Anda di halaman 1dari 17

ROM (RANGE OF MOTION)

1. Pengertian ROM (Range Of Motion)

ROM (Range of Montion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi
pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sigital, transversal, dan frontal. Potongan sigital
adalah garis yang melewati tubuh dari depan kebelakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri
dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian
depan kebelakang. Ptongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi
bagian atas dan bawah.

Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligament, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa
gerakan sendi adalah spesifikasi untuk setiap potongan. Pada potonan sigital, gerakannya adalah
fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal,
gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada
potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan
eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).

Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam
mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan
gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,
ketidakmampuan, atau trauma membuntuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imbolisasi
bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan perawat yaitu latihan rentang gerak pasif.
Perawatn menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain
dalam ruang gerakannya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang
terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi,
fasia,, pembuluh darah dan saraf.

Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan
normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of montion(ROM) adlah latihan yang
dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).

2. Tujuan ROM (range of montion)

Adapun tujuan dari ROM (range of montion), yaitu:


a. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot
b. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan
c. Mencegah kekakuan pada sendi
d. Merangsang sirkulasi darah
e. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur

3. Manfaat ROM (range of montion)


Adapun manfaat ROM (range of montion), yaitu:
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mnegkaji tulang, sendi, dan otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
e. Memperbaiki tonus otot
f. Meningkat mobilisasi sendi
g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

4. Prinsip latihan ROM (range of montion)


Adapun prinsip latihan ROM (range of montion), diantaranya :
a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
b. ROM dilakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
c. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnose,
tanda-tanda vital dan lainnya tirah baring.
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang
dicurigai mengalami proses penyakit.
f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah dilakukan .

5. Jenis-jenis ROM (range of montion)


ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. ROM aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksankan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal(klien aktif). Kekuatan otot 75%.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi diseluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendiri
secara aktif.
b. ROM Pasif
ROM pasif yaitu energy yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50%.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
denan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh
persendian tubuh atau hanya pada ekstermitas yang terganggu dank lien tidak mampu
melaksankannya secara mandiri.

6. Indikasi dan sasaran ROM


a. ROM aktif :
1) Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
2) Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-ROM (Active-Assistive ROM, adalah
jenis ROM aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah
secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan
bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
3) ROM aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobic.
4) ROM aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah
daerah yang tidak dapat bergerak.
b. ROM pasif
1) Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan.
2) Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada
ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadan koma, kelumpuhan, atau bed rest
total.

7. Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM


1) Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses
penyembuhan cedera.
 Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan yang
bebas nyeri selama fase awal penyembuhan atau memperlihatkan manfaat
terhadap penyembuhan dan pemulihan.
 Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah,
termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan.
2) ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan
(life threatening)
 ROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan
AROM pada sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous statis dan
pembentukan thrombus
 Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-
lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam
pengawasan yang ketat.

8. Keterbatasan dalam latihan ROM


a. ROM aktif
1) Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan kekuatan.
2) Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali dengan
menggunakan pola gerakan.
b. ROM pasif
ROM pasif tidak dapat :
1) Mencegah atrofi otot
2) Meningkatkan kekuatan dan daya tahan
3) Membantu sirkulasi
9. Macam-macam gerakan ROM
a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian
b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persedian
c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut
d. Abduksi, yaitu gerakan menjauh dari garis tengah tubuh.
e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh
f. Rotasi, yaitu gerakan memutar pusat dari tulang.
g. Eversi, yaitu perputaran bagian telpak kaki kebagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian
h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki kebagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian
i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak
kebawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas
k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuh ibu jari ke setiap jari-jari tanga pada tangan yang
sama.
10. Gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh
Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebagai
berikut.
a. Leher, spina, serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan dagu menempel ke dada, Rentang 45’
Ekstensi Mengembalikan kepala keposisi tegak Rentang 45’
Hiperekstensi Menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin Rentang 40-45’
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin kearah Rentang 40-45’
setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam Rentang 180’
gerakan serkuler,

b. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikkan lengan dari posisi disamping Rentang 180’
tubuh kedepan keposisi diatas kepala
Ekstensi Mengembalikan lengan keposisi disamping Rentang 180’
tubuh
Hiperekstensi Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, Rentang 40-45’
siku tetap lurus
Abduksi Menaikkan lengan keposisi samping atas Rentang 180’
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
Adduksi Menurunkan lengan kesamping dan Rentang 320’
menyilangkan tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku fleksi, memutar bahu dengan Rentang 90’
menggerakkan lengan dengan ibu jari
menghadap kedalam dan ke belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakkan lengan Rentang 90’
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala
Sirkumduksi Menggerakkan lengan dengan puritan penuh Rentang 360’

c. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu Rentang 150’
bergerak kedepan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu
Ekstensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan Rentang 150’

d. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga Rentang 70-90’
telapak tangan mengahadap ke atas
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak Rentang 70-90’
tangan menghadap kebawah

e. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan telapak tanga kesisi bagian Rentang 80-90’
dalam lengan bawah
Ekstensi Menggerakkan jari-jari tangan sehingga jari- Rentang 80-90’
jari tangan, lengan bawah berada dalam arah
yang sama
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal Rentang 80-90’
kebelakang sejauh mungkin
Abduksi Menekuk per\\gelangan tangan miring ibu Rentang 30
jari
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring kearah Rentang 30-50’
lima jari

f. Jari-jari tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman Rentang 90’
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan Rentang 90’
Hiperekstensi Menggerakkan jari-jari tanga ke belakang Rentang 30-60’
sejauh mungkin
Abduksi Meregangkan jari-jari tangan yang satu Rentang 30’
dengan yang lain
Adduksi Merapatkat kembali jari-jari tangan Rentang 30’

g. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan Rentang 90’
telapak tangan
Ekstensi Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari Rentang 90’
tangan
Abduksi Menjauhkan ibu jari kesamping Rentang 30’
Adduksi Menggerakkan ibu jari kedepan tangan Rentang 30’
Oposisi Menyentuh ibu jari ke setiap jari-jari tangan -
pada tangan yang sama

h. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan tungkai ke depan dan atas Rentang 90-120’
Ekstensi Menggerakkan kembali kesamping tungkai Rentang 90-120’
yang lain
Hiperekstensi Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh Rentang 30-50’
Abduksi Menggerakkan tungkai kesamping menjauhi Rentang 30-50’
tubuh
Adduksi Menggerakkan tungkai kembali keposisi Rentang 30-50’
media dan melebihi jika mungkin
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai kearah tungkai Rentang 90’
lain
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai Rentang 90’
lain
Sirkumduksi Menggerakkan tungkai melingkar -

i. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan tumit keatah belakang Rentang 120-130’
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai Rentang 120-130’

j. Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki Rentang 20-30’
menekuk keatas
Plantarfleksi Menggerkkan kaki sehingga jari-jari kaki Rentang 45-50’
menekuk kebawah
k. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki kesamping dalam Rentang 10’
Eversi Memutar telapak kaki kesamping luar Rentang 10’

l. Jari-jari kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekuk jari-jari kaki kebawah Rentang 30-60’
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki Rentang 30-60’
Abduksi Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan Rentang 15’
yang lain
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama Rentang 15’

Proses Pelakanaan
1) Oreintasi
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di wisma seruni
mersakan penurunan kekuatan otot dan sendi.
c. Kontak :
1. Menjelaskan tujuan kegiatan
2. Menjelaskan aturan main tersebut
 Jika ada lansia yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelasan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih
dahulu.
 Peserta hadir ditempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2) Kerja
Persiapan pasien
a. Pasien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan
b. Pasien diposisikan dalam posisi supinasi

Persiapan perawat

a. Perawat mencuci tangan


b. Memberi informasi yang jelas pada pasien
c. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
d. Mengkaji privacy pasien dengan menutup jendela/kursi atau member
sampiran
e. Mengkaji keluhan dan gejala spesifik yang dirasakan pasien
f. Mengatur posisi pasien dengan nyaman

Kerja :

a. Perawat mendemonstrasikan cara latihan gerak sendi aktif


Gerakan sendi dimulai dari:
1) Leher
Fleksi 45’ gerakan dagu menempel kedada
Ekstensi 45’ kembali keposisi tegak (kepala tegak)
Hiperekstensi 10’ menggerakkan kepala kearah belakang
Rotasi 180’ memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
Fleksi lateral kanan 40-45’ dan fleksi lateral kiri 40-45’ memiringkan
kepala menuju kedua bahu kiri dan kanan
2) Bahu
Fleksi 180’ menikkan lengan keatas sejajar dengan kepala
Ekstensi 180’ mengembalikan lengan keposisi semula
Hiperekstensi 45-60’ menggerakkan lengan kebalakang
Abduksi 180’ lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan
kearah kepala
Adduksi 360’ lengan kembali keposisi tubuh
Rotasi internal 90’ tangan lurus sejajar bahu lalu gerakkan dari bagian
siku keraha kepala secara berulang
Rotasi eksternal 90’ dan kearah bawah secara berulang

3) Siku
Fleksi 150 ‘ gerakkan daerah siku mendekati lengan siku
Ekstensi 150’ dan lurus kembali
4) Lengan
Supinasi 70-90’ menggerakkan tangan dengan telapak tangan
Pronasi 70-90’ menggerakkan tangan telapak tangan bawah

5) Pergelangan tangan
Fleksi 80-90’ menggerakkan pergelangan tangan kearah bawah
Ekstensi 80-90’ menggerakkan tangan kembali lurus
Hiperekstensi 80-90’ menggerakkan tangan kearah atas
6) Jari-jari tangan
Fleksi 90’ tangan menggenggam
Ekstensi 90’ membuka genggaman
Hiperekstensi 30-60’ menggerakkan jari-jari keatas
Abduksi 30’ meregangkan jari-jari tangan
Adduksi 30’ merapatkan kembali jari-jari tangan
Ibu jari
Fleksi 90’ menggenggam
Ekstensi 90’ membuka genggaman
Abduksi 30’ menjauhkan/meregangkan ibu jari
Adduksi 30’ mendekatkan kembali ibu jari
Oposisi mendekatkan ibu jari ketelapak tangan
7) Pinggul
Fleksi 90-120’ menggerakkan tungkai keatas
Hiperekstensi 90-120’ meluruskan tungkai
Hiperekstensi 30-50’ menggerakkan tungkai kebelakang
Abduksi 30-50’ menggerakkan tungkai kesamping menjauhi tubuh
Adduksi 30-50’ merapatkan tungkai kembali mendekat ketubuh
Rotasi internal 90’ memutar tungkai kearah dalam
Rotasi eksternal 90’ memutar tungkai kearah luar

8) Lutut
Fleksi 120-130’ menggerakkan lutut kearah belakang
Ekstensi 120-130’ menggerakkan lutut kembali keposisi semula lurus
9) Mata kaki
Dorso fleksi 20-30’ menggerakkan telapak kaki kearah atas
Plantar fleksi 20-30’ menggerakkan telapak kaki kearah bawah

10) Kaki
Inversi/supinasi 10’ memutar atau mengarahkan telapak kaki kearah
samping dalam
Eversi/pronasi 10’ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping
luar
11) Jari-jari kaki
Fleksi 30-60’ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
Ekstensi 30-60’ meluruskan kembali jari-jari kaki
Abduksi 15’ meregangkan jari-jari kaki
Adduksi 15’ merapatkan kembali jari-jari kaki

3. Tahap terminasi
a) Evalusi
 Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan
 Memberikan pujian atas keberhasilan lansia
b) Rencana tindak lanjut
Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan salah
satu teman yang berada di Wisma Seruni, menganjurkan klien untuk
mendengarkan music yang disukai dan bermakna dalam
kehidupannya.
c) Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan meningkatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Panti Sosial Tresna
Werdha.

Anda mungkin juga menyukai