Anda di halaman 1dari 19

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS


A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir. (Huda dan Hardhi, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
B. Klasifikasi
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500
gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga
kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya
untuk masa gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013).
Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu :
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan
sebagainya.

Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan


lahir rendah yang berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Paritas
b. Abortus spontan sebelumnya
c. Infertilitas
d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas
35 tahun
e. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu
berat
f. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh
darah, perokok
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
b. Infeksi congenital (missal : rubella)
4. Faktor yang masih belum diketahui
D. Patofisiologi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat
badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat
hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun,
jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat,
penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang
dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan
ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan
pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis
(NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal.
E. Tanda dan Gejala
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan
lahir rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan
intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Otot hipotonik lemah.
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
13. Nadi 100 – 140 kali / menit.
F. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
G. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada
bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi,
tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan
tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia
H. Penatalaksaan
1. Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan
antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum:
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi
serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan
dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha
metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam
suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian
lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C,
bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan
baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator
terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi
dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi
dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan
yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan.
Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang
panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang
dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi
yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki
ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus
menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI
merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter (sonde),
terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi
berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.
I. Prognosis
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram
adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai
angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia
bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama
akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan
dengan berat sesuai masa gestasi.
Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin
besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas bayi
b. Identitas orang tua,
2. Pemeriksaan Biologis Ibu
a. Riwayat kehamilan, umur kehamilan dan lain-lain
b. Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan
c. Keadaan fisik ibu saat pengkajian
d. Riwayat penyakit ibu
3. Pemeriksaan Fisik Bayi
a. Keadaan bayi saat dilahirkan: warna kulit, rambut tebal, lemak
subkutan, gerakan, hasil Apgarscore, kemampuan bernafas,
temperatur dan lain-lain.
b. Keadan bayi saat pengkajian: fisik, kesadaran, tingkatan sakit,
kemampuan bernafas, temperatur dan lain-lain.
c. Pengkajian proses pertolongan dan penanganan selanjutnya.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Penurunan Hb/Hct
b. Serum glukosa menurun
c. Elektrolit (Na, K, Cl)
d. BGA, asidosis
e. Trombositopenia
f. Serum kalsium menurun.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh
penumpukan lendir, reflek batuk.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan ingest/digest/absorb
4. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
5. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif NOC NIC :
b/d imaturitas organ- Respiratory status : Airway Management
pernafasan Ventilation - Buka jalan nafas,
- Respiratory status : guanakan teknik chin lift
Definisi : Pertukaran Airway patency atau jaw thrust bila perlu
udara inspirasi dan/atau- Vital sign Status - Posisikan pasien untuk
ekspirasi tidak adekuat Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
Batasan karakteristik: - Mendemonstrasikan - Identifikasi pasien
- Penurunan tekanan batuk efektif dan suara perlunya pemasangan alat
inspirasi/ekspirasi nafas yang bersih, tidak jalan nafas buatan
- Penurunan pertukaran ada sianosis dan dyspneu - Pasang mayo bila perlu
udara per menit (mampu mengeluarkan - Lakukan fisioterapi dada
- Menggunakan otot sputum, mampu bernafas jika perlu
pernafasan tambahan dengan mudah, tidak ada - Keluarkan sekret dengan
- Nasal flaring pursed lips) batuk atau suction
- Dyspnea - Menunjukkan jalan nafas - Auskultasi suara nafas,
- Orthopnea yang paten (klien tidak catat adanya suara
- Perubahan merasa tercekik, irama tambahan
penyimpangan dada nafas, frekuensi pernafasan - Lakukan suction pada
- Nafas pendek dalam rentang normal, mayo
- Assumption of 3-point tidak ada suara nafas - Berikan bronkodilator
position abnormal) bila perlu
- Pernafasan pursed-lip - Tanda Tanda vital dalam - Berikan pelembab udara
- Tahap rentang normal (tekanan Kassa basah NaCl Lembab
ekspirasi berlangsung darah, nadi, pernafasan) - Atur intake untuk cairan
sangat lama mengoptimalkan
- Peningkatan diameter keseimbangan.
anterior-posterior - Monitor respirasi dan
- Pernafasan rata- status O2
rata/minimal: Oxygen Therapy
Bayi : < 25 atau > 60 - Bersihkan mulut, hidung
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 dan secret trakea
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 - Pertahankan jalan nafas
Usia > 14 : < 11 atau > 24 yang paten
- Kedalaman pernafasan - Atur peralatan oksigenasi
Dewasa volume tidalnya - Monitor aliran oksigen
500 ml saat istirahat - Pertahankan posisi pasien
Bayi volume tidalnya 6-8 - Onservasi adanya tanda
ml/Kg tanda hipoventilasi
- Timing rasio - Monitor adanya
- Penurunan kapasitas kecemasan pasien terhadap
vital oksigenasi
Faktor yang berhubungan Vital sign Monitoring
: - Monitor TD, nadi, suhu,
- Hiperventilasi dan RR
- Deformitas tulang - Catat adanya fluktuasi
- Kelainan bentuk dinding tekanan darah
dada - Monitor VS saat pasien
- Penurunan berbaring, duduk, atau
energi/kelelahan berdiri
- Perusakan/pelemahan - Auskultasi TD pada
muskulo-skeletal kedua lengan dan
- Obesitas bandingkan
- Posisi tubuh - Monitor TD, nadi, RR,
- Kelelahan otot sebelum, selama, dan
pernafasan setelah aktivitas
- Hipoventilasi sindrom - Monitor kualitas dari nadi
- Nyeri - Monitor frekuensi dan
- Kecemasan irama pernapasan
- Disfungsi - Monitor suara paru
Neuromuskuler - Monitor pola pernapasan
- Kerusakan abnormal
persepsi/kognitif - Monitor suhu, warna, dan
- Perlukaan pada jaringan kelembaban kulit
syaraf tulang belakang - Monitor sianosis perifer
- Imaturitas Neurologis - Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Bersihan jalan nafas tidak NOC: NIC :


efektif b/d obstruksi jalan - Respiratory status : Airway Suction
nafas oleh penumpukan Ventilation - Auskultasi suara nafas
lendir, reflek batuk. - Respiratory status : sebelum dan sesudah
Airway patency suctioning.
Definisi : - Aspiration Control - Informasikan pada klien
Ketidakmampuan untuk Kriteria Hasil : dan keluarga tentang
membersihkan sekresi - Mendemonstrasikan suctioning
atau obstruksi dari saluran batuk efektif dan suara - Minta klien nafas dalam
pernafasan untuk nafas yang bersih, tidak sebelum suction dilakukan.
mempertahankan ada sianosis dan dyspneu - Berikan O2 dengan
kebersihan jalan nafas. (mampu mengeluarkan menggunakan nasal untuk
Batasan Karakteristik: sputum, mampu bernafas memfasilitasi suksion
- Dispneu, Penurunan dengan mudah, tidak ada nasotrakeal
suara nafas pursed lips) - Gunakan alat yang steril
- Orthopneu - Menunjukkan jalan nafas sitiap melakukan tindakan
- Cyanosis yang paten (klien tidak - Anjurkan pasien untuk
- Kelainan suara nafas merasa tercekik, irama istirahat dan napas dalam
(rales, wheezing) nafas, frekuensi pernafasan setelah kateter dikeluarkan
- Kesulitan berbicara dalam rentang normal, dari nasotrakeal
- Batuk, tidak efekotif tidak ada suara nafas - Monitor status oksigen
atau tidak ada abnormal) pasien
- Mata melebar - Mampu - Ajarkan keluarga
- Produksi sputum mengidentifikasikan dan bagaimana cara melakukan
- Gelisah mencegah factor yang suksion
- Perubahan frekuensi dan dapat menghambat jalan - Hentikan suksion dan
irama nafas nafas berikan oksigen apabila
Faktor-faktor yang pasien menunjukkan
berhubungan: bradikardi, peningkatan
- Lingkungan : merokok, saturasi O2, dll.
menghirup asap rokok, Airway Management
perokok pasif-POK, - Buka jalan nafas,
infeksi guanakan teknik chin lift
- Fisiologis : disfungsi atau jaw thrust bila perlu
neuromuskular, - Posisikan pasien untuk
hiperplasia dinding memaksimalkan ventilasi
bronkus, alergi jalan - Identifikasi pasien
nafas, asma. perlunya pemasangan alat
- Obstruksi jalan nafas : jalan nafas buatan
spasme jalan nafas, - Pasang mayo bila perlu
sekresi tertahan, - Lakukan fisioterapi dada
banyaknya mukus, adanya jika perlu
jalan nafas buatan, sekresi - Keluarkan sekret dengan
bronkus, adanya eksudat batuk atau suction
di alveolus, adanya benda - Auskultasi suara nafas,
asing dijalan nafas. catat adanya suara
tambahan
- Lakukan suction pada
mayo
- Kolaborasikan pemberian
bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan
status O2

