PENDAHULUAN
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai merupakan bandar udara utama yang terletak di
Provinsi Bali dan berada di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I (Persero). Terletak sekitar 13
km di selatan Kota Denpasar, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menduduki posisi
kedua sebagai bandar udara tersibuk dan terpadat setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta. Sebagai infrastruktur transportasi udara yang sangat penting di Provinsi Bali, bandar udara
ini terus dikembangkan dalam rangka peningkatan kapasitas layanan baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Pembenahan dan pengembangan bandar udara internasional I Gusti Ngurah Rai, dilakukan
terhadap seluruh infrastruktur yang ada, salah satunya adalah merelokasi dan meredesain beberapa
komplek bangunan, seperti; Komplek VVIP, Komplek Base Ops, serta Komplek Line
Maintenance. Relokasi dan redesain terhadap ketiga kompleks bangunan fungsional ini, bertujuan
untuk mewujudkan kompleks bandar udara yang lebih tertata, memberikan kemudahan akses dan
tercapainya efektifitas layanan serta terpenunhinya kebutuhan untuk mewadahi aktifitas masing-
masing fungsi.
Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pembenahan dan
pengembangan bandar udara internasional I Gusti Ngurah Rai dilakukan dengan cara design and
build, yaitu antara kegiatan (re) desain dan pelaksanaan fisik dilakukan secara simultan mengingat
waktu pembangunannya sangat singkat. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan perencanaan
maupun kegiatan pembangunan fisik waktu menjadi acuan yang paling utama, di samping
ketersediaan anggaran. Kegiatan yang akan dilaksanakan dimulai dengan pembuatan konsep
desain, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan skematik desain, dan terakhir adalah kegiatan
I-1
penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk ketiga kompleks bangunan tersebut yang
disertai dengan kelengkapan lainnya seperti: Bill of Quantity (BoQ), Rencana Anggaran Biaya
(RAB) serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS). Hasil penyusunan dokumen DED ini akan
digunakan sebagai acuan atau panduan dalam pelaksanaan kegiatan fisik pembangunan.
I-2