2 Skenario Kasus
Anak Anthonio, 4 tahun datang berobat kerumah sakit karena mengeluh pucat sejak 2 bulan yang lalu, ia
juga merasa mudah lelah, demam yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas . Berat badan dirasakan
menurun sejak 3 bulan terakhir. Sebelumnya ,ia dibawah orang tuanya berobat kepuskesmas tetapi tidak ada
perubahan. Pola makan dan minum baik . riwayat cacingan dan pucat sebelumnya disangkal. Riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Riwayat bepergian ke luar kota atau daerah endemis malaria
disangkal. Riwayat pendarahan tidak ada.
pemeriksaan fisik :BB 13 kg, TB 102 cm
keadaan umum : composmentis
tanda vital : TD:90/60 mmhg, Nadi 100x/m, regular, isi dan tegangan cukup ,RR :30x/menit,
temp:37,8° c
kepala : konjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik, napas cuping hidung (-)
leher :JVP (5-2) cmH2O
Thoraks : rektaksi (-), jantung :BJ 1 dan 2 normal, murmur (+),gallop (-),paru
dalam batas normal
abdomen : permukaan cembung , lemas, hati teraba 1 jari dibawah arcus costae
dan lien teraba schuffner 2, bising usus (+) normal tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dileher,axila dan ingunal
exstremitas :akral pucat, capillary refill time <3 detik
laboratorium :
- pemeriksaan darah rutin : hemoglobin 4,3 mg/dl, Ht:12,9 vol%, trombosit
:108.000,mm, leukosit 130.000/mm
- mcv 72 fl, mch 23 pg, mchc 26%
- Gambaran apus darah tepi
coomb tess (-)
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Anak Anthonio, 4 tahun datang berobat kerumah sakit karena mengeluh pucat sejak 2 bulan yang
lalu, ia juga merasa mudah lelah, demam yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas . Berat badan
dirasakan menurun sejak 3 bulan terakhir
2. Sebelumnya,ia dibawah orang tuanya berobat kepuskesmas tetapi tidak ada perubahan. Pola makan
dan minum baik .
3. Riwayat cacingan dan pucat sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
tidak ada. Riwayat bepergian ke luar kota atau daerah endemis malaria disangkal. Riwayat
pendarahan tidak ada.
4. Pemeriksaan fisik:
- BB 13 kg, TB 102 cm, keadaan umum : composmentis
- tanda vital : TD:90/60 mmhg, Nadi 100x/m, regular, isi dan tegangan cukup ,RR
:30x/menit, temp:37,8° c
- kepala : konjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik, napas cuping hidung (-)
- leher :JVP (5-2) cmH2O
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
- Thoraks : rektaksi (-), jantung :BJ 1 dan 2 normal, murmur (+),gallop (-),paru dalam
batas normal
- abdomen: permukaan cembung , lemas, hati teraba 1 jari dibawah arcus costae dan
lien teraba schuffner 2, bising usus (+) normal tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dileher,axila dan ingunal
- exstremitas :akral pucat, capillary refill time < 3 detik
5. Pemeriksaan Laboratorium:
- pemeriksaan darah rutin : hemoglobin 4,3 mg/dl, Ht:12,9 vol%, trombosit
:108.000,mm, leukosit 130.000/mm
- mcv 72 fl, mch 23 pg, mchc 26%
- Gambaran preparat apus darah tepi
- coomb tess (-)
Jawab:
penyebab pucat adalah pada saat seseorang mengalami anemia atau pada kondisi dimana
kadar hemoglobin dalam sel darah merah kurang dari normal(Hoffbrand,A.V,2016).
Insidensi LLA 1/60.000 orang per tahun dengan 75% pasien berusia kurang dari 15 tahun.
Insidensi puncak usia 3-5 tahun dan banyak ditemukan pada pria dibandingkan perempuan
dengan perbandingan 1,2-2:2
Sintesis:
1. Leukemia Myeloblastik terbagi lagi menjadi dua yaitu akut dan kronis
A) Leukemia Myeloblastik Akut
Di negara maju seperti Amerika Serikat lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85
%) daripada anak-anak (15%). Sesudah umur 30 tahun, insidensi LMA meningkat secara
eksponensial sejalan dengan bertambah umur.
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
B) Leukemia Myeloblastik Kronis
Sekitar 15% leukemia dan dapat terjadi pada semua umur (Hoffbrand. A.V, 2016)
2. Leukemia Limfoblastik terbagi menjadi dua yaitu akut dan kronis
A) Leukemia Limfoblastik Akut
Insidensi LLA 1/60.000 orang per tahun dengan 75% pasien berusia kurang dari 15
tahun. Insidensi puncak usia 3-5 tahun dan banyak ditemukan pada pria dibandingkan
perempuan.
c. Apa makna demam yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas dan ia merasa mudah lelah?
Jawab:
Maknanya adalah Demam Karena Neutropenia, sehingga menyebabkan infeksi dan ditandai
dengan demam, dimana salah satu dari gelaja Gejala kliniknya yaitu Anemia menimbulkan
gejala pucat dan lemah. Neutropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam, infeksi
rongga mulut, tenggorok, kulit, saluran nafas, dan sepsis sampai syok septic,Trombositopenia.
merasa Mudah lelah merupakan Pengaruh leukimia yang mungkin paling penting bagi tubuh
adalah penggunaan bahan metabolik yang berlebihan oleh sel kanker ang sedang tumbuh.
Jaringan leukemik memproduksi sel-sel baru dengan cepat sehingga timbul kebutuhan yang
banyak khususnya asam amino dan vitamin. Akibatnya energi pasien menjadi berkurang
sintesis:
Demam
Makna demam karena terjadi penekanan sel myeloblast yang nanti akan berdiferensiasi
menjadi promielosit, mielosit, metamielosit dan menjadi sel matur yaitu neutrofil. Neutrofil
merupakan sel pertama yang dikerahkan ke tempat bakteri masuk jika tubuh terinfeksi
mikroorganisme dan sel ini merupakan sel yang paling banyak jumlahnya didalam sirkulasi
setelah limfosit. Akibat dari penekanan myeloblastik sehingga maturasi neutrofil tertekan dan
kadar neutrofil menjadi rendah (neutropenia) yang menyebabkan tubuh mudah terinfeksi
mikroorganisme sehingga terjadi demam (Hoffbrand. A.V, 2016).
Mudah lelah
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
Makna mudah lelah karena pembentukan ertrosit pada sel myeloblast tertekan sehingga
produksi RBC menurun-> Hb menurun->pengangkutan oksigen ke jaringan menurun-> lelah.
Perhitungan IMT
BB : 13 kg.
TB : 102 cm
𝐵𝐵 13
IMT= 𝑇𝐵2= = 12,493
1,022
Sintesis:
Untuk memperkirakan berat badan anak, dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari
Behrman(1992) berikut ini:
1. Lahir =3,25 kg
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
2. 3-12 bulan = umur (bulan )+ 9 =
2
3. 1-6 tahun =umur (tahun)X 2+8 = 4 (tahun) X 2+ 8= 16 Kg
4. 6-12 tahun = umur(tahun)X7-5
2
f. Apa penyebab BB menurun?
Jawab:
Penyebab Berat badan menurun pada kasus ini dikarenakan adanya beberapa fator yang
mempengaruhi seperti inanisi yaitu kurangnya ketersediaan makanan, anoreksia yaitu
menekankan pentingnya peran mekanisme saraf pusat dalam patofisiologi anoreksia pada
penyakit-penyakit seperti kanker, saat keadaan-keadaan lain seperti nyeri dan mual, dapat juga
menyebabkan seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih sedikit, Kaheksia,
adalah suatu kelainan metabolisme disertai peningkatan pengeluaran energi yang menyebabkan
penurunan berat badan yang lebih banyak dari penurunan yang diakibatkan kurangnya asupan
makan (Guyton dan Hall, 2014).
Sintesis:
Beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan yaitu:
1. Inanisi, merupakan keadaan dengan penurunan berat badan yang ekstrem. Keadaan ini
disebabkan oleh kurangnya ketersediaan makanan atau oleh keadaan patofisiologis yang
sangat mengurangi nafsu makan, meliputi gangguan psikogenik, kelainan hipotalamus,
dan beberapa faktor yang dilepaskan dari perifer. Pada banyak keadaan, terutama pada
penyakit-penyakit yang serius seperti kanker, pengurangan nafsu makan dapat
disebabkan oleh peningkatan pengeluaran energi yang mengakibatkan penurunan berat
badan yang serius.
2. Anoreksia, dapat dinyatakan sebagai pengurangan asupan makanan yang terutama
disebabkan oleh hilangnya nafsu makan. Definisi ini menekankan pentingnya peran
mekanisme saraf pusat dalam patofisiologi anoreksia pada penyakit-penyakit seperti
kanker, saat keadaan-keadaan lain seperti nyeri dan mual, dapat juga menyebabkan
seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih sedikit. Anoreksia nervosa
adalah suatu keadaan psikis abnormal yang menyebabkan hilangnya nafsu makan dan
bahkan menjadi mual oleh makanann akibatnya terjadi inisiasi yang parah.
3. Kaheksia, adalah suatu kelainan metabolisme disertai peningkatan pengeluaran energi
yang menyebabkan penurunan berat badan yang lebih banyak dari penurunan yang
diakibatkan kurangnya asupan makan. Anoreksia dan kaheksia sering kali terjadi
bersamaan pada banyak jenis kanker atau pada sindrom penyusutan (wasting syndrome)
yang dijumpai pada pasien AIDS dan penyakit radang menahun. Hampir semua jenis
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
kanker menyebabkan anoreksia dan kaheksia, dan lebih dari setengah pasien-pasien
kanker mengalami sindrom anoreksia-kaheksia selama perjalanan penyakitnya. Faktor
perifer dan saraf sentral diyakini menimbulkan anoreksia-kaheksia yang terkait kanker.
Beberapa sitokin inflamasi, yang mencakup TNF-a, IL-6, IL-1β dan suatu faktor pemicu
proteolisis, telah terbukti dapat menyebabkan anoreksia dan kaheksia (Guyton dan Hall,
2014).
g. Apa hubungan BB menurun dengan keluhan yang diderita?
Jawab:
Pengaruh leukimia yang mungkin paling penting bagi tubuh adalah penggunaan bahan
metabolik yang berlebihan oleh sel kanker Yang sedang tumbuh. Jaringan leukemik
memproduksi sel-sel baru dengan cepat sehingga timbul kebutuhan yang banyak khususnya
asam amino dan vitamin. Akibatnya energi pasien menjadi berkurang.inilah sehingga lelah.
Penggunaan asam amino yang berlebihan menyebabkan jaringan protein tubuh menjadi
tidak normal. Jadi ketika jaringan leukemik tumbuh jaringan lain akan melemah, hal ini akan
menyebabkan kelaparan metabolik berkepanjangan.
2. Sebelumnya,ia dibawah orang tuanya berobat kepuskesmas tetapi tidak ada perubahan.
Pola makan dan minum baik
a. Apa makna tidak ada perubahan, setelah dibawah ke puskesmas ?
Jawab:
Kemungkinan yang dapat terjadi pada kasus ini yaitu :
1. Minimnya fasilitas puskesmas sehingga tidak dapat dilakukannya
pemeriksaan penunjang untuk membantu ketepatan diagnosis.
2. ketidak tepatan dokter puskesmas dalam mendiagnosis
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering digunakan adalah
pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna, dan pedoman yang paling akhir
diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang. Pengertian makanan triguna adalah bahwa
makanan atau diet sehari-hari harus mengandung:
1. karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
2. protein sebagai zat pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.(Dirjen
Binkesmas Depkes RI (1997))
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah
masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya
manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas
Depkes RI (1997) antara lain:
1. Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka ragam harus
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan bahkan serat makanan
dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing
kelompok( bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan
lansia).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat
diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta protein. Energi dibutuhkan
untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-
organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga.
Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat
sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan
memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan ini
sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktivitas
dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari. Karbohidrat kompleks
sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan sumber unsur gizi lain
seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari
kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan,
dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang
mempunyai(Depkes RI (1997)).
3. Riwayat cacingan dan pucat sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga tidak ada. Riwayat bepergian ke luar kota atau daerah endemis malaria disangkal.
Riwayat pendarahan tidak ada.
a. Apa makna riwayat cacingan dan pucat sebelumnya disangkal?
Jawab:
5. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah rutin : hemoglobin 4,3 mg/dl, Ht:12,9 Vol%, trombosit :108.000,mm3,
leukosit 130.000/mm3
- mcv 72 fl, mch 23 pg, mchc 26%
- Gambaran apus darah tepi
- Comb tes(-)
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
1. Hb, dan Ht
Faktor resiko (umur, kemungkinan genetik)-> mutasi somatik sel induk limfoid-> proliferasi
neoplastik -> peningkatan proliferasi sel muda (limfoblast) dalam sumsum tulang-> penekanan
eritrpoesis -> RBC, hb, dan ht turun (Hoffbrand. A.V, 2016).
2. Trombositopenia
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK
Faktor resiko (umur, kemungkinan genetik)-> mutasi somatik sel induk limfoid-> proliferasi
neoplastik -> peningkatan proliferasi sel muda (limfoblast) dalam sumsum tulang -> penekanan
trombopoesis -> trombositiopenia(Hoffbrand. A.V, 2016).
Jawab:
Komplikasi pada ALL biasanya disebabkan efek samping dari pemberian terapi. Efek samping
yang tidak dapat dihindari pada pengobatan ALL adalah mielosupresi dan imunosupresi akibat
kemoterapi. Kemoterapi yang ditujukan pada limfoblas leukemik juga mempengaruhi limfosit T dan
B normal, menimbulkan limfositopenia dan imunodefisiensi. Selain itu, Pneumonia Pneumocystic
carinii dapat timbul sementara pasien sedang dalam remisi, dan profilaksis trimetoprim-
sulfametoksazol efektif dalam mencegah penyulit ini. Infeksi virus seperti herpes simpleks dan
zoster, campak, dan sitomegalovirus sering terjadi. Pertumbuhan pada anak terganggu selama
pemberian kemoterapi. Sebagian besar obat kemoterapeutik dan iradiasi dapat menimbulkan
kemandulan. Penyulit lambat adalah gangguan SSP dan neuroendokrinologik yang dapat timbul
akibat iradiasi kranium, kanker sekunder dan leukemia mieloid yang dapat timbul setelah iradiasi
atau kemoterapi, dan gangguan jantung akibat obat toksik(Sudoyo,dkk,2009).
13. Bagaimana Prognosis pada kasus ini?
Jawab:
Dubia ad malam
Sintesis:
Berdasarkan faktor prognostik maka pasien dapat digolongkan kedalam kelompok risiko biasa dan
risiko tinggi. Para ahli telah melakukan dan membuktikan faktor prognostik itu ada hubungannya
dengan in vitro drug resistance. Faktor prognostik LLA, sbb:
1. jumlah leukosit awal, yaitu pada saat diagnosis ditegakkan, mungkin merupakan faktor prognosis
yang bermakna tinggi. Ditemukan adanya hubungan linier antara jumlah leukosit awal dan
Etiologi Penyebab leukemia masih belum diketahui, namun anak-anak dengan cacat genetik
(Trisomi 21, sindrom "Bloom's, anemia "Fanconi's clan ataksia telangiektasia) mempunyai lebih
tinggi untuk menderita leukemia clan kembar monozigot.Studi faktor lingkungan difokuskan pada
paparan in utero dan pasca natal. Moskow melakukan studi kasus kelola pada 204 pasien dengan
paparan paternal/maternal terhadap pestisida dan produk minyak bumi. Terdapat peningkatan risiko
Pasien dimasukkan kategori risiko tinggi (HR) bila jumlah leukosit darah tepi >50.000/ml,
ditemukan sel blast pada susunan saraf pusat, jumlah total blastsetelah 1 minggu diterapi lebih dari
1000/mm, ada masa di mediastinum, dan umur <1 tahun atau >10 tahun (Widiaskara, et al, 2010).
Pasien yang berusia antara 1dan 9 dengan awal WBC (White Blood Count) <50.000 / mm3 (Risiko
Standar), yang mencakup dua pertiga dari pasien pre-B LLA, memiliki angka ketahanan hidup 5
tahun sebanyak 80%. Para pasien yang tersisa (risiko tinggi) memiliki angka ketahanan hidup 4
tahun sebanyak 65%( Widiaskara,dkk,2010).
Infiltrasi organ
eritropoi tertekan terganggu trombop
esis oiesis
Hepatomegali
dan
splenomegali anemia Tromboitopenia