Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP

PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA


(Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo)

Oleh:
LIAN G. OTAYA
Lian.otaya@yahoocom
Dosen Pendidikan Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo

ABSTRAK

Penggunaan jamban merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di daerah
pedesaan seperti di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Sehubungan
dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat terhadap penggunaan jamban keluarga di Desa
Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, observasi dan dokumentasi, dengan analisa data menggunakan teknik deskriptif
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jamban keluarga di Desa
Ilomangga Kecamatan Tabongo berada pada kategori cukup baik dengan persentase 74%
Simpulannya adalah semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang jamban bersih
dan sehat semakin baik sikap dan tindakan masyarakat terhadap penggunaan jamban untuk
buang air besar.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat, Jamban

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal.


khususnya pada pembuangan kotoran atau Selain itu dapat menimbulkan pencemaran
tinja masyarakat merupakan salah satu dari lingkungan pada sumber air dan bau busuk
berbagai masalah kesehatan yang perlu serta estetika.
mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana Namun di sisi lain, tampaknya perilaku
pembuangan tinja masyarakat terutama dalam buang air besar masih merupakan suatu
pelaksanaannya tidaklah mudah, karena kebiasaan yang kurang menunjang upaya
menyangkut peran serta masyarakat yang peningkatan kesehatan lingkungan dan
biasanya sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Khusus di Desa
perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan Ilomangga Kecamatan Tabongo dari 329
pendidikan. kepala keluarga terdapat sebanyak 215 kepala
Pembuangan tinja perlu mendapat keluarga yang memiliki jamban dan sebanyak
perhatian khusus karena merupakan satu 114 kepala keluarga yang tidak memiliki
bahan buangan yang banyak mendatangkan jamban (Sumber data: Kantor Desa
masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai Ilomangga, 2011)
media bibit penyakit, seperti: diare, typhus,
Berdasarkan hasil observasi awal Untuk itu diperlukan adanya
kondisi di lapangan diperoleh gambaran pengkajian yang lebih mendalam tentang
bahwa sebagian besar masyarakat memiliki penggunaan jamban keluarga. Penggunaan
perilaku yang berbeda-beda dalam jamban yang dimaksud di sini adalah
menggunakan jamban keluarga. Dimana pandangan masyarakat Desa Ilomangga
sesuai hasil pengamatan awal yang telah Kecamatan Tabongo tentang penggunaan
dilakukan memperlihatkan bahwa perilaku jamban keluarga yang dimaksud adalah
buang air besar pada keluarga yang tidak tentang: pengetahuan, sikap dan tindakannya
mempunyai jamban keluarga sebagian besar dalam menggunakan jamban keluarga.
dilakukan di sungai dan kolam, persawahan Pengetahuan di sini adalah hal-hal yang
atau kebun. Hal yang mendasari masyarakat diketahui oleh masyarakat Desa Ilomangga
yang tidak mempunyai jamban keluarga Kecamatan Tabongo dalam penggunaan
adalah sosial ekonomi yang rendah dan lahan jamban keluarga. Sikap adalah menyangkut
terbatas yang berada di dalam rumah. Terdapat kecenderungan atau tanggapan yang diberikan
sebagian kecil masyarakat yang memiliki oleh masyarakat Desa Ilomangga Kecamatan
kesadaran dalam membuang kotoran di Tabongo dalam menggunakan jamban
jamban. Intinya adanya perbedaan perilaku keluarga. Sementara tindakan berkaitan
masyarakat tersebut timbul karena kurangnya dengan suatu kegiatan yang dilakukan
kesadaran yang baik dalam membuang masyarakat Desa Ilomangga Kecamatan
kotoran atau tinja dengan menggunakan Tabongo dalam penggunaan jamban keluarga.
jamban keluarga.
Gambaran permasalahan tentang Pengertian Jamban Keluarga
perilaku masyarakat dalam membuang kotoran
terkait dengan penggunaan jamban di Desa Kotoran manusia atau tinja adalah
Ilomangga Kecamatan Tabongo tersebut, semua benda atau zat yang tidak dipakai oleh
hampir sama dengan gambaran permasalahan tubuh manusia dan yang harus dikeluarkan
secara nasional. Tampaknya pembuangan dari dalam tubuh. Pembuangan tinja salah satu
kotoran manusia masih merupakan masalah upaya kesehatan yang harus memenuhi
dalam kesehatan lingkungan dan erat sanitasi dasar bagi setiap keluarga.
kaitannya dengan aspek sosial budaya. Menurut Notoatmodjo (2003:159)
Beberapa hal yang terungkap di Desa kotoran manusia atau tinja adalah zat-zat
Ilomangga Kecamatan Tabongo, adalah yanga harus dikeluarkan dari dalam tubuh
adanya persepsi bahwa jamban belum manusia berbentuk tinja (faeces), air seni
dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses
kebutuhan yang mendesak. Banyak faktor pernapasan.
yang menjadi penyebab masyarakat enggan Pembuangan kotoran yang baik adalah
membuat dan menggunakan jamban keluarga, harus dibuang ke dalam tempat penampungan
diantaranya, yaitu rendahnya tingkat kotoran yang disebut jamban. Hingga saat ini
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya belum dijumpai adanya definisi jamban di
jamban keluarga, sehingga mereka kurang tingkat peraturan pemerintah dalam sistem
respon untuk dapat menerima informasi yang perundangan di Indonesia. Dengan demikian
bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, tidak ada pula istilah itu dalam tataran undang-
adanya sikap dan tindakan yang mengarah undang. Bisa jadi dengan akan
pada kebiasaan hidup masyarakat yang selalu dirampungkannya rencana undang-undang
membuang kotoran di sembarang (RUU) tentang Air Limbah Permukiman maka
tempat. definisi jamban, kakus, WC, toilet, atau
apapun nama lainnya akan terwadahi secara menggambarkan ketidakseriusan penanganan
formal dalam sistem regulasi di Indonesia. sanitasi di lapangan.
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Mutmainna (2009:1) mengartikan
Umum nomor 16/2008 tentang Kebijakan dan jamban keluarga adalah suatu bangunan yang
Strategi Nasional Pengembangan Sistem dipergunakan untuk membuang tinja atau
Pengelolaan Air Limbah Permukiman tidak kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga
disebutkan adanya istilah jamban. Namun di yang lazim disebut kakus atau WC.
dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Syarat jamban yang sehat sesuai
Prasarana Wilayah nomor 534/2001 tentang kaidah-kaidah kesehatan, sebagaimana yang
Pedoman Standar Pelayanan Minimal dikemukakan Mutmainna (2009:1) adalah
disebutkan adanya sarana sanitasi individual sebagai berikut:
dan komunal berupa jamban beserta MCK- a. Tidak mencemari sumber air
nya. Lebih jauh lagi di dalam Buku Panduan minum;
Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk b. Tidak berbau tinja dan tidak bebas
RPIJM 2007 disebutkan adanya pengumpulan dijamah oleh serangga maupun
data primer tentang jamban keluarga. Di tikus;
dalam Petunjuk Teknis Tata Cara Pembuatan c. Air seni, air bersih dan air
Bangunan Jamban Keluarga dan Sekolah 1998 penggelontor tidak mencemari
dari Departemen Pekerjaan Umum, disebutkan tanah sekitar olehnya itu lantai
bahwa jamban mencakup bangunan atas yang sedikitnya berukuran 1 x 1 meter
antara lain terdiri: plat jongkok, leher angsa, dan dibuat cukup landai, miring
lantai, dinding, dll, tetapi tidak termasuk kearah lobang jongkok;
bangunan bawahnya. d. Mudah dibersihkan dan aman
Di dalam Keputusan Menteri penggunaannnya;
Kesehatan nomor 852/2008 tentang Strategi e. Dilengkapi dengan dinding dan
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat penutup;
disebutkan bahwa jamban sehat adalah f. Cukup penerangan dan sirkulasi
fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk udara;
memutuskan mata rantai penularan penyakit. g. Luas ruangan yang cukup;
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan h. Tersedia air dan alat pembersih.
nomor 715/2003 tentang Persyarakan Hygiene
Sanitasi disebutkan bahwa Jamban harus Mutmainna (2009:1) mengemukakan
mempunyai dinding, atap. Lebih menarik lagi faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
adalah Standar Toilet Umum Indonesia dari menentukan jarak jamban dan sumber air
Kementerian Negara Kebudayaan dan bersih adalah sebagai berikut: (a) Kondisi
Pariwisata tahun 2004 yang justru tidak daerah, datar atau miring; (b) Tinggi
menyebutkan sama sekali istilah jamban dan rendahnya permukaan air; (c) Arah aliran air
menggantinya dengan ruang buang air besar tanah; (d) Sifat, macam dan struktur tanah.
(WC) dan ruang buang air kecil (urinal). Berdasarkan uraian tersebut, dapat
Toilet dalam hal ini mencakup pembuangan dikatakan bahwa jamban keluarga yaitu
dan pengolahan limbahnya, baik secara tempat pembuangan kotoran manusia yang
setempat (on-site) ataupun terpusat (off-site). dilakukan di suatu tempat atau jamban yang
Adanya ketidaksamaan istilah tentang sehat. Pemeliharaan jamban keluarga sehat
jamban ini tentu saja tidak akan mengganggu yang baik adalah lantai jamban hendaknya
proses masyarakat untuk membuang hajatnya. selalu bersih dan tidak ada genangan air,
Namun ketidakseragaman istilah ini sangat bersihkan jamban secara teratur sehingga
ruang jamban selalu dalam keadaan bersih, dikerjakan sehabis buang tinja sehingga
didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic
tidak ada serangga (kecoak, lalat) dan tikus Bowl, leher angsa dan lantai jamban
berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila digunakan dan dipelihara dengan baik,
ada kerusakan segera diperbaiki. sedangkan pada jamban cemplung lubang
harus selalu ditutup jika jamban tidak
Tujuan Penggunaan Jamban Keluarga digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-
benda lain”.
Kesehatan lingkungan adalah sangat Dari pendapat tersebut dapat dikatakan
besar pengaruhnya terhadap kesehatan bahwa tujuan penggunaan jamban keluarga
masyarakat, karena di dalam lingkunan adalah dilakukan untuk menjaga higienitas
penyebab penyakit dapat dipelihara dan lingkungan yang lebih baik, lebih sehat,
ditularkan. Ruang lingkup kesehatan lingkungan lebih bersih, lebih nyaman dan
lingkungan tersebut antara lain mencakup keselamatan lebih terjaga, serta dapat
perumahan, pembuangan kotoran manusia mencegah timbulnya berbagai penyakit.
(tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (air limbah), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
rumah hewan ternak (kandang) dan Penggunaan Jamban Keluarga
sebagainya.
Santoso dan Ranti (2004:19) Manusia sebagai makhluk sosial yang
mengemukakan bahwa pemeliharaan sekaligus juga makhluk individual, maka
kesehatan lingkungan dititikbertakan kepada terdapat perbedaan antara individu yang satu
pengawasan terhadap berbagai faktor dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah
lingkungan yang memudahkan timbulnya yang antara lain menyebabkan mengapa
penyakit atau mempengaruhi derajat kesehatan seseorang menyenangi suatu obyek,
masyarakat. Hal ini tidak dapat terlepas dari sedangkan orang lain tidak senang bahkan
perilaku masyarakat dalam menjaga membenci obyek tersebut. Hal ini sangat
kebersihan diri dan lingkungannya, termasuk tergantung bagaimana individu menanggapi
dalam penggunaan jamban keluarga. obyek tersebut. Pada kenyataannya sebagian
Mutmainna (2009:2) menjelaskan besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian
bahwa pembuangan tinja perlu mendapat ditentukan oleh persepsinya
perhatian khusus karena merupakan satu Di dalam proses perilaku individu
bahan buangan yang banyak mendatangkan dituntut untuk memberikan penilaian terhadap
masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif,
media bibit penyakit, seperti diare, typhus, senang atau tidak senang dan sebagainya.
muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Dengan adanya perilaku maka akan terbentuk
Selain itu dapat menimbulkan pencemaran sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil
lingkungan pada sumber air dan bau busuk untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di
serta estetika. dalam situasi yang tertentu pula, termasuk
Menurut Mutmainna (2009:2) tujuan dalam pembuangan kotoran manusia.
jamban keluarga yaitu sebagai berikut: ”Tidak Masalah penyehatan lingkungan
membuang tinja ditempat terbuka melaingkan pemukiman khususnya pada pembuangan
membangun jamban untuk diri sendiri dan kotoran manusia merupakan salah satu dari
keluarga. Penggunaan jamban yang baik berbagai masalah kesehatan yang perlu
adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana
dengan air yang cukup, hal ini selalu pembuangan kotoran masyarakat terutama
dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena 3) Aplikasi (application), bila seseorang
menyangkut peran serta masyarakat yang mampu untuk menggunakan apa yang
biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, telah dipelajarinya dari satu situasi
tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. untuk diterapkan pada situasi lain, atau
Pembuangan tinja perlu mendapat dapat pula diartikan sebagai
perhatian khusus karena merupakan satu kemampuan untuk dapat menggunakan
bahan buangan yang banyak mendatangkan materi yang telah dipelajari pada
masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai situasi atau kondisi real (sebenarnya).
media bibit penyakit, seperti diare, typhus, 4) Analisis (analysis), bila kemampuan
muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. seseorang lebih meningkat sehingga ia
Selain itu dapat menimbulkan pencemaran dapat menerangkan bagian-bagian
lingkungan pada sumber air dan bau busuk menyusun suatu bentuk pengetahuan
serta estetika. dan menganalisis, atau suatu objek ke
Sarwono (1997:23) faktor-faktor yang dalam komponen-komponen, tetapi
mempengaruhi perilaku seseorang dalam masih di dalam sturktur organisasi, dan
menjaga kesehatannya, termasuk dalam masih ada kaitannya satu sama lain.
penggunaan jamban yaitu sebagai berikut. 5) Sintesis (synthesis), bila seseorang
a. Pengetahuan disamping mempunyai kemampuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil untuk menganalisis ia pun mampu
tahu dan ini terjadi setelah seseorang menyusun kembali ke bentuk semula
melakukan penginderan terhadap suatu atau bentuk lain, atau sintesis
objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan sesuatu yang menunjuk
merupakan domain yang sangat penting kepada suatu kemampuan untuk
dalam membentuk tindakan seseorang. meletakkan atau menghubungkan
Pengetahuan yang tercakup didalam bagian-bagian di dalam suatu bentuk
kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu: keseluruhan yang baru. Atau
1) Tahu (know), bila seseorang hanya kemampuan untuk menyusun
mampu menjelaskan secara garis besar formulasi baru dari formulasi-
apa yang telah dipelajarinya atau tahu formulasi yang ada.
diartikan sebagai mengingat suatu 6) Evaluasi (evaluation), bila seseorang
materi yang dipelajari atau rangsangan telah mampu untuk mengetahui secara
yang telah diterima, sehingga tahu ini menyeluruh dari semua bahan yang
merupakan tingkat pengetahuan paling telah dipelajarinya. Pengukuran
rendah. pengetahuan dapat dilakukan dengan
2) Memahami (comprehension), bila wawancara atau angket untuk
seseorang berada pada tingkat menanyakan tentang isi materi yang
pengetahuan dasar dan dapat ingin diukur dari responden. Atau
menerangkan kembali secara mendasar evaluasi ini berkaitan dengan
ilmu pengetahuan yang telah kemampuan untuk melakukan
dipelajarinya, atau memahami justifikasi penilaian terhadap suatu
diartikan sebagai suatu kemampuan materi atau objek, yang didasarkan
untuk menjelaskan secara benar pada suatu kriteria yang ditentukan
tentang objek yang diketahui dan dapat sendiri, atau menggunakan kriteria
menginterprestasikan materi tersebut yang telah ada.
