilakukan masalah (sepuluh) indikator terdapat banyak rumah yang tidak mencakup 10
petugas?bagaima PHBS tatanan rumah (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga
na rincian tangga, jika satu
kegiatannya?) rumah terdapat
indikator yang tidak
sehat maka rumah
tersebut dikelompokan
menjadi tidak sehat.
abis turun lapangan,
besoknya kader ke
puskesmas dan bawa
laporannya dari
lembar pengkajian
PHBS itu ke saya,
terus kita ya bahas apa
aja yang ditemuin
terus gimana pas turun
ada kendala apa. Hasil
tersebut bisa saya
jadikan laporan nanti
ke Kepala Puskesmas
pas ada lokakarya
186

bulanan berikutnya
atau pas lagi rapat
staff. Dan biasanya
angka cakupan
menurun dan tidak
mencapai target
dikarenakan ya pada
saat pendataan
pengkajian banyak
rumah yang tidak
mencakup rumah
sehat jadi kalau ada
rumah dan
keterangannya tidak
sehat pada satu
indikator maka rumah
tersebut dinyatakan
tidak sehat. Setelah
dilakukan pengkajian,
petugas melakukan
penyuluhan terkait
dengan 10 indikator
PHBS itu.
15 Apakah ada Kendala ada pada Kendala biasanya Ya ada kayak tadi
kendala dalam masing-masing jadwal yang tidak jadwal gak terstruktur
pelaksanaan puskesmas dan kita sesuai dengan struktur dan banyak rumah
kegiatan? melihat dari laporan kegiatan yang gak sehat.
(probing: apa masing-masing Kendalanya juga
187

kendala puskesmas tersebut. biasanya dari 10


tersebut?bagaima indikator itu yang
na cara paling banyak
mengatasinya?) bermasalah yaitu
indikator merokok
Pengawasan
`16 Bagaimana cara Pengawasan dilakukan Pengawasan dilakukan Pengawasanya kita Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih
Ibu/Bapak dalam oleh tim yang dengan adanya kunjungi rumah yang dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga
melakukan dibentuk di dinkes. monev, di monevnya bermasalah. selama ini sudah dilaksanakan dengan baik dan
pengawasan Dan dibuatkan surat ada tim. Kemudian dilakukan dengan adanya Monitoring Evaluasi
terkait Program tugas. Biasanya saat ada rapat yaitu pada saat rapat staff, mengecek laporan
Perilaku Hidup pengawasan dilakukan disampaikan apa saja kegiatan, lokakarya bulanan untuk mengetahui
Bersih dan Sehat dengan menggunakan kendalanya. kendala kegiatan dan mencari solusi dari
(PHBS) tatanan sampling karena masalah
rumah tangga? keterbatasan tenaga
(probing: dan luasnya wilayah.
pengawasan
seperti apa yang
dilaksanakan?)
17 Apakah Ya baik dan dilakukan Ya. Jadi saat Tergantung jadwal di
pengawasan secara teratur pelaksanaan puskesmas, jika tidak
tersebut dilakukan program,kita sibuk saya ikut
dengan baik? selesaikan bersama- kunjungan rumah.
(probing: apakah sama dan dilihat dari Namun, pengawasan
pengawasan laporan juga bisa dilakukan
tersebut dilakukan bulanan,program oleh RT/RW dengan
secara teratur?) tahunanya itu mengunjungi rumah-
dilakukan oleh staff rumah yang
188

meeting dan kalaupun bermasalah dan belum


tidak ada masalah mencakup rumah
pada saat pelaksanaan sehat
kita disini juga ada
lokakarya bulanan
(lokbul). Hasilnya
nanti untuk kebaikan
program, selanjutnya
mau direncanakan
seperti apa
programnya
189

MATRIKS WAWANCARA KADER KESEHATAN

No Pertanyaan Jawaban
IU-1 IU-2 IU-3 IU-4 IU-5
Pendanaan
1 Darimana sumber Kita dapet dari Berasal dari Puskesmas sih Sumbernya Kadang dari kelurahan dan
dana untuk puskesmas sumber puskesmas, dapetnya dari dari puskesmas pastinya
Program Perilaku dananya kadang juga Buu puskesmas
Hidup Bersih dan Lurah
Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja? (probing:
apakah sumber
dananya berasal
dari BOK?Kapitasi
BPJS?lintas
sektor?)
2 Berapa intensif Rp 25.000 itu juga Buat bensin ya Rp Kita dapet Rp Rp 25.000 Kita dikasih Rp 25.000
yang diberikan Cuma buat transport 25.000 cukup 25.000 buat cukupin lah
untuk masing- kerumah-rumah ya itu mah
masing Kader cukup aja sih
Kesehatan?
(probing: Apakah
dana tersebut
sudah mencukupi
Program Perilaku
190

Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja?
Kesimpulan: dana berasal dari puskesmas (BOK) dan kader mendapatkan intensif RP 25.000
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana Lembar pengkajian Cuma lembar Lembar Lembaran Pas turun lapangan, kader-
dan prasarana yang disediakan oleh Ibu pendataan pengkajian udah pengkajian kader ya membawa pulpen
ada dalam Penanggungjawab pengkajian sama dikasih sebelum PHBS, pulpen atau pensil buat nyatet hasil
mendukung Program Promosi sticker yang kita turun dan buat pendataannya trus kita juga
Program Perilaku Kesehatan, jadi kalau ditempel dirumah lapangan dan penyuluhan bawa lembar dari puskesmas
Hidup Bersih dan kita mau ke rumah warga itu pada memang sudah biasanya sama itu sih nyiapin cara
Sehat (PHBS) warga ya udah awal pendataan. siap semuanya. membawa nanti wawancaranya gimana
tatanan rumah disediakan. Untuk kalau buat Dan untuk stiker, leaflet, sama warga. Kalau pas
tangga di penyuluhan PHBS, penyuluhan penyuluhannya, poster dari penyuluhan ya kita juga
Puskesmas kita kan dibantu bidan dibawa poster atau kita kasih aja puskesmas bawa lembar balik atau
Balaraja? (probing: Desa nah kalau butuh booklet PHBS dari poster kalau lagi booklet buat diliatin ke
apa sarana poster gitu ya puskesmas, nah itu ada tapi biasanya warga, yang nyuluh kan
prasarana yang biasanya juga udah dikasihnya pas gak kebagian biasanya bidan desa tapi
digunakan?apakah disiapin trus kita kasih mau penyuluhan semua tiap warga kalau gak bisa ya kit abaca
menggunakan aja sekalian bidan atau setelah jadi sisanya Cuma aja lembar baliknya.
stiker, leaflet, desa penyuluhan. penyuluhan. ngomong gitu
brosur dsb?) penyuluhannya.
Kesimpulan: untuk kegiatan pengkajian dibutuhkan lembar pengkajian, stiker jika tersedia di puskesmas dan ATK. Sednagkan untuk kegiatan
penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster, booklet, lembar balik dan sebagainya.
Pelaksanaan
191

4 Kapan dilakukan Pelatihan dilakukan 2 Pelatihan Pelatihan Untuk Pelatihan dilaksanakan di


pelatihan? hari di Dinkes dan dilakukan di dilakukan sebelum pelatihan puskesmas, dengan
(probing: dimana didampingi puskesmas oleh pendataan dan dilakukan penanggungjawab program
dan materinya apa penanggungjawab petugas (bu nani, penyuluhan. sehari di dan bidan desa, materinya
saja?) program. Materi yang selaku Waktu itu ke puskesmas. tentang bagaimana cara
diberikan terkait 10 penanggungjawab puskesmas, semua Materi tentang pendataan dan penyuluhan
indikator PHBS, program promkes) kader PHBS pokoknya tentang 10
bagaimana cara dilakukan sehari, dikumpulkan dan indikator PHBS. Nanti didata
pendataan Pelatihan juga materinya tentang itu mana saja rumah yang
menggunakan lembar biasanya 10 indikator PHBS sehat atau tidak, setelah itu
pengkajian, apa dilakukan lagi dilakukan penyuluhan
dampak dari setiap tahun
masyarakat yang tidak sebelum
melakukan PHBS pelaksanaan,
.Kita turun lapangan, kadang kader juga
kita kasih tau ikut lokmin
pencegahannya yang sekalian di latih
lebih mudah dan lagi, Pelatihan
sederhana. Ya ngasih setiap tahun
contoh dulu biar para dilakukan setelah
warga ngikutin selesai kegiatan.
Jadi, misalnya
kegiatan dilakukan
pada bulan
Oktober, maka
pelatihan
diberikan pada
sebeluman
192

setelahnya. Pas
pelatihan Materi
yang diberikan
berupa bagaimana
sosialisasi ke
masyarakat dan
cara data di lembar
pengkajian. Untuk
penyuluhan kita
juga pelatihan
bareng puskesmas,
gimana cara yang
baik kalau kader
penyuluhan ya kita
banyak dikasih
pelatihan soal 10
indikator PHBS.
5 Bagaimana sistem Pertama kita datang Pendataan dan Untuk PHBS per- lembar yang Kita persiapkan semua, di
pelaksanaan kerumah masayarkat, penyuluhan terkait RT nya saya data sudah lapangan kita langsung gerak
Program Perilaku pendataan yang 10 10 indikator 20 keluarga. Saya diberikan ya udah tugas dan kewajiban
Hidup Bersih dan indikator, setelah itu PHBS. mendata dari pintu puskesmas, kader juga buat membina
Sehat (PHBS) dilaksanakan ke pintu dan siapin nanti warga dan kasih wawasan
PHBS tatanan penyuluhannya. memberikan wawancaranya kesehatan. Kita kasih
rumah tangga? Pokonya kita ikutin pertanyaan sesuai gimana dan hasilnya nanti ke puskesmas
(probing: apa yang yang 10 indikator itu. 10 (sepuluh) cara ngasih pokoknya disitu udah ada
dilakukan Ibu indikator itu. konselingnya hasil mana rumah warga
Sebagai Sesudah ditanya, gimana nah itu yang sehat dan mana yang
Kader?bagaimana saya berikan saya siapkan. tidak sehat. Tugas kita ya
193

rincian penyuluhan sih


Pas udah di selanjutnya pantau terus aja
kegiatannya?) teh, trus saya jugatempat, saya rumahnya misal ada yang
pantau langsung tidak sehat caranya ya disini
perkembangan mencatat kan rumah pada deket jadi ya
mengenai PHBS hasilnya ngobrol-ngobrol aja nanya
nya sesuai 10 gimana udah makan buah
(sepuluh) sama sering lakuin berantas
indikator itu nyamuk gak pak bu?
dan langsung
kasih
konseling juga
dan kader juga
dikasih uang
loh teh dari
puskesmas ya
itu sih buat
transport
6 Apakah ada Ada ya paling rumah Pusing ngurusin Rumah yang Ya itu sih Kudu siapin semuanya kan,
kendala dalam gak sehat. Biasanya warga yang susah didatengin suka palingan ada jadi harus selalu siap trus
pelaksanaan ada penyuluhan ngerti PHBS. Tapi sepi gak ada beberapa kendala paling hasilnya suka
kegiatan? (probing: Penyuluhan untuk ASI kita juga orang. rumah pas di ada rumah yang gak
apa kendala ekslusif dilaukan melakukan pelaporan mencapai indikator PHBS.
tersebut?bagaiman dengan awalnya penyuluhan kayak nyatanya gak
a cara mewawancarai ibu Penyuluhan untuk sehat.
mengatasinya?) yang mempunya bayi, ASI ekslusif,
setelah itu diberikan ditanya apakah
penyuluhan harus ASI punya balita dan
ekslusif 6 bulan. kasih arahan harus
194

Tidak hanya pas ASI ekslusif 6


pengkajian tapi pas di bulan dan
posyandu juga tambahan sampai
diberikan penyuluhan, 2 tahun, Merokok
Penyuluhan merokok di dalam rumah,
dalam rumah, ditanyakan apakah
dilakukan dengan merokoknya di
mewawancarai warga dalam atau di luar.
jika ada yg merokok, Kalau memiliki
mereka merokok bayi/ balita
didalam atau diluar. diusahakan di luar
Namun diusahakan rumah
diluar rumah
7 Berapa rumah yang Disini kan ada 5 Biasanya saya 13 Ya gak nentu sih, 12 rumah Per kader itu biasanya udh
ibu datangi untuk wilayahn nah itu rumah sedikasdihnya aja setiap diatur sama puskesmas ya
melakukan biasanya per RT ada 2 pertahunnya sama puskesmas pendataan biasanya belasan rumah yang
pengkajian atau sampai 5 kader itu sama di data sama dikasih
penyuluhan? biasanya masing- penyuluhan penyuluhan
(probing: berapa masing kader 12
rumah yang sampai 13 rumah
dikunjungi kader
pada tiap RT/RW?)
Kesimpulan: program PHBS tatanan rumah tangga dalam pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan pengkajian yang dilaksanakan dengan
mendata rumah warga sesuai 10 indikator PHBS dan melakukan pencatatan rumah berkategorikan sehat. Sedangkan untuk kegiatan
penyuluhan dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sesuai dengan 10 indikator PHBS.
195

MATRIKS WAWANCARA BIDAN DESA

No Pertanyaan Jawaban
IUB-01 IUB-02 IUB-03 IUB-04 IUB-05
1 Darimana sumber Dari BOK BOK Dana BOK BOK BOK
dana untuk
Program Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
tatanan rumah
tangga di
Puskesmas
Balaraja? (probing:
apakah sumber
dananya berasal
dari BOK?Kapitasi
BPJS?lintas
sektor?)
2 Apakah dana Sejauh ini sudah Lancar-lancar aja Cukup aja ya Cukup dan berjalan Cukup saja, dan
tersebut sudah cukup, dan sih dan karena kita juga lancar sesuai Alhamdulillah
mencukupi program berjalan diusahakan cukup menjalankan rencana dari berjalan lancar
Program Perilaku dengan lancar karena sudah ada tugas dengan pemegang
Hidup Bersih dan porsinya masing- ikhlas program, kan disini
Sehat (PHBS) masing saya hanya
tatanan rumah mendampingi
tangga di kader juga
Puskesmas
Balaraja? (probing:
196

apakah Program
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) berjalan
lancar dengan
adanya dana
tersebut?)
Kesimpulan: dana berasal dari BOK
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana Biasanya kader Ya bawa pulpen, ATK dan Seadanya aja, misal Bawa poster kalau
dan prasarana yang bawa sticker lembar pengkajian kertas berisi pulpen buat nyatet lagi ada
ada dalam untuk pendataan jika pendataan penyuluhan pendataan, pas ada
mendukung dan penyuluhan setelah itu kan kesehatan, ya penyuluhan ya bawa
Program Perilaku biasanya penyuluhan ya kita sih pantau leaftlet gitu-gitu sih
Hidup Bersih dan membawa biasanya bawa aja karena desa
Sehat (PHBS) selembaran poster kesehatan kita yang
tatanan rumah leaftlet jika dilakukan
tangga di memang sedang PHBS
Puskesmas ada
Balaraja? (probing:
apa sarana
prasarana yang
digunakan?apakah
menggunakan
stiker, leaflet,
brosur dsb?)
Kesimpulan: Kesimpulan: untuk kegiatan pengkajian dibutuhkan lembar pengkajian, stiker jika tersedia di puskesmas dan ATK. Sedangkan
untuk kegiatan penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster, booklet, lembar balik dan sebagainya.
197

Pelaksanaan
4 Bagaimana sistem Pelaksanaannya Pendataan oleh Programnya ya Pelaksanaannya ya Kader datang ke
pelaksanaan ya untuk kader dan pelaksanaannya itu sih didata rumah warga,
Program Perilaku program PHBS, diketahui mana dateng kerumah, rumah mana yang dilakukan pendataan
Hidup Bersih dan ada penyuluhan rumah yang sehat dilakukan sehat, setelah itu 10 indikator PHBS,
Sehat (PHBS) sama pendataan. atau tidak, dan pengkajian kader penyuluhan dikasih penyuluhan
tatanan rumah nah biasanya tugas bidan desa pendatan setelah disampingi bidan aja sih terkait
tangga? (probing: dilakuin bareng- ya ikut ngasih itu dikasih desa indikator itu
apa yang dilakukan bareng, misal penyuluhan tapi penyuluhan
Ibu Sebagai kader pendataan disini kader juga terkait 10
Kader?bagaimana setelah itu biasanya indikator
rincian didampingi penyuluhan kalau
kegiatannya?) bidan desa kita bidan desa sibuk
mulai pelayanan
penyuluhan
5 Apakah ada kendala Kendala kalau Kendala ada Kendalanya Kendala jadwal Kendala banyak
dalam pelaksanaan saya lagi rumah yang tidak pelayanan yang yang bentrok beberapa rumah
kegiatan? (probing: pelayanan di sehat, maka harus harusnya saya dengan kegiatan tidak sehat. Kader
apa kendala puskesmas, saya ekstra dalam dijadwalkan ikut disini kan juga saya harus siap siaga
tersebut?bagaimana juga gak bisa penyuluhan penyuluhan ada laporan untuk penyuluhan terus
cara mendampingi tetapi ada warga kegiatan saya dan saya juga ikut
mengatasinya?) kader saya juga yang sebagai bidan desa, mendampingi bila
mau partus nah tidak selalus sesuai tidak ada pelayanan
itu sih berarti jadwal. Maka ya di puskesmas atau di
saya tidak ikut harus kader saja klinik saya sebagai
kegiatan PHBS yang turun. Kader bidan desa
nya harus tau gimana
penyuluhan ke
198

warga

Kesimpulan: Kesimpulan: program PHBS tatanan rumah tangga dalam pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan pengkajian yang
dilaksanakan dengan mendata rumah warga sesuai 10 indikator PHBS dan melakukan pencatatan rumah berkategorikan sehat. Sedangkan
untuk kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sesuai dengan 10 indikator PHBS.Namun, pada
pelaksanaannya tidak semua Bidan Desa melaksanakan kegiatan penyuluhan dikarenakan padatnya ajdwal pelayanan di puskesmas.
199

MATRIKS WAWANCARA TOKOH MASYARAKAT

No Pertanyaan Jawaban
IP-01 IP-02
1 Apakah yang Ibu/bapak ketahui PHBS kayaknya semuanya Kegiatan yang mengutaman kesehatan dan
tentang PHBS? ( probing: apakah melakukan PHBS di lingkungan kebersihan, disini kegiatan PHBS ya dari
ibu mengetahui 10 indikator seperti kebersihan. Disini akder kepada masyarakat seperti di posyandu,
PHBS?) kegiatan pendukung PHBS tidak kunjungan rumah yang mencakup 10 indikator
ada, hanya saja diusahakan PHBS itu dari puskesmas
memberikan contoh kepada
masyarakat
Kesimpulan: PHBS merupakan program yang mengutaman kesehatan dan kebersihan dan mencakup 10 indikator PHBS.
Tenaga Kesehatan
2 Apakah petugas sudah Antara kader dan Bidan Desa Biasanya kader yang datang kerumah-rumah
melaksanakan program PHBS sudah berkoordinasi, Selalu ya warga
tatanan rumah tangga dengan soalnya kan kalau PHBS itu
baik? (probing: apa yang selalu berjalan terus untuk
dilakukan petugas saat pendataan dan laporan kita ke
melaksanakan program?) Puskesmas ada terus
Kesimpulan: adanya koordinasi antara Bidan Desa dan Kader Kesehatan.
Sarana dan Prasarana
3 Bagaimana sarana dan prasarana Enggak ada sih hanya lembar Sarananya ya yang sticker ditempel dirumah
yang ada dalam mendukung pengkajian saja,paling ada sabun dan kader bawa lembar pendataannya
Program Perilaku Hidup Bersih dan hanya sample saja beberapa
dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan saja dan tidak merata waktu
rumah tangga di Puskesmas Program Perilaku Hidup Bersih
Balaraja? (probing: apa sarana dan Sehat (PHBS).
200

prasarana yang
digunakan?apakah menggunakan
stiker, leaflet, brosur dsb?)
Kesimpulan: adanya stiker, leaflet, brosur dan sebagainya.
Pelaksanaan
4 Bagaimana sistem pelaksanaan RT tidak selalu mendampingi Pelaksanaannya kerumah-rumah warga, data
Program Perilaku Hidup Bersih kader terkait 10 indikator
dan Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga? (probing: apa yang
dilakukan petugas?bagaimana
rincian kegiatannya?)
5 Apakah ada kendala dalam Sejauh ini tidak ya,karena RT Kendala misalnuya ada masalah dirumah
pelaksanaan kegiatan? (probing: kadang-kadang mendampingi warga, itu sih biasanya saya sebagai RT terus
apa kendala tersebut?bagaimana dan mendukung kader. memantau
cara mengatasinya?)

6 Apakah pengawasan tersebut Sudah sejauh ini sih Biasanya kalau ada rapat kita lakukan
dilakukan dengan baik? (probing: pengawasan
apakah pengawasan tersebut
dilakukan secara teratur?)
Kesimpulan: RT tidak selalu mendampingi kader dan Kendala ada pada masalah dirumah warga yang tidak sehat dan RT melakukan
pematauan terhadap rumah tersebut.
201

MATRIKS WAWANCARA MASYARAKAT

No Pertanyaan Jawaban
IPM-01 IPM-02 IPM-03 IPM-04 IPM-05
1 Apakah yangSaya tidak tahu. Perilaku Hidup Bersih
Perilaku Hidup Perilaku Hidup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Ibu/bapak ketahui Saya juga dan Sehat yang harus
Bersih dan Sehat. Bersih dan Sehat. Kegiatannya ya di rumah harus
tentang PHBS? ( dirumah cuma dilaksanakan sehari-
Perilaku kita seperti keluarga ya tidak bersih,makananya harus sehat,
probing: apakah ibu
bersih-bersih hari. Contoh kegiatan
yang cuci tangan merokok,makan Kalau misalnya pagi-pagi
mengetahui 10
lingkungan saja jamban sehat danpakai sabun,bersih- sehat,olahraga. bangun,bersih- bersih rumah,
indikator PHBS?) tidak merokok dalam
bersih rumah. Disini sarapan tapi jangan yang mie atau
rumah trus mencuci
ada yang merokok instant-instan biasa sayuran sama
tangan dengan sabun.
jadi belum sehat. susu pagi-pagi
Saya juga sering
melaksanakan kalau
cuci tangan dengan
sabun dan air
mengalir. Disini tapi
ada yang merokok
kalau untuk olahraga
saya jarang, paling
seminggu sekali
Kesimpulan: beberapa informan mengetahui apa pengertian PHBS dan beberpa informan mengetahui hanya sebatas kegiatan di rumah harus
bersih,makanan yang dikonsumsi harus sehat.

Tenaga Kesehatan
202

2 Bagaimana sikap Baik sih Menurut Ibu kader Sudah bagus Bagus sudah Bagus sih,suka cari-cari masa suka
petugas saat sudah menjalankan melakukan keliling ke ibu-ibu sini,suka
pelaksanaan tugasnya dengan baik wawancara ke nanyain ibu hamil
penyuluhan PHBS rumah-rumah
tatanan rumah
tangga? (probing:
apakah petugas
melakukan
pendataan dan
penyuluhan dengan
baik? )
3 Apakah petugas Iyasudah baik Iya baik dan saya Iya sudah baik Iya sudah sangat Kalau misalkan lagi imunisasi juga
menyampaikan atau Iya, Cuma saya mengerti Salah satu ada,tapi baik suka dibilangin sih perilaku hidup
mewawancarai kadang lupa ya Iya, 10 indikator itu tidak semuanya Iya semuanya sehat ke posyandu
dengan baik? hanya sudah dijelaskan dan ditanyakan
(probing: apakah mendengarkan ditanyakan dengan Iya sudah menjelaskan
petugas menjelaskan saja. Saya baik
pengertian 10 taunya cuma
indikator dengan bersih bersih
baik? Apakah lingkungan saja
petugas memberikan
penyuluhan terakait
10 indikator
tersebut?)
Kesimpulan: sudah cukup baik dalam menjelaskan 10 indikator
Pelaksanaan
203

4 Bagaimana pendapat Saya tidak tahu Ya baik sih, yang Bagus sih, saya jadi Saya jadi Udah bagus sih cuma
ibu terkait kegiatan awalnya tidak tambah pengetahuan termotivasi untuk ditindaklanjuti saja. Kalau untuk
PHBS tatanan tahu apa itu itu kadernya sih bagus sih,cuma kurang
rumah tangga? PHBS jadi tahu dari kesehatannya mungkin
(probing: dengan
adanya kegiatan
tersebut, apa yang
ibu rasakan?)

6 Apakah kegiatan Ya pasti Ya jelas lah Ya alhamdulilah baik bisa Bermanfaat,tadinya Kalau menurut ibu pribadi bagus
PHBS tatanan bermanfaat bermanfaat mencontoh dengan cuci yang enggak tau dari kader sih bagus kita harus
rumah tangga sangat kalau ada ,karena awalnya tangan pakai sabun, jadi tahu. Harus hidup sehat dan menjaga kesehatan
bermanfaat untuk petugas gitu gak cuci tangan mengajak olahraga bareng dikasih tau kan apalagi lagi jaman difteri. Jadi cara
meningkatkan Cuma balik jadi tau caranya kayak lansia gitu,tiap hari pencegahannya diterangkan
kesehatan di lagi saya mencuci makan sayur.
masyarakat? kadang lupa tangan,membersih
(probing: apakah kan jamban-
kegiatan tersebut jamban yang
dapat dilakukan kotor bisa bersih
pada kehidupan
sehari-hari?)
Kesimpulan: sudah cukup baik dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai