Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

TENTANG SYOK KARDIOGENIK

OLEH :

NAMA : RINA ASTUTI

NIM : 19193051

CI INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GUNUNG SARI MAKASSAR
2019/2020
A. ASUHAN KEPERAWATAN SYOK KARDIOGENIK

1. PENGKAJIAN

a. Pengkajian primer

· Airway : penilaian akan kepatenan jalan napas,


meliputi pemeriksaan
mengenai adanya obstruksi jalan napas, adanya benda
asing. Pada klien
yang dapat berbicara dapat dianggap jalan napas
bersih. Dilakukan pula
pengkajian adanya suara napas tambahan seperti
snoring.

· Breathing : frekuensi napas, apakah ada penggunaan


otot bantu
pernapasan, retraksi dinding dada, adanya sesak
napas. Palpasi
pengembangan paru, auskultasi suara napas, kaji
adanya suara napas
tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji adanya
trauma pada dada.

· Circulation : dilakukan pengkajian tentang volume


darah dan cardiac
output serta adanya perdarahan. Pengkajian juga
meliputi status
hemodinamik, warna kulit, nadi.

· Disability : nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan


reaksi pupil.

b. Pengkajian sekunder

Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan


pemeriksaan fisik.
Anamnesis dapat menggunakan format AMPLE (alergi,
medikasi, past illness,
last meal, dan environment). Pemeriksaan fisik dimulai
dari kepala hingga kaki
dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik
yang lebih spesifik seperti
foto thoraks,dll.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN / PRIORITAS MASALAH
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan
pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas, peningkatan
frekuensi pernafasan, batuk-batuk.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan
vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun,
sianosis, edema (vena).
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
trauma jaringan dan spasme reflek otot sekunder akibat
gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada,
dispnea, gelisah, meringis.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan supley oksigen dan kebutuhan
(penurunan / terbatasnya curah jantung) ditandai dengan
kelelahan, kelemahan, pucat.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a.pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran


gas ditandai dengan sesak nafas, gangguan frekwensi
pernafasan, batuk-batuk

Tujuan : Setelah diberikan askep selama 3x 24 jam diharapkan


pola nafas efektif

Kriteria hasil :

· Klien tidak sesak nafas


· Frekwensi pernafasan normal
· Tidak ada batuk-batuk

Intervensi :

1) Evaluasi frekwensi pernafasan dan kedalaman. Catat


upaya pernafasan, contoh adannya dispnea, penggunaan
obat bantu nafas, pelebaran nasal

R/ Respon pasien berfariasi. Kecepatan dan upaya


mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam,
penurunan volume sikulasi (kehilangan darah atau cairan),
akumulasi secret, hipoksia atau distensi gaster.
Penekanan pernapasan (penurunan kecepatan)
dapat terjadi dari pengunaan analgesik berlebihan.
Pengenalan disini dan pengobatan ventilasi abnormal
dapat mencegah komplikasi
2) Auskultasi bunyi nafas. Catat area yang menurun atau
tidak adannya bunyi nafas dan adannya bunyi nafas
tambahan, contoh krekels atau ronki

R/ Auskultasi bunyi napas ditujukan untuk mengetahui


adanya bunyi napas tambahan

3) Kolaborasi dengan beriakan tambahan oksigen dengan


kanula atau masker sesuai indikasi

R/ Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru-paru untuk


kebutuhan sirkulasi, khususnya adanya penurunan/
gangguan ventilasi

b. Ketidakefektifan ferfusi jaringan perifer berhubungan


dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan
vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun,
sianosis, edema (vena)

Tujuan : Setelah diberikan askep 3x24 jam diharapkan


perfusi jaringan perifer efektif

Kriteria hasil :

· Klien tidak nyeri


· Cardiac out put normal
· Tidak terdapat sianosi
· Tidak ada edema (vena)

Intervensi :

1) Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, atau


lembab.
Catat kekuatan nadi perifer.

R/ Vasokontriksi sistemik diakibatkan karena


penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh
penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.

2) Dorong latihan kaki aktif atau pasif, hindari latihan


isometrik
R/ Menurunkan statis vena, meningkatkan aliran
balik vena dan menurunkan resiko tromboflebis.

3) Kalaborasi

· Pantau data laboratorium,contoh : GBA, BUN,


creatinin, dan elektrolit R/ Indikator perfusi atau
fungsi organ
· Beri obat sesuai indikasi: heparin atau natrium
warfarin (coumadin)

R/ Dosis rendah heparin mungkin diberika secara


profilaksis pada pasien resiko tinggi dapat untuk
menurunkan resiko trombofleblitis atau pembentukan
trombusmural. Coumadin obat pilihan untuk terapi
anti koangulan jangka panjang/pasca pulang

c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma


jaringan dan spasme
refleks otot sekunder akibat gangguan viseral jantung
ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis

Tujuan : Setelah diberikan askep selama 3x24 jam, diharapkan


pasien merasa nyaman

Criteria hasil :

· Tidak ada nyeri


· Tidak ada dispnea
· Klien tidak gelisah
· Klien tidak meringis

Intervensi :
1) Pantau atau catat karekteristik nyeri, catat laporan
verbal, petunjuk non verbal dan repon hemodinamik
( contoh: meringis, menangis, gelisah, berkeringat,
mengcengkram dada, napas cepat, TD/frekwensi jantung
berubah)

R/ Mengetahui tingkat nyeri agar dapat mengetahui


perencanaan selanjutnya
2) Bantu melakukan teknik relaksasi, misalnya napas
dalam perlahan, perilaku diskraksi, visualisasi, bimbingan
imajinasi

R/ Membantu dalam menurunan persepsi atau respon


nyeri. Memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku
positif.

3) Kolaborasi

· Berikan obat sesuai indikasi, contoh: analgesik,


misalnya morfin, meperidin (demerol)

R/ meskipun morfin IV adalah pilihan, suntikan narkotik


lain dapat dipakai fase akut atau nyeri dada beulang
yang tidak hilang dengan nitrogliserin untuk
menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan
mengurangi kerja miokard. Hindari suntikan IM dapat
menganggu indikator diagnostik dan tidak diabsorsi
baik oleh jaringan kurang perfusi

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak


seimbangan suplay oksigen dengan kebutuhan (penurunan
atau terbatasnya curah jantung) ditandai dengan kelelahan,
kelemahan, pucat)

Tujuan : Setelah diberikan askep selama 3x24 jam,


diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas dengan
mandiri

Criteria hasil :

· Klien tidak mudah lelah


· Klien tidak lemas
· Klien tidak pucat

Intervensi :

1) Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas


khususnya bila pasien menggunakan vasolidator,
diuretik, penyekat beta
R/ Hipertensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas
karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan cairan,
(diuretik) atau pengaruh fungsi jantung
2) Catat respon kardio pulmonal terhadap aktivitas, catat
takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat R/
Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat
menyebabkan peningkatan segera pada frekwensi
jantung dan kebutuhan oksigen, juga meningkatkan
kelelahan dan kelemahan
3) Kaji presipitator atau penyebab kelemahan, contoh
pengobatan, nyeri, obat

R/ Kelemahan adalah efek samping dari beberapah obat


(beta bloker, Trakuiliser dan sedatif). Nyeri dan program
penuh stress juga memerlukan energi dan menyebabkan
kelemahan

4) Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas

R/ Dapat menunjukkan meningkatan dekompensasi


jantung dari pada kelebihan aktivitas

5) Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai


indikasi,
selingi periode aktivitas dengan periode istirahat

R/ Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa


mempengaruhi stress miokard atau kebutuhan oksigen
berlebihan

6) Kalaborasi
· Impelementasikan program rehabilitasi jantung atau
aktivitas

R/ Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari


kerja jantung atau komsumsi oksigen berlebihan.
Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress,
bila disfusi jantung tidak dapat membaik kembali

DAFTAR PUSTAKA
http://sumberkeperawatan.blogshop.com/2010/07/cardiovaskuler.
http;//sumberkeperawatan.blogshop.com/
http://www.makalahkesehatan.co.cc/2010/12/syok-
kardiogenik.html
http://www.syok kardiogenik.com
http://yuflihul.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-gawat-
daruratpada.
html

Anda mungkin juga menyukai