Anda di halaman 1dari 82

Pengertian Sejarah

1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau;
masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon
dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah
diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat
Manusia.

2. Pengertian Sejarah Menurut Bahasa


Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau
peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang
memiliki akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah
kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu
pengetahuan dan cerita.

3. Pengertian Sejarah Menurut Para ahli


a. R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah keseluruhan
perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang
menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.
b. Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
c. Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan
yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan
bahan kenyataan
d. Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat
serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks
untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta
arah progres di masa depan.
e. W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti
dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga
merupakan cerita yang berarti.
f. Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang
mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
g. J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang
telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
h. Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa
lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat
sebagai peletak dasar sejarah.

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
antara lain sebagai berikut...

 Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah
terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
 Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus
dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
 Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa
lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat
terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat
dalam sejarah.

Sumber Sejarah

Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok
sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu
yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba
sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah
kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam


antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku
sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran
Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang
dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan
penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan
tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo
(catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-
peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah,
manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan
kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian,
analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...

 Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang
berasal di zamannya.
 Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para
para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
 Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli
tanpa dengan melakukan penelitian langsung

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran
baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.

 Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah
terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau
berlangsung di masa lalu.
 Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut
ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
 Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian
mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat
ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).
 Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi
dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

 Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi
real.
 Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
 Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.

c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu

1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan
metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah dapat
dipahami jika sejarah terikat oleh...

 Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat
dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang penting
dari ilmu pengetahuan
 Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya
sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
 Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni dan
khusus.

Ciri Manusia Pra Aksara

Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka
bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih
seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan
termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara
pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara
yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan
memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan
(astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan
sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang
Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara
untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah
mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau
Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang.
Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang
Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak
zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan
sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang
sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya
teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam bercocok tanam
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat pematang dan saluran air.
Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta
pembuatan bendungan atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah
dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta
tanaman kering lainnya.
e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis Indonesia yang memiliki
banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan perahu untuk mencapai pulau
lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat ini digunakan sebagai dasar kemampuan
berdagang.Oleh karena itu, pada awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai Pulau
madagaskar, Pulau Paskah,dll.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a
cire perdue.
g. .Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah
dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah
Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri, teori
nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari Indonesia sendiri.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
 Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin
dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
 Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun
persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
 Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo
soloensis dan Homo Wajakensis.
 Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara
dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut pendukung
teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
 Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua
yang ada di kawasan Asia Tengah.
 Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa
Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk
di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus
perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan
perpindahan dan sampai ke Nusantara.

3. Teori Out of Taiwan


Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan
bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak.
Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di
Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang
bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di
Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang
dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah
Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari
Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen
perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat),
manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu
tahun lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke
luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur
yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu
ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.

Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara


1. Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau
selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu
yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat
(nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti
fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami
Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Pada masa
peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa
peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan
baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan
kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
2. Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu
atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi
manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya mulai berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari
perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal
mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang
tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia
yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta
(Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
3. Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu
baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia.. Adapun ciri
perkembangan budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal
kemampuan menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak.
Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini
mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama.
Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan
pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-
dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti sekarang ini.
4. Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan
yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara
halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan.
Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan
dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan
kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk
menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa,
Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa neolithikum, yaitu
sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok
tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman
logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa Proto Melayu
yang hidup menetap.

Teori Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia


a. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti dari teori ini yaitu
penyebaran agama dan kebudayaan India ke Indonesia dilakukan oleh golongan brahmana
(pandita atau rohaniawan). Para brahmana ini datang ke Indonesia atas undangan para
penguasa di Indonesia..Van Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan bahwa antara India
dan Indonesia terjadi hubungan perdagangan. Dalam hubungan tersebut dimungkinkan bukan
hanya orang-orang India yang datang ke Indonesia, melainkan juga sebaliknya banyak juga orang
Indonesia yang datang ke India.
b. Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia
disebabkan oleh peranan kaum Ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga melarikan
diri dari India dan mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara.
Teori ksatria juga didukung oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa lampau di India
sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan India.
Rupanya para prajurit tersebut ada yang sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit itulah yang
kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
c. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari
India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.N.J Krom
mengungkap adanya pernikahan antara para pedagang tersebut dan wanita Indonesia.
Pernikahan tersebut dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam
teori ini.G. Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke
Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil
hutan.
d. Teori Sudra
Di duga peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang
buangan. Tori sudra menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang
buangan dan hanya hidup sebagai budak.Oleh karena itu mereka pergi dari India di antaranya
datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya. Hipotesis sudra didukung
oleh Von van Faber.
e. Teori Arus Balik
F.D.K. Boasch yang sebelumnya mengemukakan teori ksatria, kemudian berubah pikiran. Hal itu
dapat terjadi karena dia menemuka fakta-fakta baru. Bosch berpendapat bahwa golongan
cendekiawanlah yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia. Golongan Cendekiawan
yang dimaksud adalah para pendeta atau biksu.Teori ini didukung oleh sejarawan Van Leur.
Menurut pendapat Van Leur, orang Indonesia juga berperan dalam proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha (India). Para pedagan yang berasal dari Indonesia datang sendiri ke
India karena penasaran dengan kebudayaan India.

Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia


 Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat,
India. Para pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan
paham Islam di tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah oleh beberapa ahli
sejarah. Mereka berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang
berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada
waktu itu, Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini
tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab
Syafi`i.
 Teori Mekkah
Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para pedagang muslim
asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din Indonesia. Teori ini
berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M.Teori ini
diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa
pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di Sumatera tepatnya di
daerah Barus.
 Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7 M.
Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat
dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).

Kehidupan Sosial, Ekonomi, Budaya Masa Hindu-Budha Islam di Indonesia


Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-
budaya baru yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh di berbagai bidang terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia :

BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN

Keagamaan Kepercayaan Masyarakat Indonesia secara Masyarakat Indonesia secara


masyarakat saat itu berangsur-Angsur memeluk berangsur-Angsur memeluk
adalah animisme dan Agama Hindu dan Buddha Agama Islam
dinamisme

Politik Dalam kehidupan Sistem pemerintahan kerajaan Sistem pemerintahan yang


berkelompok dikenalkan Oleh orang-orang bercorak Islam, rajanya bergelar
biasanya ada India. Dalam sistem ini, sultan atau sunan seperti halnya
seorang pemimpin kelompok-kelompok kecil para wali. Jika rajanya meninggal,
didalamnya masyarakat bersatu dengan tidak dimakamkan di candi tetapi
kepemilikan wilayah yang luas. dimakamkan secara Islam.
Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas Tampuk
kekuasaan kerajaan. Kemudian,
pemimpin ditentukan secara
turun-temurun berdasarkan hak
waris sesuai dengan Peraturan
hukum kasta

Sosial Hidup berkelompok masyarakat Indonesia mengenal Aturan kasta mulai pudar di
– kelompok dimana aturan kasta, yaitu: Kasta masyarakat
proses sosialisasi Brahmana (kaum pendeta dan
hanya terjadi intern para sarjana), Kasta Ksatria (para
dalam kelompok prajurit, pejabat dan
masing – masing bangsawan), Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah
dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya Indonesia
lama masih tampak dominan
dalam semua lapisan
Masyarakat

Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan Pendidikan Islam berkembang di


semacam asrama merupakan pesantren-pesanten Islam.
Belum mengenal
salah satu bukti pengaruh dari sebenarnya, pesantren telah
sistim pendidikan
kebudayaan Hindu-Buddha di berkembang sebelum Islam
dan segala
Indonesia. Lembaga pendidikan masuk ke Indonesia. Pesantren
pengetahuan yang
tersebut mempelajari satu saat itu menjadi tempat
diperoleh masih
bidang saja, yaitu keagamaan. pendidikan dan pengajaran agama
berasal dari
Hindu. Setelah Islam masuk, mata
pengalaman hidup di
pelajaran dan proses pendidikan
alam bebas
pesantren berubah menjadi
pendidikan Islam.

Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha pada Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang bahasa adalah dikenal dan maupn tulisan mulai banyak
dihasilkan digunakannya bahasa Sanskerta digunakan. Hasil karya sastra
dan huruf Pallawa oleh berupa hikayat, babad, suluk dan
masyarakat Indonesia. Hasil syair.
sastra berupa kitab – kitab yang
ditulis oleh Mpu Tantular, Mpu
prapanca dan lainnya.

Arsitektur Masyarakat Punden berundak merupakan Islam telah memperkenalkan


dan praaksara telah salah satu arsitektur Zaman tradisi baru dalam teknologi
Kesenian mendirikan Megalitikum. Arsitektur tersebut arsitektur seperti masjid dan
bangunan – berpadu dengan budaya India istana. Juga diperkenalkan dengan
bangunan yang yang mengilhami pembuatan seni kaligrafi.
terbuat dari batu,
diantaranya :
Menhir, dolmen, bangunan candi yang disertai
sarkofagus, punden patung induk berupa arca.
berundak dan
waruga

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha Islam di Indonesia

1. Agama Hindu Budha


Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India,
Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM,
Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya
agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia
seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para
pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama
Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra
(Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal
ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering
singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang
di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga
masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan
Hindu dan Budha.
2. Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan
persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan
penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan
Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.

Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia.
Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat
karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada
perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan
perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan
mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan
para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini
menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para
pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara
muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran
Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan
dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para
santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung
masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan
Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama
Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang
kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA

A. Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke
tangan Turki Usmani (1453), penemuan teknologi, dorongan untuk melanjutkan perang Salib. Portugis
dan Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di timur. Dan
portugis juga merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil
rempah-rempah. Kemudian disusul Belanda dan Inggris. Tujuan mereka datang ke timur tidak semata-
mata untuk mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi juga mempunyai tujuan
yang lain, yaitu :
a. Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan
b. Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan
c. Gospel : Menjalankan tugas suci unyuk menyebarkan agama nasrani

B. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah adalah dengan
menggunakan jalur laut. Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Spanyol
Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada tahun
1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur dan
menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magelhan
disertai seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan mengambil jalur yang
telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan dan rombongan mendarat di ujung
selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan
rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan
menemukan Kepulauan Massava ( Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut
merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah Magelhan dan rombongan
mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya Magellhan terbunuh dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del
Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa
Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis.
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak
monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut
sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu
dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan
Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529.
Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.

b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan
mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.
Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama
diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu
Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat
Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan
rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama
Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke
negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan
mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan
dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia.
Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut di pantai barat India.
Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa Ini bukan daerah penghasil
rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah
kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di
Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan
benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah
lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint
jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis
menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate
terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.

c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun
1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh
Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda
menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten..
Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten
dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga
orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah
pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598.
Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati
para penguasa Banten. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan
di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan
untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun
1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan
Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish dengan
melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC (East Indian
Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk
menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia. Sejak
pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di
Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan
penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan
itu Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh
Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan
Belanda. sehingga belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut dengan
"Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan
penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat
dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan
dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh Belanda. sehingga Raffles
membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala
pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang
langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada
kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun 1814
yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.

e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di
Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di
Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada
tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai
,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan
Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk
Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura . Untuk
menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang
di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .

Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa .
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan
dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya
pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu
menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi
Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan Jepang menguasai
Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk
pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan
Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat manusia.
Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun.

Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang
di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda .
Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan
rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan rakyat
Indonesia.

Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan Militer di seluruh


kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah
Pemerintahan Militer ;

1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera


,pusatnya di Bukit Tinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan
Madura ,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah
Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .

Pada bidang pembentukan organisasi baru

Organisasi militer bentukan Jepang:


1.) Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945. Anggotanya
adalah para pemuda yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho merupakan barisan pembantu
kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan Jepang.
2.) PETA
PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944. Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang
mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air
Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman,
Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani

Organisasi semimiliter bentukan Jepang


1. Seinendan (Barisan Pemuda), melatih para pemuda (14-22 tahun) agar dapat menjaga tanah
airnya sendiri
2. Fujinkai (Himpunan Wanita), memberikan latihan-latihan militer pada wanita yang berusia
minimal 15 tahun
3. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), melatih pemuda (25 -35 tahun.)membantu tugas polisi
4. Suishintai (Barisan Pelopor), dipimpin oleh Ir. Soekarno
5. Gakukotai ( Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944
6. Jibakutai (Barisan Berani Mati).

Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di berlakukan
pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh
Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :

1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh panglima
tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk
sementara waktu

Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah

1. Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO SHIKIKAN)


Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen Hitoshi Immamura.
2. Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU ,terdapat 4
BU (semacam departemen) yaitu :

 Somobu (Departemen Dalam Negeri)


 Zaimubu (Departemen Keuangan)
 Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau urusan
Perekonomian
 Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
 Shihobu (Departemen Kehakiman)

3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam
gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :

 Jawa Barat : Pusatnya di Bandung


 Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
 Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya

Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer ,Jepang
juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha
meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :

 Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah


 Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi

Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau Jawa
dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah shu
(keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku
(desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .

PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) “kelak
di kemudian hari” pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut dikeluarkan pada
saat Jepang diambang pintu kekalahan.

Peran Perjuangan Para Tokoh


1. Perjuangan Sultan Agung

2 kali Sultan Agung menyerang Belanda, namun mengalami kegagalan karena belanda membakar
gudang-gudang beras persediaan bahan makanan bagi prajurit mataram. Akibatnya prajurit mataram
kekurangan bahan makanan dan terjangkit berbagai macam penyakit.
2. Perjuangan Pattimura(Maluku)

Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti Rempah-rempah,
akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu Pattimura bangkit memimpin rakyat
Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada
tanggal 16 Mei 1817. Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan
atas kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan dengan senjata
lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
3. Perjuangan Untung Suropati

Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh ketidakadilan dan penghianatan bangsa Belanda
terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat, kemudian diteruskan ke Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
4. Perjuangan pangeran diponegoro

Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan Mataram. Rakyat
ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya bermacam-macam pajak.
Melihat keadaan itu Raden Mas Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta
berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan melalui makam
leluhur Pangeran Diponegoro. Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya.
5. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap Belanda dipimpin oleh
Imam Bonjol. Perlawanan yang disebut juga perang Paderi ini berkobar mulai tahun 1821 -1837.
Pada awalnya, perang Paderi terjadi karena adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum Paderi.
Peristiwa ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut Sumatra Barat, degan politik
adudomba. Belanda kemudian membantu pihak yang lemah,yaitu kaum adat,untuk menghadapi
kaum Paderi.Kedua kaum itu sama-sama menyadari bahwa peristiwa ini hanya akan
menguntungkan Belanda semata. Kaum Paderi dan Adat kemudian bersatu melakukan perlawanan
terhadap belanda.
6. Perjuangan rakyat Aceh
Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di patahkan oleh
pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku Umar,Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro,
Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal Kohler tewas dan prajutitnya kembali ke Batavia. Belanda
menggunakan siasat kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng, namun gagal.

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA


A. Budi Utomo
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Karena menandai awal berdirinya
organisasi kebangsaan, tanggal itu selanjutnya dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Tokoh pendirinva adalah para mahasiswa STOVIA, seperti Soetomo, Gunawan, Cipto
Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo. Pada mulanya, Budi Utomo bukan organisasi politik.
Kegiatannya terpusat pada bidang sosial dan budaya. Sejak tahun 1915, Budi Utomo mulai
bergerak di bidang politik. Pada tahun 1929, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI
(Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Pada tahun 1935, Budi Utomo
bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) yang dipimpin oleh Soetomo.
Penggabungan (fusi) itu membentuk organisasi baru bernama Parindra (Partai Indonesia Raya).
1. Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5
Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II,
Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres Budi Utomo yang pertama berhasil
diputuskan beberapa hal berikut:
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T.Tirtokusumo
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan
bangsa.

B. Sarekat Islam (SI)


Pada tahun 1909, Kyai Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk membela
kepentingan pedagang Islam dari ancaman dan dominasi pedagang Cina, serta meningkatkan
pengamalan ajaran Islam di antara para anggota. Pada tahun 1911, Sarekat Dagang Islam
berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama itu diikuti dengan perluasan tujuan,
yakni melawan segala bentuk penindasan dan dominasi rasial. Tokoh SI antara lain Haji Oemar
Said Tjokroaminoto, Haji Agus SaLim, Abdul Moeis, dan Suryopranoto.
1. Kongres pertama di Surabaya(20 Januari 1913)
Dalam kongres ini diambil keputusan bahwa:
a. SI bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah Hindia Belanda.
b. Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
c. HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
2. Kongres kedua di Surakarta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka bagi rakyat biasa.
3. Kongres ketiga di Bandung(17-24 Juni 1916)
SI bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu bangsa yang
berdaulat.
4. Kongres yang keempat di Jakarta(1917)
SI mendesak pemerintah agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). SI
mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakilnya di Volksraad.

(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim
serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Pusatnya di Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker,
Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang bertujuan menumbuhkan dan
meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta
mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di Indonesia.
Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena tulisan Suwardi Suryaningrat
berjudul Als Ik een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara tajam menyindir
tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
 Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
 Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
 Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama dan ras.
 Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan kolonial.
 Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan
tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan
ajaran agama yang benar, dan memajukan pemahaman ilmu agama Islam di antara para
anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging. Organisasi itu
didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara pelajar Indonesia yang merantau
di luar negeri. Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid
Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan
Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI berpegang teguh
pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI terpecah menjadi SI Merah (julukan untuk
SI prokomunis) dan SI Putih (julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan disiplin SI,
mengharuskan anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu menandai
berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir. Sukarno. PNI bertujuan
mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI disebut Marhaenisme. Sebagai
wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan
kongres pertama dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada seragam.
Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di Surabaya( 27 – 30 Mei 1928). Kongres ini
menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
 Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
 Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
 Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat

Bidang Ekonomi Bidang Sosial


 Membentuk tata perekonomian  Memajukan pengajaran untuk rakyat
vang melibatkan rakyat kecil. kecil.
 Mengusahakan pembentukan  Meningkatkan kedudukan kaum
koperasi. wanita.
 Memperhatikan kepentingan buruh
dan tani.

H. Persatuan Bangsa Indonesia


Berawal dari Indonesische Studie Club yang didirikan oleh Dr. Sutomo di Surabaya, pada
tahun 1924. Kegiatan PBI menitikberatkan pada rakyat. Salah satu usahanya adalah mendirikan
rukun tani. Kegiatan PBI selanjutnya adalah menggalakkan koperasi, membentuk serikat kerja,
dan meningkatkan pengajaran dan pendidikan rakyat. Pada tahun 1935, PBI dan Budi Utomo
bergabung membentuk Parindra.
I. Nahdatul Ulama
Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dari Pondok Pesantren Tebu Ireng. NU berdiri pada
tanggal 31 Januari 1926. NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuan Nahdatul Ulama adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan syariat agama Islam
berdasarkan Mazhab Syafi’i. Selain bergerak dalam bidang agama pendidikan, sosial, dan budaya
NU juga bergerak dalam bidang politik.
J. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Tokoh GAPI antara lain Muhammad Husni Thamrin, Amir Syarifuddin, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Konferensi GAPI, tanggal 4 Juli 1939, menghasilkan seruan Indonesia Berparlemen.
Seruan itu tidak menuntut kemerdekaan penuh, melainkan suatu parlemen berdasarkan sendi-
sendi demokrasi. Untuk melaksanakan aksinya, GAPI mengadakan Kongres Rakyat Indonesia,
tanggal 25 Desember 1939. Keputusan penting dari kongres tersebut antara lain :
1. penetapan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan

Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui pembentukan Majelis
Rakyat Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres Rakyat Indonesia. Namun, tuntutan itu
langsung redup setelah Jepang menguasai Indonesia.

DAMPAK PENJAJAHAN SAMPAI KEBANGKITAN NASIONAL


A. Dampak di bidang Politik
Masa penjajahan Belanda:
 Pemerintah kolonial ikut campur tangan dalam pemerintahan Kerajaan.
 Kedudukan raja terikat oleh struktur pemerintahan kolonial.
 Pemerintahan dibentuk dengan sistem sentralisasi yang pusatnya di Batavia
 Keberadaan rakyat Indonesia pada masa itu dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Situasi sebelum dijalankannya politik etis, dan
b. Situasi sesudah dijalankannya politik etis.
Situasi sebelum dijalankannya politik etis, kehidupan masyarakat terdiri atas tiga golongan, yaitu
:
 Masyarakat kalangan bawah, yaitu meliputi : kaum buruh, pedagang, petukang, dan
pekerja rendah lainnya.
 Masyarakat kalangan menengah, yaitu meliputi : petani yang memiliki tanah dan para
pegawai pemerintahan kolonial Belanda.
 Masyarakat kalangan atas, yaitu meliputi : Pemuka agama dan para Bangsawan.
Sedangkan keberadaan setelah dijalankannya politik etis, keberadaan masyarakat Indonesia
ditandai dengan adanya kalangan-kalangan pelajar.
Masa kebangkitan nasional:
 Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar.
 Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI. Dengan
kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide Pancasila.
 Mendukung semangat Anti-Belanda, sehingga secara tidak langsung Jepang ikut mendukung
semangat jiwa nasionalisme Indonesia.
 Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan politik.
 Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada.
 Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik.

B. Dampak di bidang Ekonomi


Masa penjajahan Belanda:
1. Para pengusaha pribumi kedudukannya menjadi aparatur pemerintah kolonial, mereka tidak lagi
mendapatkan penghasilan dan upeti seperti sebelumnya
2. Nasib rakyat, terutama para petani menanggung beban yg amat berat. Petani harus menanam
tanaman yang diperintahkan pemerintah kolonial.
3. Sistem perdagangan dikuasai oleh pihak penjajah (monopoli). Hal ini tidak memberikan
keuntungan apa pun untuk rakyat Indonesia. Sebaliknya, banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskinan dan kelaparan.
Masa kebangkitan nasional:
 Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan perang.
 Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya dari rakyat
Indonesia tanpa kompensasi.
 Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat.
 Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi SDA dan
bahan mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri perang.
 Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan sistem ekonomi secara ketat.
 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri
dan menunjang kegiatan perang).
C. Dampak di bidang Sosial
Masa penjajahan belanda:
 Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan masyarakat dan suku
bangsa. Kedudukan sosial bangsa Indonesia dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
1. kelas satu diduduki oleh bangsa Barat
2. kelas dua oleh Timur Asing
3. kelas tiga diduduki oleh masyarakat pribumi.
 Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi yang dibebani oleh
kewajiban dan tidak dilindungi hukum
 Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
 Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi
Masa kebangkitan nasional:
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau Rukun
Tetangga (RT).
 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang
digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan berada di bawah
pengawasan Jepang.

D. Dampak di bidang Budaya


Dalam bidang ini, budaya Barat sangat berpengaruh dalam kehidupan rakyat Indonesia. Kehidupan Barat
sedikit demi sedikit berkembang menjadi tata kehidupan pribumi, mulai dari cara pergaulan, gaya hidup,
bahasa dan cara berpakaian. Sedangkan pada masa penjajahan jepang Jepang mendirikan Keimin Bunka
Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas
kebudayaan Indonesia.

E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika menerapkan pola
pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan model pendidikan
pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini bertujuan agar anak
bangsa mendapatkan pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang diberikan berupa ketrampilan
berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan karena di satu sisi pemerintah Belanda
ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin
memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya
dipandang rendah. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang masuk di
sekolah ongko siji dan loro. Syarat utamanya adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron van Hoevel, maka
terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem sekolah dan kurikulum mengalami banyak
perubahan. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga tahun berubah
menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan schakel school dan HIS
(Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan yang cukup banyak. Tingkat
kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa menjadi siswa di sekolah iniMereka
yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS.
Mereka yang berasal dari kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima
menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah
ini. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar
untuk anak-anak Eropa dan China Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP jaman
sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh
pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa untuk
memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO sebanding kualitasnya
dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak mendapatkan tempat pekerjaan di
struktur kepegawaian negeri maupun militer pemerintah Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad ke-20 mulai
mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens Middlebars School) dan
HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki jenjang
sekolah ini. Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun.
Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah disamakan derajatnya dengan
bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena
pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan
alumni yang disegani oleh siapa saja. Para alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir,
Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari rencana
membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan
ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran
Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia
sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang
menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan
dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang
sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik. Setelah
Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya
memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa
kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era
kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa
Belanda;
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas
sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa
Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan menawarkan konsep
Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur
pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak
menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian.
Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka.
Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan
mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di
Indonesia mereka mencobakan format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal.
Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang
maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.

Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno Heika setiap
pagi;
3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia Raya;
4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
bahasa yang juga wajib diajarkan.

Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah berbahasa


Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Termasuk yang harus
ditutup adalah HCS, sehingga memaksa peranakan China kembali ke sekolah-sekolah berbahasa
Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya proses resinification
(penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China). Kondisi ini antara lain memaksa
para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing kedalam Bahasa Indonesia untuk
kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-sekolah yang bertipe akademis diganti dengan
sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan
dan untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk dapat
beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman
Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya
kemunduran yang luar biasa bagi dunia pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi
pendidikan lainnya.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain: (1)
Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi
Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk
Sumuka; (2) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang; (3)
Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi
pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di
Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta; (4) Diizinkannya ulama
dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-
bakal TNI di zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus
beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula
Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu
perkembangan Islam dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan.

Peristiwa Menjelang Proklamasi


1. Hari-Hari Menjelang Proklamasi di Jakarta
Perang pasifik semakin berkobar. Dimana-mana pasukan Jepang mengalami kekalahan. Untuk
persiapan penyerahan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Jepang, maka tanggal 9 Agustus 1945,
para pemimpin bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Widyodiningrat
berangkat ke kota Dalat di Vietnam. Maksud keberangkatan itu adalah untuk membicarakan rencana
kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pimpinan Jepang Jenderal Terauchi yang berpusat di kota
Dalat. Jenderal Terauchi yang menjadi panglima tertinggi tentara Jepang di seluruh Asia Tenggara
memberitahukan bahwa pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh pemimpin pergerakan Indonesia kembali dari Dalat
menuju Jakarta. Pada saat itu sebenarnya ada hal-hal penting yang belum diketahui oleh ketiga tokoh
tersebut. Karena memang sengaja tidak diberitahu oleh Jepang. Hal-hal penting yang dimaksud
adalah :
a. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jam 08.15 pagi Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Amerika
Serikat. Lebih dari 70.000 orang penduduk Kota Hiroshima menjadi korban.
b. Tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Kota Nagasaki.
Akibat ledakan tersebut lebih dari 75.000 orang penduduk Nagasaki menjadi korban.

Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan bahwa
tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat Jepang dari
kehancuran, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk menghentikan perang
dan mengakui kekalahan Jepang.
Beriata tentang kekalahan Jepang masih sangat dirahasikan. Semua radio disegel oleh pemerntah
Jepang. Sungguh pun demikian ada juga orang yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita
tentang kekalahan Jepang tersebut. Diantaranya adalah Sutan Syahrir.
Sultan Syahrir yang lebih dahulu mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera menemui Bung
Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan
Indonesia segera diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke rumah
Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan Syahrir juga mendesak
Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa
bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
harus dicapai tanpa pertumpahan darah.
Pda tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda mengadakan suatu
pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti, Margono, Wikana dan
Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin
diumumkan ke seluruh dunia.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para pemuda Indonesia. Pada
tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam, utusan pemuda yang terdiri dari Wikana dan
Darwis menghadap Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana menyampaikan
tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada
tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu karena ia tidak mau meninggalkan
anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI
sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke
Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan tujua para pemuda
membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang
berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau
sangat memahami maksud para pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua
dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung Karno dan Bung
Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo
dengan diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno dan
Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan meninggalkan
Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk
menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk
membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Punyusunan Teks Proklamasi


Rapat yang berlangsung sepanjang malam itu baru berakhir sekitar pukul 04.00 pagi menjelang
sahur. Ketika itu kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan saaat umat Islam sedang
menjalankan ibadah puasa. Di atas dikatakan bahwa rapat berlangsung di rumah Laksamana Tadashi
Maeda ialah Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang. Ia adalah kawan baik Mr. Ahmad Subardjo.
Dalam rapat itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah proklamasi itu
dirumuskan oleh tiga orang, yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo. Yang menulis
naskah proklamasi adalah Bung Karno. Setelah selesai Bung Karno membacakan teks itu perlahan-
lahan agar peserta rapat yang hadir dapat mendengarnya. Bung Karno menyarankan agar naskah
proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh hadirin. Tetapi setelah diadakan musyawarah, disepakati
bahwa naskah proklamasi itu ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Kemudian naskah tulisan tangan Bung Karno itu diketik oleh Sayuti Melik.
Rapat berlangsung sepanjang malam di rumah Laksamana Tadashi Maeda itu berhasil
merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rapat juga menyetujui supaya proklamasi
kemerdekaan Indonesia diumumkan pada pukul 10.00 esok hari pada tanggal 17 Agustus 1945.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan


Pada waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi baru keluar dari
rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka berkumpul kembali dikediaman
Soekarno untuk melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang kemudian
sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara.

Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno dan
pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah putih yang
dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief
Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah
tersebut.

Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr.
Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono,
S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan
para tokoh pemuda.

Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib dilaksanakan
upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara :

a. Pembacaan teks Proklamasi.


b. Pengibaran bendera merah putih.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi.

Dengan suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan yang singkat
dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.

Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek bendera merah putih
diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara. Upacara kemudian ditutup dengan
sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi. Setelah itu para hadirin berpelukan dan
kemudian menyalami Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi kemerdekaan itu,
berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.

Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965

1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak peristiwa penting yang melibatkan
Soekarno, baik masa persiapan kemerdekaan sampai usaha mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman
Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama
Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan antara lain
sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden
pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa
Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan
menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan Keraton
Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan
pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan
kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan
mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda
dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin
pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan
pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.
Perkembangan Masyarakat Indonesia sejak Orde Baru sampai Reformasi

 Kehidupan Politik Masa Orde Baru


1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara
2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur
3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen.
Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.
 Politik Dalam Negeri
a) Pembentukan Kabinet Pembangunan ( Kabinet Ampera )
Program Kabinet AMPERA => disebut Catur Karya Kabinet AMPERA
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
b) Sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5
tahun dan dibentuk kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan
tugasnya yang disebut dengan Pancakrida
*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
*Pelaksanaan Pemilihan Umum
*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
c) Pembubaran PKI dan ormasnya
 Pembubaran PKI pada 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya
Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966
 Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang
di Indonesia.
 Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap
terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa
mereka tidak membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
4. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
 Setelah pemilu 1971 dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Penggabungan
tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam
Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
 Partai Demokrasi Indonesia (PDI), fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI,
dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
5. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, berhasil melaksanakan pemilu sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Pemilu yang berlangsung menimbulkan kesan sudah terciptanya demokrasi di Indonesia. Apalagi
pemilu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan
Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu
mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di
MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik
Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap pertangungjawaban, Rancangan
Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan
DPR tanpa catatan.

6. Peran Ganda ABRI


Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI
yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI.
Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD
mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan.
7. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
8. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil
PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.

 Politik Luar Negeri


1. Kembali menjadi anggota PBB
Indonesia menjadi anggota PBB pada 3 Juni 1966 dan resmi menjadi anggota PBB
pada 28 Desember. Indonesia kembali menjadi anggota PBB karena Indonesia menyadari
PBB banyak memberi manfaat.
2. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara
a) Pemulihan hubungan dengan Singapura
b) Pemulihan hubungan dengan Malaysia => Rakyat Sabah diberi kesempatan
menegaskan kembali keputusan yang mereka ambil mengenai kedudukan mereka
dalam Federasi Malaysia. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan
hubungan diplomatic. Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-
Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11
agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord).

Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi kegiatan
ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada awal
Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama
pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun)

Kehidupan Politik Masa Reformasi


 Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie
 Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan
partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol.
 Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen.
 Membentuk 3 undang-undang Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang
mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi .
 Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
 Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
 Sering melakukan perjalanan keluar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara
lain.
 Menerapkan politik luar negeri bebas aktif.
 Menghapus peraturan yang merugikan kaum minoritas, tetapi berbagai aksi penolakan muncul
karena gagasannya seperti, Presiden mencabut tap MPR tentang larangan terhadap PKI dan
penyebaran Marxisme dan Leninisme. Gagasan tersebut mendapat tantangan dari kalangan
Islam termasuk MUI. Kemudian, gagasannya mengenai membuka hubungan dagang dengan
Israel, gagasan tersebut mendapat tantangan keras.
 Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
 Membentuk Kabinet Gotong-Royong => Kabinet Gotong-Royong (KGR) dibentuk pada 10
Agustus 2001. Pada masa Presiden Megawati memimpin, Indonesia sedang porak poranda
akibat beragam konflik seperti konflik komunal (Ambon, Poso, Sampang) dan konflik politik
(pemakzulan Gusdur). Para pelaku ekonomi, kalangan birokrasi, pengamat politik, danmenteri
dan setingkatnya menilai KGR ini cukup tangguh, hal ini dapat dilihat bahwa 26 dari 32 jabatan
menteri dan setingkat menteri dijabat oleh para profesional yang menguasai bidang tugas
masing-masing. Akan tetapi KGR ini mengecewakan karena terkesan lamban dalam kinerjanya.
 Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan melalui dua
periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu
tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung artinya
rakyat langsung memilih pilihannya.
 Membentuk KPK ( Komisi Pemberantas Korupsi), namun juga tidak berhasil karena semakin
maraknya KKN.
 Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
 Membentuk Kabinet Bersatu jilid I dan jilid II
 Menganut konsep trias politika
 Pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.
Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang
melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya
pemerintahan dan negara secara keseluruhan. Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3
lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang,
terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme
check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya
Trias Politika di tiap negara tidak selamanya serupa, mulus atau tanpa halangan.
 Meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam
rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Politik luar negeri Indonesia di masa
pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi lautan bergelombang’, bahkan
‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif Indonesia untuk
menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.

Kehidupan Ekonomi Masa Reformasi

1. Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie


 Kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu proses pemulihan
ekonomi
 Memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar namun pada akhirnya nilai tukar rupiah
meroket naik
 Menerapkan independensi BI agar lebih mengurus perekonomian.
 Melikuidasi bank yang bermasalah
 Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
 Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang di syaratkan IMF
Pemerintahan Presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan
maneuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya
diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
2. Masa Pemerintahan Abdurahman Wahid
 Mulai mengarah pada perbaikan, diantaranya pertumbuhan PDB yang positif, laju inflasi
dan suku bunga rendah.
 Memberi kebebasan seluas-luasnya pada suku terutama Tionghoa.
 Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik, sehingga pinjaman uang dari luar negeri
terus tertunda.
 Kondisi politik dan social yang parah membuat investor enggan menanamkan modalya.
3. Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
 Untuk mengatasi utang luas negeri dikeluarkan kebijakan berupa penundaan pembayaran
utang.
 Untuk mengatasi krisis moneter, dilakukan cara dengan menaikkan pendapitan perkapita
dan menurunkan kurs rupiah.
 Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, dikeluarkan kebijakan
privatisasi terhadap BUMN. Namun terjadi banyak penyimpangan karena kepemilikan
publik yang menjadi salah satu sumber pemasukan negara beralih menjadi kepemilikan
privat .
 Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga dapat ditingkatkan.
4. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan pada masa pemerintahan SBY :
Kelebihan :
 Mengurangi subsidi negara Indonesia atau menaikkan harga BBM.
 Kebijakan BLT, akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan
rakyat atau masyarakat yang membutuhkan.
 Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada
di Negara Indonesia.
 Menurunnya angka kemiskinan
 Menurunnya rasio hutang negara terhadap PDB

Kelemahan :

 Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun
pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009
 Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
 Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam
stunami pada tahun 2004.
 Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century

Kontribusi Indonesia pada Dunia Internasional

 Digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi yang disebut Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung, Jawa
Barat pada 18-24 April 1955. Konferensi yang dikenal sebagai KAA tersebut menghasilkan Dasasila
Bandung, yang menjadi dasar penolakan penjajahan dan menuntut kemerdekaan bagi negara-
negara di Asia dan Afrika.
 Turut memprakarasi terbentuknya GNB pada 1961 di mana gerakan tersebut menolak dan
menyatakan tidak memihak antara perang ideologis Amerika Serikat sebagai blok barat dan Uni
Soviet sebagai blok timur saat itu yang sedang bersitegang.
 Ikut memprakarsai kerjasama dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yaitu ASEAN, yang
dibentuk di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok yang
disahkan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
 Indonesia kembali masuk sebagai anggota PBB sekaligus terpilih menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB periode 1974-1975 dan 1995-1996.
 Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen Garuda di sejumlah
negara konflik. Pasukan perdamaian tersebut hingga tahun 2006 telah dikirim ke sejumlah negara
di antaranya Mesir, Kongo, Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja, Somalia, Bosnia-
Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan, dll.
 Indonesia mewakili suara negara-negara berkembang dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau
World Trade Organization (WTO).
 Indonesia menjadi anggota APEC, yang merupakan kerja sama ekonomi antar negara-negara di
Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada 1989 anggotanya adalah Amerika Serikat,
Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Thailand. Peranan Indonesia dalam APEC antara lain
turut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, bebas, saling
membantu tanpa membedakan bangsa.
 Pada masa reformasi, Indonesia masuk dalam keanggotaan negara-negara dengan kekuatan
ekonomi 20 besar dunia yang dinamakan G-20. Indonesia mewakili suara negara-negara
berkembang khususnya Asia Tenggara dalam kebijakan perekonomian dunia, pemerataan
perekonomian, dan percepatan pembangunan.
 Hasil kebudayaan Indonesia telah dikenal setelah Unesco menjadikan sejumlah warisan leluhur
bangsa Indonesia seperti wayang, batik, dan angklung sebagai warisan budaya dunia.
Konsep Sinkronik dalam Sejarah
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang
berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu
yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik
artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan
lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah
bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu.

Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.

2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.

3) Bersifat horizontal

4) Tidak ada konsep perbandingan

5) Cakupan kajian lebih sempit

6) Kajiannya sangat sistematis

7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih
menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu
yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa
Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena
perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang itu
saja.

Konsep Diakronik atau Kronologi dalam Sejarah


Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia mempunyai arti
melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu
yang melintas, melalui, dan melampaui dalam dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah,
sesuatu yang melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian.

Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss artinya
waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang
memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa
atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.

Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk mempermudah
kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat. Kronologi juga
membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu
tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama.

Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa
sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena
penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat
dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti
perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya.
Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah
Indonesia.

- Masa berburu dan meramu

- Masa bercocok tanam

- Masa bercocok tanam tingkat lanjut

- Masa perundagian

Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat, sistem
politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan pembabakan berdasarkan urutan
dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan
raja dianggap penting dalam masyarakat, seperti contoh berikut ini.

Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.

• Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).

• Dinasti Syailendra (750-900 M).

• Dinasti Isyana (900-1222 M).

• Dinasti Girindra (1222-1478 M).

• Dinasti Demak (1521-1568 M).

• Dinasti Pajang (1568-1600 M).

• Dinasti Mataram (1600-1775 M).

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk
memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk
memahami hal-hal yang terkait dengan:

• perkembangan manusia dari waktu ke waktu

• kesinambungan antarperiode,

• kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan


• perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.

Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut

• Masa Praaksara.

• Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

• Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.

• Masa kekuasaan kolonialisme Barat

• Masa pendudukan Jepang

• Masa Revolusi.

• Masa Orde Lama Masa Orde Baru.

• Masa Reformasi

KRONIK

Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta,
dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal
yang menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu
tertentu.

Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang banyak berdatangan
ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak ditulis oleh para
musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin,
Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan
yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana
kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh
gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari kronik tersebut.

Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah


Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah secara
runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada
kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu
sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang
terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik atau kronologis ini sangat
diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.

Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala
atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain melatih kita
untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir
holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu
peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita
akan mulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor
pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari
perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana
kemampuan kita dapat mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak
kita inginkan.

Konsep Ruang dan Waktu


Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain.
Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu

1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah
pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah
dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki
kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang
merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.

2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu
tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah
sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada
ruang atau tempat tertentu.

3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan
dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus
bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu
yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa
dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas
manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya
tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan
waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).

Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu dan Buddha

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup
maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu
saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi
karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.

a. Bidang Keagamaan

Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan yang berupa


pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan itu bersifat animisme dan
dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki
kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara
perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar istana.

b. Bidang Politik

Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan


kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan
peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.

Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha


Masa Hindu dan Buddha

c. Bidang Sosial

Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu:
(1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2) Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan
bangsawan), (3) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4) Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam
semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada
di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di
Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama
tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih
mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke
kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat Aswawarman, anak Kundungga,
diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga
tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.

d. Bidang Pendidikan

Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang
saja, yaitu keagamaan.

e. Bidang Sastra dan Bahasa

Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni
sastra sangat berkembang terutama di zaman kejayaan Kerajaan Kediri.

f. Bidang Arsitektur

Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden berundak
agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan,
pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden
berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-
dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya.
Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah
meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.

Masa Islam di Indonesia

3. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Islam

Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam terus
berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat
Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.

a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak Hindu-
Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha
pelan-pelan mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang
bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan
yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika raja pada
suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.

b. Bidang Sosial

Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu. Pengaruh
Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama
Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab
seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya mulai
digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke bahasa Indonesia, contohnya rahmat,
berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat,
mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat
Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam
kalender Saka ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon.
Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).

c. Bidang Pendidikan

Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah


berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan
pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren
berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah asrama tradisional pendidikan
Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru
yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren, begitu juga Kiai tinggal di
kompleks pesantren.

d. Bidang Sastra dan Bahasa

Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta karena dalam Islam
tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat dengan bebas mempelajari
bahasa Arab. Pada mulanya, memang hanya kaum bangsawan yang pandai menulis dan membaca
huruf dan bahasa Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu membaca dan menulis huruf
Arab.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk
Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra
Islam.

Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana.
Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia
dengan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak mempunyai kubah di puncak
bangunannya. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang
itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu. Contohnya, Masjid
Demak dan Masjid Banten Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis
aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau
manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.

Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering dituangkan dalam
seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan adalah nisan makam, mihrab, dinding
masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.

Peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia


Dilihat dari hukum tata negara, Proklamasi Kemerdekaan 1945 berarti bahwa bangsa Indonesia telah
memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya. Tatanan Hindia Belanda ataupun tatanan
hukum pendudukan Jepang. Dengan kata lain, bangsa Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan
hukum yang baru, yaitu tatanan hukum Indonesia. Di dalamnya berisikan hukum Indonesia, yang
ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia.

Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras membentuk lembaga
pemerintahan sebagaimana layaknya suatu negara merdeka. PPKI kemudian menyelenggarakan rapat
pada 17 Agustus 1945. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah sembilan
orang sebagai anggota baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan Sukarni. Namun,
para pemuda memutuskan untuk meninggalkan tempat karena menganggap PPKI adalah bentukan
Jepang.

1. Pengesahan UUD 1945

Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 dilaksanakan di Pejambon
Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr.
Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada 22 Juni 1945,
khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluk-pemeluknya”.

Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam
UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa
kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Rapat pleno dimulai pada
pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung
lancar.

Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia.
Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan
disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4
Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian,
Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya
sendiri.

2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden, tampil Otto
Iskandardinata yang mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri mengajukan
Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden. Tentunya hal ini sesuai dengan
UUD yang baru disahkan.

Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan menetapkan
Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, diiringi dengan
lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

3. Pembagian Wilayah Indonesia

Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi
di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.

4. Pembentukan Kementerian

Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad Soebardjo
menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian
membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya, rapat memutuskan
adanya dua belas departemen dan satu kementerian negara.

1. Menteri Luar Negeri: Mr. Achmad Soebardjo


2. Menteri Dalam Negeri: R.A.A. Wiranatakoesoema

Wakil Menteri Dalam Negeri: Mr. Harmani

3. Menteri Keamanan Rakyat: Soeljadikoesoemo

4. Menteri Kehakiman: Prof. Dr. Soepomo

5. Menteri Penerangan: Amir Sjarifuddin

Wakil Menteri Penerangan: Ali Sastroamidjojo

6. Menteri Keuangan: Dr. Samsi Sastrawidagda

7. Menteri Kemakmuran: Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo

8. Menteri Pekerjaan Umum: Abikoesno Tjokrosoejoso

9. Menteri Perhubungan: Abikoesno Tjokrosoejoso

10. Menteri Sosial: Iwa Koesoemasoemantri

11. Menteri Pengajaran: Ki Hadjar Dewantara

12. Menteri Kesehatan: Dr. Boentaran Martoatmodjo

Menteri Negara :

Mohammad Amir

Wahid Hasjim

Mr. Sartono

A. A. Maramis

Otto Iskandardinata

Pejabat setingkat menteri

Ketua Mahkamah Agung: Dr. Koesoema Atmadja

Jaksa Agung: Gatot Tarunamihardja

Sekretaris Negara: Abdoel Gaffar Pringgodigdo

Juru bicara Negara: Soekarjo Wirjopranoto


5. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat

Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang akan menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP
yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta
menjadi anggota KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945.

Susunan pengurus KNIP adalah sebagai berikut.

Ketua KNIP : Mr. Kasman Singodimejo

Wakil Ketua I : Sutarjo Kartohadikusumo

Wakil Ketua II : Mr.J.Latuharhary

Wakil Ketua III : Adam Malik

Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam
menetapkan GBHN.

6. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan

Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan kepolisian
yang bertugas menjaga keamanan. Mayoritas angota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan
Heiho. Terpilih sebagai pimpinan BKR pusat adalah Kaprawi.

Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara tidak dapat diabaikan lagi. Apalagi
setelah Sekutu membebaskan para serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan melakukan tindakan-
tindakan yang mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno kemudian memanggil mantan Mayor
KNIL Oerip Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk membentuk
tentara nasional.

Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Soepriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan TKR.
Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di
Yogyakarta.

Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada
7 Januari 1946. Nama itu berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24 Januari
1946. TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian,
hingga pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun, mengonsolidasi, sekaligus menyatukan
alat pertahanan dan keamanan.
Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional Indonesia pada awal kebangkitan
nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia

Faktor yang menimbulakn pergerakan nasional antara lain :

a. Faktor eksternal, waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia menghadapi imperialisme Barat
menimbulkan bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang terhadap Rusia
tahun 1905 membuktikan Bangsa Timur dapat mengalahkan Bangsa Barat. Disamping itu,
adanya gerakan Turki Muda yang mencari perbaikan nasib.
b. Faktor internal, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan yang
dialami bangsa Indonesia. Perasaan tersebut sudah diungkapkan dengan perlawan melawan
Belanda, namun karena masih bersifat kedaerahan perlawanan tersebut selalu berbuah gagal.
Kemudian mereka sadar, Indonesia harus bersatu melawan dengan nasionalisme.

Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional Indonesia memiliki 2
strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal adalah perjuangan yang amat keras
menuntut perjuangan dengan cara nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial. Sedangkan
bersifat adalah perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem dengan
penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.

Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan meski memiliki satu
tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya ada yang berupa organisasi sosial, politik,
kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan wanita, gerakan buruh maupun keagamaan. Sedangkan
strateginya secara umum yaitu :

i. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya


ii.Sudah bersifat nasional, tidak kedaerahan
iii.
Tidak menggunakan kekerasan senjata
iv.Dipimpin tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh
masyarakat
v. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan non-kooperatif

Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi berkonsep
nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik kedaerahan menjadi pergerakan
nasional yang modern.

A. Organisasi awal pergerakan


1. Budi Utomo
Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta oleh
dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk membantu anak-anak bumiputra yang
kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat dukungan dari Kaum Tua. Ide dr. Wahidin itu kemudian
diterima dan kembangkan oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten
(STOVIA). Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri BU adalah pelajar STOVIA, seperti
Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan RT Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus
1908, dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU di Yogyakarta. Para tokoh pendiri BU berpendapat
bahwa untuk mendapatkan kemajuan, maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian
utama. Organisasi itu mempunyai corak sebagai organisasi modern, yaitu mempunyai pimpinan, ideologi
dan keanggotaan yang jelas. Kemudian diikuti oleh organisasi-organisasi lain yang membawa pada
perubahan sosial-politik. Organisasi BU bersifat kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda. BU
bersifat tidak membedakan agama, keturunan, dan jenis kelamin. Pada mulanya organisasi ini
orientasinya hanya sebatas pada kalangan priyayi, namun pancaran etnonasionalisme semakin terlihat
saat dilaksanakan
kongres BU pada 3-5 Oktober 1908, di Yoyakarta. Dalam kongres itu dibahas tentang dua prinsip
perjuangan, golongan muda menginginkan perjuangan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial,
sedangkan golongan tua mempertahankan cara lama yaitu perjuangan sosio-kultural. Orientasi politik
semakin menonjol di kalangan muda kemudian mencari organisasi yang sesuai dengan mendirikan
Sarekat Islam. Pada waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1918, wakil-wakil BU duduk
di dalamnya. Pemerintah dengan demikian tidak menaruh curiga karena sifat BU yang moderat.
Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU sebagai organisasi yang sah pada Desember 1909. Dukungan
dari Pemerintah Hindia Belanda ini tidak lain sebagai bagian dari pelaksanaan Politik Etis. Ini
menyebabkan kecurigaan oleh kalangan bumiputera. BU mulai kehilangan wibawanya pada tahun 1935,
organisasi itu bergabung dengan organisasi lain menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). Namun
demikian, dengan segala kekurangannya BU telah mewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah
kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Keberadaan BU memberikan inspirasi untuk organisasi-
organisasi modern lainnya, seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Sedio Tomo, Muhammadiyah, dan lain-
lain.

2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M Tirtoadisuryo yang
mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan pedagang Cina. Pada mulanya SI bertujuan
untuk kesejahteraan sosial dan persamaan sosial. Sebagai perkumpulan dagang SDI kemudian berpindah
ke Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI selanjutnya dipimpin oleh Haji Umar Said
Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagai seorang orator yang cakap dan bijak, kemampuannya
berorator itu memikat anggota-anggotanya. Di bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasar baru
yang bertujuan untuk memajukan semangat dagang bangsa Indonesia. Disamping itu SDI juga
memajukan rakyat dengan menjalankan hidup sesuai ajarana agama dan menghilangkan paham yang
keliru tentang agama Islam. SDI kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913.
Pada kongres SI yang pertama, tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonya di Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat
ekonomi pribumi agar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi itu nampak
sekali dengan didirikannya koperasi di Kota Surabaya. Di Surabaya pula berdiri PT. Setia Usaha, yang
bergerak tidak saja menerbitkan surat kabar “Utusan Hindia”, juga bergerak di bidang penggilingan padi
dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari ketergantungan
bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah berkembang pesat dengan banyaknya
cabang di berbagai daerah. Ini merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial sehingga mereka
membuat peraturan untuk menghambat perkembangan SI. Kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam
(CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad. Dalam November
Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu saat Volksraad akan menjadi tempat
menampung suara rakyat. Namun demikian, Volksraad tetap menjadi alat kolonial sehingga Agus Salim
dan Cokroaminoto merubah sifat organisasi mereka menjadi nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun muncul dan
kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari. Pada kongres tahunan,
Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan pemerintahan sendiri. Dengan kata lain, yaitu
menyatukan beberapa etnis menjadi bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai orator yang
cerdas, menimbulkan seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah pemerintahan berdiri sendiri
dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan simpati dan keanggotaan SI pun semakin
banyak. Namun, sebagai organisasi yang besar SI telah disusupi orang-orang yang menjadi anggota
Indische Sociaal Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono. Yang memberikan
pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran ekonomi dogmatis
(komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional keagamaan dipimpin oleh Cokroaminoto.
Namun karena dalam partai tidak boleh rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari SI. Dengan demikian,
pengaruh PKI dalam SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam. Sedangkan yang mendapat
pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan PKI. PSI nonkooperatid, namun anggotanya
diperbolehkan duduk dalam Dewan Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927 menyatakan azas PSI
adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI bergabung dalam Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia sehingga nama PSI menjadi PSII dengan
bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran. Peranannya sebagai
partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah Dr. Sukiman.

3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski mereka termasuk dalam
bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan melanjutkan Indische Bond yang sebelumnya telah
dibuat. Keinginan itu semakin kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara (Tiga Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat kabar de Locomotief di Semarang,
kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya di majalah Het
Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker dengan mudah dapat mengutarakan gagasannya.
Douwes Dekker berpendapat bahwa tujuan akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan
propaganda ke seluruh Jawa dai 15 September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU
untuk membangkitkan semangat golongan bumiputera untuk melawan penjajah. Kunjungan itu
menghasilkan tanggapan positif hingga anggota IP pun bertambah terus hingga menjadikan IP sebagai
partai yang berbahaya. Akibatnya para pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor,
Kupang; C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka dibuang ke
Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah berganti nama menjadi Insulinde.
Namun kurang mendapat perhatian, hingga berubah nama lagi menjadi Naational Indische Partij.
Suwardi Suryaningrat kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.
B. Organisasi keagamaan

1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 yang
bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu tujuannya adalah memurnikan
ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis. Tindakannya adalah amar makruf
nahimunkar. Pembaruan model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari organisasi, pendidikan, media,
hingga kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama Aisyah yang hanya menunjukkan bahwa
laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama dalam mengajak kebaikan dan menjauhi
keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga bernama Jam’iyatul
Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan salah satu ulama nya adalah Kyai Haji Hasyim
Ashari. Berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jam’ah dengan tujuan masalah ekonomi, sosial dan
pendidikan. Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas pengaruhnya ke
seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat dan Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk mendirikan Partai Arab
Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang telah belajar di Mekah
pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam modern dengan dorongan Jamaluddin Al
Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan bagi
kemajuan masyarakat menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi Persatuan Muslim
Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang bertentangan dengan Thawalib.
Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan madrasah dan membuat majalah sebagai penyalur
aspirasi. Setelah kemerdekaan, berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam. Organisasi yang sejalan
dengan Perti adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran beragama dan semangat
ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah Daru Salam yang
dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan oleh Tengku M.Daud
Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana syariat Islam. Kemudian Nahdlatul
Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat terhadap Belanda.
MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak memuaskan. Diganti dengan Majelis Syuro
Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid Ma’aruf, KH Hasyim,
Kartosudarmo, KH Nachrowi, dan Zainal Arifin.

C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong Java danmenjadi bersifat nasional.
Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan antarpelajar dan
menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian berfusi dalam
Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di Bandung oleh mahasiswa Jakarta
dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia yang sudah bersifat nasional dan berganti nama menjadi
Pemuda Indonesia dan organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926, diadakan Kongres
Pemuda I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.

D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera mendapat
pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus tujuan mereka adalah
mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan kemajuan. Munculnya organisasi-organisasi
wanita di berbagai daerah mendorong pergerakan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan kaum
perempuan. Mereka tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha mendekati rakyat tapi
tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan memberikan paham komunis sehingga SI
terpecah. Radikalisme komunis membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi pergantian pemimpin.
Mereka berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia.
Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan terlepas dari penjajahan. Oleh
Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan Darsono melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan
dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan Malaka ditangkap dan diasingkan dengan Abdul Muis. PKI
selanjutnya bergabung dengan Comintern.

F. Perhimpunan Indonesia : manifesto politik


Para pelajar Hindia di Belanda mendirikan Indische Vereniging beranggotakan orang-orang Hindia, Cina,
Belanda. Didirikan oleh R.M Notoruoto, R. Panji Sosrokartono dan R. Husein Jajadiningrat. Semula
bergerak di bidang sosialis. Mengeluarkan majalah Hindia Putera.
Banyaknya pemuda-pemuda pelajar di tanah Hindia yang dibuang ke Belanda,
semakin menggiatkan aktivitas perkumpulan itu. Dalam perkembangan
selanjutnya perkumpulan itu mengutamakan masalah-masalah politik.
Jiwa kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda
mendorong mereka untuk mengganti nama Indische Vereninging menjadi
Indonesische Vereeniging (1922). Selanjutnya perkumpulan itu berganti
nama Indonesische Vereeniging (1925), dengan pimpinan Iwa Kusuma
Sumatri, JB. Sitanala, Moh.Hatta, Sastramulyono, dan D. Mangunkusumo.
Nama perhimpunannya diganti lagi menjadi “Perhimpunan Indonesia” (PI).
Nama majalah terbitan mereka juga berganti nama Indonesia Merdeka. Itu semua merupakan usaha
baru dalam memberikan identitas nasioalis yang
muncul di luar tanah air. Mereka juga membuat simbol-simbol baru, merah
putih sebagai lambang mereka dan Pangeran Diponegoro sebagai tokoh
perjuangan.
Perhimpoenan Indonesia semakin mendapat simpatik dari para mahasiswa
Indonesia di tanah Belanda. Jumlah keanggotaannya pun semakin bertambah
banyak. Tahun 1926 jumlah anggota mencapai 38 orang. Di tanah Belanda
itulah para mahasiswa itu menyerukan pada semua pemuda di Indonesia
Hindia untuk bersatu padu dalam setiap gerakan-gerakan mereka. PI
bersemboyan “ self reliance, not mendiancy”, yang berarti tidak memintaminta
dan menuntut-nuntut. Dalam Anggaran Dasarnya juga disebutkan,
bahwa kemerdekaan Indonesia hanya diperoleh melalui aksi bersama, yaitu
kekuatan serentak oleh seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kekuatan
sendiri. Kepentingan penjajah dan yang terjajah berlawanan dan tidak
mungkin diadakan kerjasama (nonkoperasi). Bangsa Indonesia harus mampu
berdiri di atas kaki sendiri, tidak tergantung pada bangsa lain.
PI menjadi organisasi politik yang semakin disegani karena pengaruh
Moh. Hatta. Di bawah pimpinan Hatta, PI berkembang dengan pesat dan
merangsang para mahasiswa yang ada di Belanda untuk terus memikirkan kemerdekaan tanah airnya.
Aktivitas politik PI tidak saja dilakukan di Belanda
dan Indonesia, juga dilakukan secara internasional. Mahasiswa secara teratur
melakukan diskusi dan melakukan kritik terhadap pemerintah Belanda. PI
juga menuntut kemerdekaan Indonesia dengan segera.
Dengan demikian jelaslah bahwa Perhimpunan Indonesia merupakan
manifesto politik pergerakan Indonesia. Karena Perhimpunan itu lahir di negeri
asing yang saat itu menjadi penjajah tanah Hindia. Dari tempat penjajah itulah perkumpulan pemuda
terpelajar itu berhasil mengobarkan semangat dan
panji-panji kemerdekaan Indonesia. jelaslah bahwa para pemuda Indonesia
tidak takut untuk membela dan berjuang untuk kemerdekaan tanah airnya
dengan segala resikonya.
7. Taman Siswa
Awalnya, Taman Siswa bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa
(Institut Pendidikan Nasional Taman Siswa). Saat itu Taman Siswa hanya
memiliki 20 murid kelas Taman Indria. Namun, kemudian Taman Siswa
berkembang pesat dengan memiliki
52 cabang dengan murid kurang
lebih 65.000 siswa.
Azas Taman Siswa adalah “Ing Ngarsa
Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Hkamuyani”.
Artinya, “guru di depan harus
memberi contoh atau teladan,
di tengah harus bisa menjalin
kerjasama, dan di belakang harus
memberi motivasi atau dorongan
kepada para siswanya.” Azas ini
masih relevan dan penting dalam
dunia pendidikan.
Taman Siswa mendobrak sistem
pendidikan Barat dan pondok
pesantren, dengan mengajukan
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional yang ditawarkan
adalah pendidikan bercirikan
kebudayaan asli Indonesia. Taman Siswa mengalami banyak kendala dari pihak-pihak yang tidak
mendukung. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengeluarkan berbagai
aturan untuk membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak
rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni
larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai politik. Taman siswa
mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat luas dengan
pendidikan, Taman Siswa mampu menyediakan pendidikan untuk rakyat
yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah kolonial. Saat ini sekolah
Taman Siswa masih berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia.
8. Organisasi Buruh
Perkumpulan Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto (kakak Ki Hajar
Dewantara) pada tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
kepentingan kaum buruh, termasuk membantu para buruh yang dipecat
untuk memperoleh pekerjaan baru dan membantu keuangan mereka selama
mencari pekerjaan.
Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan kaum buruh
bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger (tentara buruh)
yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai
dampak dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan
(sekarang pabrik gula Madukismo), Bantul, Yogyakarta.
Bulan November 1918, Suryopranoto mendeklarasikan berdirinya Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang beranggotakan buruh tetap, Perkumpulan Tani dan
koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai Sarekat Tani dengan anggota
kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik, serta Perserikatan
Kaoem Boeroeh Oemoem (PKBO) yang beranggotakan buruh musiman. PFB
didirikan untuk membela kepentingan kaum buruh yang terus mengalami
penindasan. Bersama PFB, Suryopranoto memimpin banyak aksi mogok kerja
untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh. Pada tahun
1918 Adi Dharma menjadi bagian dari Sarekat Islam (SI), maka Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang terbentuk dalam tahun tersebut otomatis berada di
bawah perlindungan Central Sarekat Islam (CSI). Sepulang dari pembuangan penjara Sukamiskin,
Suryopranoto dan Adhi
Dharma turut berkiprah sebagai pengajar di Taman Siswa, lembaga
pendidikan untuk kaum bumiputera yang didirikan oleh sang adik, Suwardi
Suryaningrat, yang saat itu telah berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
Strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajah sampai abad XX

A. Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Barat

1. Perlawanan terhadap Portugis

a. Perlawanan Rakyat Demak terhadap Portugis

Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka


dengan bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan dipimpin oleh Adipati Unus yang terkenal
dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak
melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan
makanan.

Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya


Kerajaan Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun 1527.Ketika orang-orang Portugis
mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak
yang dipimpin Fatahillah dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk mundur.
Kemudian Pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti
kejayaan yang sempurna oleh Fatahillah.

b. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis

Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam saat berada di


Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi pusat
perdagangan baru setelah jatuhnya Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak
melancarkan serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal melancarkan
serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan ahli perang dari
Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki
datang, pada tahun 1568 Aceh bersama Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis
terpaksa bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan tersebut di Benteng A
Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan dari Aceh.

c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis

2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda

a. Perlawanan terhadap VOC

b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda


3. Perlawanan terhadap Inggris

a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris

Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi


kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan Yogyakarta adalah John
Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana II
atau Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah
kolonial sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya tersebut
terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta pada bulan Desember
1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi
pada awal Januari 1812. Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika
tempat duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB II.
Insiden ini pun berhasil diatasi.

Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan Raffles. Sultan HB II


semakin kecewa dengan pemerintah Inggris. Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana IV
(Sultan PB IV) mengutus Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II
dengan membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja sama untuk
melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah yang telah dirampas oleh
orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan Tumenggung
Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo
dan Sumodiningrat.

Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih Cokronegoro


untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro menyampaikan bahwa Sunan
PB IV menghendaki putra mahkota Surojo naik tahta dan bersedia membantunya. Sunan
PB IV menawarkan untuk kerja sama melawan Inggris dan ketika Inggris berhasil diusir
dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta dan Yogyakarta. Rencana ini pun
tercium oleh John Crawfurd yang segera mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah
mendengar berita tersebut, Raffles memerintahkan Mayor Jenderal Gillespie untuk
berangkat ke Yogyakarta dan menyerbu Keraton Yogyakarta.

Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta. Dalam
pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah itu
masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran,
Surakarta. Sultan HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari Surakarta
seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan membantu Yogyakarta
dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perang ini diakhiri dengan menyerahnya
Sultan HB II dan dimulainya penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka
Keraton Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan penangkapan Sultan HB II.
Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan disana. Sultan HB II dijatuhi
hukuman pembuangan ke Pulau Penang pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampas
sebagian wilayahnya.

b. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris


Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard Philips ke
Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan
meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud
Badaruddin II menolak permintaan itu dengan merujuk pada surat Raffles sebelumnya
bahwa kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan menjadi kesultanan yang
merdeka. Raffles pun kaget luar biasa setelah mengetahui bahwa dengan cerdas Sultan
Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya dahulu sebagai legitimasi untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Inggris.

Raffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia mengirim


ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie.
Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di Sungai Musi. Sultan Mahmud Badaruddin
II juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut.

Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam waktu 1


minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa perlawanan yang berarti.
Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin telah menjadi
komandan yang pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu. Mengetahui hal
itu, Sultan Mahmud Bdaruddin II segera meninggalkan keraton Palembang dengan
membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu mempersiapkan perlawanan gerilya
terhadap Inggris.

Tanggal 26 April 1812, bendera Inggris sudah berkibar di atas benteng


Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie atas
nama Inggris untuk menggantikan kakanya sebagai Sultan Palembang. Tambang timah
di Pulau Bangka dan Belitung akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini kepada Inggris.
Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan digantikan oleh
Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang. Pertengahan Agustus 1812, Mearers
memimpin pasukannya untuk menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II di Buaya Langu,
hulu Sungai Musi. Mearers mengalami luka parah dalam pertempuran ini yang akhirnya
meninggal di rumah sakit di Muntok.

Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia tidak cocok


dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah dan tidak dihargai
oleh rakyat. Robinson tidak setuju dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan
tersebut, dan juga ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yang suka mengumbar janji,
juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantain paukan Belanda. Atas
inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang perwira didampingi penerjemah untuk
bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, namun gagal.

Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan
Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun berhasil.
Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya.
Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke istananya
(keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat tinggal di keraton lama.
Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta
pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud Badaruddin II
dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap
dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin
Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Mahmud
Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamuddin. Uang
yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan
Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan
Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.

Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad
ke-20

Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris,
dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan agama kristen.
Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba
mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa Indonesia
melakukan perjuangan.

1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20

Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Banyak
yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia
terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat
kekuasaan penjajah.

Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada
abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin
dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung
Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.

Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :

a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)

b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di Jawa
(1825-1830)

c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)

d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)

e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)

f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)

g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)

h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)

Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti
perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih
dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat
diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.

Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan
Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan, sebagai
berikut:

a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan

b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan

c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik

d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata

e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin di
Indonesia

Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi
perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang
baru dan bisa mengalahkan penjajah.

2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20

Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah
menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah
Pergerakan Nasional.

Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak
perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan
organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud
berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum
intelektual atau golongan terpelajar.

Hasil Busaya Praaksara yang berada di lingkungan terdekat


Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.

1. Zaman Batu

Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari batu. Zaman Batu
dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan
Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)

Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan pengerjaannya
masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

1) Kebudayaan Pacitan

Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa
Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan
bermuara di pantai Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di
Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari Pacitan ini disebut
dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat
berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan
digunakan oleh manusia purba jenis Meganthropus.

2) Kebudayaan Ngandong

Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di daerah
Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan alat-alat kapak genggam dari
batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain
itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan
penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan Kebudayaan Ngandong.

Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat berbentuk kecil
yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai seni yang tinggi. Pada beberapa
flake ada yang dibuat dari batu indah, seperti chalcedon.

Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)

Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger
dan abris sous roche.

1) Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding
berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger
merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger
ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam
dari Zaman Palaeolithikum).

Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat
penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan
(batu bata penggiling beserta landasannya).

2) Abris Sous Roche


Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam gua yang cukup
lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang
ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja
yang ditemukan di dalam gua tersebut?

Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti flake,
kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut banyak
ditemukan peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua
sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)

Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya.


Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan
dengan fungsinya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak
persegi dan kapak lonjong.

1) Kapak Persegi

Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar
sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah)
yang digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai.
Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di daerah
Sumatra, Jawa, dan Bali.

2) Kapak Lonjong

Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi
tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak
lonjong umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar,
dan Minahasa.

Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat
perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar
atau gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.

Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)

Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan


Megalithikum tidak hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara fisik.
Mereka juga telah membuat berbagai bangunan batu untuk kepentingan berbagai upacara
keagamaan, di antaranya dipergunakan dalam persembahyangan maupun untuk mengubur
jenazah. Hasil-hasil Kebudayaan Megalithikum, antara lain sebagai berikut.

1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah
nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi
Tengah.

2) Dolmen

Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir
yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap
nenek moyang. Ada juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.

3) Sarkofagus

Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-
tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.

4) Kubur Batu

Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,
kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada
keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat.

5) Punden Berundak

Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi
bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug,
Banten Selatan.

6) Arca

Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang
yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan,
antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka hanya
membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman
Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar akan
adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan bentuk agama yang
jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.

2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa
dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara
itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.

Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah
mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba
telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.

Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan ladang,
maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau
kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan
Selatan.

Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara
keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan
persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan
sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali,
Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil yang
disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda perhiasan, seperti kalung, cincin,
anting-anting, dan manik-manik.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN

1. Bidang Ekonomi

Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami


kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata
uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas
Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang pemerintahan
Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank
dan perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri
seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade
ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar
200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang
yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk
mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun
1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya,
masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik

Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami
perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh
pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia
setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945.
Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu
UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu
pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian
wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya
pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi
tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.

3. Bidang sosial dan budaya

Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam
kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat.
Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang,
sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari
bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia
dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala
bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan
pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang
mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa
pasca kemerdekaan 1945.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL


A. DEMOKRASI LIBERAL

1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk
saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
 Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala
pemeritahan.
 Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
 Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
 Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR),
Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
 Moh. Natsir  Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai
Masyumi.
 Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat, Djuanda,
Soemitro Djojohadikusumo.
 Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan
ekspor.
 Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
 Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan
otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
 Keputusan kontroversial  Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad
Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan
Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
 Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri
bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan
diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
 Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas
menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak
terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal
dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
 Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa
Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak
Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola
tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani
lokal menduduki tanah-tanah tersebut.

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)


 Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi oposisi.
 Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai
Indonesia Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
 Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
 Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau
ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara
membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang Indonesia
kepada Belanda.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)


 Program utama  Pemberantasan korupsi yang mendapat dukungan
rakyat dan TNI.
 Prestasi  Berhasil menyelenggarakan pemilu pertama tahun
1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR
(parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota Konstituante

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)


 Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
 Program kerja:
a) Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
b) Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
c) Memulihkan keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi,
keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
d) Melaksanakan hasil keputusan KAA.
e) Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam masyarakat.
b) Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah pada gerakan
separatisme.
c) Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional akibat
pembatalan hasil KMB.
 Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya sejumlah menteri.

7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)


 Latar belakang dibentuk:
a) Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak menentu.
b) Pertentangan parpol semakin memanas.
 Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan zaken kabinet.
 Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung
dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada
dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
 Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham
Chalid, dan J. Leimena.
 Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui
Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan
Indonesia menjadi satu kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang
Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah.

c. Sistem Kepartaian
 Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
 Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo,
PRS, Permai, PKRI.
 Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.

d. Pemilu 1955
 Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota konstituante
 5 partai besar pada Pemilu 1955  PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
 Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi

e. Kegagalan Konstituante Menyusun UUD


 10 November 1956 Presiden Soekarno melantik 514 anggota Konstituante.
 Tugas badan Konstituante  Merumuskan UUD baru
 Masalah utama yang dihadapi  Penetapan Dasar Negara
 Kegagalah Konstituante disebabkan oleh:
a) Perdebatan yang berlarut-larut.
b) Adanya perselisihan antarpartai.
c) Munculnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
 30 Mei 1959 Konstituante mengadakan pemungutan suara dan hasilnya
mayoritas menghendaki kembali pada UUD 1945.
 Kedudukan Konstituante terdesak ketika A.H. Nasution mengeluarkan
PEPERPU/040/1959 yang berisi larangan adanya kegiatan politik.
 Konstituante dibubarkan pada 5 Juli 1959 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

2. Kehidupan Ekonomi

a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:


 Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang
beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
 Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang tidak terkendali dan
tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

b. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

1) Gerakan Benteng
 Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
 Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut
berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.

2) Gunting Syafruddin
 Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
 Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai
setengahnya.

3) Nasionalisasi De Javasche Bank


 Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De Javasche Bank menjadi
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Banks Sirkulasi. Diumumkan pada
15 Desember 1951 berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951.

4) Pembentukan Biro Perancang Negara


 Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
 Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum
bia dirasakan oleh masyarakat.
 Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu singkat)
menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan.

5) Sistem Ekonomi Ali-Baba


 Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian pada masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
 Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya pengusaha
swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
 Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk
memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI agar dapat
menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


1. Kehidupan Politik

a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era Demokrasi Terpimpin.
 Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk memperbarui
struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
 Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.

b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik


 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
 Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta
tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
 Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan dari 3
kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis (NASAKOM). Hal ini memberi
peluang bagi berkembangnya ideologi komunis.
 Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
 Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi
komunis.
 Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan cuplikan-cuplikan pidato
Presiden Soekarno sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan
cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
 Tujuan  Memperkuat kedudukan Soekarno.
 Inti ajaran  Seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara
harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan
dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima
Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
 Dampak  Kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi negara
ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah Bebas Aktif. Akan
tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri Indonesia mengalami
penyimpangan. Dalam Manipol-USDEK ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia
bertujuan melenyapkan imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia
yang kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang membagi dunia
menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo) dan Old Established Forces
(Oldefo).
 Nefo  Negara-negara yang sedang berkembang dan negara sosialis
yang dianggap progresif, termasuk juga negara yang baru merdeka atau
sedang memperjuangkan kemerdekaanya.
 Oldefo  Negara kolonialis, imperialis, dan penghampat kemajuan
bangsa-bangsa yang sedang berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antarbangsa di
dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena menganggap Indonesia
sebagai mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini
diwujudkan dengan:
 Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran
rupiah,
 Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu pesta
olahraga negara-negara Nefo.

3) Konfrontasi dengan Malaysia


Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961, Perdana Menteri
Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan ide gagasan pembentukan
Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi, Malaya, Singapura, Serawak, dan
Sabah.gagasan tersebut kemudian diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold
Mc Millan pada Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai
proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini dianggap membahayakn Indonesia dan
negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964, yang isinya:
 Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
 Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim
Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando Mandala dengan
tugas menyelenggarakan operasi militer dalam rangka mempertahankan
kedaulatan wilayah Indonesia.

4) Indonesia Keluar dari PBB


Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa dengan Malaysia
secara damai.

d. Pembebasan Irian Barat


 Latar Belakang  Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil KMB bahwa masalah
Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.
 Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian
Barat melalui forum internasional. Para diplomat: Soebandrio, Mukarto
Notowidagdo, Zairin Zain, Adam Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H.
Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
 Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB yang
dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
 Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo membentuk
pemerintahan sementara Irian Barat. Tujuannya untuk mendeklarasikan
pembentukan Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
 Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda senilai F 3.661 juta.
 Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan penerbangan dan
pendaratan di wilayah Indonesia.
 Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia mulai
tanggal 5 Desember 1957.
 Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia sejak
Desember 1958.

4) Konfrontasi Militer
 Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri
Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi
Militer II Belanda.
 Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
 Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis
motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
 Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika
Serikat) mengusulkan:
a) Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dengan
perantara PBB yaitu United Nation Temporary Executive Authority
(UNTEA) dalam jangka waktu 2 tahun.
b) Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapatnya
agar tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam meja
perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan Delegasi Belanda (Dr. Van
Royen).
Isi Persetujuan New York  Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive
Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera
PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia diwajibkan
melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

 Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)  Act of free choice


Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan diatur oleh Brigjen
Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh perwakilan PBB yaitu Fernando Ortis
Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian
dari RI.

2. Kehidupan Ekonomi

Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi merosot.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi

a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)


 Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
 Pemimpin  Muh. Yamin
 Tugas  Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional dan menilai
penyelenggaraan pembangunan.
 Pada 1963, berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno.
b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah
 Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
 Tujuan  Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
kecil.
 Usaha  Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua simpanan yang
melebihi Rp25.000,00.
 Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)

c) Menekan Laju Inflasi


 Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun 1959
untuk membendung laju inflasi.
 Tujuan  Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat menstabilkan
keuangan dan perekonomian negara.
 Usaha  Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi instansi pemerintah,
memperketat pengawasan atas perusahaan-perusahaan negara.

d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)


 Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
 Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari
sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
e) Dana Revolusi
 Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
 Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
 Usaha  melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang
mendapat fasilitas kredit antara 250 juta hingga 1 miliar rupiah.
 Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek
mandataris presiden yang bersifat prestise politik dengan mengorbankan kondisi
ekonomi dalam negeri.

UPAYA BANGSA INDONESIA MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA DALAM BENTUK


PERGOLAKAN DAN PEMBERONTAKAN

1. PKI Madiun 1948


Latar belakang :
 Kekecawaan Amir Syarifudin terhadap Parlemen yang telah menjatuhkannya dari jabatan PM karena
Perjanjian Renville sehingga membentuk gerakan oposisi untuk mengacaukan pemerintahan yang
berkuasa pada saat itu.
 Musso yang baru saja pulang dari Uni Soviet dan kembali ingin membangun PKI menjadi partai
besar.
 Menentang program Rasionalisasi Angkatan Perang oleh PM Hatta à banyak anggota PKI yang ter
phk.
b. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya :
 melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap aparat keamanan dan profesi lain dengan
melemparkan isu kepada TNI sehingga menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan kaum
agamawan untuk menjatuhkan lawan politiknya.
 mendukung gerakan para buruh dan tani untuk memperjuangkan nasibnya lewat demo à 5 Juli 1948
Pabrik Karung Goni di Delanggu yang ujungnya berakhir dengan bentrok, dan banyak buruh yang
terluka.
 Memperoklamasikan berdiriya Soviet RI 18 september 1948
c. Upaya penumpasan :
 Dari arah barat Pasukan Devisi II pimpinan Gatot Subroto dan dari arah timur Pasukan Devisi I di
bawah pimpinan Sungkono
d. 30 September 1948 Madiun dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah kaki tangan Muso dapat ditangkap
dan mendapatkan hukuman. Amir Syarifudin pun dapat ditangkap dan mendapatkan hukuman mati.

2. Darul Islam /Tentara Islam Indonesia ( 1949 – 1965 )


a. Gerakan ini berpusat di Jawa Barat dipimpinan oleh Kartosuwiryo
b. Latar Belakang gerakan ini :
 Penolakn perintah penarikan TNI dari kantong-kantong gerilya ke Yogyakarta (Mabes TNI saat itu)
 Keinginan untuk memiliki tentara ini disebabkan adanya Agresi Belanda yang membuat Indonesia
terdesak dan keamanan setiap daerah sangat tergantung pada masing-masing wilayahnya.
c. Namun dalam perjalanannya gerakan ini mengarah pada keinginan untuk mendirikan negara sendiri
dengan nama Negara IslamIndonesia dengan Syariah Islam sebagai ideologinya.
d. Secara sepihak ia memproklamasikan Negara Islam Indonesia /NII tanggal 7 Agustus 1949 à gerakan ini
mendapat dukungan dari Belanda yang memang menginginkan Indonesia terpecah-pecah.
e. Pemerintah melakukan penumpasan melalui operasi Baratayudha, Kartosuwiryo tertangkap 4 Juni
1962, dan mendapatkan hukuman mati.
f. Gerakan DI/TII mendapatkan dukungan dari gerakan separatis dari daerah lain yang memiliki visi yang
sama yaitu Islam, di antaranya :
 Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh gerakan Banteng
Nasional.
 Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi daerah Keresidenan ;
keiginan untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20 September 1953.
 Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel (KGSS) dimasukkan ke
dalam Brigade Hasanuddin tetapi ditolak à bergabung dengan TII/NI pimpinan Kartosuwiryo sejak 7
Agustus 1953.
g. Penumpasan ;
 Operasi Pagar Betis 1960 à Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
 Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
 Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.

3. Andi Azis ( 1949 – 1950 )


a. Terjadi di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis ( Letnan Ajudan Wali Negara NIT ).
b. Latar belakang :
 Tuntutan kepada APRIS agar anggota bekas KNIL yang menjadi penangungjawab terhadap
keamanan NIT.
 Mereka direktut sebagai TNI untuk wilayah Makasar.
 Mereka menjadi pendukung pembentukan negara Federasi
c. Penumpasan dilakukan HV Worang dan berhasil membebaskan A. Yunus Mokoginta yang ditawan oleh
Andi Azis.
d. PM. NIT yaitu Diapari diganti oleh Ir. Putuhena hasil pilihan pemerintah Indonesia.

4. Republik Maluku Selatan ( 1949 – 1950 )


a. Latar belakangnya :
 Dilakukan oleh bekas tentara KNIL yang pro Belanda
 Keinginan untuk mendirunikan pemerintahan sendiri/negara sendiri.
b. Pemimpin gerakannya Soumukil yang berhasil memproklamasikan Negara RMS 25 April 1950.
c. Dalam memperjuangkan cita-citanya ia bergabung bersama Andi Azis.
d. Penumpasan dilakukan oleh Kawilarang 14 Juli 1950 dan tentara APRIS yang gugur S. Sudiarso, Abdullah
dan Ign Slamet Riyadi. Soumukil dan Andi Azis dapat melarikan diri ke Maluku.

5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung utamanya
adalah Tentara Nasional Indonesia.

b. Tujuannya :
 Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda No.50
tahun 1950
 Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
 Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
 Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
 Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.

6. Gerakan 30 September 1965


1. Sejak 1950 -1965 PKI di bawah komando DN. Aidit telah merencanakan untuk mendirikan negara
komunis Indonesia.
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
a. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader terbaiknya ditugaskan
untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya anggota gerakan tersebut mendukung
gerakan mereka.
b. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal ini berhasil terbukti
dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-negara anti kapitalis poros Jakarta Peking
Pyong yhang.
c. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan informasi kepada
Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga oleh Soekarno kedua partai tersebut
mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
 Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap jendral AD dengan
merekrut tentara-tentara pilihan.
 Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk dijadikan pasukan
ke-5 dengan basis latihannya di Halim.
 Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset negara yang penting
seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI adalah :
 Mempunyai wakil di parlemen.
Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang memerlukan persetujuan dari
DPR.
 Mempunyai wakil di cabinet/menteri.
Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi menteri maka ruang gerak PKI untuk membuat
kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI menjadi lebih leluasa.
 Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
 Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan perilaku yang
menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan alasan :
 Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu negara mengakibatkan
negara itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
 Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman pembubaran oleh
pihak manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita perjuangannya adalah Pancasila,
bukan Komunis)
 Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin mempengaruhi politik
Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap pada jalurnya yaitu
Negara merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup d’etat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang tidak dapat dipastikan
kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama à melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan menggagalkan
rencananya yaitu tokoh-tokoh AD à 1 Oktober dini hari oleh pasukan Pasopati.
b. Tahap kedua à Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk melakukan
pembunuhan terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara. (ditembak saat dipodium)à gagal
c. Tahap ketiga à mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya penggulingan kekuasaan oleh
tokoh-tokoh AD yang menamakan dirinya “Dewan Jendral” àsehingga terkesan PKI menjadi pahlawan,
telah menyelamatkan negara dari tindakan makar.
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
 Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah personel AD pimpinan
Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
 Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui secara umum bahwa
merupakan markas PKI.
 Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok manusia yang tidak
mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
 Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
 Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu berada di bawah
pengawalan PKI.
 Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan kritik/peringatan tak
kenal lelah terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
 Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un Soviet à kaitkan
dengan perang dingin USA X Rusia.
 USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.

d. Soeharto, dengan alasan :


 Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang karirnya.
 Soeharto mengetahui adanya rencana coup d’etat oleh PKI terhadap Soekarno hanya tidak
mengetahui waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan terjadi.
 Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
 Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
 Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
6. Soekarno lamban dalam menangani peristiwa 30 Sep.1965 karena :
a. Ketidak yakinan Soekarno terhadap tuduhan bahwa dalang peristiwa itu adalah PKI, mengingat PKI
selama ini selalu setia membantunya.
b. Pengaruh PKI yang sangat kuat sejak peristiwa 30 Sep. 1965 yang ditandai dengan pengawalan yang
ketat yang dilakukan oleh pasukan Komunis à Soekarno dibawa ke Lubangbuaya terus Istana Negara
Bogor dengan pengawalan ketat.
c. Kondisi kesehatan yang menurun sehingga mempengaruhi daya konsentrasi dalam penanganan
perkara.
7. Faktor yang menguntungkan Soeharto sehingga ia menjadi pengganti Soekarno :
a. Rakyat terlanjur tidak percaya lagi pada Soekarno yang terkesan lambat/mengulur-ulur waktu
dalam menangani 30 Sep.1965.
b. Ditolaknya Pidato pertanggungjawaban Soekarno karena tidak membuat keputusan apapun
terhadap PKI dan penanganan 30 Sep.1965 tersebut à di kalangan parlemenpun akhirnya tidak simpati
terhadap Soekarno.
c. Kebencian rakyat terhadap PKI yang telah melakukan tindakan anarkhis terhadap tokoh-tokoh
penting Indonesia.
d. Tuntutan rakyat akan kehidupan yang lebih baik dan keamanan yang terjamin àTritura.
e. Tindakan heroic Soeharto yang berhasil membongkar kasus 30 Sept. 1965 diterima dengan senang
oleh rakyat dan kalangan politisi.
f. Jabatan Soeharto sebagai Pangkostrad (jabatan setelah menhankam jika terjadi hal-hal darurat ).

PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di
era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun
1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun
berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959.
Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
 Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
 Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan
Ketatanegaraan Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia :
 Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk segera
memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan tetapi,
keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
 Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus ideologi
komunis yang kontroversional pada masa itu.
 Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu
mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok
pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
 Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran dalam
rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
 Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran
penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol politik
Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis
merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
 Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu
kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
 Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
 Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan Indonesia
melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
 Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan
disampaikan oleh atasannya.

Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan ketatanegaraan
Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :

1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di Indonesia. Selain ulama,
beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme bangsa. Gus
Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak besar bagi bangsa
Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan
Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur
menamai dirinya sebagai kelmpok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi
di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian besar adalah orang
NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi yng mempunyai pikiran yang kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh
reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden menggantikan BJ Habibie, sedangkan
Megawati ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di tengah masa
pemerintahannya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki peran penting
mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter, Indonesia
mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi,
memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh reformasi, Sri Sultan
Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tidak bersikap
anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat menjelang Soeharto dicabut mandatnya, terjadi huru hara
di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi, beliau membawa
dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap ada demonstrasi
dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah sakit. Terbukti, Yogyakarta tetap
terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota. Sebagai slah satu tokoh reformasi, beliau
lebih berperan dalam pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk menjabat Gubernur DIY
bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat jabatannya
menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang disokong oleh rezim orde baru,
Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini memiliki peran cukup
penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu
legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan
Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Beliau didukung
oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan kedudukan Gus
Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wapres
mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais
juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok pencetus
berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur.
Awalnya, menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung dengan
demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu cerdas. Beliau
menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai
Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai
pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian
sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan
keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan
datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa
kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa
lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder.
Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak
pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah
dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber
sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-
fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran
di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik
hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan
menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha
terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitian untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan
masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun
pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak
figur yang diterima selama hayatnya.

d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-
fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini
mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah


a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam
melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.
b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi
sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber
sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para
saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik
sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar
mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya
berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam
perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.

e. Historiografy (Penulisan Sejarah)


Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi
dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai