Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMAHAMI MASALAH SOSIAL MASYARAKAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :


1. REVI PERMATA SARI (1714301031)
2. OKTA ROSDIANTIKA (1714301032)
3. RONI PRASTYO (1714301033)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi.
Makalah ini berisikan tentang Memahami Masalah Sosial Masyarakat, diharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari sebagai seorang mahasiswa masih banyak belajar dalam membuat
makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan kami, mudah-mudahan
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Septemberi 2019

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan ........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Sosial……………………………………………………… 5
B. Persoalan Terkait Masalah Sosial………………………………………………. 6
C. Macam – Macam Masalah Sosial………………………………………………. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
..............................................................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata-kata masalah sosial rasanya bukan suatu yang ganjil bagi kita, kata kata itu sudah
sangat umum sekali kita dengar dalam kehidupaa sehari-hari. Kata-kata masalah sosial
sering kali hadir, bahkan banyak kejadian yang ada di sekitar kita sernig disebut dengan
masalah social apabila berkenaan dengan kehidupan manusia, dan bahkan yang berkaitan
jauhpun seperti adanya banjir tahunan di Jakarta atau kebakaran hutan di suatu daerah
sering disebut selagai masalah sosial sebagai alternatif penyebutan selain dari masalah
lingkungan. Umumnya hal-hal yang sering kali kita sebut sebagai masalah social itu
berkaitan dengan keadaan atau kondisi yang berkaitan dengan kıiminal, seperti
pencurian, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, dan bahkan pelacuran, korupsi pun
dimasukkan sebagai kondisi kriminal, atu sering juga masalah sosiai tersebut berkenaan
dengan masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial yang menyangkut keberadan
individu - individu dalam masyarakat yang berkaitan dengan kondisi keterpurukan
kesejahteraan kehidupan masyarakat, seperti kemiskiman, ketertinggalan tingkat
pendidikan pengangguran. pemutnsan hubungan kerja (PHK), penyebaran penyakit,
kecenderungan bunulı diri, penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika. Ada juga yang
mengategorikan masalah sosial sebagai suatu masalah yang berkaitan dengan
penguasaan atau wewenang seseorang atau kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimakud dengan masalah sosial?
2. Apa saja masalah – masalah social dalam masyarakat?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti mengenai masalah social.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti apa saja masalah – masalah social dalam
masyakarat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Sosial


Beberapa ahli sosial mendefinisikan mengenai masalah sosial di antaranya seperti yang
disebutkan berikut ini :
1. Birenboun dan Sagarin, 1972 dalam Spector and Kitsuse menyebutkan bahwa
masalah sosial ada atau muncul ketika suatu masyarakat tertentu atau paling tidak
sebagian orang dalam masyarakat tersebut, merasa dipecah belah atau terancam atau
merasa terganggu dalam menjalankan aktivitas atau praktik – praktik kehidupan yang
berlaku dalam masyarakat tersebut.
2. Raab dan Selznick, menerjemahkan arti masalah sosial dengan lebih menyoroti kata-
kata masalah sosial sebagai cerminan dari gangguan terhadap good will yang menjadi
perhatian dari sebuah masyarakat tersebut. Adanya gangguan terhadap jalannya suatu
proses tindakan yang mengarah pada keinginan sekelompok orang.
3. Richard dan Myer yang menyebutkan bahwa masalah sosial adalah suatu kondisi
yang didefinisikan oleh suatu masyarakat atau sekelompok orang sebagai sebuah
penyimpangan dari suatu norma atau niiai sosial yang sangat dihargai atau yang
dianggap penting. Maksudnya adalah kondisi yang ada di lingkungan masyarakat
tertentu dipahami berbeda oleh sekelompok individu yang juga anggota masyarakat
yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai perbedaan pemahaman terhadap gejala
yang tampak nyata, sehingga hasil pemahaman tersebut menimbulkan ketegangan-
ketegangan dengan kelompok sosial lainnya, dan ini menciptakan suatu bentuk
persaingan dan bahkan konflik.
4. Rubington, et al, 1981 dalam bukunya The Study of Social Problems, yang
menyebutkan bahwa sebuah situasi yang diduga sebagai situasi yang tidak cocok atau
bertentangan dengan nilai-nilai dari sejumlah orang atau masyarakat, dan orang dalam
masyarakat tersebut, kemudian mereka sepakat harus ada aksi yang dilakukan untuk
mengubah situasi tersebut.
5. Nisbet, 1961 (dalam Suparlan. 1982) juga menegaskan bahwa perbedaan utama antara
masalah sosial dan masalah yang lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu terkait
dengan nilai-nilai moral, pranata-pranata soual, dan atau terkait konteks-konteks
normatif di mana hubungan itu terjadi.
6. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang dianggap dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial .
B. Persoalan Terkait Masalah Sosial
Jika terjadi bentrokan antara unsure - unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan
hubungan sosial, seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara niiai dalam
5
maryarakat dengan realita yang ada. Masalah sosial dapat dikategorikan merjadi 4 jenis
faktor antara lain sebagal berikut :
1. Faktor ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, dan lain - lain.
2. Faktor budaya, seperti perceraian, kenakalan remaja, dan lain - lain.
3. Faktor biologis, seperti penyakit menular, keracunan niakanan, dan lain - lain.
4. Faktor psikologis, seperti gangguan mental, penyakit syaraf, aliran sesat, sulit
beradaptasi dan bersosialisasi, diskriminasi gender, kepribadian, dan lain – lain.

C. Macam – Macam Masalah Sosial


1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi kekurangan hal - hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, dan air minum, di mana in
berhubungan erat dengan kualitas hidup. Keniiskinan kadang juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagal warga negara.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara
subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-
negara yang "miskin". Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup pada beberapa hal berikut :
a) Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-
hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b) Gambaran tentang kebutuhan social, termasuk keterkucilan social,
ketergantungan, dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
ternasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalab masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c) Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan
ekonomi di seluruh dunia
d) Tingkat Pendidikan yang Rendah. Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah
cenderung tidak memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang
memadai. Sehingga mereka tidak bisa bersaing dengan masyarakat yang
berpendidikan tinggi di dunia kerja maupun dunia usaha. Hal ini kemudian
membuat angka pengangguran dan kemiskinan menjadi bertambah.
6
Penyebab Kemiskinan
a. Kemiskinan banyak dihubungkan dengan beberapa kondisi berikut :
1) Penyebab individual atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2) Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga yang berdampak pada keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan.
3) Penyebab subbudaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4) Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
5) Penyebab struktural. yang nmemberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial
b. Meskipun ditesima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran sebagai akibat dari
kemalasan. Namun di Amerika Serikat (negara terkaya di dunia berdasarkan
pendapatan per kapitanya), misalnya memilik jutaan masyarakat yang diistilahkan
sebagai pekerja miskin, yaitu orang yang tidak sejahtera atau berencana menerima
bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Upaya Mengurangi & Menghilangkan Kemiskinan


Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah sebagai berikut :
a. Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
b. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macain kebijakan yang dijalankan uatuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,
pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain- lain.
c. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin, Lanyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai orang yang mungkin lebih miskin, seperti orang tua atau orang
dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.

2. Pengangguran atau Tunakarya


Pengangguran atau tunakarya ddalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
7
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumiah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya.
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan, dan sosial,
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Pengangguran Terdidik
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia kembali memunculkan satu problem yang signifikan,
yaitu besarnya angka pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik adalah mereka yang
mempunyai kualifikasi lulusan pendidikan yang cukup, namun masih belum inemiliki
pekerjaan. Hal yang memprihatinkan pula, jumlah pengangguran terdidik meningkat dari
tahun ke tahun.

Pendidikan & Lapangan Kerja


Penyebab utama terjadinya pengangguran terdidik adalah kurang selarasnya perencanaan
pembargunan pendidikan dan perkembangan lapangan kerja, sehingga lulusan institusi
pendidikan tidak terserap ke lapangan kerja. Ada faktor-faktor lain pula yang menyebabkan
besarnya angka pengangguran terdidik antara lain preferensi atau pemilihan jenis pekerjaan
yang diminati, dan kurang sesuainya kualifiikasi angkatan kerja terdidik dengan kebutuhan
penyedia lapangan pekerjaan.

Semakin besarnya angka pengangguran terdidik maka secara potensial dapat menyebabkan
beberapa dampak seperti beriku ini :
1) Timbulnya masalah sosial akibat pengangguran
2) Pemborosan sumber daya pendidikan
3) Menurunnya penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan.

