Joint Conference JA PDF
Joint Conference JA PDF
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
dr. Jofril Azmi
Peserta PPDS OBGYN
Pembimbing :
dr. Andi Friadi, Sp. OG(K)
LEMBARAN PENGESAHAN
Mengetahui
KPS PPDS OBGIN
FK UNAND RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Tumor itu dinamakan agresif karena pertumbuhan khas lambat dan berbahaya serta
membawa risiko tinggi kekambuhan lokal. AAM menekankan sifat neoplastic seperti
penyebaran melalui pembuluh darah dan sifat infiltratif lokal dan berulang. Ini adalah
sebuah tumor mesenchymal lokal yang jarang dari etiologi yang tidak diketahui biasanya
mempengaruhi vulva, daerah perinial, bokong atau panggul usia reproduksi.2,4,5,6
Laporan kasus ini menggambarkan tantangan yang mungkin dihadapi oleh seorang
dokter ketika berhadapan dengan massa vulva yang mungkin AAM. Meskipun AAM
adalah entitas yang langka, AAM harus selalu dipertimbangkan, terutama ketika AAM
menunjukkan lesi yang tidak nyeri pada wanita premenopause di dekade ketiga atau
dekade keempat kehidupan. Tingginya tingkat kecurigaan AAM diperlukan untuk
membuat diagnosis klinis. Semua studi hematologi dan radiologis yang relevan termasuk
MRI atau CT scan akan membantu dalam mengurangi jumlah kasus yang salah didiagnosis
AAM preoperatif.
1
Pentingnya kasus juga untuk mengetahui lesi ini. Diagnosis ini harus
dipertimbangkan dalam setiap kasus wanita muda dengan massa yang jelas muncul dari
perineum bahkan jika lesi tampak mengandung cairan pada USG. Karena pertumbuhan
interval sangat lambat, keduanya manajemen bedah dan konservatif dapat ditawarkan
kepada pasien.
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Name : Ny. R
Umur : 31 tahun
MR No. : 92.12.45
Tanggal Masuk : 12-10-2015
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Parak Laweh Lubuk Begalung
KELUHAN UTAMA
Seorang Pasien usia 31 tahun dirawat dibagian Ginekologi Onkologi pada tanggal 25
November 2015 dengan diagnosis Giant Papilloma, DD/ Susp. Ca. Vulva
3
Telah dilakukan papsmear tgl 28-08-2019 dengan hasil : LSIL – HSIL, Servicitis
kronis
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Hamil/Abortus/Persalinan : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 82 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 155 cm
BMI : 21,3 kg/m2 ()
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak tampak pembesaran
kelenjer tiroid.
4
Dada : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Status Ginekologis
Genitalia : Status Ginekologis
Extremity : Oedema -/-, CRT <2”
STATUS GINEKOLOGIS
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membuncit, sikatriks (-)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), DM(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Genitalia :
Pada vulva kanan tampak massa warna kehitaman, noduler, ukuran 15 cm x 8 cm x 10 cm,
berbatas tegas, terfixir, nyeri tekan (-)
Inspekulo :
Vagina : Tumor (-), laserasi (-), fluxus (-)
Portio : NP, ukuran sebesar jempol tangan dewasa, tumor (-), laserasi (-),
fluxus (-)
VT bimanual :
Vagina : Tumor (-)
Portio : NP, ukuran sebesar jempol tangan dewasa, tumor (-), nyeri goyang
portio (-)
CUT : Ante flexi, ukuran sebesar telur ayam
Adnexa : Lemas kiri dan kanan
CD : Tidak menonjol
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
5
PARAMETER HASIL NILAI NORMAL
Hematocrit 39 % 37 – 43
6
DIAGNOSIS
P0H0 + Giant Papilloma
DD/ Susp. Ca Vulva
PLAN
Wide Eksisi ( 26 – 11 – 2015 )
26/11/2015
Dilakukan Wide Eksisi
Didapatkan massa padat bernodul warna kecoklatan sebesar ± 15 cm x 8 cm x 10 cm
Perdarahan selama operasi 100 cc
Jaringan di PA-kan
DIAGNOSIS:
Post Wide Eksisi a.i Giant Papilloma,
DD/ Susp. Ca Vulva
SIKAP:
- Awasi KU, VS, perdarahan pasca tindakan
MANAJEMEN:
Kontrol KU, VS, balance cairan
Rawat HCU Kebidanan
IVFD RL 28 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr (IV)
Pronalgess supp K/P
7
Follow up 27-11-2015
S/ Nyeri luka operasi (+),
demam (-), perdarahan (-)
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang Cmc 120/70 mmHg 86 x/mnt 18 x/mnt 36,50 C
8
Follow up 28-11-2015
S/ Nyeri luka operasi (+),
demam (-), perdarahan (-)
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang Cmc 120/70 mmHg 84 x/mnt 18 x/mnt 36,50 C
Follow up 29-11-2015
S/ Nyeri luka operasi (+),
demam (-), perdarahan (-), BAK (+)
O/
KU Kes TD Nadi Nafas T
Sedang Cmc 120/70 mmHg 86 x/mnt 18 x/mnt 36,80 C
9
P : supel , NT (-), NL (-)
Pe : timpani
A : BU (+) N
Gen : Luka post. Op kering, perdarahan (-), pus (-)
P/ Kontrol KU, VS
Ganti verban
Cefixime 2x200 mg (po)
Asam Mefenamat 3x500 mg (po)
Vit C 3x50 mg (po)
Boleh pulang, kontrol Poliklinik Ginekologi Onkologi
10
Gambar 2. Foto AAM post operasi
11
HASIL PA
4-12-2015
12
HASIL BIOPSI
Tgl 26-08-2019
13
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Aggressive Angiomyxoma (AAM) adalah jinak, secara local tumor myxoid invasif
terutama ditemukan di panggul dan wilayah perineum.1 Pertama kali diidentifikasi dan
dijelaskan secara resmi oleh Steeper dan Rossai pada tahun 1983. 1
Tumor itu dinamai agresif karena pertumbuhan khas lambat dan berbahaya serta
membawa risiko tinggi kekambuhan lokal. AAM menekankan sifat neoplastik dari
pembuluh darah dan sifat infiltratif lokal dan berulang. Aggressive Angiomyxoma (AAM)
adalah sebuah tumor mesenchymal lokal yang jarang dari etiologi yang tidak diketahui.2,3
14
3.2 Epidemiologi Aggressive Angiomyxoma
Pada suatu studi kasus, sebanyak 79 wanita yang didiagnosis angiomyxoma, terjadi
pada wanita dengan rentang usia 20 –77 tahun (rata-rata usia adalah 46,1 tahun). Predileksi
nya adalah pada daerah vulvo-vaginal terutama pada labia mayora dan vulva. Sementara
predileksi di luar daerah vulvo-vaginal terlokalisir di daerah pelvis yaitu di daerah
perineum (5 kasus) dan daerah uretra (1 kasus). Pada kasus ekstrapelvik terdapat 6 kasus
yaitu pada daerah panggul kiri, lutut, dinding dada, axilla kiri dan payudara. Ditemukan
adanya 1 kasus angiomyxoma pada daerah retroperitoneal yaitu pada daerah paravesical
kanan pada wanita post menopause.5,6
Secara umum penyebab tumor masih belum diketahui dengan jelas, demikian juga
dengan para ahli masih mencari tahu pemicu sel-sel bermutasi menjadi sel kanker dan
berkembang dengan begitu cepat. Sel yang membelah diri akan terus bertambah dengan
melipat-gandakan jumlah hingga membentuk tumor, kemudian menyebar ke bagian tubuh
15
yang lain. Sel kanker dan tumor akan terus tumbuh dan membelah diri sementara sel yang
sehat akan mati. 4,5
AAM adalah tumor mesenchymal lokal yang jarang terjadi dan tidak diketahui
etiologi pastinya. Patogenesis AAM tidak jelas, tapi baru-baru ini dilaporkan adanya
translokasi kromosom 12 dengan ekspresi penyimpangan yang konsekuen dari kelompok
mobilitas tinggi protein isoform I-C (HMGIC) protein yang terlibat dalam transkripsi
DNA . Peran estrogen dan progesteron telah dilaporkan dalam patogenesis tumor ini,
Reseptor estrogen dan progesteron biasanya ditemukan pada AAM, dengan demikian
memiliki kemungkinan untuk dapat tumbuh selama kehamilan dan respon terhadap
manipulasi hormon.3.4.5.6
Biasanya, tumor ini tidak bermetastasis, namun ada beberapa yang dilaporkan
bermetastasis pada wanita yang awalnya dirawat dengan eksisi. Eksisi parsial harus
dilakukan dalam pandangan operasi pada morbiditas yang tinggi. Sayangnya, kekambuhan
masih terjadi dengan margin negatif. Hal ini mungkin memerlukan terapi multimodal
menggunakan sarana bedah dan medis untuk mengobati AAM yang berulang. tidak ada
konsensus mengenai patogenesis AAM. Tumor yang responsif terhadap hormon ini
diyakini timbul dari sel mesenchymal khusus dari daerah pelvic-perineal atau dari sel-sel
progenitor perivaskular "multipotent" yang sering menampilkan gambaran
myofibroblastic dan fibroblast.6,7,8
16
3.4 Faktor Resiko Aggressive Angiomyxoma
Saat ini, ada 250 kasus yang dilaporkan di dunia, yang sebagian besar merupakan
laporan kasus AAM dari pelvis, peritoneum dan area vulva. Sementara patogenesis AAM
yang tepat masih belum diketahui, kelainan kromosom yang menyebabkan translokasi di
wilayah 12q 14-15 umum ditemukan di sebagian besar kasus. Secara Patologi telah
terbukti gambaran konsisten dengan tumor abu-abu seperti agar-agar, sering dengan
banyak sel dalam stroma myxoid bersama dengan spindle dan sel-sel stellate.3
Walau belum diketahui penyebabnya, beberapa faktor berikut adalah kondisi yang
dapat meningkatkan timbulnya tumor Aggressive Angiomyxoma yaitu:
17
3.5 GAMBARAN KLINIS
AAM sering muncul sebagai massa asimtomatik di daerah genital perempuan pada
usia reproduktif. Secara klinis, sebagian besar pasien AAM datang dengan massa yang
tumbuh lambat di daerah panggul dan perineum yang baik asimtomatik atau terkait dengan
gejala daerah perineal yang menyakitkan, dyspareunia, atau sensasi seperti penekanan.
Diagnosis klinis sebelum operasi ini sulit karena karakteristik klinis yang mirip dengan
massa vulva seperti vulva abses, kista Bartholin , kista saluran mesonephric, hernia vagina,
papilloma ( condyloma acuminata). AAM menunjukkan lesi yang tidak nyeri, berbentuk
polip dan bertangkai. Dapat juga disertai penurunan berat badan. Biasanya massa pada
vulva yang bertangkai, besar, sebagian ditutupi kapsul, relatif tepi berbatas tegas dan
lembut. Potongan permukaan homogen dan berkilau tanpa nekrosis dan perdarahan yang
jelas.7,8,9
18
3.6 DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Timbulnya pembengkakan vulva pada sisi kanan/kiri dengan durasi bertahun dan
semakin lama semaki bertambah besar. Tidak ada riwayat keluarnya cairan, nyeri,
perdarahan vulva atau dispareunia. Kebiasaan buang air besar dan kandung kemih normal.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya massa tumor dengan ukuran dan daerah
yang dapat bervariasi sesuai dengan lokasi, massa berbatas tegas, tidak nyeri dan dapat
bertangkai. AAM biasanya mengenai daerah vulva, perineum, bokong atau panggul pada
usia reproduksi wanita.2,8,9
c. Pemeriksaan penunjang
Jika dicurigai AAM, pencitraan pra operasi diperlukan untuk merencanakan sejauh
mana reseksi bedah. Setelah meninjau catatan pasien dengan AAM dari tiga institusi,
Outwater et al. menemukan bahwa CT scan dan MRI mampu memprediksi secara akurat
tingkat perkembangan tumor. Baru-baru ini, Wu et al. melakukan penelitian di mana nilai
teknik pencitraan CT dan MRI dievaluasi. Studi-studi ini menyimpulkan bahwa MRI lebih
unggul daripada CT saat menentukan hubungan tumor dengan dasar panggul, tetapi secara
keseluruhan baik CT dan MRI memiliki kemampuan untuk menunjukkan sejauh mana
tumor yang tidak bisa dilihat oleh pemeriksaan fisik. Arsitektur internal yang berbeda dari
tumor (jaringan diaduk dan berlapis-lapis di dalam tumor) divisualisasikan menggunakan
teknik pencitraan ini di kedua studi.9,10
AAM memiliki pembuluh darah yang berdinding tebal, yang jumlahnya kurang
dari pembuluh berdinding tipis pada angiomyofibroblastoma. Pada CT scan, tumor ini
memiliki batasan yang baik dengan atenuasi kurang dari otot. Atenuasi pada CT dan
intensitas sinyal tinggi pada resonansi magnetik (MRI) dapat disebabkan oleh adanya
matriks myxoid longgar dan kadar air yang tinggi dari AAM. 3,5,6
19
Gambar 6. Wanita berusia 40 tahun dengan Aggressive Angiomyxoma menunjukkan nilai
koefisien difusi jelas tinggi. A. aksial difusi-berbobot diperoleh dari gambar MRI b 1000
menunjukkan intensitas sinyal sangat terang dalam tumor (Panah)11
20
AAM harus dibedakan dari tumor jinak pada umunya dan tumor ganas myxoid,
termasuk Myxoma, Liposarkoma Myxoid, Neurofibroma Myxoid, Leiomyoma Myxoid,
Leiomiosarkoma, Liposarkoma Myxoid, Histiocytoma Berserat Myxoid, dan Botriosida
Rhabdomyosarcoma. AAM juga secara klinis dapat salah diagnosis sebagai polip,
Myxoma, Lipoma, dan Kista Vagina Bartholin. Diagnosis Angiomyxoma sulit untuk
ditegakkan tanpa pemeriksaan lanjutan. Komponen vaskular yang mencolok secara khas
di AAM membantu untuk menyingkirkan neoplasma yang disebutkan di atas sebagai
diagnosis banding.3,7,9,10
Dalam kasus ini mengingat lokasi lesi, dua diagnosa diferensial yang dekat yaitu
Aggresif Angiomyxoma dan Angiomiofibroblastoma yang dikesampingkan secara
histologis. Agresif Angiomyxoma terbagi menjadi superficial dan deep. Angiomyxoma,
superficial paling sering muncul di daerah kepala dan leher dan sesekali di daerah
Vulvovaginal. Secara histologis multilokulasi, massa myxoid buruk terdiri dari sel spindel,
banyak pembuluh darah berdinding tipis, dan sel inflamasi. Pembuluh darah berdinding
tebal tidak terlihat dalam angiomyxoma superfisial. Tumor ini memiliki potensi
kekambuhan nondestruktif lokal di sekitar 30% kasus.12,13,14
21
Gambar 8. Histologi dari agresif angiomyxoma dari vulva, menunjukkan arteriol berukuran sedang
dalam kontak dekat dengan sel neoplastik berbentuk Spindle (pembesaran asli 400 x; pewarnaan
HE).6
Gambar 9. Histologi dari Agresif angiomyxoma dari vulva, menunjukkan sel tumor yang
menunjukkan pewarnaan nuklir positif dengan (A) reseptor estrogen dan (B) reseptor progesteron
(pembesaran asli 400x).6,10
22
3.7 DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Angiomyofibroblastoma
2. Angiofibroma seluler
3. Superficial Angiomyxoma
23
Superficial Angiomyxoma Aggresive Angiomyxoma
24
Giant Condyloma Acuminata tidak terlihat saat ini di negara-negara maju,
tetapi kasus-kasus seperti itu masih terlihat di negara-negara yang berkembang.
Ini karena sebagian besar pasien tidak datang lebih awal untuk perawatan ke
rumah sakit. Pasien melakukan pemeriksaan ketika pembengkakan menjadi
sangat besar. Giant Condyloma Acuminata ditandai dengan pertumbuhan yang
berlebihan dari lesi verukosa pada alat kelamin dan / atau daerah perianal dan
dianggap jinak dengan tingkat kekambuhan tinggi dan risiko transformasi ganas
yang rendah.15,16,17
25
Gambar 11. Histology of giant condyloma15
3.8 TATALAKSANA
AAM terkenal karena kekambuhan lokal sekitar 70% kasus setelah periode 2 tahun
pasca operasi, dan telah dilaporkan bahkan 20 tahun setelah pembedahan juga. Han-Geurts
et al. mengusulkan pedoman berikut untuk mengobati AAM, eksisi lengkap dari lesi bila
mungkin, menghindari operasi mutilasi, terapi tambahan menggunakan embolisasi arteri
dan/atau pengobatan hormonal diperlukan dalam kasus reseksi tumor parsial, dan
radioterapi disediakan untuk kasus yang resisten terhadap embolisasi dan/atau terapi
hormonal dan tumor yang simptomatik.1,2,3 Tidak ada pedoman khusus untuk manajemen
pasca operasi vulva AAM. Namun, karena tingkat kekambuhan yang tinggi dan potensi
morbiditas yang terkait dengan diagnosis berulang, beberapa penulis merekomendasikan
evaluasi periodik dengan pemeriksaann fisik dan MRI hingga 15 tahun setelah eksisi. 3,6,10
26
lebar tidak selalu mungkin dan/atau dapat menyebabkan morbiditas signifikan. Beberapa
upaya yang dilaporkan menggunakan kemoterapi dan radioterapi sebagai bagian dari
pengobatan untuk AAM telah mengecewakan, mungkin karena aktivitas mitotik
rendah/fraksi pertumbuhan sel. Sebagian besar AAM mengekspresikan estrogen dan
progesteron reseptor dan cenderung memiliki pertumbuhan yang tergantung hormon.
Karena itu, pengobatan dengan agonis GnRH telah diberikan kepada pasien AAM, dan
beberapa laporan kasus terkait respon dramatis untuk agonis GnRH telah dilaporkan.
Modulator reseptor estrogen nonsteroid selektif (SERM) seperti raloksifen juga telah
digunakan. Meskipun banyak pilihan pengobatan, kekambuhan AAM dilaporkan sebesar
72%.4,10,12,13
3.9 PROGNOSIS
Pengulangan sering terjadi karena eksisi tidak lengkap. Hal ini disebabkan adanya
keterlibatan massa dekat dengan uretra, vagina, dubur dan sfingter anal serta penyebaran
melalui diafragma panggul dikaitkan dengan reseksi yang tidak lengkap. Invasi vaskular
berhubungan dengan metastasis jauh ke paru dan mediastinum bisa menyebabkan
kematian.9,10,12
27
BAB 4
DISKUSI
Telah dilaporkan sebuah kasus perempuan usia 31 tahun, kiriman dari poli
onkologi RSUP DR. M. Djamil dengan diagnosis Giant Papilloma, DD/ Susp. Ca Vulva
dan dilakukan Wide eksisi tumor.
Pada kasus ini, penyakit pasien didiagnosis dengan Giant Papilloma DD/ susp. Ca
Vulva berdasarkan anamnesis didapatkan pembengkakan pada bibir kemaluan kanan sejak
> 5 tahun yang lalu, awalnya sebesar kelereng dan semakin lama bengkak dirasakan
semakin membesar. Riwayat penurunan berat badan ada. BB turun ± 10 kg dalam 6 bulan
terakhir ini, riwayat penurunan nafsu makan (+). Tampak massa warna kehitaman,
noduler, ukuran ±15 cm x 8 cm x 10 cm, berbatas tegas, terfixir, nyeri tekan (-), dan juga
sebelumnya pasien pernah dirawat dengan trombositopenia sehingga diferensial
diagnosisnya Susp. Ca Vulva. Sebelumnya pernah dilakukan biopsi dengan hasil PA yaitu
Papiloma. Giant papilloma ditandai dengan pertumbuhan yang berlebihan dari lesi
verukosa pada alat kelamin dan / atau daerah perianal dan dianggap jinak dengan tingkat
kekambuhan tinggi dan risiko transformasi ganas yang rendah. Pada pasien ini tidak
dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap seperti USG, pemeriksaan CT Scan
maupun MRI. Ultrasonografi dapat menapakkan massa kistik dan hypoechoic. Secara
umum, CT scan mengungkapkan tumor dengan batas yang jelas dengan atenuasi rendah
daripada otot, mungkin karena stroma myxoid lebih longgar dan kadar air tinggi pada
tumor tersebut. Sehubungan dengan otot, pemeriksaan MRI akan memperlihatkan AAM
menunjukkan sinyal isointense.
28
Pada pasien ini dilakukan wide eksisi tumor berdasarkan diagnosis dan temuan saat
operasi. Tatalaksana ini sudah tepat dilakukan terhadap pasien. Operasi radikal dengan
margin lebar adalah pengobatan pilihan. Karena kebanyakan tumor besar, tumbuh
menginfiltrasi dan menyatu dengan jaringan lunak yang berdekatan, dan terletak di dekat
organ vital seperti kandung kemih dan rektum, Wide eksisi tidak selalu mungkin dan/atau
dapat menyebabkan morbiditas signifikan. Beberapa upaya yang dilaporkan menggunakan
kemoterapi dan radioterapi sebagai bagian dari pengobatan untuk AAM telah
mengecewakan, mungkin karena aktivitas mitotik rendah/fraksi pertumbuhan sel. Tidak
ada pedoman tentang manajemen pasca operasi dari vulvar AAM. Namun, karena tingkat
kekambuhan yang tinggi dan potensi morbiditas yang terkait dengan tidak terdiagnosisnya
AAM yang kambuh, beberapa penulis merekomendasikan secara evaluasi berkala dengan
pemeriksaan fisik dan MRI hingga 15 tahun setelah perawatan. Pada pasien Giant
Condyloma Acuminata pun perawatan bedah dalam bentuk eksisi sederhana dengan
margin bebas tumor 1,5 cm dengan pisau bedah atau laser dianggap pengobatan yang
optimal untuk Giant Condyloma Acuminata. Pilihan bedah lainnya termasuk terapi laser
karbon dioksida, bedah elektro, dan cryotherapy.
Dirasa perlu untuk dilakukan peninjauan ulang terhadap hasil patologi anatomi
pada pasien ini karena ada perbedaan antara hasil biopsi pre operatif dengan hasil PA post
operatif. Pasien dengan AAM akan paling banyak secara klinis datang dengan polip
bertangkai atau massa polypoidal. Karena kelangkaan kasus AAM, 80% kasus salah
didiagnosis sebagai kista, lipoma, atau bahkan Kista Bartholin. Kesalahan diagnosis
mengakibatkan tidak tepat penatalaksanaan.
Pengulangan/ kekambuhan sering terjadi karena eksisi tidak lengkap. Hal ini
disebabkan adanya keterlibatan massa dekat dengan uretra, vagina, dubur dan sfingter anal
serta penyebaran melalui diafragma panggul dikaitkan dengan reseksi yang tidak lengkap.
Invasi vaskular berhubungan dengan metastasis jauh ke paru dan mediastinum bisa
menyebabkan kematian. Tingkat kekambuhan bervariasi dari 36% hingga 72%.
29
BAB 5
KESIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
3. Steeper TA, Rosai J. Aggressive angiomyxoma of the female pelvis and perineum.
Report of nine cases of a distinctive type of gynecologic soft‑tissue neoplasm. Am
J Surg Pathol 1983;7:463‑75.
4. Han‑Geurts IJ, van Geel AN, van Doorn L, M den Bakker, Eggermont AM,
Verhoef C. Aggressive angiomyxoma: Multimodality treatments can avoid
mutilating surgery. Eur J Surg Oncol 2006;32:1217‑21.
8. Nucci MR, Fletcher CD. Vulvovaginal soft tissue tumours: Update and review.
Histopathology 2010;36:97‑108.
31
10. Fine BA, Munoz AK, Litz CE, Gershenson DM. Primary medical management of
recurrent aggressive angiomyxoma of the vulva with a gonadotropin‑releasing
hormone agonist. Gynecol Oncol 2001;81:120‑2.
11. Tianjin. Aggressive angiomyxoma of the pelvis and perineum: a case report and
review of the literature. Departement of Radiology. China.2011
12. Chan YM, Hon E, Ngai SW, Ng TY, Wong LC. Aggressive angiomyxoma in
females: Is radical resection the only option? Acta Obstet Gynecol Scand
2000;79:216‑20.
14. Ribiero, et al. Aggressive angiomyxoma of the vulva: case report. Instituto de
Doenças Tropicais Nathan Portella, Teresina, PI, Brazil.2015.
15 Ugurlucan FG, et al. Giant vulvar condylomata: two cases and a review of the
literature.Istanbul University Faculty of Medicine.Turkey.2019
32