Anda di halaman 1dari 3

Sengketa Pertanahan (Sengketa Tanah Inventaris Desa) di Kantor Pertanahan Kabupaten

Karanganyar (Kasus Posisi)

Kasus pertanahan itu timbul karena adanya klaim/pengaduan/keberatan dari masyarakat


(perorangan/badan hukum) yang berisi kebenaran dan tuntutan terhadap suatu keputusan Tata
Usaha Negara di bidang pertanahan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional, serta keputusan Pejabat tersebut dirasakan merugikan
hak-hak mereka atas suatu bidang tanah tersebut.

Dengan adanya klaim tersebut, mereka ingin mendapat penyelesaian secara administrasi
dengan apa yang disebut koreksi serta merta dari Pejabat yang berwenang
untuk itu. Kewenangan untuk melakukan koreksi terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara
di bidang pertanahan (Sertifikat/Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah), ada pada
Kepala Badan Pertanahan Nasional.Kasus pertanahan meliputi beberapa macam antara lain
mengenai masalah status tanah, masalah kepemilikan, masalah bukti-bukti perolehan yang
menjadi dasar pemberian hak dan sebagainya. Setelah menerima berkas pengaduan dari
masyarakat tersebut di atas, pejabat yang berwenang menyelesaikan masalah ini akan
mengadakan penelitian dan pengumpulan data terhadap berkas yang diadukan tersebut. Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sementara apakah pengaduan tersebut dapat diproses
lebih lanjut atau tidak dapat. Apabila data yang disampaikan secara langsung ke Badan
Pertanahan Nasional itu masih kurang jelas atau kurang lengkap, maka Badan Pertanahan
Nasional akan meminta penjelasan disertai dengan data serta saran ke Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat
letak tanah yang disengketakan.

Sengketa Tanah Inventaris Desa yang ditangani oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Karanganyar membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Sengketa Tanah
Inventaris Desa yang dijadikan sebagai bahan penelitian ini adalah dengan objek sengketa
tanah Sertifikat Hak Milik Nomor 3884/Blulukan. Bermula dari
adanya laporan yang diutarakan oleh warga Desa Blulukan Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar yang bernama Wiyono. Adapun tanah yang dijadikan objek sengketa tersebut
adalah tanah grumbul seluas 190 m2 yang berada di lokasi perumahan
Flamboyan 4 milik Tjandra Irawan yang sebagian berada dalam Sertifikat Hak Milik Nomor
3884/Blulukan seluas 444 m2 atas nama Sayem di Desa Blulukan, Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Kasus tanah grumbul di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar yang
diduga melibatkan Kades Blulukan Sugito itu berawal ketika pengusaha properti itu membeli
sebidang tanah seluas 2.785 meter tahun 2012. Tanah tersebut terletak di Desa Blulukan
dengan sertifikat atas nama Sayem. Sebelum
melakukan transaksi jual beli, Candra berulangkali kali berkonsultasi ke Kantor Pertanahan
Karanganyar dan tanah itu dinyatakan sah milik Sayem. Bahkan tim Kantor
Pertanahan sudah menurunkan tim mengecek dan menyatakan tanah itu sah. Namun pada
pertengahan 2013, tiba-tiba ada laporan ke Kejaksaan Karanganyar kalau tanah yang dibelinya
itu, ada sebagian tanah kas desa, berupa makam.

Pihaknya sudah meminta kejaksaan bahwa tidak ada kesalahan apapun atas proses jual beli
tanah itu, namun tetap saja menyeret dia atas tersangka Sugito yang sebetulnya hanya urusan
memindahkan makam yang hanya satu saja. Candra mengatakan, pelapor, warga bernama
Wiyono, sampai sekarang belum pernah diperiksa, meski sebetulnya dia harus bisa
menunjukkan bukti kalau menuduh orang lain korupsi. Sementara dirinya yang menyodorkan
bukti keabsahan pembelian tanah itu, tidak digubris.

Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar kemudian melakukan gelar mediasi kepada para
pihak yang bersengketa demi menemukan bukti yang dapat digunakan dalam penyelesaian
sengketa tanah grumbul di desa Blulukan. Tujuan dari diadakannya gelar mediasi sebagaimana
yang dimuat didalam Pasal 39 Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
1. Menampung informasi/pendapat dari semua pihak yang berselisih dan pendapat dari unsur
lain yang perlu dipertimbangkan;
2. Menjelaskan posisi hukum para pihak baik kelemahan/kekuatannya;
3. Memfasilitasi penyelesaian kasus pertanahan melalui musyawarah;
4. Pemilihan penyelesaian kasus pertanahan.