8
Pengangguran terdidik harus dikurangi dari dua sisi. yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan.
Dari sisi pendidikan, sudah jelas bahwa dunia pendidikan harus dapat menghasilkan output
lulusan yang siap diserap oleh pasar kerja. Artinya, pendidikan berkualitas yang berorientasi
pada pasar kerja menjadi mntlak Sesuatu yang dapat kita perbaiki adalah mewujudkan
pendidikan yang berbasis pada pasar kerja (labour market based). Konsep link and match
antara dunia pendidikan dan dunia ketenagakerjaan perlu diredefinisi dengan memasukkan
pendekatan labour market based tadi. Jenis-jenis pendidikan kejuruan dan keterampilan kerja
didasarkan pada analisis kebutuhan peluang-peluang kei ia yang ada, dan yang diproyeksikan
akan besar kebutuhannya.

3. Kenakalan Remaja
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13 - 18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untak dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa
transisi. Remaja aka mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai
berikut :
a) Masa pra-pubertas (12-13 tahun).
b) Masa pubertas (14-16 tahun)
c) Masa akhir pubertas (1-18 tahun)
d) Masa remaja (19-21 tahun)

Masa Pra-pubertas (12-13 tahun)


Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon
seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ
reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat
juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja- remaja ini cenderung bersikap suka
mengkritik (karena merasa tahu segalanya) yang sering diwujudkan dalam bentuk
pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang
dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai hero atau pujaannya.

Masa Pubertas (14-16 tahun)


Masa ini disebut juga masa remaja awal, di mana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga
9
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini,
emosi remaja menjadi sangat labil akibat perkembangan hormon- hormen seksualnya
yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul. Pada masa ini pada
remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada
remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan
merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya
serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini
gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka, khususnya dalam hal
pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan
lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di
samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi. penampilan, dan daya tarik
seksual. Remaja menjadi sangat sukar diselami perasaannya karena kebingungan
mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya.
Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut, kadang suka melamun, di lain waktu
dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka
bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan
dengan pikirannya sendiri.

Masa Akhir Pubertas (17-18 tahun)


Pada masa ini, remaja yang mampui melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga
bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka Masa ini
berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat
daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai
dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas imereka sudah
tercapai sepenuhnya. Namun, kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

Masa Remaja/Adolescence (19-21 tahur)


Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sermpurna baik
segi fisik,emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai. macam hal
yang abstrak dan muiai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran
mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada
menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai teriihat jelas, seperti cita citanya,
minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat- sifat yang
menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
10
a. Definisi Kenakalan Remaja
1) Kartono, ilmuwan sosiologi, mengatakan kenakalan remaja atau dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis
sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
2) Santrock, kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
criminal.
3) Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku/tindakan remaja yang bersifat
antisosial, melanggar norma sosial, agania, serta ketentuan hukum yang
berlaku dalam masyarakat.

b. Penggolongan & Bentuk Kenakalan Remaja


Singgih D. Gumarso (1988) mengatakan dari segi hukum, kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu
kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diatur dalam undang- undang
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum, dan
kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan periyelesaian sesuai dengan
undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum
bila diiakukan orang dewasa.
Kenakalan remaja dapat dibedakan menjadi beberapa jenis/bentuk seperti berikut ini :
1) Berbohong
2) Pergi keluar rumah tanpa pamit
3) Keluyuran
4) Begadang
5) Membolos sekolah
6) Berkelahi dengan teman
7) Perkelahian antarsekolah
8) Buang sampah sembarangan
9) Membaca, melihat, dan menonton buku porno
10) Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM dan kebut-kebutan/mengebut di
jalan raya
11) Minum-ininuman keras
12) Kumpul kebo dan hubungan seks di luar nikah
13) Mencuri, mencopet, dan menodong
14) Menggugurkan kandungan (aborsi)
11
15) Memerkosa
16) Berjudi
17) Menyalahgunakan narkotika
18) Membunuh.

c. Penyebab Kenakalan Remaja


Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal di antaranya adalah
sebagai berikut :
1) Krisis identitas, yaitu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupainnya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2) Kontrol diri yang lemah, di mana remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima sehingga akan
terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol
diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Sedangkan yang termasuk faktor eksternal terjadinya kenakalan emaja adalah sebagai
berikut :
1) Keluarga, meliputi perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antararggota
keluarga, atau perselisihan antaranggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga, seperti terlalu memarjakan anak,
tidak memberikan pend'dikan agama atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2) Teman sebaya yang kurang baik
3) Masyarakat/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

d. Mengatasi Kenakalan Remaja


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah sebagaí berikut :
1) Kegagalan mencapal identitas peran dan leinahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melaimpaui masa remajanya
dengan baik, Juga mereka yang beihasiliemperbaiki diri setelah sebelumnya gagal
pada tahap ini.

12
2) Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan poin
pertama.
3) Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga, sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4) Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi
arahan dengan siapa dan di masyarakat mana remaja harus bergaul.
5) Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau masyarakat yang ada tidak sesuai dengan harapan.

4. Perceraian
a) Definisi Perceraian

Perceraian ialah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin
melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa nieminta dipisahkan cleh
pemerintah. Selaina perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana
membagi harta benda masing-masing yang diperoleh selama pernikahan (seperti
rumah, mobil, perabotan atau kontrak), dan bagaimana mereka menerima biaya
dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Banyak negara yang memiliki hukum
dan aturan tentang perceraian, dan pasangar itu dapat diminta maju ke pengadilan.

b) Alasan Perceraian

Ada berbagai alasan yang membuat orang bercerai, biasanya dikarenakan sudalh
tidak adanya kecocokan, perselingkuhan, suami tidak memberikan nafkah (lahir
dan batin) dalam jangka waktu lama, salah satu pihak tidak mampu memberikan
keturunan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, berdasarkan undang-undang
perkawinan yang ada alasan perceraian adalah sebagai berikut.
1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi.
dan lain sebagainya yang sukar untuk disembuhkan.
2) Salah satu pihak meninggaikan pihak lain dalam jangka waktu dua tahun
secara terus-menerus tanpa alasan yang syah.
3) Salah satu pihak mendapatkan pidana lima tahun penjara atau hukuman
lain yang lebih berat.
4) Salah satu pihak melakukan kekejaman yang membahayakan keselamatan
anggota keluarga.
13
5) Salah satu piliak tidak dapat melakukan kewajibannya baik sebagai suami
istri akibat penyakit atau cacat badan.

c) Dampak Perceraian

Perceraian sering menimbulkan tekanan batin bagi tiap pasangan tersebut. Anak-
anak yang terlahir dari pernikahan mereka juga bisa merasakan sedih bila orang
tua mereka bercerai. Namun, banyak sumber daya yang bisa membantu orang
yang berceral, seperti keluarga besar, teman-teman, terapi, konsultan, buku, dan
DVD yang berisikan tentang solusi dalam menghadapi adanya perceralan.

5. Penyakit Menular & Tidak Menular

Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis
adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus,
bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma
benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular
kepada orang lain melalui media tertentu, seperti udara (TBC, influenza, dan lain-
lain), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis,
tifoid/tifus, dan lain-lain), jarum suntik dan transfusi darah (HIV/AIDS, hepatitis, dan
lain-lain). Adapun penyakit yang tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien
yang pada umumnya disebakan bawaan/ keturanan kecacatan akibat kesalahan proses
kelahiran, dampak dari berbagai penggunaan ouat atau konsumsi makanan serta
minuman termasuk merokok atau kondisi stres yang mengakibatkan gangguan
kejiwaan.

Pencegahan

Mencegah penyakit menular sebenarnya mudah, yaitu dengan menjaga kebersihan diri
dan lingkungan. Tindakan yag paling sederhana adalah mencuci tangan sebelum
makan. Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan ini
masih cukup rendah di kalangan masyarakat kita. Contoh yang paling mudah adalah
pcrilaku para pekerja kantoran, mereka secingkali makan di pinggir jalan tanpa cuci
tangan terlebih dahulu, dan kebiasaan jarang melakukan olahraga. Makanan yang
dimakan pun haruslah yang sehat dan bebas dari kotoran, tidak dihinggapi oleh lalat.
Hal yang tidak kalah pentingnya adaiahmemblasakan hidup schat, seperti rajin
14
berolahraga dan istirahat cukup. Olahraga ini sangat penting karena banyak penyakit
yaug bisa dicegah atau dihindari dengan aktivitas fisik. Lingkungan yang sehat,
sangat penting untuk pencegahan penyakit menular. Misalnya, penyakit TBC dengan
sirkulasi dan ventilasi udara yang cukup bisa membunuh viras penyebab TBC.
Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa kebersihan lingkungan yang
diperlukan untuk pencegahan demam berdarah adalah upaya mencegah jentik nyamuk
agar tidak menjadi nyamuk dewasa. Caranya dengan 3M. yaitu menguras tempat
penampungan air secara berkala, menutup rapat tempat penampungan air, dan
mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas.

Mencegah Lewat Imunisasi

Salah satu upaya mencegah penyakit menular adalah pemberian imunisasi. Dengan
imunisasi tubuh mendapatkan keketalan terhadap jenis penyakit tertentu. Misalnya,
campak, polio, Hepatitis B, dan sebagainya. imunisasi merupakn salah satu cara untuk
mencegah tertular dari penyakit menular. Itka sudah diinunisas maka kemungkinan
kecil akan terserang penyakit menular. Seandainya masih terkena, maka tidak sehebat
yang tidak diimunisasi. Imunisasi campak misalnya anak yang sudah diimunisasi ini
kemungkinan kecil bisa terkena. Akan tetapi jika terkena, maka akibatnya tidak
sehebat mereka yang tidak diimunisasi.

Cegah Penyakit Menular dengan Hidup Sehat

Penvakit menular adalah penvakit yang bisa menularkan dari satu orang ke orang lain
Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan ini masih cukup
rendah di kalangan masyarakat. Berbagai jenis penyakit kini semakin banyak saja.
Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat.

6. Keracunan Makanan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sekitar 81 juta orang di muka bumi tiap
tahun menderita sakit akibat keracunan makanan, 9.000 di antaranya nenimbulkan
kematian. Jenis makanan yang sering menyebabkan keracunan antara lain adalah
sebagai berikut :
a) Daging ternak yang tidak dimasak atau dimasak setengah matang (bakteri E. Coli
dan cacing Trichinella).
b) Ayam dan telur (bakteri Salmonella)

15
c) Makanan laut, khususnya jenis kerang-kerangan (virus Hepatitis A dan jenis virus
lainnya serta bakteri dan logam berat).
d) Buah dan sayuran (virus Hepatitis A dan parasit, kadang pestisida)
e) Susu yang tidak dipasteurisasi (bakteri pembusuk).

Cara Menghindari
1) Jangan membeli makanan yang segel pengamannya tidak utuh lagi alau makanan
kalcng yang kemasannya sudah rusak atau menggelembung Sepulangnya
berbelanja, bahan makanan yang mudah rusak (ikan, daging, sayur buah) segera
simpan di kulkas. Jaga agar kullas Anda tetap pada suhu < 8°C dan suhu freezer <
0°C.
2) Cuci buah dan sayuran sebclum dimakan.
3) Saat memotong makanan gunakan papan iris/talenan plastik karena bakteri bisa
terperanghup di dasar talenan yang terbu.at dari kayu.
4) Cuci tangan minimal selama 20 detik dengan sabun dan air hangat sebelum
memasak dan menghidangkan makanan.
5) Hindari kontaminasi silang antar-makanan dengan cara mencuci peralatan masak
yang scbelumnya telah kontak dengan makanan.
6) Jauhkan hewan peliharaan dari seluruh area tempat menyiapkan makanan.
7) Masak makanan untuk menmbunuh bakteri. Daging merah dimasak hingga suhu
180 C atau bila bagian dalamnya telah berwarna cokelat (telah matang benar).
8) Sisa makanan sebaiknya disimpan di lemari pendingin, jangan tinggalkan
makanan dalam suhu ruang > 2 jam. Panaskan kembali sisa makanan tadi 8.
sebelum dimakan.
9) Hindari makan telur mentah dan jangan mirum susu yang tidak dipasteurisasi.
10) Jangan mengonsumsi makanan/minuman yang rasa, bau atau warnanya sudah
berubah.
11) Jika tidak yakin apakah snatu makanan masih baik atau tidak, jangan ambil risiko,
buang saja makanan tersebut

7. Penyakit Syaraf
Penanganan Kondisi Gawat Darurat
Kegawatdaruratan terhadap kesehatan manusia adalah hal yang sering terjadi mana
saja dan kapan saja, bahkan sering kali ierjadi secara tiba-tiba akibat berbagai
musibah. Ketika kcadaan tersebut terjadi, banyak orang di sekitar penderita merasa
16
panik dan bingung bagaimana sementara di dekatnya tidak ada tenaga kesehatan yang
dapat menolong penderita.

Migrain
Kata 'migrain' merujuk pada salah satu keluhan yang paling banyak disebutkan oleh
masyarakut untuk kelahan nyeri di kepala. Migrain adalah salaih satu jenis nyeri
kepaia yang terasa sangat nyeri dan berdenyut di salah satu sisi kepala, yang kadang
disertai gejala-gejala lainnya.
Vertigo
Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut sebenarnya
dalam keadaan diam. Perasaan berrrutar yang terjadi sda dua macam, yaitu orang
tersebut yang nerasakan dirinya berputar atau lingkungan di sekitarnya yang berputan
mengelilinginya.
Stroke
Kelumpuhan separuh badan adalah gejala yang sering disebut stroke oleh masyarakat.
Padahal, gejala-gejala stroke bukan hanya kelumpuhan separuh badan. Stroke terjadi
akibat sumbatan pada pembuluh nadi yang membawa darah ke otak.

Aliran Sesat
Majelis Ulama Indonesia menyatakan telah mengeluarkan daftar sembilan aliran
kepercayaan yang dianggap menyesatkan. Sembilan aliran yang dianggap
menyesatkan itu antara lain Islam Jamaah, Ahmadiyah, Ikrar Sunah, Qur'an Suci,
Salat Dua Bahasa, dan Lia Eden. Selain aliran yang bergerak di level nasional, lanjut
Ihwan, masih banyak yang bergerak di tingkat lokal. Al Qiyadah dianggap
menyesatkan karena telah menyimpang dari paham yang sudah disepakati oleh
scluruh ulama. Menurut ajaran Islam, tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muh.ummad
SAW "Begitu Nabi Muhammad, stop. Penyimpangan aliran, berbeda dengan
perbedaan pendapat. Masyarakat bingung antara perbedaan pendapat dan
penyimpangan Oich karenanya masalah-masalah seperti ini akan dirumuskan.

8. Gangguan Mental

Gangguan mental atau penyakit kejiwaanadalah pola psikologis atau perilaku yang
pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai
bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai
kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitifatau persepsi yang berhubungan
dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi
sosial manusia. Contohnya seperti, depresi, sakit jiwa atau gila.

17
9. Sulit Beradaptasi dan Bersosialisasi

Seseorang harus mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya baik itu baru
ataupun lama. Karena mampu atau tidaknya seseorang dalam beradaptasi di
lingkungannya akan menentukan bagaimana ia bisa menjadi seseorang yang benar-
benar mudah diterima dalam kelompoknya atau tidak. Ini tentu saja juga akan
berpengaruh terhadap kepribadiannya. Jika ia sulit untuk beradaptasi maka akan sulit
juga ia menerima dan diterima di masyarakat.

10. Diskriminasi Gender

Masyarakat yang ada pada zaman ini banyaknya masih sangat terpengaruh dengan
diskriminasi gender. Kebanyakan keputusan rumah tangga biasanya dibuat oleh para
laki-laki. Namun demikian, permasalahan ini lebih sulit untuk ditangani karena
masalah yang ada tidak terlihat secara kasat mata di permukaan seperti pada masalah
kemiskinan.

11. Kepribadian

Kepribadian seseorang pastinya berbeda-beda. Ada yang memiliki kepribadian yang


ceria atau murung. Jika seseorang yang memiliki kepribadian yang terbuka atau ceria
akan memudahkannya berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya jika
seseorang memiliki kepribadian yang murung atau tertutup maka sulit baginya untuk
beradaptasi atau bahkan sulit untuk menerima sehingga akan menimbulkan masalah
sosial.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang dianggap dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial .
Masalah sosial dapat dikategorikan merjadi 4 jenis faktor antara lain sebagal berikut :
1. Faktor ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, dan lain - lain.
2. Faktor budaya, seperti perceraian, kenakalan remaja, dan lain - lain.
3. Faktor biologis, seperti penyakit menular, keracunan niakanan, dan lain - lain.
4. Faktor psikologis, seperti gangguan mental, penyakit syaraf, aliran sesat, sulit
beradaptasi dan bersosialisasi, diskriminasi gender, kepribadian, dan lain – lain.

19
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Iqbal, 2010, Sosiologi untuk Keperawatan Pengantar dan Teori,
Salemba medika.

Soetomo, 2008, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.
https://dosenpsikologi.com/faktor-psikologis-dalam-masalah-sosial

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-kemiskinan.html

20

Anda mungkin juga menyukai