Anda di halaman 1dari 15

Standar pelayanan dasar, Standar persyaratan minimal, Standar

penampilan minimal
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan. (Donabedian, 1980)
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. (Rowland,
1983)
Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan
mutu layananKebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang
terlibat dalam layanan kebidananakan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia
layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi
layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan
perannya masing-masing.
Setiap bidan harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan standar
pelayanan kebidanan, dan dalam melaksanakan profesi tersebut bidan harus bekerja
sesuai standar seperti standar pendidikan, standar falsafah, standar organisasi, standar
kurikulum, standar evaluasi pendidikan, dan standar lulusan. Dan setiap bidan harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan tambahan yang wajib
dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan kebidanan dasar?


2. Apa saja syarat Standar ?
3. Apa saja standar pengenalan pelayanan kebidanan ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Standar pelayanan dasar

1. Pengertian Standar

Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan


ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan
parameter yang telah ditetapkan.
Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari
fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan
agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Secara luas.
Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2. Prasyarat Standar

1. Jelas
2. Masuk akal
3. Mudah dimengerti
4. Dapat dicapai
5. Absah
6. Meyakinkan
7. Mantap, spesifik serta eksplisit

3. Pengenalan Standar Pelayanan Kebidanan

1. Standar Pelayanan Umum


a. Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat
1) Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan
kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi orangtua yang
bertanggung jawab.
2) Pernyataan Standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan
kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan
kesiapan menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan
yang baik.
3) Hasil dari Pernyataan Standar
Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai
kehamilan ibu yang sehat, keluarga dan masyarakat meningkatkan
pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya
kehamilan pada usia muda.
4) Persyaratan
a) Bidan bekerja sama dengan kader kesehatan dan sektor terkait
sesuai dengan kebutuhan
b) Bidan terdidik dan terlatih dalam:
1. Penyuluhan kesehatan
2. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar
3. Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode
kontrasepsi, gizi, bahaya kehamilan pada usia muda,
kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan atau kematangan
seksual dan tanda bahaya pada kehamilan
4. Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-
hal tersebut diatas. Penyuluhan kesehatan ini akan efektif bila
pesannya jelas dan tidak membingungkan.

b. Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan

1) Tujuan
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk
pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
2) Pernyataan Standar
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang
dilakukannya dengan sesama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatatn
semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang telah diberikan
sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil atau bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.
disamping itu, bidan hendaknya mengikut sertakan kader untuk mencatat
semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan
ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan, ibu dalam nifas, dan bayi baru
lahir. bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja
dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
3) Hasil dari pernyataan ini :
1. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik
2. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan,
kelahiran dan pelayanan kebidanan
4) Prasarat
1. Adanya kebijakan nasional setempat untuk mencatat semua
kelahiran dan kematian ibu dan bayi
2. sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan
bayi dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat
3. bidan bekerja sama dengan kader atau tokoh masyarakat dan
memahami masalah kesehatan seetempat.
4. Register kohort ibu dan bayi, kartu ibu, KMS ibu hamil, buku KIA,
dan PWS KIA partografi digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan pelayanan. Bidan memiliki persediaan yang cukup untuk
semua dokumen yang diperlukan.
5. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format
pencatatan tersebut diatas.
6. Pemetaan ibu hamil
7. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat
jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap hari
5) Hal yang harus diingat pada standar ini :
1. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan
untuk memepelajari hasil kerjanya
2. Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan
pelayanan. Menunda pencatatan akan meningkatkan resiko tidak
tercatatanya informasi penting dalam pelaporan
3. Pencatatan dan pelaporan harusmudah dibaca,cermat dan memuat
tanggal, waktu dan paraf

2. Standar Pelayanan Antenatal

c. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

1) Tujuan
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan secara teratur.
2) Hasil dari identifikasi ini :
1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
2. Ibu, suami, anggota masyarak menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan, secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat
pemeriksaan hamil.
3. meningkatnya cakupan ibu hami yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu
3) Persyaratannya antara lain:
Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk
menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua hamiltelah memeriksakan
kandungan secara dini dan teratur.
4) Prosesnya antara lain:
Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur
untuk menjelaskna tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hami, suami,
keluarga, maupun masyarakat.

d. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

1) Tujuan
Memeberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini, komplikasi
kehamilan.
2) Pelayanan Standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

Bidan juga harus mengenal kehamilan risti atau kelainan khususny anemia
kurang gizi, hipertensi, PMS, atau infeksi HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas.

3) Hasilnya antara lain :


1. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan
2. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini
dan komplikasi kehamilan
3. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tau apa yang harus dilakukan
4. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi
kegawatdaruratan
4) Petsyaratannya antara lain
Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,
termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil
pemeriksaan kehamilan atau kartu ibu.
5) Prosesnya antara lain
Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.

B. Standar persyaratan dan penampilan minimal Kebidanan


Standar Persyaratan Minimal
Standar persyaratan minimal adalah keadaan minimal yang harus
dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu. Standar persyaratan minimal terdiri dari :

1) Standar masukan
Dalam Standar Masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur
masukan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu terdiri dari:
1) jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana
2) Jenis, jumlah dan spesifikasi sarana
3) Jumlah dana (modal)
Jika standar masukan merujuk pada tenaga pelaksana disebut dengan
nama standar ketenagaan (standard of personnel). Sedangkan jika standar
masukan merujuk pada sarana dikenal dengan nama standar sarana (standard
of facilities). Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan
yang bermutu, standar masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.

2) Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur
lingkungan yang diperlukan untuk dapat meyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terdiri dari :
1. Garis-garis besar kebijakan (policy)
2. Pola organisasi (organization)
3. Sistem manajemen (management) yang harus dipatuhi oleh setiap
pelaksana pelayanan kesehatan.
Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan
manajemen. Sama halnya dengan masukan, untuk dapat menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan
harus ditetapkan.
3) Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang
harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu, semua kegiatan tenaga kesehatan ditujukan pada profesi dan interaksi
profesional dengan pasiennya. Proses merupakan apa dan bagaimana kegiatan
profesional itu, dalam proses mencakup :
1. Penilaian terhadap pasien
2. Penegakan diagnosa
3. Rencana pengobatan
4. Indikasi tindakan
5. Pengobatan, penanganan jika ada komplikasi
Makin patuh tentang profesional kepada standar
maka makin meningkat mutu pelayanan kesehatan.

Standar proses terdiri dari :


a. Tindakan medis
b. Tindakan non medis.

Standar proses dikenal dengan nama standar tindakan (standar of


conduct). Karena baik tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat
diupayakan tersusunnya standar proses.

C. Standar Penampilan Minimal


Standar penampilan minimal merujuk pada penampilan layanan
kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini, karena merujuk pada unsur
keluaran, disebut dengan nama standar keluaran, atau populer dengan
sebutan standar penampilan. Standar keluaran merupakan hasil akhir atau
akibat dari layanan kesehatan. Standar keluaran akan menunjukkan apakah
layanan kesehatan berhasi atau gagal. Keluaran adalah apa yang diharapkan
akan terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diselenggarakan dan
terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur. Standar keluaran berupa :

a. Penampilan Aspek Medis


Yang menunjuk pada penerapan aspek medis pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Terkait pada kode etik profesi
2. Standar pelayanan profesi : dengan meningkatnya mutu maka akan
meningkatkan kepuasan klien. Contoh:
a. Meningkatnya angka kesembuhan penyakit yang di derita
b. Sedikitnya efek samping yang dialami
c. Menurunkan angka Kematian
d. Meningkatkan angka kepuasan

b. Penampilan Aspek Non Medis


Yang menunjuk pada penampilan aspek non medis pelayanan
kesehatan yaitu terkait dengan kode etik profesi/standar profesi dalam
hal non medis. Contoh:
a. Pengetahuan klien yaitu makin meningkat pengetahuan
akan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan akan
meningkatkan mutu
b. Makin tinngi Kemantapan klien
c. Makin tinggi Kepuasan
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih
dalam batas-batas yang wajar atau tidak, perlu ditetapkan standar keluaran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan
dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Syarat-syarat standar adalah jelas, masuk akal, mudah dimengerti, dapat
dicapai, absah, meyakinkan, mantap, spesifik serta eksplisit.
Pengenalan standar pelayanan kebidanan
1. Standar Pelayanan Umum
2. Standar Pelayanan Antenatal

B. Saran
Kami mengharapkan pada teman teman yang nantinya akan menjadi seorang
bidan layaknya harus melayani masyarakat dengan baik. dengan cara bertanggung
jawab, menggunakan model kemitraan dalam kerjasama dengan kaum wanita atau ibu
agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek
asuhan sehingga mereka puas dengan pelayanan yang kita berikan.
a. Penampilan Aspek Medis
Yang menunjuk pada penerapan aspek medis pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Terkait pada kode etik profesi
2. Standar pelayanan profesi : dengan meningkatnya mutu maka akan meningkatkan
kepuasan klien. Contoh:
a. Meningkatnya angka kesembuhan penyakit yang di derita
b. Sedikitnya efek samping yang dialami
c. Menurunkan angka Kematian
d. Meningkatkan angka kepuasan
b. Penampilan Aspek Non Medis
Yang menunjuk pada penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan yaitu
terkait dengan kode etik profesi/standar profesi dalam hal non medis. Contoh:
a. Pengetahuan klien yaitu makin meningkat pengetahuan akan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan akan meningkatkan mutu
b. Makin tinngi Kemantapan klien
c. Makin tinggi Kepuasan
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-
batas yang wajar atau tidak, perlu ditetapkan standar keluaran.

STANDAR PERSYARATAN DAN PENAMPILAN MINIMAL KEBIDANAN


Standar
Menurut ISO Standar adalah kesepakatan – kesepakatan yang telah
didokumentasikan yang didalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi –
spesifikasi teknis atau kriteria – kriteria yang akurat yang gunakan sebagai peraturan
petunjuk atau definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa
sesuai dengan yang telah dinyatakan. Menurut KBBI standar adalah pembakuan atau
ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Standar juga bisa diartikan sebagai
pedoman, patokan atau tolak ukur yang ditetapkan.
Dalam program penjaminan mutu, semua kegiatan harus mengacu kepada standar
yang telah ditetapkan sebelumnya agar mutu tetap terjamin.Sedangkan untuk
memandu para pelaksana program agar tetap berpedoman pada standar yang telah
ditetapkan dalam penjaminan mutu maka disusunlah protokol. Protokol adalah suatu
pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman
oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan. Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang
telah ditetapkan.
Secara umum standar mutu pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Standar Persyaratan Minimal
Standar persyaratan minimal adalah keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar persyaratan
minimal terdiri dari :

1) Standar Masukan
Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi
tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal). Standar masukan:
a. Jenis Tenaga
Generalis (pelaksana), spesialistik ( pengelola), konsultan.

b. Fasilitas
Fasilitas yang mendukung terlaksananya pelayanan kebidanan sesuai standar, yakni :
peralatan dan tempat
c. Kebijakan
 Protap
 Petunjuk pelaksanaan
Standar ketenagaan (standard of personnel ) adalah standar masukan yang merujuk
pada tenaga pelaksana. Sedangkan yang dimaksud dengan standar sarana (standard of
facilities) adalah standar masukan yang merujuk pada sarana. standar masukan
haruslah selalu ditetapkan agar pelyanan kesehatan yang bermutu dapat terjamin.
2) Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni
garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang
harus dipatuhi oleh semua pelaksana. Standar lingkungan yakni :
a) Kebersihan
b) Proses kerja
c) Tata letak
d) Kedisiplinan
e) keramahan.
Biasanya standar lingkungan disebut dengan standar organisasi dan manajemen
(standard organization and management). Untuk menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan juga harus ditetapkan
3) Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus
dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan
medis dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan
sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses. Standar proses
yaitu:
a. Proses asuhan (S.O.A.P)
b. Standar praktik professional
c. Kode etik
Penilaian baik tidaknya suatu mutu pelayanan kesehatan dapat ditentukan oleh
kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat diupayakan
tersusunnya standar proses. Standar proses tersebut disebut juga dengan nama standar
tindakan (standar of conduct).

b. Standar Penampilan Minimal


Standar penampilan (standar of performance) disebut juga dengan standar
keluaran karena merujuk pada unsur keluaran. Standar penampilan minimal merujuk
pada penampilan layanan kesehatan yang masih dapat diterima. Hasil akhir dari
pelayanan kesehatan yang diberikan disebut dengan standar keluaran. Standar keluaran
akan menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran (outcome)
adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan yang
diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur.
Penampilan ada 2 macam:
 Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan
 Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam
batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran. Untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar, yaitu standar
masukan, lingkungan, proses dan keluaran perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif
serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera dievaluasi
dandiperbaiki.

2. Indikator
Untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu standar yang telah
ditetapkan,maka perlukan indikator (tolok ukur). Bila sesuatu yang diukur tersebut
semakin sesuai dengan indikator,maka semakin sesuai pula keadaannya dengan standar
yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jenis standar yang terdapat dalam program
menjaga mutu, maka indikator tersebut dapat dibedakan menjadi :
a) Indikator persyaratan minimal
Merupakan tolak ukur untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi mutu
pelayanan kesehatan (penyebab).Apabila hasil pengukuran berada di bawah indikator
yang telah ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
b) indikator penampilan minimal
Merupakan tolak ukur untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan (akibat). Apabila
hasil pengukuran terhadap standar penampilan berada di bawah indikator
keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tersebut dapat
dikatakan tidak bermutu.

3. Bentuk program menjaga mutu


Program menjaga mutu dapat dibedakanmenjadi tiga jenis :
a) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)
merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan
kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan
dan standar lingkungan dari pada standar proses.
Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan, di antaranya :
Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification),
akreditasi (Accreditation).
b) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance)
merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.
Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses.
c) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)
merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.
Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni
memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau
dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau
berupa pandangan pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif
adalah : Record review, tissue
review, survei klien dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai