Timbulan Sampah
Timbulan Sampah
SAMPAH (A)
“Pengertian Timbulan Sampah Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Timbulan Sampah”
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas 2 D4 B
https://dlh.bulelengkab.go.id/berita/timbulan-sampah-di-jalan-wr-supratman
Pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan.oleh karena itu dalam
menentukan metode penanganannya yang tepat, penentuan terbesarnya timbulan sampah
sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis dan kegiatannya.
Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang di hasilkan dari jenis
sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu (Departemen PU, 2004). Timbulan
sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber sampah (SNI, 1995). Timbulan
sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang digunakan
dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan
Akhir (LPA) sampah.
- Satuan berat : Kilogram per orang per hari ( kg/o/h), kilogram permeter-persegi
bangunan per hari (kg/m2/h) atau liter per empat tidur per hari (kg/bed/h)
- Satuan volume : Liter per orang per hari (l/m2 / h) atau liter per tempat tidur per
hari (kg/bed/h)
Perkiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang
merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem pengeolahan
per.sampah.
C. Gambaran Timbulan Sampah Nasional dan Internasional
https://bali.tribunnews.com/2015/05/13/wow-satu-hari-bali-hasilkan-10030-meter-kubik-sampah
Ttimbulan sampah yang dihasilkan oleh setiap orang per harinya dan biasanya
dinyatakan dalam kg sampah / orang / hari. Sampah yang berasal dari masyarakat
berpendapatan tinggi umumnya lebih baik mengandung kemasan dan material yang ringan,
sedikit abu dan sampah makanan. Demikian pula sebaliknya. Kadar air yang tinggi
dijumpai pada masyarakat yang berpendapatan rendah yang disebabkan oleh kandungan
air yang tinggi yang terdapat dalam sampah makanan
Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun dimasa mendatang
merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian sistem pengelolaan
persampahan prakiraan rerata timbulan sampah merupakan langkah awal yang biasa
dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan sampah biasanya dinyatakan
sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan sebagainya. Rata-rata
timbulan sampah tidak akan sama antara satu daerah dengan daerah lainnya, atau suatu
negara dengan negara lainnya. Informasi mengenai timbulan sampah yang diketahui akan
berguna untuk menganalisis hubungan antara elemen-elemen pengelolaan sampah antara
lain untuk (Damanhuri et al., 1989) :
1. Pemilihan peralatan
2. Perencanaan rute pengangkutan
3. Fasilitas untuk daur ulang
4. Luas dan jenis TPA
Tabel 1. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Asalnya (SNI 3242:2008)
Menurut SNI 19-3964-1995, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk
menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut:
Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat. Jika
digunakan satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus dicantumkan. Oleh
karna itu, lebih baik digunakan satuan berat karena ketelitiannya lebih tinggi dan tidak perlu
memerhatikan derajat pemadatan. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai :
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah
dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama
disebabkan oleh perbedaan antara lain:
Besarnya timbulan sampah berdasarkan sumbernya (SNI S 04-1993-03 & Pengkajian laju
timbulan sampah di Indonesia, 1989)
Beberapa study memberikan angka timbulan sampah kota di Indonesia berkisar antar
2-3 liter/orang/hari dengan densitas 200-300 kg/m³ dan komposisi sampah organik 70-80%.
Menurut SNI 19-3964-1994, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk
menghitung besaran sistem, dapat digunakaan angka timbulan sampah sebagai berikut :
Berikut ini adalah tabel timbulan sampah dari beberapa negara dan kota kota yang ada
di Indonesia :
Data mengenai timbulan sampah diperlukan untuk menentukan jumlah sampah yang harus
dikelola. Hal ini erat kaitannya dengan perencanaan sistem pengumpulan antara lain
menyangkut penentuan macam macam dan jumlah kendaraan yang dipilih, jumlah pekerja
yang dibutuhkan serta jumlah transpor depo yang diperlukan.
Timbul sampah yang dihasilkan tiap-tiap daerah berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan
jumlah penduduk, sosial ekonomi dan kegiatan yang berada pada suatu wilayah juga bervariasi.
Semakin banyak jumlah penduduk di suatu daerah, makin banyak pula produksi sampah yang
dihasilkan oleh daerah tersebut.
Tabel 1.1 Produksi dan Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut
Beberapa Kota Tahun 2006
Tahun 1978 produksi sampah yang dihasilkan dirumah-rumah tangga di jakarta rata –
rata 1,96 liter/orang/hari. Produksi sampah ini selalu bertambah pada masa-masa
mendatang. Di amerika serikat laju kenaikan sampah – sampah sebesar 1,4% pertahun. Di
indonesia laju kenaikan sampah diperkiran lebih besar dari 1,4% pertahun. Jumlah sampah
yang terdapat dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang
dihasilkan semakin banyak.
b. Sistem pengumpulan atau pembuangan yang dipakai
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan dengan truk.
c. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi
golongan tertentu.
d. Faktor geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai atau di
dataran rendah mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan oleh suatau wilayah
sesuai dengan kondisi geografisnya.
e. Faktor waktu
Faktor waktu dipengaruhi pada faktor harian, mingguan atau tahunan. Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu, sebagai contoh jumlah sampah pada
siang hari lebih benyak dari pada jumlah dipagi hari, atau jumlah sampah pada hari-
hari kerja berbeda dengan jumlah sampah pada saat libur.
f. Faktor sosial-ekonomi dan budaya
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi dan busaya masyarakat, semakin banyak
pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas sampahnya pun
semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak dapat membusuk.
Peningkatana kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan
pemabaharuan terhadap bangunan-bangunan, transportasipun bertambah dengan
konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
g. Musim
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air atau
penyarikan limbah.
h. Kebiasaan masyarakat
Kebiasaan masyarakat ini sebagai contoh seseorang suka mengkonsumsi satu jenis
makanan tertentu yang menggunakan kemasan akan meningkatkan jumlah sampah.
i. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
sampahnya.
j. Jenis sampah
Semakin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya.
Daftar Pustaka
Catur Puspawati, Fitri Andayani, Tugiyo. Buku Ajar “Penyehatan Tanah dan Pengelolaan
Sampah Padat (A)”. Poltekkes Jakarta II. 2012
Enri Damahuri, Tri Padmi. Diktat Kuliah TL-3104 “Pengelolaan Sampah”. Program Studi
Teknik Lingkungan akultas Teknik Sipil dan Lingkungan INSTITUT TEKNOLOGI
BANDUNG. 2010
http://digilib.unila.ac.id/12397/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/sifat-fisik-tanah
https://bali.tribunnews.com/2015/05/13/wow-satu-hari-bali-hasilkan-10030-meter-
kubik-sampah
https://dlh.bulelengkab.go.id/berita/timbulan-sampah-di-jalan-wr-supratman