3 Ketidakseimbangan NOC: NIC :


nutrisi kurang dari - Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d - Nutritional Status : food - Kaji adanya alergi
ketidakmampuan and Fluid Intake makanan
ingest/digest/absorb - Nutritional Status :- Kolaborasi dengan ahli
nutrient Intake gizi untuk menentukan
Definisi : Intake nutrisi - Weight control jumlah kalori dan nutrisi
tidak cukup untuk Kriteria Hasil : yang dibutuhkan pasien
keperluan metabolisme - Adanya peningkatan - Anjurkan pasien untuk
tubuh. berat badan sesuai dengan meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : tujuan - Anjurkan pasien untuk
- Berat badan 20 % atau - Berat badan ideal sesuai meningkatkan protein dan
lebih di bawah ideal dengan tinggi badan vitamin C
- Dilaporkan adanya - Mampu mengidentifikasi - Berikan substansi gula
intake makanan yang kebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang
kurang dari RDA - Tidak ada tanda tanda dimakan mengandung
(Recomended Daily malnutrisi tinggi serat untuk
Allowance) - Menunjukkan mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan peningkatan fungsi - Berikan makanan yang
konjungtiva pucat pengecapan dari menelan terpilih ( sudah
- Kelemahan otot yang - Tidak terjadi penurunan dikonsultasikan dengan
digunakan untuk berat badan yang berarti ahli gizi)
menelan/mengunyah - Ajarkan pasien
- Luka, inflamasi pada bagaimana membuat
rongga mulut catatan makanan harian.
- Mudah merasa kenyang, - Monitor jumlah nutrisi
sesaat setelah mengunyah dan kandungan kalori
makanan - Berikan informasi tentang
- Dilaporkan atau fakta kebutuhan nutrisi
adanya kekurangan - Kaji kemampuan pasien
makanan untuk mendapatkan nutrisi
- Dilaporkan adanya yang dibutuhkan
perubahan sensasi rasa Nutrition Monitoring
- Perasaan - BB pasien dalam batas
ketidakmampuan untuk normal
mengunyah makanan - Monitor adanya
- Miskonsepsi penurunan berat badan
- Kehilangan BB dengan - Monitor tipe dan jumlah
makanan cukup aktivitas yang biasa
- Keengganan untuk dilakukan
makan - Monitor interaksi anak
- Kram pada abdomen atau orangtua selama
- Tonus otot jelek makan
- Nyeri abdominal dengan - Monitor lingkungan
atau tanpa patologi selama makan
- Kurang berminat - Jadwalkan pengobatan
terhadap makanan dan tindakan tidak selama
- Pembuluh darah kapiler jam makan
mulai rapuh - Monitor kulit kering dan
- Diare dan atau perubahan pigmentasi
steatorrhea - Monitor turgor kulit
- Kehilangan rambut yang - Monitor kekeringan,
cukup banyak (rontok) rambut kusam, dan mudah
- Suara usus hiperaktif patah
- Kurangnya informasi, - Monitor mual dan muntah
misinformasi - Monitor kadar albumin,
Faktor-faktor yg total protein, Hb, dan kadar
berhubungan: Ht
Ketidakmampuan - Monitor makanan
pemasukan atau mencerna kesukaan
makanan atau - Monitor pertumbuhan dan
mengabsorpsi zat-zat gizi perkembangan
berhubungan dengan - Monitor pucat,
faktor biologis, psikologis kemerahan, dan kekeringan
atau ekonomi. jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

4 Hipotermi b/d paparan NOC : NIC :


lingkungan dingin - Thermoregulation Temperature regulation
- Thermoregulation : - Monitor suhu minimal
neonate tiap 2 jam
Kriteria Hasil: - Rencanakan monitoring
- Suhu tubuh dalam suhu secara kontinyu
rentang normal - Monitor TD, nadi, dan RR
- Nadi dan RR dalam - Monitor warna dan suhu
rentang normal kulit
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

5 Resiko infeksi b/d NOC : NIC :


ketidakadekuatan system - Immune Status Infection Control
kekebalan tubuh. - Knowledge : Infection (Kontrol infeksi)
control - Bersihkan lingkungan
Definisi : Peningkatan - Risk control setelah dipakai pasien lain
resiko masuknya Kriteria Hasil : - Pertahankan teknik isolasi
organisme patogen - Klien bebas dari tanda - Batasi pengunjung bila
Faktor-faktor resiko : dan gejala infeksi perlu
- Prosedur Infasif - Menunjukkan - Instruksikan pada
- Ketidakcukupan kemampuan untuk pengunjung untuk mencuci
pengetahuan untuk mencegah timbulnya tangan saat berkunjung dan
menghindari paparan infeksi setelah berkunjung
patogen - Jumlah leukosit dalam meninggalkan pasien
- Trauma batas normal - Gunakan sabun
- Kerusakan jaringan dan - Menunjukkan perilaku antimikrobia untuk cuci
peningkatan paparan hidup sehat tangan
lingkungan - Cuci tangan setiap
- Ruptur membran amnion sebelum dan sesudah
- Agen farmasi tindakan keperawtan
(imunosupresan) - Gunakan baju, sarung
- Malnutrisi tangan sebagai alat
- Peningkatan paparan pelindung
lingkungan patogen - Pertahankan lingkungan
- Imonusupresi aseptik selama pemasangan
- Ketidakadekuatan imum alat
buatan - Ganti letak IV perifer dan
- Tidak adekuat line central dan dressing
pertahanan sekunder sesuai dengan petunjuk
(penurunan Hb, umum
Leukopenia, penekanan - Gunakan kateter
respon inflamasi) intermiten untuk
- Tidak adekuat menurunkan infeksi
pertahanan tubuh primer kandung kencing
(kulit tidak utuh, trauma - Tingktkan intake nutrisi
jaringan, penurunan kerja - Berikan terapi antibiotik
silia, cairan tubuh statis, bila perlu
perubahan sekresi pH, Infection Protection
perubahan peristaltik) (proteksi terhadap
- Penyakit kronik infeksi)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
- Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
- Pertahankan teknik isolasi
k/p
- Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
- Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-
2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai
Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar:
Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran.
LAPORAN PENDAHULUAN
BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSU BAHAGIA MAKASSAR

NAMA : YOAN MARIA AGUSTA


NIM : 19193065

CI. LAHAN CI. INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) GUNUNG SARI MAKASSAR
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai