1:03 PM TRIMBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah telah menetapkan penurunan harga gas untuk tiga sektor industri yang diberi nama Steel, Fertilizers and Petrochemicals. Namun, tariff tersebut tidak diberikan kepada PT PLN (Persero) untuk Gas Power (pembangkit listrik). Ketua Serikat Pekerja (SP) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jumadis Abda menjelaskan harga beli gas untuk pembangkit listrik di atas 9 dollar AS per MMBTU. Angka itu di atas harga gas diskon untuk industri yang hanya $ 6 per MMBTU. “Tingginya harga pasokan gas untuk pembangkit listrik disebut-sebut sebagai penyumbang utama tingginya harga listrik bagi masyarakat,” kata Abda, Rabu (11/01/1017). Menurut Abda, harga gas menjadi masalah bagi PLN. Itu karena sangat mempengaruhi biaya produksi dan tariff listrik ke masyarakat. “Rata-rata harga gas nasional adalah 9 dollar AS per MMBTU termasuk harga gas masih 9 dollar AS per MMBTU. Ini masih tergolong mahal,” kata Abda. Abda menambahkan, daya saing PT PLN sebagai penyedia listrik negara tidak melawan perusahaan swasta. Abda juga berpendapat hal itu bisa merugikan PLN dan konsumen. “Jadi tak heran kalau kenaikan listrik yang tinggi akan selalu dibebankan kepada konsumen karena komponennya tidak bisa dikendalikan sebelumnya,” kata Abda. Sumber: http//www.trimbunnews.com/bisnis Kuningan Galakkan Pengembangan Wisata Kompas.com - 04/09/2015, 08:23 WIB KUNINGAN, KOMPAS - Kabupaten Kuningan di Jawa Barat menjalin kerja sama dengan delapan daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk menggairahkan pariwisata di kawasan itu. Angkutan travel wisata yang melintasi kedelapan daerah perbatasan itu akan menawarkan juga Kuningan sebagai salah satu destinasi wisata. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Teddy Suminar, Rabu (2/9/2015), di Kuningan. Delapan daerah perbatasan itu terdiri dari enam daerah di Jabar, yakni Kota dan Kabupaten Cirebon, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Pangandaran, serta dua daerah di Jateng, yaitu Kabupaten Brebes dan Cilacap. Paket-paket wisata telah dibuat untuk menjadikan Kuningan sebagai destinasi wisata bagi bus ataupun travel pariwisata dari dan menuju daerah-daerah tersebut. ”Kami memanfaatkan kerja sama yang sudah ada antara delapan daerah itu dan Kuningan yang terikat dalam kerja sama daerah ”Kunci Bersama” (Kuningan, Cirebon, Ciamis, Cilacap, Banjar, Brebes, Majalengka, dan Pangandaran) sejak tahun 2011. Tanda tangan kerja sama pariwisata itu sudah dilakukan dan mulai berjalan tahun ini. Harapannya, lebih banyak wisatawan yang mengetahui tentang potensi wisata di Kuningan melalui promo-promo dan tawaran paket wisata,” kata Teddy. Selain obyek wisata alam, seperti pendakian Gunung Ciremai, Sungai Cipaniis, dan mata air Cibulan, Kuningan mencoba menawarkan obyek wisata sejarah yang dipadukan dengan daya tarik alam dan kulinernya. ”Kuningan memiliki obyek wisata Gedung Naskah Linggarjati yang memiliki nilai historis tinggi. Tahun ini, kami mencoba lebih mengenalkan obyek wisata itu dengan membuat acara sepeda santai dan balap sepeda. Selama ini, gedung bersejarah itu banyak dikunjungi wisatawan lokal di sekitar Kuningan dan Cirebon. Dengan kerja sama lintas daerah perbatasan, gedung itu bisa makin dikenal,” kata Teddy. Bupati Kuningan Utje Hamid Suganda mengatakan, Gedung Naskah Linggarjati menjadi salah satu tonggak sejarah Indonesia. Setelah perundingan dengan Belanda digelar di gedung tersebut, Indonesia melakukan rangkaian perundingan lanjutan dengan Belanda, mulai dari Perundingan Renville, dan akhirnya Konferensi Meja Bundar di Denhaag. Namun, rangkaian perjanjian untuk memperoleh pengakuan kemerdekaan itu awalnya di Kuningan atau Linggarjati. Sayangnya tidak semua orang tahu mengenai hal itu,” katanya. Saat ini, di Kuningan, ada 40 hotel, dan 15 hotel di antaranya berbintang tiga. Ada pula 120 rumah makan. Terdapat 28 obyek wisata alam. Jumlah wisatawan yang berkunjung sekitar 1,4 juta orang per tahun. Akan tetapi, masih didominasi wisawatan domestik. Sumber: http://www.travel.kompas.com Andaliman, Bumbu Ajaib Kekuatan Kuliner Khas Danau Toba
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anda sudah bersiap-siap menjadi saksi sejarah baru
Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 di Balige, 21 Agustus? Atau menonton kehebohan konser artis-artis nasional di Pantai Bebas, Parapat, 20 Agustus 2016? Atau Pesta Rakyat, pesta kuliner selama berlabuh di Sumatera Utara? Yang pasti, siapkan space untuk incip-incip makanan khas Batak dengan segala sensasi di lidah dan perut. “Selamat menjelajahi wisata kuliner Tapanuli yang kaya rasa, kaya bumbu, dan kaya cerita,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, di Jakarta. Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, Vita Datau Messakh sudah eksplorasi ke Tanah Batak itu belum lama. Dia tengah mencari jenis makanan khas Batak yang bisa menjadi ikon pariwisata di sana, sehingga orang yang berkunjung ke Danau Toba, belum sempurna sebelum mencicipi masakan khas yang hanya ada di kawasan top destinasi itu. Satu jenis bumbu yang menurutnya, mudah menancap di pikiran orang, yakni Andaliman. “Mungkin masih banyak orang yang belum tahu seperti apa bentuk andaliman sebelum diolah menjadi bumbu andalan masakan khas batak Toba dan Medan. Bulat kecil bergerombol, sebesar buah lada. Rasanya khas meninggalkan jejak kecap di lidah saat menikmati hidangan berbumbu andaliman itu,” kata Vita Datau, yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia itu. Bumbu yang mempunyai nama latin zanthoxylum acanthopodium adalah jenis bunga-bungaan di dalam keluarga citrus. Tumbuhan yang digunakan kulitnya ini juga ditemukan di banyak masakan di Asia Timur dan Selatan. Mereka sering menyebut sebagai szechuan peper. Di Sumatera Utara dikenal dengan sebutan "Merica Batak". Andaliman meninggalkan jejak rasa getir, kelu atau kebal di lidah. “Saya pribadi tidak merasakannya walau dalam sehari saya menyantap beberapa masakan dengan sambal atau bumbu andaliman. Mungkin kekuatan cerita bumbu yang membuat penasaran ini lebih kuat dari rasa kelu yang menyengat setiap lidah itu. Andaliman adalah rumpun jeruk-jerukan mengandung vitamin C dan E alami yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh. Dia juga mengandung senyawa minyak atsiri dan alkaloid yang berfungsi sebagai anti oksidan dan anti mikroba,” jelas penggemar Moge alias motor gede ini. Vita menyebut, andaliman itu sudah memenuhi prinsip gastronomi yaitu: "Kebiasaan makan makanan yang baik dengan mengandalkan kearifan lokalnya. Perjalanan jelajah rasa saya ke Toba beberapa waktu lalu sangat berkesan karena bukan hanya memenuhi emosi lidah, tetapi juga menambah pengalaman kuliner dengan menggali kekuatan bumbu khas daerah itu,” jelasnya. Andaliman sendiri bisa ditemui di pasar traditional dalam keadaan utuh atau sudah dalam bentuk bumbu halus siap olah atau paste, istilah asingnya. Padan katanya adalah intir-intir. Begitu besarnya peranan bumbu khas ini di masakan Medan dan Toba seperti Arsik, Nanimura, Mie Gomak. Aroma jeruk yang kuat mampu menghilangkan bau amis ikan, bahkan mentah sekalipun. Di Asia Timur dan Selatan bumbu ini populer, tetapi tidak begitu di Sumatera Utara. Terutama di kalangan muda, yang kebiasaan masak masakan lokal kurang dilestarikan. “Inilah tantangan kita melestarikan gastronomi Indonesia melalui warisan kuliner. Itulah concern kami, melestarikan tradisi kuliner yang sudah lama mengakar di lokal,” jelasnya. Keberadaan andaliman di masakan Batak adalah aset warisan kuliner yang perlu terus digali, dilestarikan, disosialisaikan dan dipolulerkan. Karena ini adalah salah satu jejak sejarah perjalanan bumbu Indonesia dalam peta bumbu dunia. “Bagi yang belum pernah merasakan dahsyatnya merica batak ini, kesempatan terbaik adalah saat #KKPDT2016 tanggal 20-21Agustus 2016 di Danau Toba!” Coba deh! Horas… Sumber: http//www.trimbunnews.com