Sehubungan dengan hal tersebut, diadakanlah gelar mediasi yang hanya sebatas memfasilitasi
penyelesaian permasalahan, dikarenakan telah ada titik temu penyelesaian/kesepakatan, maka
gelar mediasi maka selanjutnya dilimpahkan penyelesaiannya melalui jalur Pengadilan karena
adanya tindakan yang tidak sesuai yang dilakukan oleh Kepala Desa Blulukan dalam kasus
sengketa tanah Grumbul tersebut. Indikasi penyimpangan yang dilakukan dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Kantor Pertanahan Kabupaten
Karanganyar melaksanakan Gelar Kasus pertanahan mengingat lokasi tanah yang menjadi
objek perkara telah terbit sertifikat hak atas tanah guna membantu Kejaksaan dalam
pelaksanaan tugasnya, yaitu dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar adalah
sebagai saksi dalam penyidikan dan penyitaan.

Peran dan tindakan yang diambil oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar dalam
penyelesaian sengketa tanah inventaris desa adalah melaksanakan Pengelolaan Pengkajian
dan Penanganan Kasus Pertanahan meliputi :
1) Pelayanan Pengaduan dan Informasi Kasus Pertanahan
2) Pengkajian Kasus Pertanahan;
3) Penangan Kasus Pertanahan;
4) Penyelesaian Kasus Pertanahan;
5) Bantuan Hukum dan Perlindungan Hukum.
Terkait dengan kasus pertanahan yang terjadi di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar yaitu mengenai tanah grumbul, dijelaskan bahwa di dalamnya terdapat
unsur Pidana Korupsi sebagaimana penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Negeri Karanganyar.
Maka oleh Kantor Pertanahan kabupaten Karanganyar melaksanakan Gelar Kasus pertanahan
mengingat lokasi tanah yang menjadi objek perkara telah terbit sertifikat hak atas tanah guna
membantu Kejaksaan dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu dalam hal ini Kantor Pertanahan
Kabupaten Karanganyar adalah sebagai saksi dalam penyidikan dan penyitaan.

Tindakan serta kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar dalam hal terdapat
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan pelaksanaannya diperkirakan
akan menimbulkan kasus pertanahan yang lebih luas atau menyangkut kepentingan
Pemerintah, sebelum dilakukan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan, dilakukan Gelar
Eksternal atau Istimewa yang menghadirkan pihak-pihak dan/atau instansi terkait yang dihadiri
oleh instansi terkait yaitu Kejaksaan, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, dan
Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat. Penyelenggaraan Gelar Kasus eksternal digunakan untuk
melengkapi keterangan dan pendapat dari internal dan eksternal Kantor BPN RI, Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan/atau Kantor Pertanahan agar pembahasan lebih
komprehensif; mempertajam analisis kasus pertanahan; dan memilih alternatif penyelesaian.
Hasil yang dicapai adalah bahwa posisi tanah grumbul yang masuk ke dalam bidang tanah HM
No. 3884/ Blulukan berdasarkan putusan pengadilan tersebut, sertifikat hak atas tanah akan
direvisi kembali dengan sebelumnya dilakukan proses pelepasan hak oleh pemegangnya di
hadapan Camat sebagai PPATS.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari wawancara yang dilaksanakan pada hari
Senin, 4 Januari 2016 pukul 10.00 WIB pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Karanganyar dengan Bapak Wisnu Untoro selaku Kepala Sub Seksi Sengketa dan
Konflik Pertanahan hasil dari kasus tersebut antara lain:
Sebagaimana Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang
Nomor : 92/Pid.Sus-TPK/2014/PN Smg menetapkan bahwa:
1. Tanah grumbul seluas 190 m2, yang berada di lokasi perumahan Flamboyan 4 milik Tjandra
Irawan yang sebagian berada dalam Sertifikat Hak Milik No. 3884/ Blulukan seluas 444m2 atas
nama Sayem dirampas untuk dikembalikan kepada Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu,
Kabupaten Karanganyar melalui Kasi Pemerintah desa Blulukan.
2. 1 (satu) buah Sertifikat Hak Milik No. 3884/ Blulukan seluas 444 m2 atas nama Sayem
dikembalikan kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karanganyar untuk dilakukan
pembetulan sertifikat tersebut berkaitan
dengan tanah grumbul yang berada di atas Sertifikat milik Sayem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai