Anda di halaman 1dari 2

Teori Modernisasi Klasik

Sejarah

Teori Modernisasi lahir dalam bentuknya yang sekarang ini, paling tidak menurut tokoh-tokoh Amerika
Serikat (AS), sebagai produk sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah masa Perang Dunia II. Pertama,
munculnya amerika serikat sebagai kekuatan dominan (dominan dunia). Sekalipun Negara-negara barat
lainnya, seperti inggris ,perancis, dan jerman semakin melemah setelah Perang Dunia II, AS justru
menjadi “pemimpin” dunia sejak pelaksanaan Marshall Plan yang diperlukan untuk membangun kembali
Eropa Barat akibat Perang Dunia II. Pada tahun 1950-an secara praktis ASS mengambil peran sebagai
pengendali peraturan dunia.

Kedua, pada saat yang hampir bersamaan, terjadi perluasan gerakan komunis sedunia. Uni soviet
mampu memperluas pengaruh politiknya tidak saja sampai di Eropa Timur, tetapi juga sampai di Asia,
antara lain di China dan Korea. Ini secara tidak langsung mendorong AS untuk berusaha memperluas
pengaruh politiknya pada belahan dunia lain, selain Eropa Barat, sebagai salah satu upaya
pembendungan penyebaran ideology komunisme.

Ketiga, lahirnya Negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dn Amerika Latin, yang sebelumnya
merupakan daerah jajahan Negara-negara Eropa. Negara-negara baru ini secara serempak mecari
model-model pembangunan yang hendak digunakan sebagai contoh untuk membangun ekonominya
dan dalam usaha untuk mempercepat pencapaian kemerdekaan politiknya. Dalam situasi dunia seperti
ini wajar jika elit politik AS memberikan dorongan dan fasilitas bagi ilmuwan sosialnya untuk
mempelajari permasalahan dunia ketiga. Kebijaksanaan ini diperlukan sebagai langkah pendahuluan
untuk membantu membangun ekonomi dan kestabilan politik dunia ketiga dalam rangka menghindari
kemungkinan terpengaruh dan atau jatuhnya Negara yang baru merdeka tersebut ke pangkuan uni
soviet.

Jika pada masa sebelum perang dunia II, persoalan pembangunan Negara Dunia Ketiga hanya sedikit
sekali mendapat perhatian ilmuwan AS, namun keadaan yang sebaliknya terjadi setelah Perang Dunia II.
Dengan batuan melimpah dari pemerintah AS dan organisasi swasta, satu generasi baru ilmuwan politik,
ekonomi, dan para ahli sosiologi, psikologi, antropologi, serta ahli kependudukan menghasilkan karya-
karya disertasi dan monograf tentang Dunia Ketiga.satu aliran emikiran antar disiplin yang tergabung
dalam ajaran modernisasi sedang terbentuk pada tahun 1950-an tersebut. Karya kajian teori
modernisasi merupakan “industry yang tumbuh segar” sampai pertengahan 1960-an.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika karya kajian dari teori modernisasi dikategorikan sebgai satu aliran
pemikiran (a school of thought) tersendiri. Terlebih lagi, ditopang oleh kenyataan bahwa para peneliti
dan para penganut aliran pemikiran ini sepertinya telah membentuk satu energy besar gerakan social,
memiliki dana dan sumber daya sendiri yang kuat, yang mempunyai hubungan yang mempribadi bagi
para pendukungnya dan mampu menerbitkan jurnal ilmiah dan seri publikasi secara rutin serta
mempunyai tanggung jawab dan rasa misi bersama. Sebagai contoh misalnya, dewan peneliti ilmu-ilmu
social (the social science research council/SSRC), dengan fana yang lebih dari sekedar cukup, membiayai
komite kajian perbandingan politik (the committee on comparative politics) untuk dengan cepat
membentuk dan melaksanakan seminar dan penelitian, dan menerbitkan hasil kajiannya melalui badan
penerbitan universitas Princeton. Hasil program ini Nampak terlihat pada kajian tentang media
komunikasi, birokrasi, pendidikan, kebudayaan politik, parpol, dan krisis modernisasi Negara dunia
ketiga. Majalah dengan nama Economics Development and cultural Change yang merupakan jurnal
khusus untuk menerbitkan hasil kajian aliran pemikiran modernisasi juga diterbitkan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai