Anda di halaman 1dari 8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGAMBILAN LINEN

No.Revisi Halaman
RSUD KABUPATEN No.Dokumen
00 1/1
BELITUNG TIMUR
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Pengambilan Linen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas laundry
untuk pengambilan linen kotor infeksius maupun non infeksius dari setiap
ruangan yang akan dilakukan proses pencucian
2. Tujuan Menghindari terjadinya kesalahan dan keterlambatan dalam pengambilan linen
di setiap ruangan.
3. Kebijakan
4. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Dua wadah
2. Kantong Plastik
3. Kartu bukti pengambilan barang

B. TAHAPAN
1. Sediakan dua tempat untuk masing-masing kotoran berat dan ringan,
jika perlu untuk kotoran berat agar dibilas terlebih dahulu sebelum
dikirim ke laundry untuk diproses lebih lanjut menggunakan prosedur
pencucian ynag khusus.
2. Linen yang terkontaminasi sebaiknya ditangani dengan extra hati-hati,
hindari kontak dengan kulit secara berlebihan. Linen tersebut harus
langsung dimasukan kedalam kantong khusus dan langsung dicuci
dilaundry.
3. Dilakukan pemisahan cucian dengan kotoran berat dan ringan
5. Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan

1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYORTIRAN DAN PEMILAHAN LINEN

No.Revisi Halaman
RSUD KABUPATEN No.Dokumen
00 1/1
BELITUNG TIMUR
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Penyortiran dan Pemilihan Linen adalah kegiatan melakukan
pemilahan/pemisahan terhadap kondisi kotoran linen dari setiap ruangan.
2. Tujuan Menghindari penambahann kotoran ringan oleh kotoran yang lebih berat dan
menghindari terjadinya kontaminasi.
3. Kebijkan
4. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan
2. 2 keranjang besar untuk wadah pemisahan

B. TAHAPAN
Linen disortir dengan tiga kategori umum :
1. Tingkat Kotoran (jenis)
Linen dengan tingkat kotoran yang tinggi harus dipisahkan karena
memerlukan proses khusus yang panjang agar mendapatkan hasil yang
optimal. Linen dengan kotoran ringan dan sedang hanya diproses
dengan formula singkat.
2. Jenis Kain ( Serat dan warna)
Penyortiran berdasarkan jenis kain penting karena ada beberapa jenis
kain yang sensitive,umumnya wool dan silk. Pencucian dengan
detergen rendah dan suhu rendah akan membantu jenis kain ini awet.
Dan tingkat air yang tinggi selama pencucian juga mampu
menghindarkan kerusakan kain jenis ini.
3. Proses (sesuai alat yang digunakan)
Untuk efisiensi penyortiran berdasarkan pengeringan perlu dilakukan,
seperti contoh pada umumnya towel / handuk dikeringkan, berdasarkan
itu semua pengelompokkan harus dilakukan sehingga mendapatkan
hasil yang optimal dengan tingkat efisien yang tinggi. Begitupun untuk
uniform / seragam
5. Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan

2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCUCIAN LINEN

No.Revisi Halaman
RSUD KABUPATEN No.Dokumen
00 1/1
BELITUNG TIMUR
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Pencucian Linen adalah suatu proses dari kotor menjadi bersih yang dilakukan
oleh petugas loundry
2. Tujuan Membersihkan linen yang kotor menjadi linen yang bersih yang disiapkan
untuk dipakai atau digunakan kembali dan bebas dari infeksi.
3. Kebijakan
4. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Air bersih
2. Detergen, Pewangi,Pemutih
3. Wadah
4. Pengeringan
5. Setrika

B. TAHAPAN
1. Flush (Pembasahan)
Satu atau lebih pembasahan diperlukan untuk menghilangkan kotoran
yang larut pada air dan membantu penyerapan chemical secara cepat
keserat benang pada saat proses penyabunan berlangsung. Pembasahan
umumnya memakai level air tinggi dengan kisaran waktu 2-3 menit.

2. Washing (Penyabunan)
Tahap ini adalah tahap pencucian yang sebenarnya, tahap ini umumnya
ada bahan kimia dengan suhu tinggi dan prosesnya berkisar 8-15 menit

3. Carryover suds atau biasa disebut juga dengan pembilasan awal. Step
ini biasanya digunakan untuk menurunkan suhu dan kadar detergent
(alkali) sebelum memasuki proses bleacing (menghilangkan noda).
Umumnya menggunakan level air tinggi dan kisaran waktu 2-5menit

4. Bleaching
Proses ini untuk menghilangkan noda, umumnya menggunakan

3
chemical bersifat chlorine dengan suhu antara 60-65°C dengan waktu
8-10 menit.

5. Rinse (Pembilasan) – dua atau tiga kali


Tahapan ini untuk mengurangi kadar chemical dan menurunkan suhu,
2-3 menit dengan level air yang lebih tinggi

6. Sour/Soft (final Rinse)


Langkah ini adalah untuk perawatan linen dengan cara mendapatkan
kadar pH yang sesuai dengan kulit manusia dan ditambahkan pelembut
untuk penampilan dan rasa nyaman terhadap level air menengah dan
3-5 menit

7. Extract (Pemerasan)
Tahap ini untuk mengurangi kadar air dilinen sebelum keproses
pengeringan. Umumnya membutuhkan waktu antara 2-12 menit
tergantung jenis dan ketebalan kain.
Ada beberapa langkah tambahan sekalipun jarang dipakai seperti :
1. Break (prewash)
Prewash (Pencucian awal digunakan untuk cucian dengan tingkat kotoran
lebih berat yanag cenderung berminyak. Tahap ini biasanya menggunakan
suhu hangat 50°C-55°C dengan memakai alkali tinggi. Waktu yang biasa
digunakan adalah 6-8 menit

2. Intermediate extract
Digunakan untuk mempercepat penurunan kadar chemical sehingga tidak
dibutuhkan pembilasan terlalu banyak. Tetapi ada hal yang perlu
diperhatikan adalah mengenai suhu,jangan sampai ini membuat
pengerutan dikain karena penurunan suhu terlalu cepat.

3. Starch / sizing (penganjian)


Langkah ini adalah untuk menambahkan suatu kanji untuk membuat
mengerasan kain agar mudah dibentuk dan licin sehingga memudahkan
dalam penyetrikaan. Umumnya tahap ini menggunakan level air yang
lebih rendah, dengan suhu menengah. Kain yang biasa dikanji adalah
napkin, table cloth dan uniform.

4. Drying (Pengeringan)
Setelah linen dicuci menuju ketahap berikutnya adalah pengeringan.
Semua linen yang keluar dari proses pencucian harus dikeringkan sesuai
dengan masing-mansing jenis pengeringan; tumbling,irong dan pressing.
Tumbler : diperuntukkan lebih untuk pengeringan towel/handuk. Alat ini
beragam jenis dan kepasitasnya. Sumber pemanasnyapun beragam dari
uap panas (steam) gas (api) atau listrik (heater). Begian terpenting adalah
filternya harus terjaga dari kotoran ‘lint” atau debu agar proses
pemanasanya tetap optimal. Tumbler yang menggunakan sumber panas
dari api (LPG) harus lebih waspada karena resiko lebih besar,jika api
tidak terjaga bahkan membuat linen abu-abu.

5. Folding (Pelipatan linen baersih)

4
Setelah proses pengeringan maka dianjutkan proses pelipatan, umumnya
laundry kecil dilakukan secara manual. Mesin melipat otomatis juga
tersedia untuk sprei dan handuk baik sekala kecil sampai besar.
Keuntunganya adalah mampu mengurangi tenaga kerja sehinggga
menekan biaya operasional. Sementara pelipatan secara manual biasanya
mendapatkan kualitas lipatan lebih baik dan mampu menyeleksi hasul
cucian yang lebih baik karena secara detail noda masih tertinggal bisa
segera dipisahkan.
6. Storing (Penyimpanan)
Setelah linen terlipat, sebagian disimpan digudang dan sebagian dipakai
langsung. Umumnya 50% disimpan, 25% digunakan dan 25% diproses
dilaundry. Selimut dan bed pad biasanya tidak termasuk dihutung ini
karena prosesnya sangat berbeda. Evaluasi hasi cucian bisa dilakukan
dihadapan ini, tetapi perlu hati-hati karena penataan sinar lampu
diruangan penyimpanan terkdang kurang bagus. Gudang penyimpanan
sebaiknya jangan tercampur dengan linen kotor karena bisa cross
kontaminasi, dengan membersihkan secara rutin digudang penyimpanan
dan memperhatikan sirkulasi udara sangatlah membantu untuk
memdapatkan hasil yang maksimal.
7. Penggunaan Linen Bersih
Penggunaan linen bersih sebaiknya terhindar dari penyalahgunaan. Bed
sheet untuk ditempat tidur, handuk juga ditempatkan dengan benar, table
linen juga digunakan direstaurat dll. Penyalahgunaan linen hanya akan
bertambah banyak. Dengan program pelatihan untuk penanganan linen
yang benar bisa membuat mengurangi masalah penyalah gunaan linen.
C. Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan

5
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGIRIMAN LINEN

No.Revisi Halaman
RSUD KABUPATEN No.Dokumen
00 1/1
BELITUNG TIMUR
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Pengiriman linen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas laundry
dari ruangan sampai ke bagian laundry
2. Tujuan Menghindari terjadinya kesalahan, kehilangan, terjatuhnya linen pada saat
dilakukan pengiriman dari ruangan ke bagian laundry rumah sakit.
3. Kebijakan
4. Prosedur C. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan
2. Troli untuk pengiriman linen
3. Kantong plastik

D. TAHAPAN
1. Membawa dengan tangan (tanpa troli), jangana sampai berlebihan,
berakibat jatuh dan terinjak.
2. Troli adalah sangat umum digunakan untuk membawa cucian kotor
maupun kering. Jika menggunakan alat ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan , antara lain : jangan sampai berlebihan sehingga potensi
jatuh kelantai dan terlindas roda troli, roda troli harus tetap terjaga
kondisinya.
3. Dengan kendaraan, ini biasanya digunakan dilanudry komersial. Hal
yang penting dengan menggunakan kendaraan adalah kebersihan

5. Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan

6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN DIRUANG RAWAT JALAN
RSUD KABUPATEN No.Revisi Halaman
BELITUNG TIMUR No.Dokumen
00 1/1
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen sesuai
dengan ketentuan waktu yang ditetapkan diruang rawat jalan
2. Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
3. Kebijakan
4. Prosedur  Petugas laundry mengambil linen kotor keruangan dengan mencatat jumlah
linen nota pengambilan linen ditanda tangani petugas.
 Petugas laundry mengembalikan linen yang bersih dengan mengisi nota
pengembalian linen yang bersih ditanda tangani petugas laundry dan
ruangan.

5. Unit Terkait Rawat Rawat Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN LINEN UNTUK RUANGAN
RAWAT INAP
RSUD KABUPATEN No.Revisi Halaman
BELITUNG TIMUR No.Dokumen
00 1/1
DISAHKAN OLEH :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab.Belitung Timur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ns.Dianita Fitriani,M.Kep
NIP.198108022005012009
1. Pengertian Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen sesuai
dengan ketentuan waktu yang ditetapkan.
2. Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
3. Kebijakan
4. Prosedur 1. Petugas laundry menghitung linen yang bersih ruang rawai inap dan
mengisi nota pengambilan linen.
2. Petugas laundry mengantar cucian keruangan rawat inap dan petugas
ruangan menerima linen bersih dari petugas laundry kemudian petugas
pada nota pemgembalian linen.
3. Petugas ruangan menandatangani nota pengembalian kinen bersih.
5. Unit Terkait Rawat Rawat Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai