Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

“CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)”

A. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit arteri koroner atau disebut juga
penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease/CHD) adalah istilah umum untuk
penumpukan plak di arteri jantung yang bisa menyebabkan serangan jantung (AHA, 2015).
CAD terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung menjadi mengeras dan
menyempit. Hal ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang
disebut plak, di dinding bagian dalamnya. Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Lama-
kelamaan akan menghambat aliran darah di arteri. Akibatnya, otot jantung tidak bisa
mendapatkan darah atau oksigen yang dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri
dada (angina) atau serangan jantung. Sebagian besar serangan jantung terjadi saat
gumpalan darah tiba-tiba memotong suplai darah jantung, menyebabkan kerusakan jantung
permanen. (Ratini, 2018).

B. Anatomi dan Fisiologi jantung

1. Anatomi Jantung
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara
kedua paru-paru tepatnya sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, di atas diafragma dan pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6
dua jari dibawah papilla mammae. Ukuran jantung kurang lebih sebesar
kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram Perikardium yang
meliputi jantung terdiri dari dua lapisan. Lapisan dalam disebut
perikardium viseral yang melekat langsung pada permukaan jantung dan
lapisan luar yang disebut perikardium parietalis yang melekat pada tulang
dada disebelah depan. Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh
sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan
memompa.

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk
dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kesadaran.
Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu:

a; Endokardium merupakan lapisan jantung paling dalam yang terdiri dari


jaringan endotel yang melapisi permukaan rongga jantung.

b; Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-
otot jantung.

c; Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan


selaput pembungkus.

1; Atrium kanan

Atrium kanan yang tipis didindingnya ini berfungsi sebagai


tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena
sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan kemudian ke paru-paru.
Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk kedalam atrium
kanan melalui vena cava superior, inferior, dan sinus koronarius. Sekitar
80% alir vena ke dalam atrim kanan akan mengalir secara pasif ke
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalisis. Dua puluh persen
sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian
ventrikel secara aktif dinamakan atrial kick.

2; Vetrikel kanan

Vetrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna


menghsilkan kontraksi bertekan rendah, yang cukup untuk mengalirkan
darah ke dalam arteria pulmonar. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem
aliran bertekanan rendah dengan resistensi yang jauh lebih kecil
terhadap aliran darah dari ventrikel kanan, di bandikan tekanan tinggi
sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri.

3; Atrium kiri

Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari


paru-paru melalui ke empat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis
dan artium kiri tidak ada katup sejati. Karena itu, perubahan tekanan
dalam atrium kiri mudah sekali membalik retograd ke dalam pembuluh
paru-paru. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri
melalui katup mitralis.
4; Ventrikel kiri

Vetrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi


untuk mengatasi tahanan tekanan sistemik dan mempertahankan darah
ke jaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dan
bentuknya seperti lingkakan. Pada kontraksi, tekanan ventrikel kiri
meningkat sekitar lima kali lebih tinggi daripada tekanan ventrikel
kanan, bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel, maka darah
akan mengalir dari kiri ke kanan. Akibatnya jumlah aliran darah dari
ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.

5; Katup jantung

Keempat katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah


searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup : katup
atrioventrikularis (katup AV), yang memisahkan atrium dengan
ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis
dan aortadari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka
dan menutup secara pasif.

a; Katup atrioventrikularis

Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama.


Katup trikuspididalis yang terletak antara atriu dan ventrikel kanan
mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis memisahkan
atrum dengan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan
dua buah daun katup.

b; Katup semilunaris

Kedua katup semilunaris sama bentuknya, terdiri dari tiga


daun katup simetris menyerupai corong. Katup aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonaris terletak
antaraventrikel kanan dan anteria pulmonalis.

6; Pasokan darah jantung

Otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah


volume darah yang mengalir melalui atrium dan ventrikel Suatu
sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah yang
kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian mengembalikan
darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam atrium kanan.
Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari
aorta; vena kardiak mengalirkan darah ke dalam
sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam atrium
kanan. Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada
saat jantung sedang mengendur diantara denyutnya (selama diastol
ventrikuler).

7; Sistem Konduksi

Sistem konduksi listrik mengkoordinasikan peristiwa-peristiwa mekanis


jantung. Impuls-impuls listrik berasal dari dan dipacu oleh nodus
Sinoatrial (SA), terletak pada atrium kanan. Impuls-impuls begerak
melalui berkas His dan cabang-cabangnya kedalam miokard ventrikel,
merangsang kontraksi ventrikel. Elektro kardiogram (EKG) adalah
rekaman grafik terhadap aktivitas listrik gelombang P mewakili invasi
listrik pada atrium internal P-R adalah waktu yang diperlukan impuls
untuk berjauhan dari nodus SA sampai ventrikel. Kompleks QRS
mewakili ventrikel. Segmen S-T dan gelombang T mewakili
repolarisasi ventrikel.

B Fisiologi Jantung

Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah
sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan. Pompa
jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai
dari ventrikel kiri-aorta-arteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava superior dan
inferior-atrium kanan Pompa jantung kanan: peredaran darah kecil yang
mengalirkan darah ke pulmonal, dimulai dari ventrikel kanan-arteri pulmonalis-
4 vena pulmonalis-atrium kiri. Gerakan jantung terhadap dua jenis, yaitu
konstriksi (sistol) dan relaksasi (diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang
disebut sistol atrial dan diastole atrial. Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan
tahap dilatasi selama 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium pendek, sedang
konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong dari vantrikel kiri harus
lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga
memompakan darah yang sama, tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar
paru-paru dimana tekanannya lebih rendah.
Aliran darah melalui empat ruang pada jantung yang diatur oleh dua kelompok
katup: katup artrioventri kular(AV), yang ada diantara ruang pada setiap sisi, dan
katup semilunar yang ada pada titik dimana darah meninggalkan jantung. Katup
mempertahankan aliran darah pada setiap waktu dengan berespons terhadap
gradien tekanan, secara pasif terbuka dan tertutup. Katup AV, terletak diantara
akrium dan ventrikel. Termasuk katup trikuspid dan mitral. Katup trikuspid
tersusun atas tiga daun-duan tipis dan tembus cahaya, dan ini memisahkan atrium
kanan dari ventrikel kanan. Katup mitral disusun atas dua daun yang lebih tebal
dan kurang tembus cahaya dan ini memisahkan atrium kiri dari ventrikel kiri.
Jika tekanan atrium lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, atrium
berkontraksi dan katup AV terbuka, memungkinkan darah mengisi
ventrikel. Jika tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan atrium,
katup AV menutup, mencegah darah mengalir balik ke dalam atrium.
Katup-katup semilunaris adalah katup-katup pulmonal dan aorta. Katup
pulmenal memisahkan ventrikel kiri dari aorta. Jika tekanan ventrikel lebih
tinggi dari tekanan atrium, ventrikel-ventrikel berkontraksi dan katup-
katup semilunaris terbuka memungkinkan darah mengalir dalam arteri
pulmoner dan aorta. Jika tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan
atrium, ventrikel-ventrikel berelaksasi dan mengisi dengan darah.
Penurunan tekanan ini menyebabkan katup-katup semilunaris menutup.
Sedangkan yang mengikat daun-daun katup AV adalah otot-otot
papilar dan korda tendinea. Setiap daun terikat pada posisinya oleh korda
tendinea yang kuat, korda tendinea dari jaringan fibrosa diamankan pada
dinding ventrikel oleh otot-otot papilar berbentuk kerucut. Struktur-
struktur ini memasang katup-katup dari eversi pada waktu ventrikel
berkontraksi.
Bunyi-bunyi jantung dihasilkan secara prinsip oleh penutupan katup,
tetapi daerah-dearah pada dinding dada dimana penutupan terdengar
paling baik tidak terletak secara langsung pada katup. Daerah dimana
katup menutup adalah yang paling baik di auskultasi, yaitu :

1; Katup aorta : ruang interkostal kanan kedua pada batas sternal.

2; Katup pulmonal : ruang interkostal kiri kempat pada batas sternal kiri.
3; Katup tricuspid : ruang interkostal kiri kedua pada batas sternal kiri

bawah.

4; Katup mitral : ruang interkostal kiri kelima pada garis midklavikular.

Pembuluh-pembuluh besar terletak pada dasar jantung mensirkulasi


darah melalui jantung dan paru-paru dalam cara yang berirama konsisten.
Pembuluh-pembuluh besar meliputi vena kava superior dan inferior, arteri-
arteri, dan vena-vena pulmoner dan aorta. Darah memasuki atrium kanan
dan sirkulasi sistemik melalui vena kava superior dan inferior. Ini mengalir
dari atrium kanan, melalui katup trikuspid dan melalui ventrikel kanan.
Darah kemudian dipompa melalui katup pulmonal ke dalam arteri
pulmoner, yang bercabang kecabang-cabang kanan kiri, yang pada saatnya
menuju paru-paru. Darah yang mengandung oksigen meninggalkan paru-
paru melalui vena-vena pulmoner kanan dan kiri. Darah melewati atrium
kiri, melalui katup mitral dan masuk ke ventrikel kiri. Ventrikel kiri
kemudian memompakan darah ketubuh melalui katup aorta dan aorta.

C Siklus Jantung

Bunyi-bunyi jantung klasik mempunyai ciri-ciri tersendiri, vibrasi


auditor, singkat dari berbagai intensitas, frekuensi, kualitas, dan durasi :
semua ini berhubungan dengan kejadian siklus jantung. Bunyi jantung
pertama (S1) sesuai dengan awitan sistole uentrikel.
Karakter stirc-stirc bunyi “dubb” ini dihasilan oleh penutupan katup-
katup mitral dan trikuspid dan terdengar paling keras di apeks. Bunyi
jantung kedua (S2) bersamaan dengan awitan diastole dan disebabkan oleh
penutupan katup aorta dengan pulmonal. Bunyi “dubb” ini terdengar
paling keras pada dasar: penghentian yang lebih lama terjadi diantara S2
dan S1 daripada S1 dan S2. bunyi jantung ketiga dan kempat pada frekwensi
yang rendah (S3 dan S4) mungkin terdengar dan mungkin munujukkan
masalah-masalah jantung yang serius pada lansia.

C. Etiologi
Menurut Udjianti (2010), etiologi CAD meliputi:
1. Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis.Aterosklerosis digolongkan
sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan konektif di sekitar lapisan
intima arteri. Suatu plak fibrous adalah lesi khas dari aterosklerosis. Lesi ini dapat
bervariasi ukurannya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan
obstruksi aliran darah parsial maupun komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi
tersebut terdiri atas plak fibrous dengan deposit kalsium, disertai oleh pembentukan
thrombus.Obstruksi pada lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada
jaringan di sekitarnya.
2. Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh darah
terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah berkontraksi
(vasokontriksi). Spasme arteri koroner dapat menggiring terjadinya iskemik aktual atau
perluasan dari infark miokard. Penyebab lain di luar ateroskelorik yang dapat
mempengaruhi diameter lumen pembuluh darah koroner dapat berhubungan dengan
abnormalitas sirkulasi. Hal ini meliputi hipoperfusi, hipovolemik, polisitemia, dan
masalah-masalah atau gangguan katup jantung.

Menurut Mayo Clinic (2017), faktor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
1. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan menyempit.
2. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri koroner
yang lebih tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat mengembangkan penyakit
jantung pada usia dini.
3. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara signifikan.
4. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan
penebalan arteri Anda, mempersempit saluran yang melaluinya darah bisa mengalir.
5. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak dan
aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh tingkat tinggi low-density
lipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai kolesterol "jahat". Tingkat rendah lipoprotein
densitas tinggi (HDL), yang dikenal sebagai kolesterol "baik", bisa menjadi tanda
aterosklerosis.
6. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. Diabetes tipe 2
dan penyakit arteri koroner memiliki faktor risiko yang sama, seperti obesitas dan
tekanan darah tinggi.
7. Kegemukan atau obesitas.
Kelebihan berat badan biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
8. Tidak aktif secara fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan beberapa faktor
risikonya juga.

9. Tegangan tinggi.
Stres yang tidak henti-hentinya dalam hidup dapat merusak arteri dan juga
memperburuk faktor risiko penyakit arteri koroner lainnya.

D. Manifestasi klinik
Menurut (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014), manifestasi klinik yang biasa
terjadi pada kasus CAD meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa
semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa
menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini
muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap
selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat
maupunnitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas
sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel,
contraction (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
3. Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidak mampu
memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga
kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.

5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa darah
ke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan
pembuluh darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan di
daerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang bermasalah.
Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark merangsang refleks
vasofagal

E. Komplikasi
Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (2017), komplikasi CAD
meliputi:
a. Aritmia merupakan yang paling sering ditemui. Aritmia yaitu gangguan dalam
irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial
aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan
meningkatkan kecepatan denyut jantung. Jika jantung tidak mendapat oksigen yang
cukup maka bagian dari jaringan jantung yang mengatur detak jantung akan rusak.
Hal tersebut dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur selain itu
dapat menyebabkan jantung berdebar, kelelahan dan pusing.
b. Gagal Jantung Kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard.
Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada
vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan
kongesti pada vena sistemik.
c. Syok kardikardiogenik yang diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah
mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan
hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan perfusi perifer,
penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa berakhir dengan
kematian.
d. Disfungsi Otot Papillaris. Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris
akan mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan aliran
balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran ke aorta
dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
e. Ventrikuler Aneurisma. Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium
atau apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada
setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup. Aneurisma
ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik,
embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.
f. Perikarditis Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung
berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan
pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
g. Emboli Paru yang bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian
mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung
kongestif yang parah

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Echo cardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi, bentuk dan ukuran jantung
melalui ultrasound dari bilik-bilik jantung. Selain itu pemeriksaan ini juga dapat
dilakukan untuk melihat fungsi dan kerja jantung, melihat adanya thrombus pada
bagian jantung, mengetahui kekuatan otot jantung serta memeriksa kerusakan pada
katup jantung.
2. Kateterisasi Jantung (Angiografi Koroner)
Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau lebih kateter
dimasukkan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengecek aliran darah dan
oksigen di berbagai ruang jantung. Saat kateterisasi jantung, dapat juga dilakukan
angiografi koroner menggunakan pewarna khusus dalam pembuluh darah dan X-ray
untuk menunjukkan bagian dalam pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk mengkaji
patensi arteri koronaria dan mengetahui apakah terdapat gangguan atau penyempitan
pada arteri koroner pasien. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk menentukan
terapi yang diperlukan mis. Percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA)
atau pembedahan bypass koroner maupun Percutaneous Coronary Intervention (PCI)
bila ada aterosklerosis. (Smeltzer, Bare, & Hinkle, 2010).
3. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram mencerminkan aktivitas listrik jantung yang disadap dari
berbagia sudut pada permukaan kulit. Perubahan pada elektrokardiografi secara
konsisten akibat iskemia atau infark akan nampak pada lead tertentu.
4. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah yang meliputi : profil lipid (kolesterol
total, trigliserida, dan lipoprotein)
5. Cardiac Stress Testing
Normalnya, arteri koroner akan berdilatasi sampai 4x dari diameter normalnya untuk
meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen. Arteri yang tersumbat
oleh plak akan menurunkan aliran darah ke miokardium dan menyebabkan iskemik.
Tes toleransi jantung yang terdiri dari tes toleransi latihan (treadmill) dan tes toleransi
pengobatan (pharmacologic stress test) membantu untuk :
a. Mendiagnosis CAD
b. Membantu mendiagnosis penyebab nyeri dada
c. Menentukan kapasitas fungsional jantung setelah Infark Miokard atau
pembedahan jantung.
d. Mengakji efektivitas terapi pengobatan antiangina dan antidisritmia
e. Mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik
f. Membantu pengembangan program kesegaran jasmani.
Tes toleransi latihan (Treadmill) dilakukan dengan cara pasien berjalan pada ban
berjalan, sepeda statis, atau naik turun tangga. Elektroda EKG dipasang pada pasien
dan pencatatan dilakukan sebelum, selama dan setelah tes. Tes toleransi pengobatan
dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan aktivitas fisik atau treadmill. 2 agen
vasodilatasi yaitu dipyridamole (Persantine) dan adenosine (Adenocard), diberikan
melalui intravena untuk melihat efek dari dilatasi maksimal arteri koronaria. (Lewis,
Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014)

G. Penatalaksanaan
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko
serangan jantung.
2. Beta-bloker (misalnya Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls
simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, dan
waktu kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan
oksigen jantung dan jumlah oksigen yang tersedia.
3. Nitrogliserin (misalnya Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan
aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi
cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah lidah,
biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (misalnya Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (misalnya Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (misalnya Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-
Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner
dini atau lanjut.
6. PCI ( Percutaneus Coronary Intervention) atau angioplasti koroner
Percutaneus Coronary Intervention merupakan suatu prosedur untuk mengatasi
stenosis atau penyempitan di arteri koronaria. Prosedur ini digunakan untuk mengurangi
gejala penyakit arteri koroner seperti nyeri dada, sesak serta gagal jantung. PCI dapat
mencegah terjadinya infark miokard serta mengurangi angka kematian. Angioplasti
merupakan prosedur yang tidak seinvasif CABG. Kateter yang berbentuk balon dan stent
dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah
aterosklerotik. Balon kemudian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk
memecah plak. Prosedur PCI dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung. (Smeltzer,
Bare, & Hinkle, 2010)
7. CABG (Coronary Artery Bypass Graft)
CABG merupakan prosedur operasi yang digunakan untuk mengatasi penyakit
jantung koroner atau CAD dengan membuat rute baru di sekitar arteri yang menyempit
atau tersumbat agar darah tetap lancar hingga ke otot jantung sehingga jantung
mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Pembuatan rute tersebut menggunakan
pembuluh darah dari bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah dari kaki (vena
saphena), dada (arteri maamria interna) atau lengan (arteri radialis) (Alodokter, 2016).

H. Diagnosis Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah koroner.

I. Intervensi Keperawatan

DiagnosaKeperawatan/ Rencanakeperawatan
MasalahKolaborasi
TujuandanKriteriaHasil Intervensi

Penurunan curah jantung Setelah dilakukan 1. Kaji dan dokumentasikan TTV setiap
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 jam
penyempitan pembuluh selama 2 x 24 jam masalah 2. Kaji bunyi, frekuensi dan irama
darah koroner. penurunan curah jantung jantung
teratasi, dengan kriteria 3. Pertahankan posisi pasien semi fowler
DS: Pasien mengatakan
hasil : 4. Anjurkan tarik napas dalam lewat
sesak napas dan nyeri dada
1. Pasien tidak sesak hidung dan keluarkan lewat mulut
sebelah kiri.
2. Tidak ada nyeri dada 5. Kolaborasikan dengan dokter untuk
DO:
3. TTV dalam batas pemberian obat
- Keadaan umum : lemah
normal
- Kesadaran : CM
- HR : 112 x/menit
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 26 x/menit
- Akral dingin
J. PATHWAY BERDASARKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Penyempitan pembuluh
darah koroner

Iskemik pada arteri koroner

Hipoksia otot jantung

Vasokontriksi perifer

Perubahan hemodynamic

Cardiac output menurun

Penurunan curah jantung


DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. (2016). Mengenal Makna Prosedur CABG. Retrieved from Alodokter:


https://www.alodokter.com/mengenal-makna-prosedur-cabg

Bulechek, G. M., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia. Singapore: Elsevier.

Institute for Quality and Efficiency in Health Care. (2017, July 27). Complication of Coronary
Artery Disease. Retrieved from PubMed Health:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheatlh/PMH0086330/

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-surgical nursing (9
ed.). Missouri: Elsevier.

Mayo Clinic. (2017, August 4). Coronary Artery disease. Retrieved August 14, 2017, from Mayo
clinic: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-
disease/symptoms-causes/dxc-20165314

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes Classification
(NOC) : Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Singapore:
Elsevier.

NANDA International. (2016). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : RGC.

Ratini, M. (2018, January 7). Coronary Artery Disease. Retrieved from WebMD Medical
Reference: https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-disease-coronary-artery-
disease

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., & Hinkle, J. L. (2010). Textbook of medical-surgical nursing (12 ed.,
Vol. 1). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai