Latar Belakang
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di
merupakan hasil olahan padi sebagai makanan utamanya. Sehingga padi menjadi
Tahun 2005 Indonesia merupakan negara peringkat ketiga sebagai produsen padi
terbesar setelah Cina dan India dengan persentase sebesar 9 % yaitu sebanyak 54
2013 mengalami suatu perubahan dari tahun ke tahun. Dalam periode 2006 -
2010, laju pertumbuhan produksi meningkat tajam, rata-rata 3,85% per tahun. Hal
ini diakibatkan oleh adanya penerapan revolusi hijau yang disertai oleh introduksi
terjadinya kekeringan. Produksi padi meningkat tajam pada periode 2008 - 2010
dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,67% per tahun karena terjadi peningkatan
gogo terutama pada tanah Inceptisol memiliki keuntungan atau nilai positif yaitu,
ikut andil dalam produksi beras nasional walaupun kontribusinya belum sebesar
kontribusi padi sawah dan memberikan tambahan penghasilan bagi petani
mendapatkan perhatian serius. Rata-rata produktivitas padi gogo 2,56 t/ha, jauh
dibawah produktivitas padi sawah 4,57 t/ha. Luas total daratan Indonesia 188,2
juta ha dan 148 juta ha diantaranya merupakan lahan kering. Sampai saat ini,
nasional. Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah untuk meningkatkan produktivitas
untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun,
(Barus, 2012).
juga meningkat. Terjadinya perubahan fungsi lahan untuk pertanian menjadi non
pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk
dikembangkan. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi
penyediaan gabah nasional menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena
yang berlanjut dalam jumlah besar. Akibatnya kebutuhan beras berasal dari
produksi sendiri sulit terpenuhi dan impor beras terus dilakukan setiap tahun.
budidaya padi yang disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia seperti padi
sawah, padi tadah hujan, padi rawa dan padi gogo (Idwar et al., 2014).
Tanaman padi terdiri dari ribuan varietas yang satu sama lain mempunyai
ciri tersendiri, namun diantara ribuan varietas tanaman padi ada beberapa sifat
yang sama. Apabila dibandingkan dengan tanaman padi sawah, tanaman padi
gogo mempunyai kendala lebih banyak dalam penanamnya antara lain peka
lebih sedikit, luas permukaan daun lebih sempit, umur berbunga lebih lambat,
persentase gabah hampa lebih tinggi, dan bobot brangkasan lebih rendah
(Rezkiyanti, 2000).
tumbuh seperti tinggi tanaman, anakan, warna dan luas daun serta berat bahan
hijauan. Indikator tumbuh tersebut sangat tergantung pada sifat genetik tanaman,
namun sifat genetik tersebut masih dapat berubah akibat pengaruh lingkungan
tanamana padi gogo (Oryza sativa L.) yang dilakukan di lahan Fakultas Pertanian
budidaya tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) sebagai tanaman pangan di lahan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
Botani Tanaman
Akar tanaman padi dibedakan menjadi: (1) akar tunggang, yaitu akar yang
tumbuh pada saat benih berkecambah; (2) akar serabut, yaitu akar yang tumbuh
setelah padi berumur 5-6 hari dan berbentuk akar tunggang yang akan menjadi
akar serabut; (3) akar rumput, yaitu akar yang keluar dari akar tunggang dan akar
serabut, dan merupakan salurann pada kulit akar yang berada di luar, serta
berfungsi sebagai air dan zat makanan; (4) akar tajuk, yaitu akar yang tumbuh dari
jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih pendek daripada
jenis local. Jenis padi yang tumbuh di tanah rawa dapat lebih panjang lagi, yaitu
antara 2-6 meter Tanaman padi membentuk rumpun dengan anaknya. Biasanya,
anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara
bersusun, yaitu anakan pertama, anakan kedua, anakan ketiga, dan anakan
Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah masak,
bersatu dengan lemma, dan palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan
yaitu calon batang dan calon daun; (2) Endosperm, merupakan bagian dari buah
atau biji padi yang besar; (3) Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna
tergantung pada varietas padi. Setiap varietas padi memiliki karakteristik yang
Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku
paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua,
sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok
tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: malai pendek
kurang 20 cm, malai sedang antara 20 -30 cm, dan malai panjang lebih dari 30 cm
(Koswanuddin, 2010).
Syarat Tumbuh
Iklim
Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan
Tanaman padi sangat cocok tumbuh di iklim yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Keadaan iklim ini, meliputi curah hujan, temperature,
ketinggian tempat, sinar matahari, angin , dan musim. Dengan iklim yang
musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau
1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada
musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu
proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi
akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu bunting
juga dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari
(Luh, 1991).
Tanah
Padi sawah ditanam di tanah berlempug yang berat atau tanah yang
Hubungan antara tinggi tempat dengan tanaman padi adalah daerah antara
0 – 650 meter dengan suhu 20,5 oC – 22,5 oC, termasuk 96% dari luas tanah di
Jawa cocok untuk tanaman padi dan daerah antara 650 -1.500 meter dengan suhu
mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapus dengan
sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah
padi (Oryza sativa L.), tali rafia untuk mengukur jarak tanam, air untuk menyiram
tanaman, pupuk kandang sapi sebagai media tanam, pupuk kompos sebagai media
tanam, top soil sebagai pencampuran media tanam, pupuk Urea dan NPK untuk
praktikum.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul untuk
mengolah tanah, meteran untuk mengukur lahan, sabit untuk memotong rumput
tanaman, pacak sebagai awal untuk penanaman benih, botol aqua untuk wadah
merendam benih padi (Oryza sativa L.), tali plastik untuk mengetahui batas
Prosedur Kerja
1. Pengolahan tanah
tanah.
permukaan tanah.
2. Pembuatan Bedengan
panjang 2,0 m dan lebar 2,0 m tinggi 20 cm. Agar hasilnya baik
maupun melintang.
c. Pemupukan
Pupuk Organik
Pupuk Anorganik
dosis 37,5 kg/ha dan 55 HST 37,5 kg/ha dengan cara ditugal/alur.
dengan alur.
- Penyulaman
yang diisi oleh gulma. Penyulaman pada padi gogo sebaiknya pada
umur 7 HST.
- Panen
merunduk.
- Umur Berbunga
- Umur Panen
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2008. Varietas Unggul Padi Sawah 2000-
2014, Padi Pasang Surut 1981-2001, Padi Hibrida 2000-2014 dan Padi
Gogo/Ladang 1960-2002. Balai Besar Penelitian Padi (Balitpa), Sukamandi.
Idwar, Sri , dan Siti. Respon Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.)
Terhadap Pemupukan N, P Dan K Di Tanah Inceptisol. Seminar Nasional.
Universitas Riau. Riau.
Paryogi. 2012. Masalah lapang hama penyakit hara pada padi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI.
Prasetyo, Y. T. 2003. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Taslim, H., Partoharjdono dan Djunainah. 1989. Bercocok Tanam Padi. Dalam
Padi. Buku 2. Penyunting Ismunadji dkk. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan, Bogor, Hal: 481-505.
Rezkiyanti P. 2000. Uji Potensi Hasil Beberapa Galur Padi Gogo (Oryza sativa
L.) pada beberapa tingkat naungan [skripsi]. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.http://ipb.ac.id.Diakses pada tanggal 2 mei
2017.
Damardjati, D.S. 1979. Pengaruh Tingkat Kematangan Padi (Oryza sativa L.)
Terhadap Sifat dan Mutu Beras. Thesis M.S. Institut Pertanian Bogor (Tidak
dipublikasikan).
Rumiati dan Soemardi, 1982. Evaluasi Hasil Penelitian Peningkatan Mutu Padi
Dan Palawija. Risalah Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Cibogo, 5-6 April 1982. Bogor.
Basyir, P., Suyamto, dan Supriyatin, 1995. Padi Gogo.Malang: Balai Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Saaludin, D. 1993. Pengaruh berbagai jarak tanam dengan jumlah benih perdapur
terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas arias yang ditanam secara
gogo. Majalah Universitas Jambi 30: 96-116.
Chang, J.H. 1968. Climate and Agricultural an Ecological Survey. Chicago:
Aldine Publishing Company.
Toha, H..M., 2002. Padi Gogo Sebagai Tanaman Sela Perkebunan dan HTI Muda.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman
Padi. Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap.
Luh, B. S., 1991. Rice. Second Edition. Van Nostrand Reinhold. New York.