Bantuan Seragam
Kemendikbud memastikan akan memberikan bantuan seragam sekolah
bagi siswa sekolah terdampak musibah banjir yang terjadi di berbagai
tempat di Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Banten.
“Benar (bantuan seragam sekolah) 100,” ujar Pelaksana Tugas Direktur
Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah, Harris Iskandar saat
dihubungi wartawan, Jumat (3/1/2020).
Menurut Harris, pihak Kemendikbud sedang berkoordinasi dengan dinas
pendidikan di daerah yang terkena bencana banjir.
Ia belum bisa memastikan berapa jumlah bantuan seragam yang akan
diberikan.
“Sedang dikonsolidasikan,” ujarnya.
Meski demikian, Kemendikbud belum memberi tahu pelaksanaan
pemberian bantuan seragam sekolah untuk anak-anak korban banjir.
Sebelumnya, banjir melanda sejumlah daerah di Jakarta, Bogor, Bekasi,
Tangerang, dan Banten.
Air merendam rumah hingga ketinggian mencapai 4 meter di beberapa
titik.
Banjir juga merusak dan menghanyutkan barang-barang milik warga tak
terkecuali perlengkapan sekolah.
Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dirilis pihak terkait tentang
berapa sekolah dan siswa terkena dampak banjir yang terjadi di beberapa
wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.
Aturan Baru Nadiem Makarim: Ini Syarat Anak Masuk TK, SD, SMP
dan SMA
Setelah heboh keputusan ujian nasional (UN) dihapus tahun 2021, terbit
lagi aturan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim. Aturan ini mengenai syarat anak untuk
masuk sekolah tingkat TK, SD, SMP, dan SMA atau SMK.
Tahun ajaran baru 2020/2021 memang baru akan dimulai Juli mendatang.
Namun Bunda dan Ayah wajib tahu nih beberapa syarat jika anak ingin
mulai bersekolah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Syarat Lain
Untuk masuk TK, SD, SMP, SMA atau SMK adalah melampirkan akta
kelahiran atau surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak
berwenang
Akta kelahiran atau surat lahir tersebut dilegalisir lurah atau kepala desa
atau pejabat setempat lain yang berwenang sesuai dengan domisili siswa
Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus, pendidikan layanan
khusus, serta berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar boleh
menetapkan syarat usia lebih tinggi dari yang sudah disebutkan di atas
Buat calon siswa WNI atau WNA Kelas 7 SMP atau Kelas 10 SMA/SMK
yang berasal dari sekolah di luar negeri, selain harus memenuhi syarat
masuk SMP dan SMA/SMK, wajib pula menyerahkan surat keterangan
dari direktur jenderal yang menangani bidang pendidikan dasar dan
menengah
Untuk calon siswa WNA wajib ikut matrikulasi pendidikan Bahasa
Indonesia paling singkat 6 bulan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Nadiem menyebut meski nantinya soal asesmen masih ada pilihan ganda,
namun berbeda dengan pilihan ganda UN saat ini.
"Untuk bisa menjawab pilihan ganda tersebut, anak itu harus bisa
memahami paragraf. Memahami argumen dan juga membaca diagram itu
untuk mengerti hal yang dimaksudkan dari visual display diagram itu. Ini
dari PISA bapak-bapak ibu-ibu," jelas Nadiem.
Contoh Soal
"Ini masih standar tesnya, Bisa secara komputer, tentunya assismen kita
akan melalui komputer," tambahnya.
"Ini sekadar menjelaskan ini bukan buatan-buatan kita sendiri, ini sudah
berdasarkan 20 tahun analisa berbagai macam assement di seluruh dunia
di mana kita dibantu oleh PISA, World Bank, untuk menciptakan suatu
assesment kompetensi yang berkelas dunia. Tentunya harus kita adaptasi
menggunakan kearifan lokal konteksnya," ia menandaskan.
"Kalau asesmen informasi 'tahu nggak apa itu berenang?' atau 'tahu nggak
apa itu gaya katak', 'tahu nggak gaya bebas'. Kalau kompetensi adalah
bisa berenang nggak? Langsung diceburin ke dalem laut, bisa berenang
atau tidak," ucap Nadiem. Nadiem juga mengatakan konsep UN saat ini
lebih kepada mengakses informasi sehingga banyak murid yang hanya
menghafal. Hal ini pun membuat banyak anak sekolah yang tidak bisa
berenang saat mereka terjun ke dunia kerja. "Pada saat anak-anak kita
keluar dunia nyata setelah mereka lulus SMA atau lulus perguruan tinggi.
Mereka nggak akan bisa berenang, karena pada saat itu mereka
langsung nyemplung laut dunia nyata. Dan mereka akan tenggelam. Dan
itulah yang terjadi sekarang di berbagai macam area di Indonesia," jelas
Nadiem.
"Apa itu cukup, sudah jelas tidak cukup. Itu baru step pertama kita untuk
mencapai kemerdekaan belajar," kata Nadiem di Diskusi Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) di Hotel Century Park, Jalan Pintu Satu
Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).
"Apa itu cukup, sudah jelas tidak cukup. Itu baru step pertama kita untuk
mencapai kemerdekaan belajar," kata Nadiem, di Diskusi Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), di Hotel Century Park, Jalan Pintu Satu
Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).