Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reamja adalah suatu masa kehidupan individu dimana terjadi

eksplorasi psikologis untuk menentukan identitas diri (Desta, 2019). Pada

masa transisi dari masa anak-anak ke masa remahja individu mulai

mengembangkan ciri ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda

(Desta, 2019). Pada buku pediatric, umumnya seorang anak dikatakan

remaja apabila seorang anak telah mencapai usia 10-18 tahun untuk anak

perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki ( Herawati M & Temu B,

2014). Masa itu dinamakan masa pubertas.

Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual yakni suatu

periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan

seksual serta mampu melakukan proses reproduksi (Rudi Haryono, 2016).

Pubertas pada perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi untuk

pertama kalinya (Ratna Dewi, 2012).

Menstruasi adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim

(endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar

melalui vagina (Ratna Dewi, 2012). Menstruasi merupakan proses

pelepasan dinding rahim (endometrium) yang sertai dengan perdarahan

dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (Rudi

Haryono, 2016).

1
2

Remaja putri biasanya mengalami perubahan fisik lebih dahulu

dibanding remaja putra. Salah satunya ditandai dengan terjadinya

menstuasi pertama (menarche). Haid yang pertama atau menarche,

sebagaimana penjelasan sebelumnya, biasanya dimulai antara umur 10-16

tahun (Rudi Haryono, 2016). Menarche didefinisikan sebagai pertama

kalinya menstruasi, yaitu keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita

berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandun

pembuluh darah (Ratna Dewi, 2012).

Berdasarkan (WHO, 2017) umur remaja berkisar 10-19 tahun,

dengan rata-rata usia menarche 13 tahun. Secara nasional usia 13-14

tahun terjadi pada 37,5% anak remaja Indonesia dengan kejadian awal

kurang dari usia 9 tahun atau lebih lambat sampai usia 17 tahun.

Menurut Clonninger (1996) dalam buku Manajemen Emosi

(2012), Stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika

seseorang mendapatkan masalah atau tantangan yang belum mempunyai

jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap

sesuatu yang akan dilakukannya. Ketika individu tidak dapat

menyelesaikan atau mengatasi stress denga efektif maka stress tersebut

berpotensi untuk menyebabkan gangguan psikologis lainnya seperti post-

traumatic stress disorder (Triantoro & Nofrans, 2012).


3

Di Indonesia jumlah remaja sangat besar yaitu kurang lebih 48 juta

orang yang berusia 10-19 tahun. Menurut Badan Pusat statistic Jabar,

untuk di kabupaten Bogor didapatkan prevalensi remajanya 1.354.532

jiwa. Data demografi Badan Pusat Statistik Jawa Barat tahun 2019

sebanyak 4 juta merupakan remaja putri dengan usia 10-19 tahun.

Menurut hasil penelitian Mukhoiroin dan Milda Laila Taufik

(2015) didapatkan hasil dari 15 responden anak SMP di Jombang 12

diantaranya telah mengalami menarche (80%) dan 3 diantaranya belum

(20%). Dan didapakan pula bahwa (87%) dari responden tersebut kurang

memiliki pengetahuan tentang menarche dan mereka pernah mengalami

perasaan yang mengganggu seperti cemas, gelisah dan sebagainya. Dan

hasil penelitian Ai Kholifah (2015), hasil tungkat stress yang belum

menstruasi dari 35 responden paling banyak pada kategori ringan 19 siswi

(54,3%). Tingkat stress yang sudah menstruasi dari 15 responden, banyak

pada kategori normal 10 siswi (66,6%), untuk tingkat stress yang belum

menstruasi berat dan sangat berat tidak ada responden.

Peran perawat adalah sebagai konselor untuk mendampingi

remaja putri untuk siap menghadapi menstruasi pertama (menarche).

Sekolah bisa menjadi tempat dimana remaja putri mendapatkan informasi

tentang menarche melalui UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Berdasarkan data diatas peneliti berkeinginan untuk meneliti

tentang tingkat stress yang dialami remaja putri menghadapi menarche.


4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Tingkat Stres Yang

Dialami Remaja Putri Menjelang Menarche di SMP Negeri 2

Dramaga”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat kecemasan yang dialami remaja

putri menjelang menarche di SMP Negeri 2 Dramaga.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya gambaran karakteristik responden meliputi :

usia saat ini, remaja putri yang belum menarche, informasi,

dan sumber informasi di SMP Negeri 2 Dramaga.

b) Diketahuinya gambaran tingkat stress remaja putri

menjelang menarche di SMP Negeri 2 Dramaga.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan, pengalaman dan meningkatkan

pengetahuan tentang proses dan cara-cara peneltian deskriptif.

b. Menambah pengetahuan kepada penulis tentang tingkat stress

yang dialami remaja putri menghadapi menarche.


5

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan, acuaan, dan rujukan dalam pengembangan ilmu

keperawatan, serta berguna sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya yang akan dilakukan oleh pihak institusi

yang terkait khususnya dalam bidang Maternitas Keperawatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

informasi dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai