Risume Usbn Sejarah
Risume Usbn Sejarah
1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau;
masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon
dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah
diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat
Manusia.
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
antara lain sebagai berikut...
Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah
terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus
dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa
lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat
terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat
dalam sejarah.
Sumber Sejarah
Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok
sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu
yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba
sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah
kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang
berasal di zamannya.
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para
para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli
tanpa dengan melakukan penelitian langsung
Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah
a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran
baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.
Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah
terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau
berlangsung di masa lalu.
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut
ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian
mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat
ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).
Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi
dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.
b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi
real.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.
1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan
metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah dapat
dipahami jika sejarah terikat oleh...
Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat
dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang penting
dari ilmu pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya
sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni dan
khusus.
Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka
bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih
seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan
termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara
pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara
yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan
memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan
(astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan
sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang
Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara
untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah
mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau
Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang.
Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang
Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak
zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan
sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang
sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya
teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam bercocok tanam
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat pematang dan saluran air.
Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta
pembuatan bendungan atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah
dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta
tanaman kering lainnya.
e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis Indonesia yang memiliki
banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan perahu untuk mencapai pulau
lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat ini digunakan sebagai dasar kemampuan
berdagang.Oleh karena itu, pada awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai Pulau
madagaskar, Pulau Paskah,dll.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a
cire perdue.
g. .Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah
dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut pendukung
teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua
yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa
Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk
di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus
perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan
perpindahan dan sampai ke Nusantara.
BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN
Sosial Hidup berkelompok masyarakat Indonesia mengenal Aturan kasta mulai pudar di
– kelompok dimana aturan kasta, yaitu: Kasta masyarakat
proses sosialisasi Brahmana (kaum pendeta dan
hanya terjadi intern para sarjana), Kasta Ksatria (para
dalam kelompok prajurit, pejabat dan
masing – masing bangsawan), Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah
dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya Indonesia
lama masih tampak dominan
dalam semua lapisan
Masyarakat
Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha pada Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang bahasa adalah dikenal dan maupn tulisan mulai banyak
dihasilkan digunakannya bahasa Sanskerta digunakan. Hasil karya sastra
dan huruf Pallawa oleh berupa hikayat, babad, suluk dan
masyarakat Indonesia. Hasil syair.
sastra berupa kitab – kitab yang
ditulis oleh Mpu Tantular, Mpu
prapanca dan lainnya.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia.
Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat
karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada
perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan
perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan
mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan
para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini
menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para
pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara
muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran
Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan
dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para
santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung
masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan
Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama
Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang
kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan
mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.
Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama
diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu
Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat
Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan
rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama
Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke
negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan
mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan
dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia.
Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut di pantai barat India.
Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa Ini bukan daerah penghasil
rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah
kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di
Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan
benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah
lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint
jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis
menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate
terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.
c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun
1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh
Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda
menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten..
Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten
dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga
orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah
pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598.
Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati
para penguasa Banten. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan
di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan
untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun
1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan
Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish dengan
melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC (East Indian
Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk
menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia. Sejak
pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di
Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan
penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan
itu Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh
Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan
Belanda. sehingga belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut dengan
"Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan
penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat
dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan
dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh Belanda. sehingga Raffles
membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala
pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang
langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada
kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun 1814
yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.
e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di
Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di
Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada
tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai
,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan
Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk
Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura . Untuk
menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang
di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa .
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan
dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya
pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu
menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi
Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan Jepang menguasai
Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk
pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan
Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat manusia.
Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun.
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang
di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda .
Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan
rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan rakyat
Indonesia.
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di berlakukan
pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh
Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh panglima
tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk
sementara waktu
3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam
gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer ,Jepang
juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha
meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :
Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau Jawa
dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah shu
(keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku
(desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) “kelak
di kemudian hari” pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut dikeluarkan pada
saat Jepang diambang pintu kekalahan.
2 kali Sultan Agung menyerang Belanda, namun mengalami kegagalan karena belanda membakar
gudang-gudang beras persediaan bahan makanan bagi prajurit mataram. Akibatnya prajurit mataram
kekurangan bahan makanan dan terjangkit berbagai macam penyakit.
2. Perjuangan Pattimura(Maluku)
Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti Rempah-rempah,
akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu Pattimura bangkit memimpin rakyat
Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada
tanggal 16 Mei 1817. Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan
atas kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan dengan senjata
lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
3. Perjuangan Untung Suropati
Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh ketidakadilan dan penghianatan bangsa Belanda
terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat, kemudian diteruskan ke Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
4. Perjuangan pangeran diponegoro
Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan Mataram. Rakyat
ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya bermacam-macam pajak.
Melihat keadaan itu Raden Mas Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta
berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan melalui makam
leluhur Pangeran Diponegoro. Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya.
5. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap Belanda dipimpin oleh
Imam Bonjol. Perlawanan yang disebut juga perang Paderi ini berkobar mulai tahun 1821 -1837.
Pada awalnya, perang Paderi terjadi karena adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum Paderi.
Peristiwa ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut Sumatra Barat, degan politik
adudomba. Belanda kemudian membantu pihak yang lemah,yaitu kaum adat,untuk menghadapi
kaum Paderi.Kedua kaum itu sama-sama menyadari bahwa peristiwa ini hanya akan
menguntungkan Belanda semata. Kaum Paderi dan Adat kemudian bersatu melakukan perlawanan
terhadap belanda.
6. Perjuangan rakyat Aceh
Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di patahkan oleh
pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku Umar,Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro,
Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal Kohler tewas dan prajutitnya kembali ke Batavia. Belanda
menggunakan siasat kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng, namun gagal.
(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim
serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Pusatnya di Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker,
Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang bertujuan menumbuhkan dan
meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta
mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di Indonesia.
Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena tulisan Suwardi Suryaningrat
berjudul Als Ik een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara tajam menyindir
tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama dan ras.
Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan kolonial.
Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan
tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan
ajaran agama yang benar, dan memajukan pemahaman ilmu agama Islam di antara para
anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging. Organisasi itu
didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara pelajar Indonesia yang merantau
di luar negeri. Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid
Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan
Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI berpegang teguh
pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI terpecah menjadi SI Merah (julukan untuk
SI prokomunis) dan SI Putih (julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan disiplin SI,
mengharuskan anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu menandai
berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir. Sukarno. PNI bertujuan
mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI disebut Marhaenisme. Sebagai
wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan
kongres pertama dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada seragam.
Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di Surabaya( 27 – 30 Mei 1928). Kongres ini
menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat
Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui pembentukan Majelis
Rakyat Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres Rakyat Indonesia. Namun, tuntutan itu
langsung redup setelah Jepang menguasai Indonesia.
E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda
Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika menerapkan pola
pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan model pendidikan
pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini bertujuan agar anak
bangsa mendapatkan pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang diberikan berupa ketrampilan
berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan karena di satu sisi pemerintah Belanda
ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin
memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya
dipandang rendah. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang masuk di
sekolah ongko siji dan loro. Syarat utamanya adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron van Hoevel, maka
terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem sekolah dan kurikulum mengalami banyak
perubahan. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga tahun berubah
menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan schakel school dan HIS
(Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan yang cukup banyak. Tingkat
kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa menjadi siswa di sekolah iniMereka
yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS.
Mereka yang berasal dari kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima
menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah
ini. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar
untuk anak-anak Eropa dan China Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP jaman
sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh
pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa untuk
memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO sebanding kualitasnya
dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak mendapatkan tempat pekerjaan di
struktur kepegawaian negeri maupun militer pemerintah Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad ke-20 mulai
mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens Middlebars School) dan
HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki jenjang
sekolah ini. Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun.
Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah disamakan derajatnya dengan
bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena
pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan
alumni yang disegani oleh siapa saja. Para alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir,
Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari rencana
membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan
ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran
Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia
sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang
menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan
dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang
sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik. Setelah
Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya
memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa
kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era
kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa
Belanda;
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas
sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa
Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan menawarkan konsep
Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur
pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak
menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian.
Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka.
Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan
mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di
Indonesia mereka mencobakan format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal.
Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang
maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.
Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno Heika setiap
pagi;
3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia Raya;
4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
bahasa yang juga wajib diajarkan.
Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan bahwa
tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat Jepang dari
kehancuran, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk menghentikan perang
dan mengakui kekalahan Jepang.
Beriata tentang kekalahan Jepang masih sangat dirahasikan. Semua radio disegel oleh pemerntah
Jepang. Sungguh pun demikian ada juga orang yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita
tentang kekalahan Jepang tersebut. Diantaranya adalah Sutan Syahrir.
Sultan Syahrir yang lebih dahulu mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera menemui Bung
Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan
Indonesia segera diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke rumah
Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan Syahrir juga mendesak
Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa
bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
harus dicapai tanpa pertumpahan darah.
Pda tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda mengadakan suatu
pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti, Margono, Wikana dan
Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin
diumumkan ke seluruh dunia.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para pemuda Indonesia. Pada
tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam, utusan pemuda yang terdiri dari Wikana dan
Darwis menghadap Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana menyampaikan
tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada
tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu karena ia tidak mau meninggalkan
anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI
sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke
Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan tujua para pemuda
membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang
berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau
sangat memahami maksud para pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua
dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung Karno dan Bung
Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo
dengan diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno dan
Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan meninggalkan
Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk
menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk
membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno dan
pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah putih yang
dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief
Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah
tersebut.
Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr.
Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono,
S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan
para tokoh pemuda.
Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib dilaksanakan
upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara :
Dengan suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan yang singkat
dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.
Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek bendera merah putih
diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara. Upacara kemudian ditutup dengan
sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi. Setelah itu para hadirin berpelukan dan
kemudian menyalami Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi kemerdekaan itu,
berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.
Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak peristiwa penting yang melibatkan
Soekarno, baik masa persiapan kemerdekaan sampai usaha mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman
Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama
Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan antara lain
sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden
pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa
Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan
menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan Keraton
Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan
pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan
kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan
mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda
dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin
pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan
pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.
Perkembangan Masyarakat Indonesia sejak Orde Baru sampai Reformasi
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi kegiatan
ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada awal
Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama
pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun)
Kelemahan :
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun
pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam
stunami pada tahun 2004.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century
Digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi yang disebut Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung, Jawa
Barat pada 18-24 April 1955. Konferensi yang dikenal sebagai KAA tersebut menghasilkan Dasasila
Bandung, yang menjadi dasar penolakan penjajahan dan menuntut kemerdekaan bagi negara-
negara di Asia dan Afrika.
Turut memprakarasi terbentuknya GNB pada 1961 di mana gerakan tersebut menolak dan
menyatakan tidak memihak antara perang ideologis Amerika Serikat sebagai blok barat dan Uni
Soviet sebagai blok timur saat itu yang sedang bersitegang.
Ikut memprakarsai kerjasama dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yaitu ASEAN, yang
dibentuk di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok yang
disahkan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Indonesia kembali masuk sebagai anggota PBB sekaligus terpilih menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB periode 1974-1975 dan 1995-1996.
Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen Garuda di sejumlah
negara konflik. Pasukan perdamaian tersebut hingga tahun 2006 telah dikirim ke sejumlah negara
di antaranya Mesir, Kongo, Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja, Somalia, Bosnia-
Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan, dll.
Indonesia mewakili suara negara-negara berkembang dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau
World Trade Organization (WTO).
Indonesia menjadi anggota APEC, yang merupakan kerja sama ekonomi antar negara-negara di
Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada 1989 anggotanya adalah Amerika Serikat,
Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Thailand. Peranan Indonesia dalam APEC antara lain
turut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, bebas, saling
membantu tanpa membedakan bangsa.
Pada masa reformasi, Indonesia masuk dalam keanggotaan negara-negara dengan kekuatan
ekonomi 20 besar dunia yang dinamakan G-20. Indonesia mewakili suara negara-negara
berkembang khususnya Asia Tenggara dalam kebijakan perekonomian dunia, pemerataan
perekonomian, dan percepatan pembangunan.
Hasil kebudayaan Indonesia telah dikenal setelah Unesco menjadikan sejumlah warisan leluhur
bangsa Indonesia seperti wayang, batik, dan angklung sebagai warisan budaya dunia.
Konsep Sinkronik dalam Sejarah
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang
berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu
yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik
artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan
lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah
bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu.
3) Bersifat horizontal
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih
menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu
yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa
Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena
perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang itu
saja.
Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss artinya
waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang
memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa
atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk mempermudah
kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat. Kronologi juga
membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu
tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama.
Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa
sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena
penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat
dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti
perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya.
Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah
Indonesia.
- Masa perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat, sistem
politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan pembabakan berdasarkan urutan
dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan
raja dianggap penting dalam masyarakat, seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk
memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk
memahami hal-hal yang terkait dengan:
• kesinambungan antarperiode,
• Masa Praaksara.
• Masa Revolusi.
• Masa Reformasi
KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta,
dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal
yang menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu
tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang banyak berdatangan
ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak ditulis oleh para
musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin,
Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan
yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana
kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh
gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari kronik tersebut.
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala
atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain melatih kita
untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir
holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu
peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita
akan mulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor
pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari
perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana
kemampuan kita dapat mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak
kita inginkan.
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah
pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah
dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki
kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang
merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu
tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah
sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada
ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan
dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus
bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu
yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa
dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas
manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya
tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan
waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup
maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu
saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi
karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.
a. Bidang Keagamaan
b. Bidang Politik
c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu:
(1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2) Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan
bangsawan), (3) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4) Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam
semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada
di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di
Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama
tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih
mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke
kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat Aswawarman, anak Kundungga,
diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga
tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.
d. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang
saja, yaitu keagamaan.
Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni
sastra sangat berkembang terutama di zaman kejayaan Kerajaan Kediri.
f. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak
agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan,
pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden
berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-
dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya.
Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah
meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.
Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam terus
berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat
Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.
a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak Hindu-
Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha
pelan-pelan mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang
bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan
yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika raja pada
suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.
b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu. Pengaruh
Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama
Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab
seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya mulai
digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke bahasa Indonesia, contohnya rahmat,
berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat,
mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat
Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam
kalender Saka ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon.
Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
c. Bidang Pendidikan
Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta karena dalam Islam
tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat dengan bebas mempelajari
bahasa Arab. Pada mulanya, memang hanya kaum bangsawan yang pandai menulis dan membaca
huruf dan bahasa Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu membaca dan menulis huruf
Arab.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk
Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra
Islam.
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana.
Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia
dengan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak mempunyai kubah di puncak
bangunannya. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang
itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu. Contohnya, Masjid
Demak dan Masjid Banten Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis
aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau
manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.
Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering dituangkan dalam
seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan adalah nisan makam, mihrab, dinding
masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras membentuk lembaga
pemerintahan sebagaimana layaknya suatu negara merdeka. PPKI kemudian menyelenggarakan rapat
pada 17 Agustus 1945. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah sembilan
orang sebagai anggota baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan Sukarni. Namun,
para pemuda memutuskan untuk meninggalkan tempat karena menganggap PPKI adalah bentukan
Jepang.
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 dilaksanakan di Pejambon
Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr.
Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada 22 Juni 1945,
khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluk-pemeluknya”.
Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam
UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa
kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Rapat pleno dimulai pada
pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung
lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia.
Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan
disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4
Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian,
Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya
sendiri.
Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden, tampil Otto
Iskandardinata yang mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri mengajukan
Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden. Tentunya hal ini sesuai dengan
UUD yang baru disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan menetapkan
Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, diiringi dengan
lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi
di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad Soebardjo
menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian
membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya, rapat memutuskan
adanya dua belas departemen dan satu kementerian negara.
Menteri Negara :
Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata
Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang akan menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP
yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta
menjadi anggota KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945.
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam
menetapkan GBHN.
Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan kepolisian
yang bertugas menjaga keamanan. Mayoritas angota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan
Heiho. Terpilih sebagai pimpinan BKR pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara tidak dapat diabaikan lagi. Apalagi
setelah Sekutu membebaskan para serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan melakukan tindakan-
tindakan yang mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno kemudian memanggil mantan Mayor
KNIL Oerip Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk membentuk
tentara nasional.
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Soepriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan TKR.
Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di
Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada
7 Januari 1946. Nama itu berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24 Januari
1946. TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian,
hingga pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun, mengonsolidasi, sekaligus menyatukan
alat pertahanan dan keamanan.
Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional Indonesia pada awal kebangkitan
nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia
a. Faktor eksternal, waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia menghadapi imperialisme Barat
menimbulkan bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang terhadap Rusia
tahun 1905 membuktikan Bangsa Timur dapat mengalahkan Bangsa Barat. Disamping itu,
adanya gerakan Turki Muda yang mencari perbaikan nasib.
b. Faktor internal, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan yang
dialami bangsa Indonesia. Perasaan tersebut sudah diungkapkan dengan perlawan melawan
Belanda, namun karena masih bersifat kedaerahan perlawanan tersebut selalu berbuah gagal.
Kemudian mereka sadar, Indonesia harus bersatu melawan dengan nasionalisme.
Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional Indonesia memiliki 2
strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal adalah perjuangan yang amat keras
menuntut perjuangan dengan cara nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial. Sedangkan
bersifat adalah perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem dengan
penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan meski memiliki satu
tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya ada yang berupa organisasi sosial, politik,
kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan wanita, gerakan buruh maupun keagamaan. Sedangkan
strateginya secara umum yaitu :
Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi berkonsep
nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik kedaerahan menjadi pergerakan
nasional yang modern.
2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M Tirtoadisuryo yang
mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan pedagang Cina. Pada mulanya SI bertujuan
untuk kesejahteraan sosial dan persamaan sosial. Sebagai perkumpulan dagang SDI kemudian berpindah
ke Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI selanjutnya dipimpin oleh Haji Umar Said
Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagai seorang orator yang cakap dan bijak, kemampuannya
berorator itu memikat anggota-anggotanya. Di bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasar baru
yang bertujuan untuk memajukan semangat dagang bangsa Indonesia. Disamping itu SDI juga
memajukan rakyat dengan menjalankan hidup sesuai ajarana agama dan menghilangkan paham yang
keliru tentang agama Islam. SDI kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913.
Pada kongres SI yang pertama, tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonya di Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat
ekonomi pribumi agar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi itu nampak
sekali dengan didirikannya koperasi di Kota Surabaya. Di Surabaya pula berdiri PT. Setia Usaha, yang
bergerak tidak saja menerbitkan surat kabar “Utusan Hindia”, juga bergerak di bidang penggilingan padi
dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari ketergantungan
bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah berkembang pesat dengan banyaknya
cabang di berbagai daerah. Ini merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial sehingga mereka
membuat peraturan untuk menghambat perkembangan SI. Kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam
(CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad. Dalam November
Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu saat Volksraad akan menjadi tempat
menampung suara rakyat. Namun demikian, Volksraad tetap menjadi alat kolonial sehingga Agus Salim
dan Cokroaminoto merubah sifat organisasi mereka menjadi nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun muncul dan
kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari. Pada kongres tahunan,
Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan pemerintahan sendiri. Dengan kata lain, yaitu
menyatukan beberapa etnis menjadi bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai orator yang
cerdas, menimbulkan seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah pemerintahan berdiri sendiri
dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan simpati dan keanggotaan SI pun semakin
banyak. Namun, sebagai organisasi yang besar SI telah disusupi orang-orang yang menjadi anggota
Indische Sociaal Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono. Yang memberikan
pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran ekonomi dogmatis
(komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional keagamaan dipimpin oleh Cokroaminoto.
Namun karena dalam partai tidak boleh rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari SI. Dengan demikian,
pengaruh PKI dalam SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam. Sedangkan yang mendapat
pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan PKI. PSI nonkooperatid, namun anggotanya
diperbolehkan duduk dalam Dewan Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927 menyatakan azas PSI
adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI bergabung dalam Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia sehingga nama PSI menjadi PSII dengan
bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran. Peranannya sebagai
partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah Dr. Sukiman.
3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski mereka termasuk dalam
bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan melanjutkan Indische Bond yang sebelumnya telah
dibuat. Keinginan itu semakin kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara (Tiga Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat kabar de Locomotief di Semarang,
kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya di majalah Het
Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker dengan mudah dapat mengutarakan gagasannya.
Douwes Dekker berpendapat bahwa tujuan akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan
propaganda ke seluruh Jawa dai 15 September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU
untuk membangkitkan semangat golongan bumiputera untuk melawan penjajah. Kunjungan itu
menghasilkan tanggapan positif hingga anggota IP pun bertambah terus hingga menjadikan IP sebagai
partai yang berbahaya. Akibatnya para pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor,
Kupang; C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka dibuang ke
Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah berganti nama menjadi Insulinde.
Namun kurang mendapat perhatian, hingga berubah nama lagi menjadi Naational Indische Partij.
Suwardi Suryaningrat kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.
B. Organisasi keagamaan
1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 yang
bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu tujuannya adalah memurnikan
ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis. Tindakannya adalah amar makruf
nahimunkar. Pembaruan model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari organisasi, pendidikan, media,
hingga kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama Aisyah yang hanya menunjukkan bahwa
laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama dalam mengajak kebaikan dan menjauhi
keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga bernama Jam’iyatul
Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan salah satu ulama nya adalah Kyai Haji Hasyim
Ashari. Berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jam’ah dengan tujuan masalah ekonomi, sosial dan
pendidikan. Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas pengaruhnya ke
seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat dan Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk mendirikan Partai Arab
Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang telah belajar di Mekah
pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam modern dengan dorongan Jamaluddin Al
Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan bagi
kemajuan masyarakat menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi Persatuan Muslim
Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang bertentangan dengan Thawalib.
Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan madrasah dan membuat majalah sebagai penyalur
aspirasi. Setelah kemerdekaan, berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam. Organisasi yang sejalan
dengan Perti adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran beragama dan semangat
ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah Daru Salam yang
dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan oleh Tengku M.Daud
Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana syariat Islam. Kemudian Nahdlatul
Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat terhadap Belanda.
MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak memuaskan. Diganti dengan Majelis Syuro
Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid Ma’aruf, KH Hasyim,
Kartosudarmo, KH Nachrowi, dan Zainal Arifin.
C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong Java danmenjadi bersifat nasional.
Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan antarpelajar dan
menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian berfusi dalam
Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di Bandung oleh mahasiswa Jakarta
dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia yang sudah bersifat nasional dan berganti nama menjadi
Pemuda Indonesia dan organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926, diadakan Kongres
Pemuda I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.
D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera mendapat
pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus tujuan mereka adalah
mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan kemajuan. Munculnya organisasi-organisasi
wanita di berbagai daerah mendorong pergerakan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan kaum
perempuan. Mereka tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha mendekati rakyat tapi
tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan memberikan paham komunis sehingga SI
terpecah. Radikalisme komunis membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi pergantian pemimpin.
Mereka berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia.
Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan terlepas dari penjajahan. Oleh
Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan Darsono melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan
dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan Malaka ditangkap dan diasingkan dengan Abdul Muis. PKI
selanjutnya bergabung dengan Comintern.
Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta. Dalam
pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah itu
masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran,
Surakarta. Sultan HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari Surakarta
seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan membantu Yogyakarta
dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perang ini diakhiri dengan menyerahnya
Sultan HB II dan dimulainya penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka
Keraton Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan penangkapan Sultan HB II.
Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan disana. Sultan HB II dijatuhi
hukuman pembuangan ke Pulau Penang pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampas
sebagian wilayahnya.
Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan
Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun berhasil.
Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya.
Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke istananya
(keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat tinggal di keraton lama.
Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta
pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud Badaruddin II
dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap
dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin
Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Mahmud
Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamuddin. Uang
yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan
Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan
Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.
Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad
ke-20
Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris,
dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan agama kristen.
Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba
mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa Indonesia
melakukan perjuangan.
1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Banyak
yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia
terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat
kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada
abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin
dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung
Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di Jawa
(1825-1830)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti
perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih
dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat
diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan
Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan, sebagai
berikut:
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin di
Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi
perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang
baru dan bisa mengalahkan penjajah.
2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah
menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah
Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak
perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan
organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud
berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum
intelektual atau golongan terpelajar.
1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari batu. Zaman Batu
dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan
Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan pengerjaannya
masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa
Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan
bermuara di pantai Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di
Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari Pacitan ini disebut
dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat
berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan
digunakan oleh manusia purba jenis Meganthropus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di daerah
Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan alat-alat kapak genggam dari
batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain
itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan
penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat berbentuk kecil
yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai seni yang tinggi. Pada beberapa
flake ada yang dibuat dari batu indah, seperti chalcedon.
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger
dan abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding
berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger
merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger
ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam
dari Zaman Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat
penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan
(batu bata penggiling beserta landasannya).
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti flake,
kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut banyak
ditemukan peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua
sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar
sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah)
yang digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai.
Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di daerah
Sumatra, Jawa, dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi
tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak
lonjong umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar,
dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat
perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar
atau gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah
nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi
Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir
yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap
nenek moyang. Ada juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-
tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,
kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada
keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi
bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug,
Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang
yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan,
antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka hanya
membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman
Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar akan
adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan bentuk agama yang
jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa
dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara
itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah
mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba
telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan ladang,
maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau
kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan
Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara
keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan
persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan
sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali,
Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil yang
disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda perhiasan, seperti kalung, cincin,
anting-anting, dan manik-manik.
1. Bidang Ekonomi
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami
perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh
pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia
setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945.
Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu
UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu
pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian
wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya
pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi
tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam
kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat.
Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang,
sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari
bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia
dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala
bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan
pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang
mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa
pasca kemerdekaan 1945.
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk
saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala
pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR),
Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai
Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat, Djuanda,
Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan
ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan
otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad
Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan
Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri
bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan
diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas
menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak
terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal
dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa
Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak
Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola
tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani
lokal menduduki tanah-tanah tersebut.
c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo,
PRS, Permai, PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi
2. Kehidupan Ekonomi
1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut
berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai
setengahnya.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri
Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi
Militer II Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis
motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika
Serikat) mengusulkan:
a) Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dengan
perantara PBB yaitu United Nation Temporary Executive Authority
(UNTEA) dalam jangka waktu 2 tahun.
b) Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapatnya
agar tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam meja
perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan Delegasi Belanda (Dr. Van
Royen).
Isi Persetujuan New York Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive
Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera
PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia diwajibkan
melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
2. Kehidupan Ekonomi
5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung utamanya
adalah Tentara Nasional Indonesia.
b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda No.50
tahun 1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di
era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun
berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959.
Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan
Ketatanegaraan Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia :
Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk segera
memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan tetapi,
keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus ideologi
komunis yang kontroversional pada masa itu.
Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu
mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok
pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran dalam
rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran
penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol politik
Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis
merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu
kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan Indonesia
melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan
disampaikan oleh atasannya.
Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan ketatanegaraan
Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :
Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai
pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian
sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan
keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan
datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa
kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa
lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder.
Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak
pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah
dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber
sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-
fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran
di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik
hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan
menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha
terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitian untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan
masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun
pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak
figur yang diterima selama hayatnya.
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-
fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini
mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.