AKUNTANSI KEPERILAKUAN
(ASPEK KEPERILAKUAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN LABA)
Dosen: Luh Gede Krisna Dewi, S.E, M.Si, Ak.
Disusun Oleh:
KELOMPOK VII
1. I Gusti Ayu Agung Sintia Utami (1707532009)
2. I Gusti Agung Ayu Laksmi Devi (1707532018)
b. Tahap implementasi
Pada tahap implementasi , rencana formal tersebut digunakan untuk mengomunikasikan
tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi.
Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang
bertanggugjawab mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, rencana itu harus
dikomunikasikan secara efektif.
Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang
perlu diambil:
1. Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana
yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui
oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan kepada
penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah
dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hsil kinerja aktual dengan tujuan yang
telah dianggarkan secara periodik.
Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung,
anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam suatu organisasi. Karena anggaran
menandai dan membawa perubahan sehingga merupakan suatu ancaman terhadap status quo.
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia
mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung
jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan
anggaran.
Konflik internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari laporan kinerja yang
membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik
adalah ketidak mampuan mencapai kerja sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses
penyusunan anggaran.
Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu pengaruh
lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil yang menentang tujuan
anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan
tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut. Pengaruh lainnya adalah penekanan yang
berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara
keseluruhan. Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental,
ketergantungan dan ekonomi antar departemen yang penting dapat terabaikan.
C. KONSEKUENSI DISFUNGSIONAL DARI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengedalian, dan mekanisme
evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional, seperti :
b. Resistensi
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia
mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung
jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan
anggaran.
c. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat dari
laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala
umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-
kelompok selama prosesn penyusunan anggaran.
c. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisas. Teori
X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat,
dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk
berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan
gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam
penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
REFERENSI
Arfan Ikhsan Lubis. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.