benar. Dengan demikian yang dimaksud
dengan pengetahuan dalam penelitian ini
adalah hal-hal yang diketahui oleh Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap
masyarakat dalam penggunaan jamban ini terdiri dari berbagai tingkatan yakni: (a)
keluarga dalam hal tujuan dan manfaat Menerima (receiving) diartikan bahwa orang
penggunaan jamban untuk kepentigan (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
kesehatan, pemeliharaan teknik dan yang diberikan (obyek). (b) Merespon
penggunaannya, sistem pembuangan (responding) memberikan jawaban apabila
kotoran yang tidak sehat, serta dampak ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
pembuangan yang tidak baik atau di tugas, yang diberikan adalah suatu indikasi
sembarang tempat, pembersihan jamban sikap karena dengan suatu usaha untuk
dari sarang-sarang nyamuk (vektor) dan menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
sebagainya. yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
b. Sikap (Atitude) salah adalah berarti orang itu menerima ide
Sikap merupakan suatu keadaan internal tersebut. (c) Menghargai (valuing) mengajak
(internal state) yang mempengaruhi pilihan orang lain untuk mengerjakan atau
tidakan individu terhadap beberapa obyek, mendiskusikan dengan orang lain terhadap
pribadi, dan peristiwa. Sikap adalah suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
pandangan-pandangan atau perasaan yang tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu
disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai yang lain untuk menggunakan jamban. (d)
sikap objek tadi. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen jawab atas segala sesuatu yang telah
yang saling menunjang yaitu: (a) Komponen dipilihnya dengan segala resiko adalah
kognitif merupakan representasi apa yang mempunyai sikap yang paling tinggi.
dipercayai oleh individu pemilik sikap, Sikap masyarakat penggunaan jamban
komponen kognitif berisi kepercayaan keluarga merupakan hal-hal yang berkaitan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai dengan sikap seseorang dalam melakukan
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) tindakan-tindakan untuk menggunakan jamban
terutama apabila menyangkut masalah isu atau keluarga. Saparinah Sadli (dalam
problem yang kontroversial. (b) Komponen Notoatmodjo, 2003:124) menggambarkan
afektif merupakan perasaan yang menyangkut individu dengan lingkungan sosial yang saling
aspek emosional. Aspek emosional inilah yang mempengaruhi dalam penggunaan jamban
biasanya berakar paling dalam sebagai keluaga yaitu sebagai berikut: (1) sikap dan
komponen sikap dan merupakan aspek yang kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan
paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh penggunaan jamban keluaga;
yang mungkin adalah mengubah sikap (2) kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga
seseorang komponen afektif disamakan dalam membuang tinja; (3) tradisi, adat
dengan perasaan yang dimiliki seseorang istiadat dan kepercayaan masyarakat
terhadap sesuatu. (c) Komponen konatif sehubungan dengan penggunaan jamban
merupakan aspek kecenderungan berperilaku keluaga; (4) kebijakan-kebiajkan pemerintah
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki di bidang kesehatan, program-program
oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kesehatan lingkungan terkait dengan
kecenderungan untuk bertindak/bereaksi penggunaan jamban keluaga.
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Terkait dengan sikap masyarakat terhadap
Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya penggunaan jamban keluarga, Kosa dan
adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap Robertson (Notoatmodjo, 2003:125)
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk mengatakan bahwa sikap masyarakat terhadap
tendensi perilaku. penggunaan jamban keluaga dipengaruhi oleh
kepercayaan orang yang bersangkutan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
terhadap kondisi yang diinginkan, dan kurang suatu tindakan (overt behavior). Untuk
berdasarkan pada pengetahuan, karena setiap terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
individu mempunyai cara yang berbeda dalam nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
mengambil tindakan pemeliharaan kesehatan kondisi yang memungkinkan antara lain
lingkungan. fasilitator. Adapun tingkatan praktek /
Notoatmodjo (2003:126) mengemukakan tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai
proses pembentukan sikap seseorang terkait berikut: (a) Persepsi (perception), dalam hal
dengan kesehatan dirinya termasuk dalam ini mengenal dan memilih objek sehubungan
penggunaan jamban keluaga yang dengan tindakan yang akan diambil. (b)
diklasifikasikan dalam 4 (empat) bagian yaitu: Respon terpimpin (quidel response), dapat
(1) adanya suatu penilaian dari orang yang melakukan segala sesuatu dengan urutan yang
bersangkutan terhadap individu ganguan atau benar dengan contoh. (c) Mekanisme
ancaman kesehatan; (2) timbulnya kecemasan (mecanism), apabila seseorang telah dapat
karena adanya gangguan tersebut, dalam hal melakukan sesuatu dengan benar secara
ini disadari bahwa setiap gangguan kesehatan otomatis. (d) Adaptasi (adaption), adalah
akan menimbulkan kecemasan baik bagi yang suatu praktek atau tindakan yang sudah
bersangkutan maupun bagi anggota berkembang dengan baik (Notoatmodjo,
keluarganya; (3) penerapan pengetahuan orang 2003:15).
yang bersangkutan mengenai hal-hal yang Dengan demikian yang dimaksud
berhubungan dengan masalah kesehatan, dengan tindakan dalam penelitian ini yaitu
khususnya mengenai gangguan yang berkaitan dengan suatu kegiatan yang
dialaminya. Dari sini orang menghimpun dilakukan masyarakat dalam penggunaan
berbagai cara mengatasi gangguan kesehatan jamban keluarga yaitu terdiri dari: respon
itu, baik secara tradisional maupun secara dalam mengenal dan memilih objek
modern, berbagai cara penerapan pengetahuan sehubungan dengan tindakan yang akan
baik dalam menghimpun berbagai macam diambil dalam menggunakan jamban keluarga,
gangguan maupun cara-cara mengatasinya respon yang dilakukan dalam penggunaan
tersebut adalah merupakan pencerminan dari jamban keluarga dengan urutan yang benar,
berbagai bentuk perilaku; (4) dilakukannya mekanisme dalam menggunakan jamban
tindakan manipulatif untuk meniadakan atau keluarga dengan benar sehingga menjadi
menghilangkan kecemasan atau gangguan kebiasaan, adaptasi adalah membiasakan
tersebut, dalam hal ini orang akan melakukan untuk menggunakan jamban keluarga
suatu upaya untuk mengatasi gangguan Berdasarkan faktor-faktor yang
kesehatan. dikemukakan tersebut, dapat dikatakan bahwa
Dengan demikian yang dimaksud dengan deskripsi terhadap penggunaan jamban
sikap masyarakat terhadap penggunaan keluarga merupakan hasil dari pada segala
jamban keluaga adalah kecenderungan atau macam pengalaman serta interaksi masyarakat
tanggapan yang diberikan oleh masyarakat dengan lingkungannya yang terwujud dalam
dalam menggunakan jamban keluarga. bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Lingkup sikap dalam penelitian ini dalam hal: Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
keyakinan dalam menggunakan jamban perilaku melalui proses seperti ini, dimana
keluarga, respon menggunakan jamban didasari oleh pengetahuan, dan sikap yang
keluarga, dan kecenderungan untuk bertindak positif, maka perilaku tersebut akan didukung
dalam menggunakan jamban keluarga. dengan tindakan yang nyata. Dalam
Tindakan (Praktek) kenyataan, hubungan antara unsur-unsur
perilaku yang dikemukakan sebelumnya tidak sehubungan dengan tindakan yang akan
sepenuhnya seperti apa yang dijelaskan, yaitu diambil dalam menggunakan jamban
bahwa pengetahuan dan sikap yang positif keluarga, respon yang dilakukan dalam
tidak selalu diikuti oleh tindakan. Namun penggunaan jamban keluarga dengan
demikian, jika menghendaki suatu sikap dan urutan yang benar, mekanisme dalam
tindakan yang melembaga, maka jelas menggunakan jamban keluarga dengan
diperlukan adanya pengetahuan dan keyakinan benar sehingga menjadi kebiasaan,
yang positif tentang apa yang akan dikerjakan. adaptasi adalah membiasakan untuk
METODE menggunakan jamban keluarga.

Penelitian ini didesain untuk jenis Populasi dalam penelitian berjumlah 329
penelitian kuantitatif dengan pendekatan kepala keluarga di Desa Ilomangga
deskriptif. Dalam hal ini akan Kecamatan Tabongo. Untuk menentukan
mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan jumlah sampel yang akan diteliti sebagai
tindakan masyarakat terhadap penggunaan responden penelitian digunakan Nomogram
jamban keluarga di Desa Ilomangga Hary King (Sugiyono, 2006:100). Dimana
Kecamatan Tabongo dalam bentuk tabel untuk menghindari kesalahan diambil taraf
frekuensi distribusi dan presentase. Variabel kepercayaan 95%. Mengacu pada kriteria tata
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. cara penentuan besarnya sampel dengan
1. Pengetahuan masyarakat terhadap menggunakan Nomogram Hary King dari
penggunaan jamban keluarga adalah hal- jumlah populasi 329 KK masyarakat yang ada
hal yang diketahui oleh masyarakat dalam di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo
penggunaan jamban keluarga dalam hal diperoleh persentase besarnya sampel yaitu
tujuan dan manfaat penggunaan jamban 45 %. Jadi dengan demikian jumlah sampel
untuk kepentingan kesehatan, teknik yang diteliti adalah 45 % x 329 KK=148 KK.
pemeliharaan teknik dan pembersihannya Untuk memperoleh data yang diperlukan
dari sarang-sarang nyamuk (vektor), syarat dalam membahas penelitian ditempuh
pembuangan kotoran yang sehat, serta langkah-langkah sebagai berikut: 1) Observasi
dampak pembuangan tinja yang tidak baik yaitu peneliti mencatat langsung hasil
atau di sembarang tempat. pengamatan sesuai kondisi situasi yang
2. Sikap masyarakat terhadap penggunaan ditemui di lapangan seperti: profil desa,
jamban keluarga, adalah menyangkut kondisi lingkungan yang ada di Desa
kecenderungan atau tanggapan yang Ilomangga Kecamatan Tabongo. 2) Angket,
diberikan oleh masyarakat dalam yaitu teknik angket tertutup yang disusun
menggunakan jamban keluarga dalam hal: dalam bentuk pertanyaan sebagai instrumen
keyakinan dalam menggunakan jamban dari variabel penelitian dan akan disebarkan
keluarga, respon menggunakan jamban pada 148 orang responden yang akan diteliti.
keluarga, dan kecenderungan untuk Di mana setiap responden akan memilih salah
bertindak dalam menggunakan jamban satu jawaban dalam angket tersebut. 3)
keluarga. Dokumentasi yaitu teknik ini ditempuh dengan
3. Tindakan masyarakat terhadap melakukan pencatatan data berupa dokumen
penggunaan jamban keluarga yaitu atau arsip yang sudah ada di tempat atau
berkaitan dengan suatu kegiatan yang lokasi penelitian.
dilakukan masyarakat dalam penggunaan Untuk mendeskripsikan pengetahuan,
jamban keluarga yaitu terdiri dari: respon sikap, dan tindakan masyarakat terhadap
dalam mengenal dan memilih objek penggunaan jamban keluarga di Desa
Ilomangga Kecamatan Tabongo yang dinilai (Nilai tertinggi x Jumlah Pertanyaan x
berdasarkan indikator penelitian sebagai Jumlah Responden)
berikut. (4 x 10 x 148 = 5.920)
1. Pengetahuan masyarakat terhadap Skor kriterium yang diperoleh untuk
penggunaan jamban dijabarkan dalam 5 setiap indikator yang mengukur pengetahuan,
item pertanyaan terdiri dari 4 alternatif sikap dan tindakan masyarakat terhadap
jawaban dan diedarkan kepada 148 penggunaan jamban keluarga di Desa
responden dengan perhitungan skor Ilomangga Kecamatan Tabongo yaitu (4 x 20
penilaian sebagai berikut: x 148 = 11.840) dilakukan dengan klasifikasi
Jawaban a= Sangat Tahu diberi nilai 4 penilaian sebagai berikut.
Jawaban b= Cukup Tahu diberi nilai 3 81 - 100 % = Sangat Baik
Jawaban c= Kurang Tahu diberi nilai 2 61 - 80 % = Baik
Jawaban d= Tidak Tahu diberi nilai 1 41 - 60 = Cukup
Perhitungan skor kriteriumnya yaitu 21 - 40 % = Kurang
sebagai berikut: 0 - 20 % = Tidak Baik.
(Nilai tertinggi x Jumlah Pertanyaan x
Jumlah Responden) HASIL DAN PEMBAHASAN
(4 x 5 x 148 = 2.960)
2. Sikap masyarakat terhadap penggunaan Penggunaan jamban keluarga sangat
jamban dijabarkan dalam 5 item dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan
pertanyaan terdiri dari 4 alternatif tindakan, karena setiap keluarga memiliki
jawaban dan diedarkan kepada 148 tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yang
responden dengan perhitungan skor berbeda dalam menggunakan jamban.
penilaian sebagai berikut: Demikian halnya masyarakat yang ada di Desa
Jawaban a= Sangat Setuju diberi nilai 4 Ilomangga Kecamatan Tabongo memiliki
Jawaban b= Setuju diberi nilai 3 pengetahuan, sikap dan tindakan yang
Jawaban c= Kurang Setuju diberi nilai 2 berbeda-beda terhadap penggunaan jamban.
Jawaban d= Tidak Setuju diberi nilai 1 Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
Perhitungan skor kriteriumnya yaitu dilakukan terhadap pengetahuan, sikap dan
sebagai berikut: tindakannya dalam menggunakan jamban
(Nilai tertinggi x Jumlah Pertanyaan x berada pada kategori “cukup baik” dengan
Jumlah Responden) persentase sebesar 74%. Hasil temuan
(4 x 5 x 148 = 2.960) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
3. Tindakan masyarakat terhadap 1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap
penggunaan jamban dijabarkan dalam 10 Penggunaan Jamban Keluarga
item pertanyaan terdiri dari 4 alternatif Pengetahuan yang dimaksud dalam
jawaban dan diedarkan kepada 148 penelitian ini adalah segala sesuatu yang
responden dengan perhitungan skor diketahui oleh masyarakat yang berhubungan
penilaian sebagai berikut: dengan penggunaan jamban keluarga meliputi:
Jawaban a= Sangat Positif diberi nilai 4 tujuan, manfaat penggunaan jamban untuk
Jawaban b= Positif diberi nilai 3 kepentingan kesehatan, teknik pemeliharaan
Jawaban c= Netral diberi nilai 2 teknik dan pembersihannya dari sarang-sarang
Jawaban d= Negatif diberi nilai 1 nyamuk, syarat pembuangan kotoran yang
Perhitungan skor kriteriumnya yaitu sehat, serta dampak pembuangan tinja yang
sebagai berikut: tidak baik atau di sembarang tempat.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 2. Sikap Masyarakat Terhadap Penggunaan
pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan Jamban Keluarga
jamban keluarga di Desa Ilomangga Sikap pada penelitian ini adalah
Kecamatan Tabongo berada pada kategori kecenderungan atau tanggapan yang diberikan
sedang dengan persentase 72%. Dengan responden dalam penggunaan jamban keluarga
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat yaitu meliputi: keyakinan dalam menggunakan
pengetahuan responden pada penelitian ini jamban keluarga, respon menggunakan
berada kategori cukup tahu atau berada pada jamban keluarga, dan kecenderungan untuk
tingkat pengetahuan tahu (know). Dimana bertindak dalam menggunakan jamban
setiap masyarakat sudah mampu menjelaskan keluarga.
atau menjawab secara garis besar pertanyaan Berdasarkan hasil penelitian yang
yang diajukan mengenai penggunaan jamban dilakukan di Desa Ilomangga Kecamatan
keluarga. Tabongo, menunjukkan secara umum sikap
Bila dilihat dari aspek pendidikan sebagian masyarakat terhadap penggunaan jamban
besar responden memiliki pendidikan formal, berada pada kategori ”sedang” dengan
yaitu tamatan SD, SLTP, SLTA bahkan persentase 74 %. Namun masih ada sebagian
diploma dan sarjana. Meskipun tingkat masyarakat yang memiliki sikap yang kurang
pengetahuan responden cukup tahu terhadap setuju bahkan tidak setuju untuk menggunakan
penggunaan jamban keluarga ini, namun tidak jamban, tidak memiliki jamban, sehingga tidak
menutup kemungkinan masih ada juga menutup kemungkinan penularan berbagai
masyarakat yang kurang tahu bahkan tidak macam penyakit akan terjadi.
tahu tujuan, manfaat penggunaan jamban Alasan utama yang selalu diungkapkan
untuk kepentingan kesehatan, teknik masyarakat mengapa sampai saat ini belum
pemeliharaan teknik dan pembersihannya dari memiliki jamban keluarga adalah tidak atau
sarang-sarang nyamuk, syarat pembuangan belum mempunyai uang untuk membangun
kotoran yang sehat, serta dampak pembuangan jamban. Namun sebenarnya tidak adanya
tinja yang tidak baik atau di sembarang jamban di setiap rumah tangga bukan
tempat. semata faktor ekonomi. Tetapi lebih kepada
Hasil penelitian yang diperoleh tersebut adanya kesadaran masyarakat untuk
sejalan dengan hasil penelitian yang menerapkan pola hidup sehat (PHBS), jamban
dilakukan oleh Arsunan, dkk (2003:42) yang pun tidak harus mewah dengan biaya yang
menyatakan bahwa pengetahuan yang rendah mahal. Di samping itu ada faktor lain yang
sebagai salah satu faktor yang mendukung menyebabkan masyarakat enggan untuk
proses terjadinya penularan berbagai penyakit, membuat atau membangun jamban yaitu
diantaranya dipengaruhi oleh perilaku buang ketergantungan pada bantuan pemerintah
air besar di sembarang tempat. Oleh sebab itu dalam hal membangun jamban. Hal ini
masyarakat yang berpengetahuan kurang merupakan bagian dari kesalahan masa lalu
mempunyai peluang lebih besar lebih dalam penerapan kebijakan yang justru
menyukai buang air besar di sembarang cenderung memanjakan masyarakat.
tempat, sehingga mudah tertular berbagai Program pembangunan jamban yang
penyakit seperti: diare, typhus, muntaber, dilakukan selama ini kurang optimal
disentri, cacingan dan gatal-gatal, khususnya dalam membangun perubahan
dibandingkan dengan yang berpengetahuan masyarakat. Pendekatan yang dilakukan
cukup. Dengan demikian perlu adanya mempunyai karakteristik yang berorientasi
pengetahuan yang baik terhadap penggunaan kepada konstruksi atau bangunan fisik jamban
jamban. saja, tanpa ada upaya pendidikan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang memadai Kecamatan Batudaa 75% penduduk
selain itu desain jamban yang dianjurkan membuang kotoran manusia di jamban.
seringkali mahal bagi keluarga miskin. Subsidi Dengan perkataan lain, sebagian besar (75%)
proyek tidak efektif menjangkau kelompok berperilaku positif, sedangkan selebihnya 25%
masyarakat miskin. Jamban dibangun, tetapi berperilaku negatif karena membuang kotoran
seringkali tidak digunakan masyarakat. di sungai atau di daerah persawahan atau di
Dengan demikian perlu adanya perbaikan kebun. Padahal buang air besar merupakan
sikap masyarakat ke arah yang lebih baik lagi bagian yang penting dari kesehatan
dalam menggunakan jamban. Hasil penelitian lingkungan. Di hampir sebagian besar negara-
tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang negara, pembuangan kotoran manusia yang
dilakukan Arsunan (2003:43) yang layak merupakan kebutuhan kesehatan
menyatakan sikap yang positif akan cenderung masyarakat yang paling mendesak.
membawa masyarakat untuk bertindak Pembuangan yang tidak adekuat dan tidak
menggunakan jamban. saniter, berperan dalam pencemaran tanah dan
3. Tindakan Masyarakat Terhadap sumber air bersih yang dibutuhkan manusia
Penggunaan Jamban Keluarga untuk minum, masak, mandi dan mencuci.
Tindakan dalam penelitian ini adalah suatu Akibat langsung, yaitu meningkatnya insiden
kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam penyakit-penyakit tertentu seperti diare,
penggunaan jamban keluarga yaitu terdiri dari: kolera, amuba serta tipus yang ditularkan
respon dalam mengenal dan memilih objek melalui air yang terkontaminasi. Selain itu
sehubungan dengan tindakan yang akan kotoran manusia di permukaan tanah lama-
diambil dalam menggunakan jamban keluarga, kelamaan menjadi kering; setelah kering
respon yang dilakukan dalam penggunaan terbawa tiupan angin bersama-sama debu dan
jamban keluarga dengan urutan yang benar, menyebar kemana-mana sambil membawa
mekanisme dalam menggunakan jamban kuman penyakit seperti bakteri, telur cacing,
keluarga dengan benar sehingga menjadi kista amuba dan lain-lain. Di samping itu lalat
kebiasaan, adaptasi adalah membiasakan dan insekta lainnya bisa hinggap di atas tinja
untuk menggunakan jamban keluarga. dan selanjutnya hinggap di atas makanan
Berdasarkan hasil penelitian yang sambil membawa kuman penyakit seperti
dilakukan menunjukkan bahwa secara umum tersebut di atas.
tindakan masyarakat dalam menggunakan Gambaran tentang perilaku buang air besar
jamban di Desa Ilomangga Kecamatan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo
Tabongo berada pada kategori ”tinggi” dengan tersebut hampir sama dengan gambaran secara
persentase 75 %, dengan kata lain masyarakat nasional. Berdasarkan pengamatan,
selalu bertindak positif dalam penggunaan masyarakat di desa ini yang menggunakan
jamban. Namun walaupun sebagian besar jamban sewaktu buang air besar baru
responden memiliki tindakan yang positif mencapai 75%. Tampaknya pembuangan
dalam menggunakan jamban, tetapi masih ada kotoran manusia masih merupakan masalah
sebagian responden yang netral bahkan negatif dalam kesehatan lingkungan dan erat
untuk melakukan tindakan tersebut. Hal ini kaitannya dengan aspek sosial budaya. Dari
dikarenakan tidak memiliki jamban keluarga suatu studi kualitatif yang dilakukan di Desa
dan tidak tersedia sumur air yang bersih. Ilomangga Kecamatan Tabongo terungkap
Perilaku buang air besar masih merupakan bahwa jamban belum dirasakan oleh sebagian
suatu kebiasaan yang kurang menunjang penduduk pada umumnya sebagai kebutuhan
upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan yang mendesak. Untuk mengubah kebiasaan
kesehatan masyarakat. Di Desa Ilomangga penduduk tersebut dibutuhkan waktu yang
cukup lama. Suatu kebiasaan baru akan Simpulan dan Saran
diterima oleh masyarakat apabila kebiasaan
tersebut dirasakan lebih bermanfaat Pengetahuan, sikap dan tindakan
dibandingkan dengan yang lama. Suatu masyarakat terhadap penggunaan jamban di
kebiasaan baru untuk dapat diterima Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo
masyarakat memerlukan suatu proses yang Kabupaten Gorontalo, berada pada kategori
lama dan panjang, karena menyangkut cukup baik. Sebagian besar responden hanya
berbagai faktor antara lain nilai, pensepsi, sampai pada tingkatan menerima yaitu bahwa
pengetahuan, sikap dan tradisi. Demikian pula orang (subyek) mau dan memperhatikan
menyangkut perilaku buang air besar, hasil stimulus yang diberikan(obyek). Mengerti
wawancara yang disertai pengamatan tentang pentingnya penggunaan jamban tetapi
menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melaksanakannya yaitu tetap buang air
membuang kotoran tidak lagi di sungai, besar di sembarang tempat seperti: di kebun
persawahan/kebun. Keadaan demikian dan di sungai. Tetapi sebagian besar yaitu
menggambarkan bahwa masyarakat pada (45,89 %) memiliki sikap baik yaitu sampai
umumnya sudah menunjukkan perilaku positif pada tingkatan menghargai yaitu mengajak
di bidang kesehatan lingkungan, karena orang lain untuk mengerjakan atau
masyarakat tahu kotoran manusia yang mendiskusikan dengan orang lain terhadap
dibuang di persawahan/kebun akan kembali suatu masalah sebagai indikasi sikap ini.
meresap ke dalam tanah dan mungkin akan Sebagian besar kepala keluarga mengajak
mencemari sumber air di sekitarnya. anggota keluarga untuk buang air besar di
Berdasarkan hasil penelitian yang jamban. Walaupun tidak sampai pada
dilakukan oleh Arsunan, dkk (2003:43) yang tingkatan bertanggung jawab. Maka dapat
menyatakan bahwa tindakan yang negatif disimpulkan sikap dapat mempengaruhi
terhadap penggunaan jamban, memberikan tindakan masyarakat dalam penggunaan
peluang besar untuk tertular berbagai jamban. Walaupun memiliki pengetahuan
penyakit, dibandingkan dengan masyarakat yang kurang dan pendidikan dasar tetapi
yang bertindak positif dengan selalu memiliki sikap dan tindakan yang baik dapat
membuang kotoran pada jamban. Demikian mempengaruhi masyarakat dalam penggunaan
halnya dengan masyarakat di Desa Ilomangga jamban. Hal ini berkaitan dengan banyaknya
Kecamatan Tabongo, untuk itu perlu adanya informasi dan pengalaman yang sebelumnya
peningkatan tindakan ke arah yang lebih baik. responden dapatkan.
Kesimpulan dari penelitian ini yang dapat Sehubungan dengan simpulan hasil
dikemukakan diperlukan kebijakan penelitian dan pembahasan di atas, dapat
Pemerintah yang memberi kontribusi bagi dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
masyarakat melalui pengawasan dengan 1) Kepada instansi terkait dan Pemerintah desa
memberi latihan manajemen, keterampilan, setempat untuk lebih meningkatkan
dan penyuluhan sebagai agenda perbaikan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan
pengetahuan masyarakat baik untuk penyuluhan, himbauan tentang penggunaan
mengembangkan partisipasi keluarga jamban keluarga yang baik dan sehat. 2) Perlu
menggunakan jamban maupun membangun adanya peningkatan sikap masyarakat dalam
kerjasama lintas sektor yang melibatkan para penggunaa jamban dengan meninkatkan
penyuluh kesehatan untuk mencegah penyakit kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola
akibat kotoran manusia serta dapat hidup sehat, keluarga harus sadar arti
meningkatkan kesehatan masyarakat. pentingnya mempunyai jamban sendiri di
rumah. 3) Untuk meningkatkan tindakan
positif terhadap perilaku buang air besar, kehidupan sehari-hari, dengan meyakini
hendaknya masyarakat membiasakan anggota bahwa keberadaan jamban sebagai kebutuhan
keluarga menggunakan jamban dalam yang mendesak.

DAFTAR PUSTAKA Jamban Keluarga. Disajikan pada


seleksi Petugas Kesehatan Teladan
Azwar. 2009. Faktor-Faktor Yang Povinsi Sulsel 2009.
Mempengaruhi Pembentukan Sikap http://datinkessulsel.wordpress.com/20
(Online 09/06/26/ pengetahuan. Diakses: 5
http://www.energyefficiencyasia.org/I/ Desember 2011
2009), Diakses: 8 Februari 2011 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
Harijanto, P.N. 2000. Malaria, Epidemiologi, Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).
Patogenis, Manifestasi Klinis dan Jakarta: Rineka Cipta
Penanganan, Jakarta : Penerbit EGC Santoso, Soegeng & Ranti Lies Anne. 2004.
Maidin, Alimin. 2003. Pengantar Adiminstrasi Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka
dan Kebijakan Kesehatan (AKK). Cipta
Makassar: Fakultas Kesehatan Sarwono, Sulita. 1997. Sosiologi Kesehatan.
Masayarakat Universitas Hasanuddin Yogyakarta: Gadjah Mada University
(AKK-FKM Unhas) Press
Muthmaina. 2009. Pengetahuan dan Tindakan Sugiono. 2005. Metode Penelitian
Masyarakat dalam Pemanfaatan Administratif. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai